Share

Lebay

Author: Kanietha
last update Last Updated: 2022-12-15 15:17:36

Yasmen yang tengah rebahan itu, memaksakan diri bangkit dari sofa, ketika Byakka sudah mengulurkan tangan padanya. Rasa malas untuk pergi ke kantor semakin menyergap, setelah berbicara dengan Pras. Tidak ada yang bisa dilakukan, kecuali menjalani hari-hari ke depan sampai masa tiga bulan itu selesai.

“Ayo, Yas,” bujuk Byakta menarik tangan Yasmen dengan perlahan. Mereka akan kembali berangkat ke Casteel High bersama-sama, untuk menjalin chemistry agar hubungan keduanya semakin akrab.

“Tapi ini masih pagi banget, Maaas.” Yasmen yang baru saja duduk, langsung melarikan matanya untuk melihat jam dinding. Masih pukul enam lewat lima menit, tapi Byakta sudah tidak sabaran mengajaknya keluar.

Sejak bangun tidur subuh tadi, Byakta memang sudah meminta Yasmen untuk mandi dan langsung mengenakan pakaian kerja setelahnya. Byakta mengatakan, pagi ini akan mengajak Yasmen sarapan di luar sembari melihat sesuatu.

“Kita mau sarapan di luar, sekalian—”

“Iya taauuu.” Yasmen merasa genggaman Byakta di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
udah mulai bucin nih
goodnovel comment avatar
Ziza Ziz S
wahhh..bucin akut nihhhh
goodnovel comment avatar
Fitri Handayani
co cweaaat amat
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Imperfect Love   Hunny

    “Ini, kan, sudah separuh jadi?”Yasmen mendongak, melihat bangunan dua lantai yang masih belum selesai dibangun. Banyak bata, pasir, semen dan berbagai material bangunan yang masih berserakan di luar, dan di dalamnya.“Tapi kemaren, kok, masih lihat-lihat desain di hape?” tambah Yasmen merasa sedikit bingung. “Kalau sudah ada dua lantai begini, kan, nggak perlu desain lagi.”“Desain kemarin, buat tanah yang satu lagi,” papar Byakta mulai membiasakan terbuka pada Yasmen. “Kalau fix, bulan depan aku mulai juga pembangunannya. Makanya, aku nggak bisa cepat lunasin utang bulan madu kita, sama … aku nggak bisa manjain kamu dengan barang-barang branded.”“Jadi mau bangun dua kosan, gitu?”Byakta mengangguk. “Buat passive income, biar kita punya pemasukan lain, selain dari Casteel High.”Tadinya, semua yang dilakukan Byakta saat ini adalah untuk bisa menyamakan pendapatannya dengan Mai. Namun, semakin berjalannya waktu ternyata nominal yang dihasilkan wanita pujaannya terus saja menanjak jau

    Last Updated : 2022-12-16
  • Imperfect Love   Konsultasi Dulu

    Sudah beberapa hari ini, Yasmen selalu was-was ketika pergi ke kantor bersama Byakta. Ia khawatir, Endy kembali mengiriminya sesuatu dan tahu-tahu sudah berada di atas meja kerja Yasmen. Namun, ternyata itu semua hanya menjadi kecemasan Yasmen belaka. Endy sudah tidak lagi mengirimkan sesuatu, bahkan pria itu sudah tidak menghubungi Yasmen sama sekali.Sepertinya, telepon dari Yasmen terakhir kali, cukup membuat Endy sadar diri.Ya! Sepertinya, begitu.Akan tetapi, dugaan Yasmen ternyata salah. Setelah seminggu lebih tidak mendengar kabar apapun dari Endy, hari itu akhirnya datang juga. Ketika pintu lift di lantai lobi terbuka, Yasmen melihat Endy segera menyematkan senyum lebar padanya.“Ah! Princess! Long time no see!” seru Endy seraya keluar dari bilik lift. “Aku baru dari atas, meeting buat persiapan,” terangnya tanpa diminta lalu berhenti di samping Yasmen. “Apa kabar?” Endy mengulurkan tangan pada gadis itu dengan ramah.“Baik.” Mencoba profesional, Yasmen segera menyambut ulura

    Last Updated : 2022-12-20
  • Imperfect Love   Berdiri Aja

    “Kenapa nggak jadi ke dokter?”Menghadapi mood Yasmen yang naik turun di saat-saat seperti ini, sungguh membuat Byakta harus memiliki stok sabar yang berlebih. Setelah puas menangis di ruangan Bira siang tadi, dengan terpaksa Byakta membiarkan istrinya itu pulang ke rumah karena kondisi Yasmen tidak memungkinkan untuk bekerja.Teringat Yasmen menginginkan pergi ke dokter kandungan, maka Byakta sengaja pulang cepat agar tidak terkena macet nantinya. Namun, ketika ia sudah sampai di rumah, Yasmen mendadak berubah pikiran.“Kata mami entar aja,” jawab Yasmen masih menyimpan kesedihan mendalam, karena gagal memiliki bayi di awal bulan pernikahannya. “Tunggu selesai, jadi nanti sekalian USG trans … trans apa tadi, ya, mami bilang. Pokoknya, USG nanti di masukin ke situ.” Telunjuk Yasmen mengarah pada bagian inti tubuhnya, sambil menatap Byakta. Tidak ada rasa sungkan, maupun segan ketika ia mengatakan semua hal pada Byakta. “Biar nggak bolak balik ke dokter kata mami.”Byakta memalingkan w

    Last Updated : 2022-12-21
  • Imperfect Love   Besok Pagi Aja

    “Sudah jam sembilan,” ujar Byakta mengingatkan. Semua yang diminta Yasmen malam ini sudah dipenuhi oleh Byakta. Untuk itu, ia hanya ingin segera pulang, dan mengistirahatkan tubuhnya. “Semua sudah dibeli, dan kita juga sudah makan bakso. Jadi, sekarang waktunya pulang.”“Iya.” Yasmen mendengkus sambil memakai sabuk pengamannya. “Kalau ngomong sama istri itu yang mesra! Padahal udah dikasih jatah sebelum pergi. Tapi tetep aja habis itu balik ke settingan awal.”“Settingan awal?” Byakta melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.“He’em,” angguk Yasmen. “Nggak ada romantis-romantisnya sama sekali. Coba gitu, ya, entar sekali-kali nggak aku kasih apa-apa kalau lagi pengen kayak tadi. Biar tahu gimana rasanya.”“Hem, nanti dicoba aja.”Yasmen berdecak. “Hem! Awas, ya! Awas aja kalau nanti dempet-dempet terus minta macem-macem. Nggak bakal aku ladenin!”“Yakin?” Byakta hampir saja melepas tawa, tapi dengan segera ia urungkan. “Kalau kita nggak macam-macam, kamu nggak bakal bisa hamil, Hun.

    Last Updated : 2022-12-22
  • Imperfect Love   Mood Yasmen

    “Ayo makan!” ajak Yasmen hanya memasukkan kepalanya saja ke dalam ruang kerja Byakta. Jam makan siang sudah lewat lima menit, tapi Byakta tidak kunjung keluar dari ruangannya. Karena itu, Yasmen berinisiatif mengetuk pintu ruangan pria itu dan mengajaknya makan siang.“Sebentar.” Byakta merapikan berkas yang berserakan di mejanya, lalu menumpuknya jadi satu. Setelah selesai, ia segera beranjak menghampiri Yasmen dan keluar makan siang bersama. “Mau makan di luar?”“Kantin aja.” Semakin ke sini, Yasmen mulai berusaha profesional. Ketika berada di kantor, ia tidak lagi menggandeng Byakta seperti sebelumnya. Mereka hanya berjalan bersisian, seperti rekan kerja pada umumnya. “Lagi malas jalan jauh, haidku banyak banget.”“Outbound besok, berarti belum selesai?”“Ya, belum.” Padahal, Yasmen sudah membayangkan akhir minggu yang panas bersama Byakta. Namun, karena Yasmen kurang teliti dalam menghitung jadwal tamu bulanannya, maka pupuslah sudah semua bayangan indah yang ada di kepala. “Aku j

    Last Updated : 2022-12-25
  • Imperfect Love   Membujuk Yasmen

    “Bee!” Yasmen menggedor pintu kamar mandi berulang-ulang karena kesal akan sesuatu. Bisa-bisanya ia tidak mengecek semua hal terlebih dahulu dan terlambat menyadari hingga beberapa saat yang lalu. Harusnya, Yasmen mengecek segala sesuatu ketika masih berada di rumah, bukan saat sudah berada di hotel seperti sekarang. “Bee! Buka pintunya.” Setelah menyadari sesuatu, akhirnya Yasmen memutar handle pintu kamar mandi yang ternyata tidak terkunci. Di dalam sana, Byakta terlihat baru saja membilas tubuhnya yang penuh dengan busa. Sayang, seribu kali sayang, Yasmen masih tidak bisa bergabung dengan sang suami karena tamu bulanannya belum juga selesai. Byakta menoleh, sambil mengusap wajahnya berkali-kali karena kucuran air bercampur busa yang berasal dari kepalanya. “Aku, kan, kemarin bilang, ukuran kaosku S,” ujar Yasmen sambil meninggikan intonasi bicaranya. Tangannya sudah terjulur, menunjukkan sebuah kaos berwarna biru dongker pada Byakta. “Kenapa yang ada di koper justru ukuran XL?

    Last Updated : 2022-12-28
  • Imperfect Love   Langsung Pulang

    “Morning Princess!”Sebuah seruan itu membuat Yasmen menoleh, dan terkejut ketika Endy tahu-tahu sudah berdiri di sebelahnya. “Morning, Mas Endy.”“Kamu nggak kebagian baju?” tanya Endy masih berdiri di samping Yasmen sambil menggenggam pergelangan tangan kirinya di depan perut.Yasmen yang tengah memastikan absensi para peserta, lalu menunduk untuk melihat penampilannya sendiri. Celana jeans, dengan kaos oversize yang ujungnya bagian depan telah ia masukkan ke dalam celana. Sementara bagian belakang, sengaja Yasmen biarkan menjuntai menutup bokong agar lebih terlihat fashionable.“Nggak bagus, ya, Mas?” Mendadak, Yasmen tidak percaya diri dengan penampilannya saat ini.“Pertanyaanku bukan itu,” kata Endy lalu memutar tubuh untuk melihat penampilan Yasmen, dari ujung rambut hingga kaki. “Apa kamu nggak kebagian baju ukuranmu? Aku bisa tanyakan ke stafku, apa masih ada sisa baju ukuran … kamu pake ukuran S, kan?” tanyanya memastikan.Yasmen mengangguk sangat pelan. Mengapa Endy bisa me

    Last Updated : 2023-01-02
  • Imperfect Love   Capek

    Sepanjang perjalanan pulang, Yasmen hanya diam dan tidak melontarkan satu patah kata pun. Bayangan outbound yang dipenuhi dengan keceriaan, ternyata hanya membuat perasaannya muram sepanjang acara. Yasmen hanya memasang senyum palsu, karena sikap Byakta yang sungguh tidak bisa mengerti akan dirinya.Karena itu pula, kalimat yang sempat dilontarkan Endy selalu saja terngiang di kepala.“Buat apa nikah, kalau akhirnya nggak bahagia. Ini itu dilarang, dan jadi nggak bebas.”“Tanya sama dirimu sendiri, apa kamu benar-benar bahagia setelah nikah sama Byakta? Atau, cuma terpaksa bahagia?”Kembali mengingat perbincangannya dengan Endy, lidah Yasmen tanpa sadar mengeluarkan decakan kecil.Hal tersebut, seketika membuat Byakta menoleh dan bertanya, “Masih marah?”“Menurut Mas Bee?” Yasmen kembali berdecak, lalu memalingkan wajah. Sejak menikah, mengapa semakin banyak peraturan yang seolah mengikat Yasmen. Bahkan, orangtuanya saja tidak pernah memberi peraturan yang terasa mengikat seperti seka

    Last Updated : 2023-01-03

Latest chapter

  • Imperfect Love   Give Away ~~

    Haluu Mba beb tersaiank … Saia langsung aja umumin daftar penerima koin GN untuk lima top fans pemberi gems terbanyak Imperfect Love : ArPi Kim : 1.000 koin GN + pulsa 200rb Mulya Purnama : 750 koin GN + pulsa 150 rb Elin land : 500 koin GN + pulsa 100 rb Miss Ziza Ziza S : 350 koin GN + pulsa 50 rb Ziza Ziz S : 200 koin Gn + pulsa 25 rb Untuk nama yang saia tulis di atas, bisa klaim koin GN dengan screenshoot ID dan kirim melalui DM Igeeh @kanietha_ . Jangan lupa follow saia duluuuh .... Saia tunggu konfirmasi sampai hari Minggu, 2 April 2023, ya, jadi, saia bisa setor datanya hari Senin ke pihak GN. Daaan, kiss banyak-banyak atas dukungan, juga atensinya untuk Bee and Hunny ~~ Kita ketemu lagi di GN, Insya Allah habis lebaran yaaa .... Kissseeess …..

  • Imperfect Love   Bon~Bira 5

    Apa ini? Asisten nyonya besar keluarga Sagara tiba-tiba menelepon dan meminta Arista datang ke kediaman atasannya. Bukan di rumah jabatan yang ditempati saat ini, tetapi di rumah pribadi kediaman Sagara. Bahkan, Arista dijemput langsung oleh salah satu sopir keluarga tersebut. Arista seperti di sidang. Duduk seorang diri dan menghadapi empat orang yang mentapnya dalam diam. “Maaf, Bu Aida.” Daripada hanya didiamkan, Arista akhirnya membuka mulut. “Kenapa saya dipanggil ke sini? Apa ada masalah, atau butuh bantuan saya?” Tatapan Arista tertuju sekilas pada Bira yang duduk paling ujung, di samping Pras. Jangan-jangan, pertemuan kali ini adalah buntut dari pembicaraan Arista dan Bira malam itu. Jangan-jangan, semua ucapan yang dikatakan Bira saat itu bukan hanya gurauan belaka. Jangan-jangan … Semakin dipikirkan, Aristas semakin sakit kepala karena takut menebak-nebak jawabannya. “Saya minta maaf kalau harus minta kamu datang mendadak seperti sekarang.” Aida berujar dengan sikap ang

  • Imperfect Love   Bon~Bira 4

    Arista mengerjap dengan mulut yang terbuka. Berdiri mematung pada celah pintu mobil yang sudah dibuka Vincent sebelumnya. Mendengar perkataan Bira dan wajah serius pria itu, Arista jadi tidak bisa mengeluarkan kata-kata. “Becanda, Ris.” Bira spontan tertawa saat melihat Arista membeku dengan wajah tegang. Wanita itu mungkin syok akibat mendengar ucapan Bira barusan. “Buruan masuk, aku sudah lapar.” “Ahh …” Mulut Arista ikut melempar tawa, garing. Ia mengangguk, kemudian masuk ke dalam mobil dan menggeser bokongnya ke sisi pintu yang lain, karena Bira jelas akan duduk di sebelahnya. “Jangan terlalu tegang,” kata Bira setelah menutup pintu. “Kerja sama aku memang harus serius, tapi santai aja.” “Iya, Mas.” Arista kembali tertawa, terkesan dipaksakan. “Lagian, masa’ buaya dipercaya.” Bira tertawa. “Eh, tapi aku serius masalah yang tadi. Aku memang lagi nyari istri, soalnya lagi pusing disuruh nikah terus sama nyonya besar.” Arista berdecak. “Cewek-cewek di Casteel High, kan, banyak

  • Imperfect Love   Bon~Bira 3

    “Kenapa belum pulang?” Bira menatap layar komputer yang dipandang Arista. Wanita itu memandang situs web yang berisikan berbagai video, yang bisa diunggah oleh penggunanya di berbagai belahan dunia manapun asal memiliki akses internet.“Hujan deras, Mas,” kata Arista sembari mengangkat wajah, menatap Bira yang berdiri di sampingnya. Dari pria itu datang ke kantor di pagi hari, sampai pulang di sore hari, atau malam sekali pun ketika mereka lembur, wangi parfum Bira tetap setia menempel di tubuh pria itu. Intensitas wanginya tidak berubah sedikit pun. “Saya nggak bawa jas hujan.”“Terus kenapa belum pulang?” ulang Bira kembali mempertanyakan hal yang sama. “Kita nggak lembur, dan kamu sebenarnya bisa pulang duluan.”“Hujan deras, Mas.” Arista juga mengulang jawaban yang sama, dan mulai menahan kekesalannya.“Aku tahu sekarang hujan deras, tapi kenapa kamu belum pulang?” tanya Bira sekali lagi. “Pesan taksi, kek! Gajimu di sini lebih besar dari Firma Sagara, masa’ bayar taksi buat pulan

  • Imperfect Love   Bon~Bira 2

    Pagi itu, Bira berhenti di depan meja sekretarisnya sebelum memasuki ruang kerja. Perangkat komputer di meja Arista tampak belum menyala, pun dengan kursi kerja yang masih rapi menempel rapat dengan sisi meja.Bira mengeluarkan ponsel. Melihat notifikasi yang masuk di dalamnya. Tidak ada nama Arista di sana. Itu berarti, wanita itu tidak memberi info sama sekali tentang ketidakhadirannya, atau mungkin keterlambatannya. Kalau begitu, biarlah Bira menunggu kabar dari wanita itu sembari melakukan pekerjaannya.Saat Bira baru membuka pintu, hawa sejuk pendingin udara langsung menerpa wajahnya dengan suhu seperti biasa. Itu artinya, sudah ada seseorang yang menyalakan pendingin ruangannya lebih dulu, dan itu pasti Arista.“Mas Bira!”Bira terkejut mendengar seruan yang dilontarkan dengan nada kesal padanya. Namun, entah mengapa seruan tersebut juga terdengar sedikit manja. Sedikit mengusik indra pendengarannya.“Arista? Kamu kenapa?”“Mas Bira pasti tahu kalau pak Lex sudah nikah sama bu

  • Imperfect Love   Bon~Bira 1

    Bira berhenti melangkah di depan meja sekretaris barunya. Ia bersedekap, lalu menghela saat melihat paras manis itu memanyunkan bibirnya.“Pagi, Mas Bira.” Arista tidak mengerti, mengapa ia harus dipindahkan dari Firma Sagara ke Casteel High seperti sekarang. Sejak awal menginjakkan kaki di dunia kerja, Arista sudah berada di firma hukum tersebut dan semua karyawan yang ada di sana sudah seperti keluarga baginya.Namun, perintah tiba-tiba dari Pras membuatnya tidak bisa mengajukan protes. Memangnya, karyawan mana yang berani membantah titah seorang Pras? Arista mungkin masih bisa bernegosiasi bila Lex yang memberinya perintah. Akan tetapi, sayangnya orang tersebut adalah Pras.Pria arogan yang selalu saja bertindak sesuka hati.“Pagi.” Bira berdecak, karena Pras benar-benar mengganti sekretaris lamanya dengan Arista. Apapun alasan yang ada di balik itu, Bira harus tetap menutup mulut dan tidak boleh membocorkannya pada siapapun. Jika Arista bertanya, maka Bira cukup mengatakan semua i

  • Imperfect Love   Bulan Madu yang Tertunda

    “Rajaaa.” Hari masih terbilang masih pagi, tapi Yasmen mulai mengeluarkan “tanduknya” karena baru saja menginjak sebuah lego yang membuat telapak kakinya nyeri seketika. Padahal, Yasmen sudah berulang kali memberitahu putranya, agar selalu membereskan semua mainannya ketika sudah selesai bermain. Namun, berapa kali pun Yasmen berujar dan memberi perintah, hasilnya tetap saja sama. Setelah bermain, bocah yang sudah berusia lima tahun itu, langsung meninggalkan semua mainannya begitu saja. Alhasil, Susilah yang akan membersihkan semuanya seperti biasa dan Yasmen hanya bisa mengelus dada. Anehnya, Raja akan selalu bersikap patuh bila sudah berada di rumah Pras. Mana berani bocah itu menghambur mainannya yang ada di sana. Seusai bermain, Raja akan selalu membereskan semua barangnya pada tempatnya, walaupun dalam keadaan yang tidak sempurna. Ternyata, merawat dan mendidik anak tidak semudah bayangan Yasmen. Keinginan untuk memiliki banyak anak pun Yasmen urungkan seketika, karena itu sem

  • Imperfect Love   Biarin

    Ternyata, semua tidak seperti yang ada di bayangan Yasmen. Setelah sebulan tinggal di rumah Bira, akhirnya Yasmen mengerti bagaimana perasaan Byakta. Mungkin hampir sama seperti yang dirasakan Yasmen saat ini, ketika memutuskan tinggal di rumah Mario.Bukan … kedua mertua Yasmen bukanlah sosok mertua kebanyakan, yang ada di sinetron maupun novel-novel online yang bertebaran di jagat maya. Justru sebaliknya. Mario dan Miskah bahkan terlalu baik, hingga membuat Yasmen semakin merasa tidak nyaman berada di rumah tersebut. Ditambah, tidak adanya asisten rumah tangga di rumah Mario, membuat Yasmen yang terbiasa memerintah jadi semakin segan berada di rumah mertuanya.Tidak mungkin, kan, Yasmen menyuruh mertuanya untuk membuatkannya ini dan itu? Belum lagi, Yasmen mau tidak mau harus tahu menempatkan diri. Ia harus berusaha bangun lebih pagi, walaupun, semalam hanya tidur beberapa jam karena putranya yang terus meminta ASI. Dan masih banyak hal lain yang membuat Yasmen semakin tidak enak ha

  • Imperfect Love   Siapa Namanya

    Akhirnya, Yasmen bisa pulang dari rumah sakit dan langsung menuju ke rumah orang tuanya. Yasmen sudah menetapkan hati, untuk tidak menambah anak lagi. Ditambah dengan proses menyusui yang penuh dengan drama, semakin membuat Yasmen enggan untuk hamil, dan melahirkan di masa mendatang. “Apa itu, Bu?” Yasmen melihat Susi membawa sebuah nampan ketika memasuki kamarnya. “Sayur bening, tapi pake daun katuk,” jawab Susi meletakkan satu mangkok sayur di nakas. Setelahnya, ada sebuah piring yang sudah berisi nasi dan ayam goreng bagian dada dengan potongan besar di atasnya. Susi juga meletakkan segelas air putih, dan segelas susu. “Di suruh makan sama ibu. Pelan-pelan aja, yang penting dihabisin.” “Tapi aku sudah makan tadi di rumah sakit, Bu.” Yasmen melihat boks bayi yang letaknya tidak sampai satu meter dari tempat tidurnya. “Mbak Yasmen sekarang menyusui, jadi makannya harus banyak dan bergizi biar ASInya juga lancar,” terang Susi kemudian bergeser ke samping boks bayi untuk melihat bay

DMCA.com Protection Status