Share

55. Kejutan

Penulis: Pejuang Online
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aluna menyimpan ponsel setelah mendapat telepon dari Alvandra jika sang suami ada rapat di luar dengan klien dan kemungkinan pulang malam. Nanti Alvandra akan mengirim supir untuk menjemput Aluna pulang.

Ia pun kembali meneruskan pekerjaannya tapi dengan pikiran yang berkelana. Hatinya masih menyimpan rasa kesal setiap ingat kejadian saat makan siang tadi.

Saat itu, dengan wajah berbinar ia menyusul Alvandra masuk ke ruangan kemudian mengunci pintunya. Sementara sang suami sudah duduk di sofa dan mengeluarkan semua isi paper bag.

"Ayo, Mas, kita langsung aja!" ajak Aluna sangat antusias.

"Langsung apa, Sayang? Makan? Ayolah, aku udah lapar," sahut Alvandra mengambil satu kotak makan kemudian mulai memakan makanan itu dengan nikmatnya.

Aluna menaikkan sebelah alis. Hatinya bertanya-tanya, kenapa suaminya seolah lupa dengan apa yang dikatakannya tadi.

"Kamu enggak makan?" tanya Alvandra melihat Aluna hanya diam saja.

"Kamu enggak inget tadi ngomong apa, Mas?" Aluna balik bertanya tanpa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • ISTRIKU DITIKUNG POLISI   56. Selagi Masih Ada Kesempatan

    "Dua hari kemarin kalian nginep di rumah Abi?" tanya Ghazi pada Alvandra juga Aluna di Minggu sore.Pasangan suami istri itu baru saja tiba di rumah Alvandra setelah dua malam tak pulang ke rumah. Saking enaknya berbulan madu, sampai lupa mengabari sang kakek.Kedua orang yang ditanya itu hanya saling tatap dan tersenyum simpul. Merasa malu jika harus mengatakan yang sebenarnya tapi jika tidak, pasti sang kakek akan terus bertanya."Kita nginep di hotel, Kek," jawab Alvandra akhirnya."Oh ...." Ghazi mengangguk seolah paham.Alvandra pun menceritakan kesanggupan Fahmi untuk menjadi saksi seandainya semua bukti sudah terkumpul. Ia pun sudah menerima email daftar nama-nama orang yang setia pada Zayn."Sepertinya Alvan harus pake jasa Jaka lagi buat cari orang-orang ini, Kek," ujar Alvandra."Iya, kamu minta bantuan dia saja," sahut Ghazi menyetujui usulan cucunya."Om Danu mana, Kek?" Alvandra melhat sekeliling ruangan tapi tak melihat sosok adik kandung ibunya."Danu lagi cari tempat b

  • ISTRIKU DITIKUNG POLISI   57. Peluang Emas

    "Yang, kenapa itu perempuan kamu terima di kantormu?" tanya Alvandra setelah meletakkan sendok garpu di atas piring kosong.Alvandra tak sabar ingin tahu alasan Aluna menerima Hanum. Sepanjang makan tadi, ia menahan rasa penasarannya karena tak ingin mengganggu acara makan mereka.Aluna menatap heran suaminya. "Mana aku tau. Itu 'kan urusan HRD. Aku mana ada waktu ngurusin yang begituan."Alvandra berdecak. Memang benar juga jawaban Aluna itu. Sebagai direktur, pekerjaannya sudah menyita banyak waktu. Tak mungkin ia mengurusi hal yang memang sudah ada bagiannya.Namun, yang membuatnya kesal adalah kenapa Aluna malah menawari Hanum untuk melamar ke perusahaannya. Hal itu justru seakan memberi jalan pada Hanum yang terlihat ingin menarik hati Alvandra lagi."Memangnya kenapa, Mas?" Aluna melihat suaminya seperti sedang kesal."Aku kesel kenapa waktu itu kamu nyuruh dia ngelamar ke perusahaan. Jadinya 'kan dia ngerasa dikasih jalan.""Kamu enggak tau aja, Yang. Dia itu ada maksud tertent

  • ISTRIKU DITIKUNG POLISI   58. Masih Ada Cinta?

    Lagi-lagi rumah tangga Alvandra diuji oleh pihak ketiga. Kali ini oleh orang dari masa lalu Alvandra. Dan Alvandra sudah dibuat geram oleh kelakuan Hanum.Aluna masih marah. Tentu saja, siapa yang tak akan marah melihat suami tengah berduaan dengan wanita lain. Posisi mereka berdua memang layak dicurigai jika tak tahu awal ceritanya. Apalagi wanita itu adalah mantan istri sang suami. Pastilah ada setitik kenangan indah antara mereka berdua, pikir Aluna.Tanpa mau mendengarkan penjelasan Alvandra, Aluna berontak dari pelukan suami dan langsung meluncur ke lantai bawah. Sesak, sudah pasti. Marah, apalagi. Dengan berderaian air mata, Aluna terus berlari menuju ruangannya dan menguncinya dari dalam.Alvandra ikut menyusul ke bawah, bukan untuk menghampiri sang istri tapi ke tempat lain lagi. Ia berpikir Aluna masih emosi jadi walaupun ia ngomong sampai berbusa pasti tak akan mengena ke hatinya. Ia akan menunggu istrinya tenang dulu.Begitu sampai di lantai yang dituju, tanpa buang waktu d

  • ISTRIKU DITIKUNG POLISI   59. Tuan Zayn??

    Sore ini Aluna memilih pulang lebih dulu tanpa menuggu Alvandra. Ia meminta bantuan Toni untuk mengantarkan sampai rumah."Tumben enggak bareng sama si bos, Non?" Toni bertanya di sela-sela kesibukannya mengendalikan mobil. Jalanan yang macet memang cukup melelahkan tapi lumayan santai."Mas Alvan masih banyak kerjaan," sahut Aluna mengalihkan pandangan pada Toni melalui spion dalam."Bang, mau tanya dong," sambung Aluna."Jangan susah-susah, ya, Non. Saya belum belajar soalnya," timpal Toni terkekeh. Dan itu sontak membuat Aluna terbahak-bahak."Aih, si Abang ini. Istrinya pasti seneng, ya, ketawa terus tiap ketemu Abang.""Lah, emangnya saya ondel-ondel, Non?""Habisnya ada aja omongannya yang bikin ketawa," kata Aluna beralasan sambil mengusap matanya yang sedikit berair karena terlalu banyak tertawa."Hidup itu nggak usah dibikin ribet, Non. Jalani aja yang ada di depan mata. Buat apa kita pikirin hal yang enggak ada kalo ternyata yang kita pegang itu jauh lebih berharga."Aluna t

  • ISTRIKU DITIKUNG POLISI   60. Mengumpulkan Bukti Dan Saksi

    Alvandra mendekati laki-laki yang terlihat ketakutan saat melihatnya. Apakah semirip itu dirinya dengan sang ayah? tanya Alvandra dalam hati.Sekilas Alvandra bertanya pada Jaka nama pria itu dan Jaka menjawab namanya Imam. Lepas itu Jaka meninggalkan Alvandra berdua saja dengan Imam."T-Tuan Zayn, maafkan saya, Tuan. Maaf karena saya enggak bisa menjaga perusahaan dari tangan orang jahat itu," racau Imam dengan mata berkaca-kaca dan terlihat amat sangat menyesal. Ia yang tadinya berontak kini menunduk dan menangis tersedu-sedu.Semakin mendekat, Alvandra sentuh bahu pria tua itu lalu mengusapnya sekilas tanpa berkata-kata."Saya keluar dari perusahaan karena selalu diancam sama si Abbas gila itu kalau tidak memenuhi permintaannya," ucap Imam di sela isakannya."Apa saya jahat, Tuan?" sambungnya sambil mendongak melihat Alvandra dengan mata basahnya.Alvandra menggeleng dan tersenyum. Lalu ia buka ikatan yang melilit tubuh pria itu kemudian membawanya duduk di sofa. Kini tangisnya sud

  • ISTRIKU DITIKUNG POLISI   61. Putra Zayn

    "Tuan, Tuan enggak apa-apa?" Suara sang supir dan guncangan di bahu membangunkan Alvandra dari pingsannya.Alvandra menyentuh kening yang terasa perih. Ia pun melihat ada sedikit darah di ujung jarinya."Maaf, Tuan, tadi saya kurang hati-hati, jadinya mobil nabrak pembatas jalan," ucap supir merasa sangat bersalah."Kamu enggak apa-apa?" Alvandra malah menanyakan kondisi supir.Ia tak pedulikan kondisi mobilnya yang sedikit penyok karena berbenturan dengan tembok keras. Yang lebih beruntung lagi, kondisi jalan tengah sepi jadi tak ada korban lain."Saya enggak apa-apa, Tuan. Cuma sedikit bengkak di dahi," jawab supir, "kita ke rumah sakit, Tuan? Obatin luka di dahi Tuan," lanjutnya."Enggak usah, langsung pulang aja. Istri saya pasti udah nungguin," sahut Alvandra.Supir pun menyalakan mesin mobil dan mulai memutar kemudi supaya mundur lalu kembali masuk ke jalan raya. Saat dia akan menekan pedal gas, tiba-tiba pintu kaca mobil ada yang mengetuk. Supir mengurungkan niatnya lalu meliri

  • ISTRIKU DITIKUNG POLISI   62. Kehadiran Abbas

    Alvandra mendapat kabar dari Jaka kalau orang yang dia tolong adalah teman Imam dan Zayn yang berniat menemui Alvandra. Walaupun merasa lelah, Alvandra memaksakan diri menemui Jono.Akhirnya Alvandra memerintahkan supaya Jono ditempatkan di tempat yang sama dengan Imam untuk memudahkan dirinya jika ingin mencari informasi. Namun Jono menolak, ia memilih kembali ke luar negeri dan berjanji akan datang kalau Alvandra memerlukan kesaksiannya.Alvandra menceritakan pada Ghazi perkembangan terakhir dari pencariannya terhadap teman-teman sang ayah. Ia juga memberitahu sang kakek kalau dugaan Zayn dicelakai itu memang benar sebab ada yang pernah mendengar tentang hal itu. Dan saat Ghazi tahu siapa pelakunya, ia pun mengurungkan niatnya untuk menyelidiki kasus tersebut."Van, Kakek dapat kabar kalau perusahaan Zayn sekarang sedang goyang," ujar Ghazi saat mereka tengah bersantai di sore hari.Alvandra menghentikan gerakan tangan yang akan mengambil cangkir berisi teh lalu menoleh pada sang ka

  • ISTRIKU DITIKUNG POLISI   63. Aluna Hilang

    Alvandra mendatangi kantor polisi demi memenuhi panggilan sebagai pihak penggugat juga untuk memastikan kebenaran jika Alvandra adalah ahli waris dari Zayn Malik. Semua berkas yang diperlukan ia berikan sebagai bukti pada pihak penyelidik.Ke mana-mana kini Alvandra selalu didampingi tiga pengawal, di mana satu orang bertindak sebagai supir. Begitupun dengan Aluna. Setiap berangkat atau pulang kerja, keduanya selalu berada dalam mobil terpisah.Ini Alvandra lakukan untuk berjaga-jaga saja. Seandainya dalam perjalanan ada yang berniat mencelakai, maka salah satu di antara mereka harus ada yang selamat."Pokoknya kalau kamu mau ada meeting di luar atau apapun, jangan pergi sendiri. Usahakan meeting di tempat yang enggak jauh dari kantor."Begitu pesan Alvandra pada sang istri hampir setiap pagi. Sampai-sampai Aluna hafal hingga ke titik komanya. Dan Aluna mengerti akan kekhawatiran suaminya tersebut.Namun, siang ini sepertinya Aluna lupa atau apa. Terlihat ia berjalan melewati halaman

Bab terbaru

  • ISTRIKU DITIKUNG POLISI   100. Awal Bahagia ( Akhir Kisah )

    Polisi datang ke lokasi pemakaman berikut dengan mobil ambulan setelah mendapat laporan. Mereka langsung memasang garis polisi di lokasi Gibran terkapar. Semua orang yang berada di area pemakaman dilarang membubarkan diri sebab akan dimintai keterangannya.Alvandra meminta izin pada polisi supaya istri dan anaknya bisa pulang lebih dulu sebab hari semakin petang. Akhirnya yang pertama diperiksa polisi adalah Aluna, selanjutnya Camilla lalu yang lainnya.Acara pengajian di rumah tetap digelar meskipun Alvandra belum pulang sebab harus mengurus jenazah Gibran sekaligus melaporkan kasus tabrak lari yang dialami kakeknya, walaupun sang kakek sudah meninggal. Justru karena Ghazi meninggal, ia jadi ingin mengusut kasus itu.Alvandra tiba di rumah larut malam karena banyak sekali yang harus ia urus terkait kematian Gibran. Polisi menetapkan Gibran meninggal karena tembakan peluru tepat di kepalanya, hanya siapa pelakunya masih menjadi misteri. Mereka sudah menyisir seluruh area pemakaman, na

  • ISTRIKU DITIKUNG POLISI   99. Siapa Pelaku Penembaknya?

    Deru napas Alvandra terdengar memburu. Rahangnya mengeras dengan gigi yang saling gemerutuk. Amarahnya kembali naik ke permukaan setelah sekian bulan bersembunyi di palung hati terdalam.Sang putra tercinta berada dalam dekapan pria yang selama ini ia cari, namun tak kunjung ditemukan. Entah di mana pria itu bersembunyi. Alvandra jadi berpikir kalau pelaku tabrak lari itu adalah si mantan asisten."Pengecut! Lepaskan dia!" pekik Alvandra kencang sehingga mengalihkan perhatian para pelayat yang sedang mengikuti prosesi pemakaman kepadanya.Kasak-kusuk terdengar dari para pelayat. Mereka yang sebagian besar rekan bisnis Alvandra, tentu saja mengenal Gibran. Mereka jadi menduga-duga masalah yang terjadi antara keduanya."Hahaha ... tidak semudah itu, Tuan Muda! Kalau Anda ingin anak kecil ini lepas, ada syarat yang harus Anda penuhi," teriak Gibran terbahak-bahak, dan itu membuat Leon terkejut.Bocah kecil itu menangis dalam kungkungan tangan kekar lelaki bertubuh tinggi besar tersebut s

  • ISTRIKU DITIKUNG POLISI   98. Pemakaman

    Kabar yang Alvandra dengar seperti suara petir di tengah hujan badai, menggelegar memekakkan telinga. Tubuhnya seketika kaku, ponsel yang ia pegang pun jatuh begitu saja ke lantai berlapiskan marmer hingga retak layarnya."Tuan! Tuan Alvan!"Bodyguard terus memanggil Alvandra yang mematung setelah menerima telepon. Tak ada respon, ia memberanikan diri menepuk pundak Alvandra pelan. Kelopak mata Alvandra mengerjap cepat kemudian ia menoleh pada bodyguard yang berdiri di sampingnya."Siapkan mobil!" perintah Alvandra cepat. Ia tak boleh terpuruk, ia harus tegar sebab kini ada dua orang yang bergantung padanya. Bodyguard segera berbalik keluar melaksanakan perintah sang majikan.Mengambil ponsel di lantai, Alvandra kemudian mengecek kondisi benda canggih tersebut dan ternyata masih bisa digunakan. Lekas ia mencari nomor Abrisam kemudian mengabari sang mertua, setelah itu Alvandra berjalan cepat menuju kamarnya untuk berpamitan pada sang istri."Memangnya kamu mau ke mana, Mas?" Aluna ter

  • ISTRIKU DITIKUNG POLISI   97. Kabar Duka

    Beberapa bulan berlalu, Gibran masih belum ditemukan. Ia menghilang tanpa jejak seolah ditelan bumi. Bukannya senang dengan kondisi ini, justru Alvandra semakin was-was. Ia khawatir sewaktu-waktu kejutan akan datang dari pria Arab itu.Berbicara tentang kejutan, baik Alvandra juga Ghazi dibuat geleng kepala akan ulah Gibran. Mantan asisten mereka itu membuat perusahaan fiktif lalu mengajukan kerjasama dengan perusahaan investasi Alvandra. Kerjasama itu tentu saja terjalin dengan baik sebab saat itu Gibran menjadi orang kepercayaan untuk mengurus perusahaan investasi karena Alvandra tengah sibuk dengan perusahaan milik mendiang ayahnya.Perusahaan fiktif itu terbongkar saat Alvandra menyelidiki kasus foto vulgarnya. Setelah ditelusuri, ternyata yang membuat janji temu dengannya adalah perusahaan yang dibuat Gibran.Kerugian yang diderita Alvandra cukup besar. Semua rekening yang berkaitan dengan perusahaan fiktif Gibran sudah dinonaktifkan oleh Gibran sendiri dengan saldo nol rupiah. A

  • ISTRIKU DITIKUNG POLISI   96. Kabur

    Alvandra segera bertindak cepat. Saat itu juga dia menelpon Fahmi dan memintanya menghubungi semua stasiun televisi yang menayangkan berita itu untuk segera menghapus beritanya. Portal berita online pun tak luput dari daftarnya.Kalau mereka menolak, Alvandra akan menuntut pihak penyebar berita dengan tuduhan pencemaran nama baik. Alvandra berani berkata itu karena memiliki bukti bahwa dia tidak bersalah.Ponsel Alvandra tak henti-hentinya berdering. Rata-rata para peneleponnya adalah rekan bisnis yang ingin menanyakan kebenaran berita itu. Sebagai pengusaha muda yang sedang naik daun dan dikenal setia, tentu saja hal itu membuat para rekan Alvandra penasaran. Alvandra berjanji akan membuat konferensi pers untuk menjawab semua pertanyaan mereka. Ghazi pun mendatangi kediaman Abrisam. Ia ingin mengonfirmasi berita yang baru saja dilihatnya."Van, bagaimana ceritanya bisa sampai ada berita seperti itu?" tanya Ghazi mewakili Abrisam juga Camilla yang sedari tadi penasaran.Kini mereka s

  • ISTRIKU DITIKUNG POLISI   95. Kejutan Gibran

    Alvandra mengirimkan rekaman CCTV yang ia dapat ke nomor Aluna. Ia merasa itu adalah cara terbaik untuk membuktikan pada istrinya kalau ia tak berbuat aneh-aneh. Pria tampan itu pun segera menghubungi Jaka dan memintanya datang ke rumah Abrisam secepatnya.Dari hotel, Alvandra langsung pulang ke rumah Abrisam, bermaksud menjemput Aluna dan Leon. Awalnya ia berniat nanti saja menjemput sang istri setelah masalahnya beres dan para pelaku berhasil ditangkap, tapi itu pasti membutuhkan waktu yang lama. Dan tentu saja masalah rumah tangganya pun akan semakin berlarut-larut tanpa penjelasan darinya.Saat mobil Alvandra memasuki halaman rumah besar tersebut, bertepatan dengan mobil Abrisam yang baru melewati gerbang. Alvandra menahan dulu langkahnya sampai sang mertua turun dari mobil."Kamu pulang ke sini, Van. Memangnya Luna ada di sini?" tanya Abrisam sedikit heran begitu Alvandra menghampiri."Iya, Dad. Tadi siang telpon katanya mau ke sini. Ya udah, Alvan langsung ke sini dari kantor,"

  • ISTRIKU DITIKUNG POLISI   94. Aluna Pergi

    Tubuh Aluna bergetar hebat kala melihat foto yang baru saja ia terima dari nomor tak dikenal. Kelopak matanya seketika terasa memanas, hatinya perih serasa dicabik-cabik. Orang yang sangat ia percaya tega berkhianat di belakangnya.Dengan tangan gemetaran sambil menguatkan hati, lekas ia menghubungi nomor tersebut, tapi ternyata sudah tak aktif lagi. Kemudian ia menelepon Alvandra, aktif namun tak kunjung diangkat juga."Jadi ini kelakuanmu di belakangku, Mas! Hanya karena aku belum bisa memberikan hakmu, kamu lampiaskan hasratmu di luar. Semua laki-laki sama saja! Isi otaknya hanya urusan selangkangan," racau Aluna meremas ponsel yang masih dalam genggaman. Air mata mulai menggenang di pelupuk mata.Sungguh, Aluna kecewa berat pada suaminya itu. Padahal setahu dirinya, Alvandra sering berkoar-koar sangat membenci pengkhianat. Akan tetapi, kenyataan yang baru saja ia lihat berbanding terbalik dengan ucapan sang suami, justru si pengucap itulah pelaku pengkhianatannya.Walau hatinya be

  • ISTRIKU DITIKUNG POLISI   93. Belum Kapok

    Satu bulan berlalu.Bayi Aluna dan Alvandra sudah dibawa pulang karena kondisinya sudah stabil. Bahkan berat badannya cepat bertambah walaupun hanya meminum ASI saja. Baby Boy, begitu Alvandra menyebutnya.Aluna sering protes, untuk apa dinamai Leon kalau dipanggilnya Boy dan jawaban Alvandra adalah karena panggilan itu sudah melekat erat dari semenjak ia tahu jenis kelamin anaknya.Alvandra selalu menghampiri dulu anaknya di kamar bayi sebelum ia masuk kamarnya sendiri setiap pulang kerja. Ia selalu mengusahakan pulang tepat waktu karena selalu tak sabar untuk bertemu putranya.Seperti hari ini, dia langsung masuk kamar bayinya karena biasanya di jam dia pulang begini, Leon pasti sudah wangi karena baru saja selesai dimandikan."Hei, Boy! Udah mimi cucu hari ini?" tanya Alvandra pada anaknya yang terbaring di boks bayi."Jangan pegang-pegang Leon! Kamu habis dari luar, pasti bawa kuman. Mandi dulu sana!" seru Aluna muncul dari balik pintu penghubung kamar mereka dengan kamar sang bay

  • ISTRIKU DITIKUNG POLISI   92. Keputusan Ghazi

    Alvandra yang baru tidur dua jam terbangun karena jeritan Aluna. Bersyukur sekaligus sedih melihat kondisi sang istri. Air mata mengalir deras melewati pelipis hingga membasahi bantal."Anakku mana, Mas?" racau Aluna di sela isakannya. Ia meringis karena perut bagian bawahnya terasa sakit."Tenang, Yang. Dia ada, selamat. Hanya harus dipisahkan dulu sementara sampai kondisinya membaik," jelas Alvandra pelan. Ia tahu pasti istrinya berpikir anaknya tidak bisa selamat setelah peristiwa yang menimpa keduanya."Kamu nggak bohong 'kan, Mas?""Nggak, Mas nggak bohong. Nanti kalau kamu sudah kuat, kita lihat anak kita," bujuk Alvandra menenangkan Aluna."Maafin aku, Mas. Aku terpaksa lompat dari mobil karena nggak mau terus dibawa sama orang gila itu," kata Aluna setelah tangisnya mereda."Nggak apa-apa, yang penting kalian selamat," sahut Alvandra meraih tangan Aluna kemudian mengelusnya."Tapi anak kita jadinya harus dilahirkan sebelum waktunya." Air mata kembali menetes dari sudut luar ma

DMCA.com Protection Status