Share

Bab 189: Cincin

Bab 189: Cincin

**

Hari-hari datang silih berganti, waktu demi waktu pun berlalu. Siang dan malam jalin menjalin menjadi minggu. Sulam menyulam menjadi bulan.

Hingga tanpa terasa telah beberapa kali wajah purnama berlabuh di langit merah kota Bandar Baru, dan selalu hinggap di sebuah menara berkubah yang menjadi saksi bagi mereka yang menitipkan cinta.

Di antara kehadiran bulan purnama itu, aku merenung di dalam kamarku sembari mengingat kata-kata Johan;

“Bagaimana kalau kamu menikah saja dulu? Nanti, kalau kamu sudah punya istri, kamu pasti akan mendapat banyak inspirasi.”

Aku kemudian bangkit untuk menuju lemari. Mengambil kotak kecil milikku yang pernah ditemukan Johan waktu membersihkan kamarku.

Kotak kecil berlapis beludru berwarna merah marun berisi cincin emas putih dengan batu kecubung es nan bening.

Ini adalah cincin mahar milik Ibu. Saksi monumental ikatan cinta antara Baihaqi ayahku dan Wartini ibuku.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status