Edlise dan Max sedang berada dalam mobil, dan saat ini, mereka sudah kembali ke London. Semuanya berjalan lancar seperti rencana yang dia susun dan Max senang. Dia melihat bagaimana hancurnya Alex di depan matanya. Jangan heran bagaimana Max bisa melakukan semuanya, julukan THE KING OF LONDON ada pada dirinya. Jadi, baginya semuanya sangatlah mudah, seperti mematahkan sebuah ranting saja.
"Ini terakhir kalinya aku merasakan udara kota Paris Edlise ..." lirih Max sambil menatap layar ponselnya seperti kebiasaannya beberapa bulan ini. Dan Edlise tau, apa yang sedang di lakukan tuannya itu. Apalagi, selain menatapi foto seorang wanita yang dia lindungi sampai harus melawan THE KING OF PARIS."Untuk berapa lama, Tuan?" jawab Edlise sambil terus melajukan mobilnya menuju sebuah tempat tersembunyi milik tuannya itu ."Entahlah aku juga tidak tau. Takdir akan menentukannya, Edlise. Lagi pula untuk apa aku menjejakkan kaki ke sana? Rose ku sudah ada bersamaku," ucap MaxSemua yang berada di sana menutup mulutnya tak percaya, saat wanita di depan mereka benar-benar menjatuhkan tubuhnya. Madam Alice berteriak histeris dan Edlise menyuruh semua bodyguard yang berada di bawah untuk menyiapkan pengaman, untuk beberapa kemungkinan yang bisa terjadi."Lepaskan aku Maxime. Biarkan aku mati!" teriak Flower sambil berontak mencoba melepaskan pegangan tangan Max. Ya, Max berhasil menangkap sebelah tangan Flower. Dan kali ini, dua tangannya sudah ada dalam genggaman Maxime."Jangan bodoh!" umpat Max, sambil mencoba menarik Flower yang terus memberontak ingin melepaskan cekalan tangan Max, hingga Max kesulitan menariknya."Aku hanya akan menjadi sampah Maxime! Hiks ... hiks ... Hidupku sudah hancur, tak ada harganya lagi. Dan kali kini, aku akan menghancurkan tubuh menjijikkan ini!" ucapnya sambil terus memberontak."Kau memang bodoh! Apa kau tau, kau sangat berati bagiku huh?! Sekarang diam! Aku akan mena
Max mengerjapkan matanya beberapa kali. Hari sudah pagi, dan hari ini matahari bersinar dengan terangnya meskipun semalam hujan turun dengan derasnya. Max memutar lehernya pelan, lalu saat akan mengangkat tangannya, senyum di bibir bergelombangnya terbit. Rose masih terlelap dalam tidurnya dengan berbantalkan separuh dadanya dan memeluk tubuhnya erat."Kau sangat cantik dan mulai saat ini, kau adalah milikku!" ucap Max sambil mengecup kening Rose lama.Max mengusap lembut pipi Rose, hingga wanita itu menggeliat dalam tidurnya. Dan mata indah itu perlahan terbuka."Happy New day ... My Rose.” Cup!"Happy New day ... My Maxi. Cup! Balas Rose, kemudian mengecup pipi.Rose bangkit dan, “Ups ... Aku lupa.” Rose menarik selimutnya yang melorot saat dia duduk, kemudian menutupi dadanya yang polos dan tersipu malu hingga pipinya memerah.Sedangkan Maxime malah tertawa terbahak, sambil
Max sampai di danau dengan nafas ngos-ngosan, karna untuk sampai di sana, Max mengerahkan semua kemampuan berlarinya. Dan sampai di sana, Max di buat kaget saat melihat Rose yang berdiri di atas pohon besar di dekatnya. Max segera memanjat pohon tersebut, dan setelah sampai di dahan tempat Rose berdiri, Max segera memeluk tubuhnya erat.Rose yang mendapat pelukan tiba-tiba itu, hanya mematung dan melirik sekilas Max yang berada di belakang tubuhnya."Kumohon, jangan lakukan hal itu lagi. Aku mohon My Rose ..." lirihnya, sambil mendekap tubuh Rose erat dan Rose hanya melongo, tak mengerti dengan ucapan Max."Apa maksudmu, Maxi?" lirih Rose, sambil mengusap lembut tangan Max di perutnya."Kau akan melompat dari atas pohon ini ‘kan?" tanya Max dengan nada pelan, tapi dengan pelukan yang semakin mengerat."Pffttttt ... Hahaha ...” Rose tertawa kencang, membuat Max melepaskan pelukannya. Lalu membalik tubuh Ro
Kondisi Axel sudah membaik. Saat ini, kesadarannya sudah kembali dan tubuhnya sudah sehat seperti sedia kala. Axel beranjak dari pembaringannya, dan turun dari brankar yang sudah menemaninya selama 20 hari itu. Axel melangkah ke kamar mandi, dia ingin menyegarkan tubuhnya yang sudah lama beristirahat.Saat melihat pantulan tubuhnya dicermin, Axel mengusap pelan bekas peluru yang menembus dadanya, “Ini kudapatkan karna keegoisanku, little Flow! Maafkan aku, karna kesalahanku kau harus menanggung semuanya. Pasti saat ini, pria itu kembali menyiksamu dan aku tidak akan membiarkan itu."Axel menyelesaikan mandinya, dan memakai setelannya elegan nya seperti biasa. Setelah selesai, dia pun melangkah keluar dari kamar mandi. Di kamarnya sudah ada beberapa bodyguard yang dipanggilnya untuk menemaninya ke tempat Alex. Alex butuh pencerahan batin."Tuan, ada sesuatu yang harus kami sampaikan," ucap salah satu dari mereka."Jangan m
Hari sudah malam. Rose sedang sibuk di dapur dengan peralatan masaknya. Sudah lama dia tidak memasak, dan Rose sangat merindukannya. Sebenarnya pelayan di sana, sangat banyak dan tidak membiarkannya untuk melakukan pekerjaan rumah terutama memasak. Tapi Rose memaksa ingin memasak untuk Max, dan dengan terpaksa mereka menuruti kemauan nona nya yang sangat lembut dan baik itu.Sesekali Rose bersenandung dan asyik dengan kegiatan memasaknya, hingga dia tidak menyadari seseorang memperhatikannya sejak tadi, dan merekam aktivitas memasak yang diselingi dengan nyanyian dan tarian menggemaskan itu.Max terkekeh. Sudah sejak tadi dia berdiri dan fokusnya pada ponselnya teralihkan oleh kegiatan Rose yang memasak sambil bersenandung ria, hingga Max mengabadikan lewat rekaman video agar peristiwa langka itu tidak terlewatkan begitu saja.Pelayan yang melihat kode dari tuannya segera pergi. Mereka juga tidak betah jika harus berlama-lama berada di sekeliling pri
Jane dan Merry gemetar ketakutan. Hidup mereka sedang berada diujung tanduk. Entah dari mana Alex bisa mengetahui semua rencana busuk mereka untuk menghancurkan Flower."Tuan ... Ma—maaf. Tapi itu semua adalah rencana Merry. Dia iri pada Flower dan mengancamku untuk turut serta menghancurkan Flower. Jika aku tidak mau, dia mengancam akan membunuhku, Tuan,” ucap Jane.Jane rasa, ini adalah waktu yang tepat untuk menyingkirkan Merry. Sedangkan Merry menatap tak percaya, kenapa sekarang justru dia yang di kambing hitamkan?"Apa maksudmu, Jane? Jelas-jelas kau yang mengajakku lebih dulu untuk menyingkirkan Flower!" jawab Merry tak terima dengan apa yang dikatakan Jane tadi."Jangan bicara omong kosong, Merry! Bukankah kau yang memberi tahuku jika Shaylenna adalah Flower saudara tiriku. Kau bilang jika kau benci padanya, karna Shaylenna yang menjadi idola di klub ini, dan kau ingin menyingkirkannya dengan ban
Alex melangkah tegap, beberapa bodyguard menundukkan kepalanya saat Alex melewati mereka. Alex menuju ke sebuah gudang, tempat mangsanya sedang disiksa. Dan Alex tak sabar ingin melihat bagaimana mengenaskannya keadaan dua wanita jalang yang sudah menghancurkan hidupnya itu.Brak!Alex menendang pintu di depannya, kemudian melangkah perlahan. Dan pemandangan di depannya, membuat Alex tertawa keras. Hingga Merry dan Jane yang sedang memejamkan mata, sontak melihat ke arah Alex yang berdiri di depan pintu bak malaikat pencabut nyawa.Alex puas melihat bagaimana mengenaskannya Merry dan Jane. Keadaan mereka yang sama-sama telanjang terikat mengenaskan. Merry di atas ranjang lapuk itu dihiasi oleh luka lebam, dan bekas perbuatan kotor nan bejat. Mungkin, semalaman para bodyguard nya menggauli dan memukuli tubuh Merry tanpa belas kasihan.Jane malah lebih mengenaskan. Tangan Jane digantung ke sebuah paku ditembok. Bekas tamparan juga membekas d
Rose membawa Maxi ke kursi di dekat jendela yang mengarah pada pemandangan danau di depan sana. Max hanya mengikutinya lalu duduk melihat pemandangan danau di depannya yang sedang keemasan diterpa sinar matahari siang.Rose memegang bahu Max, mencoba memberikan Max kekuatan untuk mengenang luka lama, "Aku akan mengambilkanmu air.""Tidak perlu. Tetaplah disini, aku tidak membutuhkan air, aku membutuhkanmu," jawab max sambil memegang tangan Rose, dan Rose pun ikut duduk di kursi sebelah max, mengurungkan niatnya untuk pergi.Max menghela nafasnya pelan, lalu mulai menyambung cerita masa lalunya yang kelam.“Saat itu, aku berlari menghampiri ayahku yang sudah tergeletak bersimbah darah, dan ibu ku yang sudah menangis terisak di samping ayah sambil memangku kepalanya. Saat itu aku tidak peduli pada apa pun. Aku hanya sangat shock melihat ayahku sekarat di depan mataku. Dan lebih menyakitkannya lagi, karna Alex lah yang sudah membunuhnya, hing
1. Idola Ranjang (Alex -Flower) > Tersedia versi cetak, GoodNovel dan apk yang lain 2. King Bastard For Beauty Slut (Maxime-Katherine) > Tersedia versi cetak, ebook apk 3. The King Of The World 1 (sekuel idola ranjang. Cerita tentang Peter yang harus terlibat konflik dengan Alex yang merupakan ayah biologisnya sendiri) > Ekslusife di ungu 4. The king of the world 2 (Kisah cinta Peter dan Jasmine, anak Maxime. Menjadi awal mula cerita Jerk Husband.) >Tersedia versi cetak 5. Jerk Husband ( Luke-Anna. Pernikahan balas dendam) > Tersedia versi cetak, ebook, Goodnovel dan apk yg lain. Dan masih banyak series lainnya. Info lebih lengkap, silakan dm aku di i* (riskihakiki29) terima kasih.
Paris, 15 tahun kemudian."Luke, Luke! Di mana kau?" panggil seorang pria ber jas mahal yang sudah lepas dari tubuh atletis nya. Dia Alexander. Pria dingin penguasa kota Paris itu, nyatanya menjadi sosok ayah yang baik untuk kedua anak kembarnya. Alex tak membiarkan anak-anaknya kekurangan kasih sayang. Dia mencukupi semuanya, bahkan menjadi sosok ibu pun dia lakukan agar anak-anaknya setara dengan anak-anak lainnya yang memiliki ibu.Seorang pelayan tergopoh menghampirinya. Terlihat raut wajah khawatir nampak di wajah pelayan itu. “Tuan. Tuan Luke sedang menghukum beberapa bodyguard di kamarnya," ucap pelayan itu sambil menunduk, dan Alex segera melempar jas yang dipegangnya dengan kasar. Sudah sering Alex mendengar Luke yang bertindak semena-mena pada pelayan juga bodyguard nya."Astaga, anak itu ... " lirihnya.Alex melangkah dengan terburu menghampiri kamar Luke yang berada di lantai atas, dan begitu dia membuka pin
**Beberapa bab hanya tersedia versi buku*****Alex menggerakkan kursi rodanya menuju jendela besar tempat favorit Flower melihat pemandangan hutan bersalju yang selalu membuatnya takjub berlebihan. Karena kesalahannya, dia sudah membuat Flower benar-benar menghilang dari dunianya. Setiap detik nya Alex hanya bisa merutuki dirinya sendiri. Kebodohan nya, membuatnya kehilangan wanita yang dia cintai. Merindukan Flower masih terus membayanginya. Sehingga Alex selalu membawa pergi ponselnya yang berisi kenangan wajah cantik Flower nya. Sudah 9 bulan, tapi dia masih yakin. Flower masih hidup untuk kembali dan menjadi miliknya.Usia kehamilan Jane pun sudah menginjak 9 bulan, dan penderitaannya selama ini akan segera berakhir. Memang, selama beberapa bulan terakhir Alex memilih kembali ke mansion nya di Bonneval Surc arch. Efek morning sickness membuatnya tak bisa melakukan apa-apa. Sesuatu yang disebut mengidam dan ditunggu - tunggunya pun tak pernah
Hidup memang tak bisa ditebak. Siapa sangka seorang Alexander akan frustasi hanya karna seorang jalang yang meninggalkannya. Sudah beberapa bulan, tapi harapan Alex untuk bertemu Flower semakin pupus.Alex hanya bisa menunggu dan terus mencari. Tapi semuanya tetap tak ada titik terangnya. Saat ini, Alex sedang berada di salah satu restoran mewah dengan kolega bisnisnya, dengan Theo yang selalu setia mendampinginya. Tiba-tiba seorang wanita datang, dan memegang tangannya."Hey! Apa yang kau lakukan, Jane?!" tanya Alex. Dia masih memanggil Jane dengan namanya. Beruntung, dia sedang berada di depan koleganya. Jika tidak, Alex sudah mengatainya jalang dan melemparkannya keluar restoran."Ikuti aku, Tuan atau yang akan aku katakan akan membuat Anda malu di sini," bisik Jane dan Alex dengan wajah kesal, bangkit dan mengikutinya. Theo yang melihat lirikan mata Alex, mengangguk mengerti. Dia harus mengalihkan kolega bisnis Alex sejenak.Alex mengi
Rose sedang berada di taman samping mansion. Tempat yang dulunya kosong hanya terdapat beberapa pohon itu, kini sudah cantik dan asri dipandang mata. Tanaman bunga mawar yang Rose tanam sudah berbunga dengan warna merah cantik merekah. Membuat siapa pun akan betah berlama-lama di sana.Rose bersenandung ria sambil memetik beberapa tangkai Mawar lalu dia masukkan ke dalam vas. Hal itu sudah menjadi kebiasaannya sejak tinggal bersama Max selama 1 bulan 1 minggu lamanya. Pelayan yang ikut menemaninya hanya ikut tersenyum. Melihat Nona nya yang dulunya selalu murung itu, kini selalu menampakkan wajah bahagia setiap harinya.Saat pertama Rose datang ke mansion. Para pelayan menatap heran, bagaimana bisa seorang pria penguasa seperti tuannya membawa wanita yang terlihat stres dan hampir gila?Tapi, lambat laun mereka mulai menyadarinya. Ternyata saat itu, wanita itu sedang tertekan sehingga tampak menyedihkan. Wanita pilihan tuannya, nyatanya a
Sudah 2 minggu Alex berada di mansion Bonneval, mansion tempatnya dan Rose mengukir banyak kenangan. Tangis, sedih, tawa, takut, amarah, cinta semuanya terjadi di mansion itu. Alex sedang memandangi kemejanya yang selalu Flower pakai. Alex tersenyum tipis. Flower sangat menyukai kemeja itu."Kau tau Alex, aroma lembutmu ini, akan membuatku selalu merasa dekat denganmu ..."Ucapan Flower saat itu kembali teringat olehnya. "Apa saat itu, kau sudah merasakan jika kita akan terpisah, Flower?" lirih Alex sambil mengusap kemeja itu, seolah Flower berada didalamnya."Kau membuatku benar-benar gila! Apa kau tau? Aku sangat merindukanmu, kumohon beritahu padaku di mana keberadaanmu, My Flower ..." lanjut Alex ke arah kemeja yang tergeletak di ranjang kosong di sampingnya."Maaf. Tapi aku tidak bisa menghapus semua bayanganmu. Semuanya masih terekam jelas dalam ingatanku. Saat kau memejamkan mata, lalu membuka mata indah mu dan senyuman
Rose membawa Maxi ke kursi di dekat jendela yang mengarah pada pemandangan danau di depan sana. Max hanya mengikutinya lalu duduk melihat pemandangan danau di depannya yang sedang keemasan diterpa sinar matahari siang.Rose memegang bahu Max, mencoba memberikan Max kekuatan untuk mengenang luka lama, "Aku akan mengambilkanmu air.""Tidak perlu. Tetaplah disini, aku tidak membutuhkan air, aku membutuhkanmu," jawab max sambil memegang tangan Rose, dan Rose pun ikut duduk di kursi sebelah max, mengurungkan niatnya untuk pergi.Max menghela nafasnya pelan, lalu mulai menyambung cerita masa lalunya yang kelam.“Saat itu, aku berlari menghampiri ayahku yang sudah tergeletak bersimbah darah, dan ibu ku yang sudah menangis terisak di samping ayah sambil memangku kepalanya. Saat itu aku tidak peduli pada apa pun. Aku hanya sangat shock melihat ayahku sekarat di depan mataku. Dan lebih menyakitkannya lagi, karna Alex lah yang sudah membunuhnya, hing
Alex melangkah tegap, beberapa bodyguard menundukkan kepalanya saat Alex melewati mereka. Alex menuju ke sebuah gudang, tempat mangsanya sedang disiksa. Dan Alex tak sabar ingin melihat bagaimana mengenaskannya keadaan dua wanita jalang yang sudah menghancurkan hidupnya itu.Brak!Alex menendang pintu di depannya, kemudian melangkah perlahan. Dan pemandangan di depannya, membuat Alex tertawa keras. Hingga Merry dan Jane yang sedang memejamkan mata, sontak melihat ke arah Alex yang berdiri di depan pintu bak malaikat pencabut nyawa.Alex puas melihat bagaimana mengenaskannya Merry dan Jane. Keadaan mereka yang sama-sama telanjang terikat mengenaskan. Merry di atas ranjang lapuk itu dihiasi oleh luka lebam, dan bekas perbuatan kotor nan bejat. Mungkin, semalaman para bodyguard nya menggauli dan memukuli tubuh Merry tanpa belas kasihan.Jane malah lebih mengenaskan. Tangan Jane digantung ke sebuah paku ditembok. Bekas tamparan juga membekas d
Jane dan Merry gemetar ketakutan. Hidup mereka sedang berada diujung tanduk. Entah dari mana Alex bisa mengetahui semua rencana busuk mereka untuk menghancurkan Flower."Tuan ... Ma—maaf. Tapi itu semua adalah rencana Merry. Dia iri pada Flower dan mengancamku untuk turut serta menghancurkan Flower. Jika aku tidak mau, dia mengancam akan membunuhku, Tuan,” ucap Jane.Jane rasa, ini adalah waktu yang tepat untuk menyingkirkan Merry. Sedangkan Merry menatap tak percaya, kenapa sekarang justru dia yang di kambing hitamkan?"Apa maksudmu, Jane? Jelas-jelas kau yang mengajakku lebih dulu untuk menyingkirkan Flower!" jawab Merry tak terima dengan apa yang dikatakan Jane tadi."Jangan bicara omong kosong, Merry! Bukankah kau yang memberi tahuku jika Shaylenna adalah Flower saudara tiriku. Kau bilang jika kau benci padanya, karna Shaylenna yang menjadi idola di klub ini, dan kau ingin menyingkirkannya dengan ban