“Tidak, apakah Dara melihat kita Nur?” tanya Celo ketika Nur berhenti di depan ruangannya.
Nur mengangguk. Dia menggaruk dahinya.
“Terus bagaimana ini Nur?” tanya Celo dengan wajah panik.
“Aku enggak tahu Cel.”
“Kamu kejar dia. Kamu minta maaf sama Dara. Kamu jelaskan semuanya, semoga dia bisa mengerti. Kamu tahu kan aku mencintaimu?”
Nur mengangguk.
Nur menatap wajah Celo. Nur mencari sesuatu di wajah tersebut. Namun yang tampak bagi Nur adalah sebuah wajah ketulusan dan kesungguhan.
Nur mengangguk. Nur memegang tangan Celo, mengecup kening Celo, lalu berkata, “Terima kasih ya Sweetheart.”
Celo mengangguk dan tersenyum.
“Aku juga mencintaimu” bisik Nur di telinga Celo lembut.
Nur lalu melangkahkan kakinya menuju tangga. Dia pikir, Dara pasti sudah keluar bengkel dan mungkin saja masih menunggu taksi. Namun, ketika dia sudah berada di
Nur bertanya pada hatinya, siapa yang lebih dia cintai, Dara atau Celo. Dara adalah perempuan yang mau menerima dia apa adanya, menemaninya di saat dia sedang susah sampai sekarang. Tapi Dara ada kemungkinan berselingkuh dengan Ben. Meski Dara menyangkalnya, Nur belum percaya seratus persen.Nur juga mencintai Celo. Celo datang terakhir, disaat dia sudah bersama Dara. Bukan berarti kalau dia bertemu dengan Celo terlebih dulu, Nur bisa saja memilih Celo menjadi pendamping hidupnya. Celo juga menjadi sumber dari semua kemakmurannya hari ini. Bisa saja ketika dia melepaskan Celo, semua kemakmuran ini juga akan ikut hilang. Terlebih lagi dengan perawatan Wahid, hal yang paling membuat Nur berat untuk melepaskan Celo.Apa jadinya dengan Wahid begitu dia memutuskan untuk berhenti berhubungan dengan Celo sekaligus mundur dari bengkel? Tentu saja Celo tidak akan mau memberikan semua bantuan ini dengan cuma-cuma. Hanya inilah akibat dari meninggalkan Celo.“Entahla
Malu, hanya satu kata itu yang bisa melukiskan perasaan Anwar sekarang. Karena terlalu malunya, Anwar tidak keluar dari ruang gimnastiknya. Selama hampir satu jam, dia memukuli samsak itu untuk melampiaskan emosi dan rasa malunya.“Dasar tukang pelet! Berani-beraninya dia memecatku.”Dianggapnya samsak itu adalah Celo, si tukang pelet. Dia pukuli dan tendang samsak itu. Dia tumpahkan semua emosinya.“Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus menuntut balas terhadap semua perlakuan yang membuatku malu ini. Si tukang pelet itu beserta gundiknya harus mendapatkan balasan yang setimpal.” Kata Anwar pada dirinya sendiri saat dia berhenti sebentar memukuli samsak itu karena kehabisan nafas. “Bagaimana si tukang pelet itu tahu kalau aku mendompleng penggelapan uang Gun, orang bodoh kepala gudang itu? Hanya aku dan Toni yang tahu soal itu. Dan enggak mungkin Toni. Dia terlalu setia sama aku. Enggak mungkin Toni melapor pada si tukan
Semua sudah siap. Anwar melihat jam tangannya, jam dua siang. Hatinya senang bukan kepalang. Kalau urusan ini lancar dan sukses, malam nanti dialah yang menjadi pemilik sah bengkel besar itu. Dia berhasil menyingkirkan semuanya.Toni memang bisa diandalkan untuk hal semacam ini. Toni memang menjadi bawahannya di bengkel tapi kesetiaan kepadanya melebihi seekor anjing pada tuannya. Toni ini merupakan anak dari tetangganya di daerah sana. Namun, dia berhasil menguasai Toni ini karena dialah yang berjasa memasukkan Toni untuk bekerja di bengkel. Oleh sebab itu, kesetiaan Toni hanya ada padanya.Sesuai ide Toni juga bahwa lebih baik menggunakan tiga mobil. Dua mobil berada di rumah sakit internasional. Satu mobil bertugas mengambil dan memasukkan paksa anak istri si tukang pelet, sedangkan yang satunya bertugas mengalihkan perhatian. Toni dan satu orang lagi membawa satu mobil yang lain bertugas untuk mengambil paksa si tukang pelet. Toni juga menyarankan untuk menutup waj
Gadis kecil itu berdiri di tengah halaman yang luas. Sejauh mata gadis itu memandang, hanya tumpukan putih salju tebal di atas tanah. Tidak ada rumah lain selain rumah yang berada di belakangnya, rumah Dad. Demikian pula di sekeliling gadis itu, badai salju yang turun sangatlah ekstrim. Bajunya yang tipis dan transparan tidak membuatnya surut untuk tetap berdiri di tempatnya dengan sikap sempurna.Gadis kecil itu sadar, ada sepasang mata yang mengawasi dirinya melalui jendela besar di belakangnya. Jangankan untuk menggigil kedinginan, bergerak sedikit saja bisa mengakibatkan hukuman yang lebih kejam daripada ini. Oleh sebab itu, dia harus kuat. Wajahnya kaku dan serius, terlalu kaku dan serius untuk gadis berusia tujuh tahun seperti dirinya.Hukuman seperti ini sudah menjadi santapan sehari-hari baginya. Ini juga bukan pertama kalinya dia dihukum dengan cara seperti ini. Ini adalah hukuman paling ringan. Biasanya hukuman seperti ini akan berlangsung selama min
Di ulang tahun perempuan remaja itu yang ke lima belas, Dad menghadiahi seorang pengawal. Seorang pengawal laki laki dengan tubuh sebesar dan setinggi Dad. Dad bilang bahwa perempuan remaja itu perlu diawasi agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Pengawal itu harus selalu mengikuti kemanapun si perempuan remaja itu pergi. Dad membayar pengawal itu untuk bekerja selama dua puluh empat jam sehari tujuh hari seminggu.Sesaat perempuan remaja itu melihat kepada si pengawal, ini semua hanya akal-akalan Dad. Pengawal ini hanyalah kepanjangan tangan dari Dad. Pengawal ini hanyalah bentuk baru dari penjara yang selama ini mengungkungnya. Dari pengawal ini, semua gerak-geriknya akan semakin terpantau dan Dad akan tahu semua tingkah lakunya.Perempuan remaja itu hanya pasrah menerima hadiah dari Dad. Dengan cepat perempuan remaja itu memeluk Dad dan mengucapkan terima kasih dengan berurai a
Nuraga memacu motornya dengan cepat ke rumah Celo. Dia khawatir dengan nasib anak isrinya dan juga penasaran apa yang dimaksud Celo dengan kata-katanya di telefon tadi.“Bagaimana bisa Celo tahu tentang Wahid dan Dara disaat aku saja tidak tahu dimana mereka berdua?”“Apakah mungkin Celo berbuat yang tidak-tidak dan di luar nalar?”“Apa yang telah dilakukan Celo terhadap Wahid dan Dara?”“Tidak, Celo tidak mungkin berbuat yang tidak-tidak terhadap Wahid dan Dara. Celo bukan orang yang kejam. Celo bukan orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan yang dia mau.”“Kata Dara, Celo menunjukkan kedekatan yang luar biasa terhadap Wahid selama ini.”“Celo tidak ungkin berbuat kejam pada Wahid dan Dara.”Deggg…Jantung Nur berdegup kencang. Nur menyadari sesuatu.Ingatan Nur melayang pada si kurus yang dihajar Celo sampai babak belur se
“Kalau aku tidak bisa memilikimu Nur, maka Dara dan Wahid pun tidak.” kata Celo menyeringai.Nur merasakan kengerian. Dengan cepat dia bangkit sambil mengelus pipi kanannya. Sakit.Celo memainkan pisaunya, melemparkannya ke tangan kanan dan kiri bergantian. Seolah-olah Nur adalah binatang buruan yang terperangkap dan pasti mati.“Aku mencintaimu Nur. Aku ingin memilikimu sepenuhnya. Aku tidak ingin berbagi dengan Dara ataupun Wahid.”“Tunggu dulu, aku tidak mengerti. Bagaimana bisa kamu membuat gosip di bengkel?”“Toni. Toni adalah anak buahku yang setia. Dia memang aku tugaskan untuk menjadi bawahan Anwar. Dengan bantuan Toni, aku bisa membisikkan apapun ke tua bangka serakah itu, termasuk gosip kita yang selingkuh, kita yang sekamar di Jakarta, dan laporan keuanganmu. Invoice itu gampang didapatkan. Aku yang punya hotel itu dan aku juga sudah mengatur agar kita sekamar. Ban yang meletus dan syok
Nur membawa Celo ke rumah sakit internasional. Nur tadi dengan sigap memasukkan Celo ke mobil Aston Martin dan membawanya ke rumah sakit. Nur khawatir dengan Celo. Sementara itu, dirinya juga khawatir dengan nasib anak dan istrinya. Dia hanya menuruti instingnya. Dia hanya menyelamatkan Celo dan dirinya yakin Wahid dan Dara tidak ada di rumah yang meledak itu. Nur yakin kalau Celo tidak sejahat itu. Sesampainya di rumah sakit, dirinya dan Celo langsung dibawa ke instalasi gawat darurat. Celo mengalami syok dan luka pukulan dan bantingan. Sedangkan Nur mengalami luka sayatan. Nur mengatakan bahwa Celo dan dirinya adalah korban perampokan. Nur tidak mau mengatakan yang sebenarnya. Dia tidak mau berurusan dengan polisi dan membuat semuanya semakin kacau. Ini hanyalah masalah kecil yang seharusnya bisa diselesaikan dengan mudah dan dengan cara damai. Luka yang dialami Nur tidak parah. Benar dugaan Nur, luka sayatan yang dangkal dan sama sekali tidak berba