Home / CEO / Ibu, CEO Tampan itu Ayahku! / Bab 35 Dispensasi Waktu

Share

Bab 35 Dispensasi Waktu

Author: Gardenia
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Jacky menghampiri orang-orang tersebut dan menyampaikan ucapan Tommy tadi, “Pak Tommy bilang kalian boleh pergi.”

Wajah mereka terlihat berbinar bahagia sambil berkata, “Terima kasih! Terima kasih sekali Pak Jacky dan Pak Tommy!”

“Tapi ….” Jacky menggantung ucapannya dan membuat ketiga lelaki itu menahan napas menunggu ucapan Jacky selanjutnya. Dia memang sengaja membuat mereka gugup dan membeku di tempat sambil dengan perlahan berkata,

“Pak Tommy bilang kalian harus ganti rugi alkohol 9.6 miliar yang sudah dia beli dari pelelangan di Elota. Minuman itu memang sebanding dengan harganya dan saya percaya kalian nggak mungkin nggak mau, kan?”

Keringat dingin membanjiri kening ketiga lelaki itu. Dengan tergagap dia berkata, “Eum … Ki-kira-kira Pak Tommy bisa kasih kami dispensasi waktu?”

“Kelonggaran waktu?” Kening Jacky berkerut dan terlihat jelas dia tidak suka.

“Dia sudah kasih kalian ganti rugi dengan nominal yang sesuai dan itu merupakan dispensasi yang sangat besar sekali! Kalau ng
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 36 Apa yang Sedang Dilakukan

    Setelah keadaan restoran menjadi jauh lebih tenang, Juanita baru menatap Tommy. Kebetulan lelaki itu juga tengah menatapnya. Keduanya saling berpandangan sejenak dan mendadak Juanita merasa pikirannya kosong. Dia tiba-tiba tidak tahu mau berkata apa.“Kenapa?” tanya Tommy.Dia menunduk dengan gugup karena bertatapan dengan lelaki itu. Dengan sedikit berbisik dia berkata, “Nggak ada apa-apa. Terima kasih banyak untuk kejadian tadi.”“Nggak apa-apa. Lain kali jangan dengan bodohnya diintimidasi orang lain,” kata Tommy dengan acuh.Juanita mengulas senyum terpaksa karena dia tidak begitu bahagia. Dia dan Tommy tidak ada hubungan apa-apa. Dengan status dan latar belakangnya, sepertinya sulit jika tidak diintimidasi oleh orang lain, bukan?Hal yang paling utama adalah dia harus mencari sebuah pekerjaan yang layak. Juanita mulai melamun dan sibuk menyusun rencana masa depannya.“Iya, aku tahu,” jawab Juanita dengan suara sedih sambil mengangguk kepalanya.Tommy meliriknya sekilas dan tanpa b

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 37 Seragam Perang

    Juanita baru teringat dia lupa menjemput Ingga ketika perempuan itu baru membuka pintu rumah. Dia menepuk keningnya dan marah pada dirinya sendiri yang begitu ceroboh. Akan tetapi dia mendengar suara Jingga yang berasal dari dalam kamarnya.“Mama, sudah pulang?!”Juanita tercenung sesaat dan dia berjongkok di depan Ingga kemudian bertanya, “Ingga, bagaimana kamu pulang ke rumah?”“Om Bodyguard yang antar aku pulang. Mereka bilang Mama dan Papa- Om Tommy sedang makan bersama.”Mendengar itu dia terdiam dan perasaannya mendadak menjadi sulit dijelaskan. Ternyata pikiran Tommy lebih jauh dari dirinya. Juanita menunduk dan mengelus kepala Ingga sambil berkata, “Ingga, sudah malam, cepat tidur.”“Iya,” jawab Ingga sambil mengangguk. Setelah itu dia kembali memajukan bibirnya dan berkata, “Mama makan dengan Om Tommy kenapa nggak ajak aku?”Juanita tidak bisa berkata-kata. Dia sudah bilang pada Tommy, tetapi lelaki itu tidak setuju dan dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.“Iya, kami ada urusa

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 38 Buah Jatuh Tidak Jauh dari Pohonnya

    “Kenapa?” tanya Tommy sambil mengangkat kedua alisnya. Dia seperti tidak suka dengan respon yang diberikan Juanita. Perempuan itu langsung menggeleng dengan cepat. Setelah masuk ke mobil, dia melirik Tommy secara diam-diam dan akhirnya tawanya menyembur keluar.Tommy mendelik sekilas dan membuat Juanita merasa gugup. Untungnya lelaki itu tidak lanjut memperpanjang masalah ini lagi. Juanita menghela napas lega dan terdengar Ingga yang bertanya, “Mama, apa yang Mama tertawakan?”“Ng-nggak ada,” jawab Juanita dengan cepat.Ingga sedikit tidak percaya dan bertanya lagi, “Mama lagi menertawakan Papa? Apa yang lucu? Bukannya pakaian Papa sangat keren?”Juanita menyunggingkan seulas senyum dan berkata, “Iya, seleranya bagus.”“Yang aku katakan semuanya jujur,” gumam Ingga sambil memajukan bibirnya.“Ingga harus semangat waktu lomba nanti,” ujar Juanita memberi semangat.Bocah itu mengangguk dengan semangat sambil menepuk dadanya dan berkata, “Tentu saja! Papa, pernah lihat aku kalah waktu mai

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 39 Aneh

    Perlombaan masih terus berlanjut. Setelah delapan babak, Ingga berhasil masuk dalam delapan besar. Awalnya dia tidak begitu berharap pada perlombaan ini. Namun ketika melihat penampilan Ingga yang begitu hebat membuat perasaannya ikut merasa gugup.“Tommy, aku nggak mengerti permainan seperti ini. Menurutmu Ingga bisa juara berapa?” tanya Juanita dengan gugup.Tentu saja dia berharap Ingga juara satu. Namun usia bocah itu yang masih sangat kecil membuat dia tidak berani terlalu berharap. Ditambah dia tidak mengerti permainan ini membuatnya mengerti jalannya pertandingan dengan mengandalkan penjelasan dari pembawa acara. Dia juga tidak tahu kehebatan Ingga ada di bagian mana.“Pertama,” jawab Tommy tanpa ragu. Dia terlihat sangat yakin dengan kemampuan Ingga.Meski dari awal Tommy memang sudah berkata demikian, tetapi Juanita pikir itu seperti sebuah kalimat penyemangat saja. Dia tidak menyangka ternyata jawaban lelaki itu tetap masih sama.“Sungguh?” tanya Juanita dengan alis terangkat

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 40 Penipuan

    Babak empat besar merupakan babak di mana empat orang terhebat akan bertanding. Ada terdapat waktu untuk istirahat sehingga Tommy membawa Juanita dan Ingga untuk makan di restoran sekitar tempat perlombaan.“Ingga, kamu gugup nggak waktu lomba tadi?” tanya Juanita.Jika yang mengikuti turnamen lomba adalah dirinya, Juanita pasti akan sangat gugup. Akan tetapi Ingga justru terlihat sangat tenang dan memiliki waktu untuk berpikir menjebak lawan.“Nggak,” jawab Ingga sambil makan dan menggelengkan kepalanya.Juanita mulai merasa dirinya terlihat lebih tidak berguna dibandingkan bocah itu. Dia kembali bertanya, “Sebanyak itu orang yang menontonmu, kamu nggak merasa gugup sama sekali?”“Nggak masalah. Yang penting aku harus main dengan baik dan bagus saja. Aku nggak terpengaruh ada orang yang lihat atau nggak.”Melihat ekspresi sok dewasa bocah itu membuat Juanita mendecak dan bingung entah sikap siapa yang diwariskan pada Ingga. Yang pasti bocah itu tidak mirip dengan Juanita, kemungkinan

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 41 Luka

    Ketika melihat Juanita yang menghampirinya, Ingga memasang raut kesakitan dan memeluk ibubya sambil merintih, “Mama, sakit.”Juanita menarik tangannya dan air matanya nyaris menetes ketika melihat luka tersebut. Dia langsung bertanya, “Ingga, apa yang terjadi?”Ingga menatap air mata perempuan itu dan seketika merasa menyesal sudah mengatakan dirinya kesakitan. Dengan cepat dia menenangkan, “Mama, tadi aku bohong. Sebenarnya nggak begitu sakit”Ternyata seperti tebakan Juanita tadi, Ingga dicelakai ketika bersalaman tadi. Lawannya menyembunyikan paku di telapak tangannya. Dia memanfaatkan kesempatan bersalaman tadi untuk melukai Ingga. Karena takut menghambat waktu lomba, Ingga menahan rasa sakitnya hingga perlombaan berakhir.Karena terluka, Ingga tidak tampil dengan maksimal karena menahan sakit selama pertandingan berlangsung. Responsnya terlihat sedikit lambat dari yang seharusnya. Namun pada akhirnya dia tetap memenangkan perlombaan ini.Pihak yang mengadakan acara melihat kejadia

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 42 Pertandingan Antar Juara

    “Ingga, kenapa tadi kamu bicara seperti itu?” tanya Juanita setelah anak lelaki itu pergi.Ingga mendongak dan dengan sedikit bingung bertanya, “Apanya yang kenapa? Karena aku ingin berkata seperti itu saja. Lagian dia memang hebat, asalkan mau berlatih dengan giat pasti akan menjadi pemenangnya.”Juanita menatap Ingga dengan lekat. Dia mendadak tidak tahu harus berkata apa. Hingga akhirnya dia hanya bisa terkekeh sambil mengelus kepala bocah itu. Ingga merupakan anak yang sangat cerdas dan baik.Usianya yang begitu kecil bisa memiliki sifat yang seperti itu membuat Juanita bingung dari mana anak itu mempelajarinya.Setelah semua urusan selesai, babak penentuan pemenang akan dimulai. Tadi Ingga berhasil memenangkan juara satu dari kelompok anak-anak. Namun masih ada satu perlombaan terakhir yang harus dia jalani.Pihak penyelenggara acara sudah mengetahui luka Ingga. Sosok Tommy juga berdiri di sana dan membuat mereka sangat ketakutan. Mereka takut hal buruk terjadi saat perlombaan kar

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 43 Kepemilikan

    Ucapan Tommy membuat Juanita terkejut. Dia tidak tahu kenapa lelaki itu bisa merasakan hal tersebut. Juanita juga tahu kalau lelaki di sampingnya ini bukan tipikal yang akan sembarangan berbicara. Karena sudah diucapkan, kemungkinan dia ada alasannya sendiri.Akan tetapi, meski keduanya tidak ada hubungan apa pun. Sifat mereka memang sangat mirip dan tidak ada yang aneh dari hal itu. Tommy menatap Ingga yang masih ada di pentas dan mencoba menarik pikirannya pada puluhan tahun yang lalu.Dia tersentak karena sifatnya saat kecil juga sama persis dengan sifat Ingga. Terkadang saat bersama dengan bocah itu, dia bisa merasakan kalau Ingga seperti anak kandungnya sendiri. Namun bagaimana mungkin dia memiliki seorang anak seperti Ingga?Tommy sangat jelas kalau dia tidak ada bayangan apa pun tentang Juanita. Dia juga tidak mungkin membiarkan perempuan itu melahirkan anaknya tanpa sepengetahuan Tommy. Mungkin ini semua hanya sebuah kebetulan saja.Mendadak Tommy menjadi penasaran dengan ayah

Latest chapter

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 279 Tidak akan Meninggalkanmu Lagi

    Setelah Tommy selesai bicara, Juanita yang merasa bersalah menunduk. Hati Tommy melunak saat melihat sikap Juanita, tetapi Tommy harus menegaskan beberapa hal kepada Juanita. Bagaimanapun, Tommy tidak ingin mengalami hal yang menakutkan seperti ini lagi.Tommy berujar, "Juanita, waktu itu aku benar-benar nggak menyangka kamu berani bersembunyi dariku. Apa kamu tahu aku takut sekali nggak bisa menemukanmu?"Juanita yang merasa bersalah sama sekali tidak berbicara. Tommy tertawa dan melanjutkan ucapannya, "Setelah menemukanmu, aku masih merasa kesal kepadamu karena kamu nggak percaya aku bisa menyelesaikan masalah ini, kamu bahkan berniat meninggalkanku. Jadi, sekalipun aku tahu keberadaanmu, aku juga sengaja nggak mencarimu. Aku mau kamu tahu apa yang kurasakan supaya kelak kamu nggak berani meninggalkanku lagi."Kelak Juanita tidak akan meninggalkan Tommy lagi. Juanita yang merasa sedih memeluk Tommy dengan erat. Dia tahu kali ini dirinya telah membuat Tommy ketakutan. Setelah melihat

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 278 Terjebak

    Keluarga Saloza masih merasa kesal setelah meninggalkan lokasi pernikahan. Kenapa pernikahannya bisa berakhir seperti ini? Jelas-jelas, semuanya berjalan dengan lancar dan Tanya hampir menjadi menantu Keluarga Ador. Namun, pengantin wanitanya malah menjadi orang lain dalam sekejap.Di luar lokasi pernikahan, ekspresi Tommy tampak lembut. Apalagi, dia sedang menggendong Juanita yang memakai gaun pengantin. Juanita memukul punggung Tommy sembari berkata, "Turunkan aku dulu."Tommy menuruti perkataan Juanita, sepertinya dia khawatir Juanita merasa tidak nyaman karena sedang hamil. Juanita bertanya, "Apa kita akan pergi sekarang? Bagaimana dengan keluargamu dan Keluarga Saloza?" Juanita khawatir masalah ini akan memengaruhi Tommy.Tommy malah mengalihkan topik pembicaraan, "Apa tadi kamu terkejut?"Juanita mengatupkan bibirnya dan tidak menanggapi ucapan Tommy. Sewaktu menyadari keberadaannya, jantung Juanita berdegup kencang. Namun ... kapan Tommy mulai merencanakan semua ini?Tommy melir

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 277 Mau Menikahi Siapa?

    Pernikahan menjadi kacau sehingga tidak bisa dilanjutkan lagi. Para tamu mulai heboh karena tidak menyangka pernikahan bisa berakhir seperti ini. Kejadian hari ini telah mempermalukan kedua keluarga, jadi pengurus rumah segera bertindak dan menyuruh para pengawal untuk mengantar semua tamu keluar. Dengan demikian, kedua keluarga bisa menyelesaikan masalah hari ini.Akhirnya, hanya tersisa anggota dari kedua keluarga di lokasi pernikahan. Juanita yang tidak tahu harus berbuat apa merasa sangat panik. Hanya saja, Juanita tahu sekarang dia tidak boleh pergi. Dia harus menemani Tommy untuk menghadapi semua permasalahan, apalagi sekarang Tommy berada di sisinya.Keberadaan Tommy sudah cukup memberi Juanita rasa aman. Jadi, Juanita hanya panik sesaat, lalu dia berusaha menenangkan dirinya.Aula yang awalnya dipenuhi orang-orang seketika menjadi sunyi setelah para tamu lainnya pergi. Anggota Keluarga Saloza tidak menyangka Tommy akan bertindak seperti ini dan mempermalukan mereka. Semua anggo

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 276 Pengantin Wanita Paling Cantik

    Tommy tersenyum ketika mendengar jawaban Juanita. Tommy tahu Juanita pasti bersedia menikahinya. Tommy dan Juanita telah mengalami banyak rintangan, sekarang akhirnya mereka bisa menikah. Tommy tidak mungkin melepaskan kesempatan yang begitu bagus.Semua tamu merasa sangat senang melihat pasangan mempelai yang berdiri di atas panggung, kecuali Ruben. Dia terus mengamati Juanita dan merasa ada yang tidak beres, terutama saat Juanita bersuara. Ruben pernah bertemu dengan Tanya. Meskipun mereka jarang berhubungan, Ruben bisa mengenali suara Tanya.Tadi, suara wanita itu memang sangat mirip dengan Tanya, tetapi Ruben merasa wanita itu bukan Tanya. Sebenarnya, Ruben ingin mengekspos mereka. Hanya saja, Ruben tidak terlalu yakin sehingga tidak berani bertindak gegabah. Kemudian, pendeta berucap, "Selanjutnya, saatnya sepasang mempelai bertukar cincin."Juanita gemetaran begitu mendengar suara pendeta. Hanya tinggal selangkah lagi, Juanita akan menjadi istri Tommy secara sah dan anaknya bisa

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 275 Aku Bersedia

    Di dalam aula, Tommy berdiri di depan pendeta sembari menunggu pengantinnya dengan sabar. Di bawah tatapan serius orang-orang, pintu akhirnya dibuka, lalu disusul oleh sosok cantik yang berjalan masuk. Wajah wanita itu ditutup oleh kerudung, jadi mereka tidak bisa melihat parasnya. Sementara itu, gaun yang pas badan membuat si pengantin tampak sangat menawan."Wow, pengantinnya cantik sekali!""Benar, mereka memang serasi!"Para tamu mulai memuji sembari bertepuk tangan. Pada saat yang sama, banyak kelopak bunga yang berjatuhan.Ketika mendengar suara-suara itu, Juanita sungguh terkejut. Dia tidak menduga hasilnya akan menjadi seperti ini.Tangan Juanita terkepal erat. Dia tidak bisa menahan perasaan gugup ini. Sebuah pemikiran yang tidak pernah ada bahkan tiba-tiba muncul dalam benaknya, yaitu melarikan diri dari tempat ini.Orang yang berjalan di samping Juanita merasakan keanehan ini. Dia pun berbisik, "Demi masa depan anakmu, kamu harus terus berjalan."Juanita merasa dirinya sedan

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 274 Menukar Pengantin Wanita

    Beberapa saat kemudian, mobil akhirnya tiba di suatu tempat. Juanita pun dibawa turun oleh kedua pengawal itu.Juanita tidak berteriak-teriak lagi sekarang. Dia berusaha untuk tenang meskipun merasa sangat takut. Kini, banyak adegan penculikan dan pemerkosaan yang terlintas di benaknya.Entah sudah berapa kali Juanita hampir mengalami peristiwa seperti itu. Makin dipikirkan, dia merasa makin getir.Namun, yang menyambutnya bukanlah suara galak pria. Juanita seperti dibawa ke suatu tempat, lalu mendengar suara beberapa orang wanita."Bawa dia masuk," perintah seorang wanita dengan tegas. Kemudian, Juanita pun dibawa masuk oleh kedua wanita.Setelah melewati tirai, kedua wanita itu mengulurkan tangan dan membantu Juanita melepaskan baju. Juanita sontak panik. Dia berteriak, "Apa yang kalian lakukan? Aku bisa menuntut kalian kalau macam-macam!"Kedua wanita itu tidak berbicara, melainkan terus membantu Juanita melepaskan pakaiannya. Mana mungkin Juanita membiarkannya begitu saja, dia pun

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 273 Kenapa Menangkapku?

    Meskipun berpikir demikian, para wanita muda itu tidak memiliki latar belakang seperti Tanya. Jadi, mereka tidak bisa menjadi istri dari pria terhebat di Kota Andara. Mereka hanya bisa menjadi saksi dari pernikahan ini. Bagaimanapun, ini sudah merupakan suatu kehormatan bagi mereka.Saat ini, Tanya yang berada di kamar rias menggigit bibirnya karena tidak bisa mengontrol perasaannya. Kalau bukan karena harus menjaga citranya yang lemah lembut, dia pasti sudah melompat dan berlari kegirangan, lalu memberi tahu semua orang di dunia ini bahwa dirinya akan menjadi istri Tommy.Ruben dan Yolanda juga berada di kamar rias. Ketika melihat wajah cantik Tanya, Yolanda pun memuji, "Cantik sekali, kamu sudah pasti pengantin tercantik di dunia ini."Tanya pun menunduk sembari tersenyum manis. Melihat ini, Ruben segera memuji, "Siapa yang tidak jatuh cinta melihat kecantikan Nona Besar Keluarga Saloza?"Tanya menjadi besar kepala karena terus dipuji. Wanita mana yang tidak senang saat dipuji oleh p

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 272 Pernikahan Megah

    Mendengar ini, terlihat keraguan pada ekspresi Harfi. Dia memang mengkhawatirkan Juanita, tetapi pekerjaannya sangat banyak belakangan ini. Memang agak repot baginya kalau harus datang ke rumah sakit setiap hari."Tapi, Kak ...." Harfi menggaruk kepalanya, tidak langsung menyetujui perkataan Juanita.Juanita tentu tahu bahwa Harfi agak sibuk belakangan ini. Itu sebabnya, dia menasihati, "Kamu sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku benar-benar nggak enak hati kalau kamu terus datang.""Baiklah, untuk sementara waktu ini, aku nggak akan datang setiap hari. Tapi, kalau ada masalah, kamu harus menghubungiku," ujar Harfi sambil menatap Juanita dengan serius.Harfi khawatir Juanita tidak ingin dirinya cemas sehingga menutupi semuanya darinya. Mendengar ini, Juanita segera mengangguk dan mengiakan....."Telepon saja aku kalau ada masalah. Aku sudah menyewa perawat untukmu. Kamu cukup beristirahat dengan baik. Nah, kubelikan makanan karena takut kamu nggak cocok dengan makanan rumah sakit," ucap Y

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 271 Hanya Ingin Melindunginya

    "Ya, ya, aku bersumpah. Kalau aku memberi tahu Tommy, aku akan menjadi impoten. Sudah puas?" tanya Yosef sembari menatap Juanita.Kalau tidak sedang kesakitan, Juanita pasti akan merasa lucu mendengarnya. Namun, di situasi seperti ini, dia benar-benar tidak bisa tertawa. Juanita hanya menggigit bibirnya sambil berkata dengan serius, "Terima kasih."Yosef merasa agak malu melihat Juanita yang mengucapkan terima kasih dengan begitu tulus. Benar-benar bodoh, Tommy jelas-jelas sudah tahu semuanya. Dia tidak perlu menutupi apa pun dari pria ini.Yosef merasa lega melihat Juanita yang sudah lebih tenang. Namun, begitu teringat pada sumpahnya barusan, dia seketika merasa sangat getir. Entah dosa apa yang telah diperbuatnya sampai terlibat hal seperti ini.Sesudah melakukan pemeriksaan, Yosef pun menghela napas lega. Kondisi Juanita tidak separah yang dibayangkannya. Bagaimanapun, Tommy terdengar sangat panik saat meneleponnya barusan. Juanita baik-baik saja.Juanita yang berbaring di ranjang

DMCA.com Protection Status