Kami terbaring dalam keheningan yang diisi oleh napas berat dan detak jantung yang masih berpacu cepat. Tubuh kami masih saling melekat, keringat yang bercampur di antara kami menjadi bukti dari gairah yang baru saja kami lepaskan. Bibirnya kembali menempel di bibirku, ciuman kami kali ini lembut, lambat, seolah menahan momen terakhir dari sisa-sisa kenikmatan yang masih menggantung di udara. Lidahnya bermain dengan manis, menyentuh lembut, membuatku tersenyum kecil di antara kehangatan yang perlahan mereda.
Mr. Wei menarik diri sedikit, namun tidak sepenuhnya, wajahnya masih sangat dekat denganku. Dengan senyuman nakal yang mengintip di sudut bibirnya, dia berbisik pelan, “Best quicky I ever had.” Suaranya serak, penuh kepuasan yang jelas tak bisa disembunyikan.
Aku tertawa kecil, menggeleng pelan sambil menatapnya dengan penuh arti. "Quicky? Aku k
Mama Hilda terlihat semakin cemas, tapi sebelum dia bisa menjawab, Aldo melanjutkan, "Kita di sini untuk bekerja secara profesional, bukan membuat keputusan berdasarkan emosi pribadi. Saya harap ke depannya kita bisa menjaga hal itu." Tatapannya tetap keras, memastikan pesan itu sampai dengan jelas.Marini hanya menunduk, tak berani menatap Aldo. Sementara Mama Hilda, meskipun masih terlihat marah, tampaknya sadar bahwa ini bukan tempat dan waktu untuk melanjutkan pertengkaran."Sekarang, mari kita lanjutkan acara Gala ini dengan tenang. Saya tidak ingin mendengar ada lagi gosip atau ancaman seperti ini," lanjut Aldo sambil menatap keduanya dengan tajam. Mereka berdua terpaksa mengangguk tanpa banyak bicara, lalu perlahan mundur dari tempat itu.Setelah Mama Hilda dan Marini masuk ke tempat acara, Aldo menghampiriku
"Izinkan saya memperkenalkan jajaran manajemen dan CEO WeiLife Corp, yang merupakan inti dari banyak anak perusahaan yang kini bernaung di bawah bendera baru ini," kata pembawa acara dengan nada resmi namun penuh semangat.Aku merasa tegang. Ada sesuatu yang besar akan terjadi, dan aku bisa merasakannya semakin dekat. Saat itu, Aldo menyenggol lenganku, sedikit menyeringai. "Bos kita dari luar negeri nih, gue baru mau liat sekarang," bisiknya sambil menahan senyum.Aku menoleh ke arah panggung, penasaran melihat siapa yang akan muncul. Dari belakang, terlihat jajaran manajemen WeiLife Corp mulai berjalan menuju panggung, tampak profesional dan penuh keyakinan. Mereka semua mengenakan setelan formal, memancarkan aura kekuasaan dan kendali yang kuat. Namun, mataku terpaku pada sosok paling belakang.Dari belakang bari
Saat aku berdiri di samping Mr. Wei dan Joshua di atas panggung, tatapan Mr. Wei yang penuh makna bertemu denganku. Ada kebanggaan di matanya, tetapi juga misteri yang belum terjawab. Semua kebohongan dan rahasia yang dia sembunyikan dariku kini bercampur dengan kenyataan bahwa dia telah merancang jalan untukku menuju posisi ini.Aku menarik napas dalam-dalam, berusaha tetap tenang, meskipun pikiranku masih berputar dengan berbagai pertanyaan dan keraguan. Tepuk tangan terus bergema di ruangan, dan semua mata tertuju padaku. Tapi tatapan Mr. Wei—tatapan yang penuh makna dan rahasia yang belum terjawab—membuat semuanya semakin sulit kucerna. Pria ini telah merancang jalan hidupku hingga titik ini, tanpa pernah memberi tahu detail yang seharusnya aku ketahui.Namun sebelum aku sempat berkata apa pun, pembawa acara kembali berbicara, menghentikan detik
Meja di bagian tengah diisi oleh para manajemen utama dari WeiLife Corp. Kebanyakan dari mereka adalah orang asing—beberapa berasal dari Asia, Amerika, dan Eropa. Mereka tampak profesional dan formal, dengan pandangan tajam yang menunjukkan bahwa mereka adalah pemegang kekuasaan besar di perusahaan ini. Setiap orang yang duduk di meja ini tampak tenang namun penuh kendali, seolah memahami tanggung jawab besar yang kini ada di pundak mereka.Di sebelah kiri, meja lain dipenuhi oleh petinggi manajemen dari WeiLife Science. Beberapa wajah yang duduk di sana adalah orang-orang yang pernah kukenal saat masih bekerja dengan Mr. Wei dulu, sebelum semua kekacauan terjadi. Ada rasa nostalgia yang aneh melihat mereka lagi, meskipun banyak
"Ga masalah, santai aja. Malah bebanku sekarang lebih ringan, hahahaha," katanya, dengan ekspresi yang membuatku merasa lebih santai. Aldo memang selalu tahu cara menghilangkan ketegangan.Tak lama, aku merasakan kehadiran Mr. Wei di belakangku. Aldo yang melihatnya langsung menunduk-nunduk sedikit, sementara Mr. Wei menepuk-nepuk bahunya dengan penuh penghargaan."Terima kasih kerjasamanya selama ini, Aldo. Saya harap kamu bisa bantu Sonia di WeiLife Beauty," kata Mr. Wei dengan nada ramah, meski tetap menunjukkan wibawa sebagai seorang pemimpin."Baik, Mr. Wei," balas Aldo, sebelum melanjutkan dengan senyum. "Saya yakin, dengan Ibu Son—""Halah, Aldo, jangan panggil aku ibu...,
Mr. Wei menurunkan satu kakinya ke tanah, dan dalam gerakan perlahan namun penuh makna, dia mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna hitam dari saku jasnya. Jantungku tiba-tiba berdegup kencang, seolah tahu apa yang akan terjadi. Mataku mulai berkaca-kaca bahkan sebelum dia berkata apa-apa."Sonia," ucapnya pelan, suaranya penuh dengan perasaan yang mendalam. "Aku pernah berjanji, setelah semua ini selesai..."Perasaan campur aduk mulai memenuhi dadaku—antara kebahagiaan yang memuncak, keterkejutan, dan rasa cinta yang begitu besar. Aku hampir tidak bisa bernapas, tenggelam dalam momen ini. Air mata menggenang di mataku, perasaanku bergemuruh, jantungku berdebar kencang. Ini adalah momen yang selama ini aku impikan, dan sekarang semuanya terjadi di hadapanku.Mr. Wei membuka kotak itu dengan perlahan, memperli
The Executive Meeting di WeiLife Tower, Hong Kong: 6 Hari Setelah Gala DinnerMr. Wei, Joshua, dan aku berada di pesawat jet pribadi Mr. Wei, menuju Hong Kong untuk menghadiri pertemuan penting di WeiLife Tower. Suasana di dalam jet terasa nyaman dan eksklusif, tetapi pikiranku dipenuhi pertanyaan tentang perusahaan besar yang kini kutangani sebagai CEO. Dengan pemandangan awan di luar jendela dan suara mesin yang lembut, aku merasa ini adalah waktu yang tepat untuk meminta penjelasan.Aku menoleh ke Mr. Wei yang sedang santai membaca dokumen di sebelahku. "Sayang, aku tidak mengerti sepenuhnya tentang WeiLife Corp. Bisa tolong dijelaskan?" tanyaku, mencoba menggali lebih dalam.Mr. Wei menutup dokumennya dan tersenyum lembut, seolah sudah menduga pert
Executive Meeting di WeiLife TowerKami naik ke lantai eksekutif, di mana Executive Meeting diadakan. Di sana, puluhan CEO dari berbagai anak perusahaan WeiLife yang tersebar di seluruh dunia telah berkumpul. Ruangan pertemuan itu luas, dinding kaca dari lantai hingga langit-langit memberikan pemandangan panorama kota Hong Kong yang spektakuler. Setiap sudut ruangan dipenuhi dengan aura profesionalisme dan kekuasaan.Para CEO yang hadir datang dari berbagai negara, masing-masing mewakili divisi mereka yang penting. Di antara mereka ada wajah-wajah baru yang segera akan diperkenalkan dalam pertemuan malam nanti. Suasana diskusi terasa intens, namun penuh antisipasi. Semua ini adalah tentang menentukan arah masa d