Share

30. Keributan

Penulis: Zee Zee
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-14 09:00:07

"Pa, aku ingin cepat pulang. Aku seolah mendapat firasat buruk, Pa."

"Kalau begitu, kita pulang besok pagi juga," ucap Tuan Abimana memutuskan.

Harusnya setelah selesai bertemu dengan Tuan Robert, mereka masih ada waktu satu hari di Bali. Sayangnya, Kenward mendapat firasat buruk. Dia langsung teringat akan istri dan calon anaknya.

Berulang kali Kenward menghubungi Shafira, akan tetapi tak kunjung ada jawaban. Begitupun dengan Gio.

"Tidak diangkat, Pa."

"Mungkin mereka lagi sibuk."

Kenward tidak puas dengan jawaban Tuan Abimana. Dia terus mencoba menghubungi istrinya. Sayang, entah panggilan ke sekian pun tidak mendapat jawaban.

Kenward meremas kepalanya. Bahkan jam menunjukkan pukul sebelas malam waktu Bali, tidak membuat matanya tertutup.

Tuan Agatha mencibir keponakannya. Dia selalu merasa bahwa Kenward terlalu dimanjakan.

Dia ingin sekali meninggalkan ketiganya. Selama berada di Bali, dia layaknya seperti patung pajangan yang hanya sebagai hiasan belaka. Dia tidak memiliki sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   31. Petaka itu

    Tuan Abimana tidak percaya dengan apa yang terjadi di depan matanya. Dia yakin betul bahwa Shafira bukanlah wanita yang seperti dituduhkan. Dia banyak tahu tentang kehidupan wanita itu. Namun, apa yang terjadi saat ini tidak bisa membuatnya berkutik. Di dalam kamar Gio mereka mengadakan rapat untuk masalah ini. Sengaja pintu ditutup agar masalah ini tidak diketahui oleh orang luar. Shafira duduk dengan terus mengusap perutnya. Dia tidak menyangka bahwa akan ada kejadian seperti ini. Begitupun dengan Gio. "Kalian ...." Tuan Abimana menarik napas dalam kemudian perlahan mengembuskannya. "Kakek tidak menyangka akan ada kejadian buruk yang menimpa keluarga kita. Apa yang sebenarnya terjadi?""Kek, Gio juga tidak mengerti. Semalam Gio tertidur karena pengaruh alkohol dan saat bangun tiba-tiba ....""Berarti kamu yang menjebak kakakku!" tuding Alice pada Shafira."Jangan asal menuduh! Aku tidak seperti itu.""Buktinya kamu justru ada di dalam kamar Gio. Jadi, bisa dipastikan, Yah, Sha

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-16
  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   32. keputusan Untuk Shafira

    "Makanlah, Shafira! Ingat, anakmu sedang membutuhkanmu saat ini," bujuk Giovani. "Tidak, Gio. Aku tidak bisa."Saat ini Gio datang menemui Shafira. Dia terus berusaha membujuk Shafira. Anita dengan setia berdiri di dekat majikannya. Dia tidak ingin meninggalkan wanita itu meskipun sebentar. Dia snagat mengkhawatirkan kondisi Shafira saat ini. "Tuhan sudah menitipkan dia di rahimmu. Lalu, kenapa kamu justru mengabaikannya?"Shafira memandang lekat sosok pria yang juga bernasib sama dengannya.Matanya kini sembab. Air bening itu terus mengalir dari mata indahnya."Apa aku pantas mendapatkan semua ini, Gio? Apa aku tidak pantas berada di sini?""Jangan berbicara seperti, Shafira. Ini hanya kesalahpahaman."Shafira menarik napas panjang. Matanya masih terus mengembun."Aku ingin sendiri, Gio. Adanya kamu di sini semakin menguatkan desas-desus soal kita."Giovani berdiri lalu meninggalkan Shafira. Meskipun berat melangkah namun dia tidak ingin melakukan itu. Giovani memerintahkan Anita

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-16
  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   33. Shafira Diasingkan

    "Lakukan tes DNA untuk membuktikan semuanya!"Keluarga Agatha merasa terancam saat ini. Jika.itu dilakukan maka semua usahanya sia-sia karena sejak awal mereka tahu bahwa Shafira menjaga kesuciannya. Mereka berbisik satu sama lain. Terkecuali Shafira dan Gio. "Kamu meragukan darah dagingmu, Ken?""Lalu siapa yang bisa membuktikan bahwa bayi yang dikandung Shafira adalah anakku?"Giovani terdiam. "Tidak ada kan? Termasuk kamu, Gio!"Shafira yang sejak tadi terdiam dengan air mata yang terus mengalir akhirnya ikut angkat bicara saat suaminya dengan terang-terangan meragukan buah hati mereka. "Aku tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun sebelum menikah dengamu, Ken. Aku terus menjaga kesucian dan kehormatanku jiga kehormatanku. Lantas, apa yang membuatmu semakin ragu?""Melihat semuanya dengan mata kepalaku sendiri. Itu yang membuatku bukan hanya ragu tapi yakin kalau selama ini kamu sudah berkhianat, Shafira.""Aku tidak semurah itu, Ken.""Kita buktikan saja lewat tes DNA."

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-16
  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   34. Jiwa yang Rapuh

    Setelah kepergian Shafira hidup Kenward kembali berubah. Dia seolah kembali ke sosoknya yang dulu. Dingin dan sedikit arogan. Sudah dua hari Shafira berada di tempat yang berbeda. Sekama tiga hari itu pula Kenward nerasa kesepian. Ada yang berbeda dari yang biasanya. Seperti pagi ini, biasanya Shafira akan menyiapkan pakaian yang akan dikenakan hari itu juga. Sebelum berangkat kerja, dia akan mengajak calon anak mereka untuk berbincang sebentar, mengelus perut besar itu lalu beranjak. Kali ini semua hilang begitu cepat. Tak ada lagi suara lembut Shafira saat melantunkan ayat suci, tak ada lagi senyuman indah yang bisa dia lihat selama ini. Hilang tak berjejak. Nyeri menjalar di dalam dada Ken. Dia tidak menampik bahwa dia merindukan setiap kebersamaan mereka. Dia terlalu terbiasa dengan kehadiran Shafira. "Tuan." Kenward yang tengah duduk melamun di balik kemudi sedikit tersentak. "Kita sudah tiba." Kenward merapikan sedikit jasnya lalu turun dan melangkah memasuki kantor

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-16
  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   35. Semua Tentangnya

    "Ken, papa mau bicara." "Apa lagi sih, Pa? Masih mau membahas wanita itu lagi?" "Dia istrimu, Ken!" "Tapi, dia berkhianat, Pa!" Kenward merasa putus asa. Semenjak kejadian itu tidak ada satupun orang yang berada di pihaknya. Semua orang yang dia percaya seolah berbalik menentangnya. Kenward lelah dengan semuanya. Dia ingin hidup tenang tanpa harus dibayang-bayangi soal Shafira. "Ken, dengarkan papa!" Ken berhenti. Tuan Albern mendekati putranya. "Papa hanya tidak ingin kamu menyesal." "Kenapa selalu seenaknya mengaturku? Sebenarnya anak papa siapa? Aku atau dia?!" "Ken, Papa hanya ingin kamu membuka sedikit pikiranmu. Pakai logikamu!" "Ssayang sekali, Pa! Logikaku justru ditutupi oleh kenyataan yang ada." "Ken!" bentak Tuan Albern saat Kenward kembali melangkah. "Jangan pernah ada lagi yang membahas Shafira. Semakin kalian menyebut namanya, semakin kalian menghancurkan perasaan aku. Ingat, Pa, selama belum ada bukti yang menguatkan argumen kalian, aku tidak akan pernah

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17
  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   36. Usaha Alice

    "Ken, kamu sudah bangun?" tanya Nyonya Sonia. Kenward berlalu kemudian mengambil sehelai roti dan mengoleskan krim cokelat di atasnya. Nyonya Sonia yang merada diabaikan sedikit kesal. Namun, sebisa mungkin dia menyembunyikan itu semua demi menggapai misinya. "Sarapan sudah siap, Ken. Kenapa hanya roti itu saja?" Lagi dan lagi Kenward justru mengabaikan kehadiran Nyonya Sonia. Kenward lebih memilih beranjak dibanding harus berurusan dengan wanita licik itu. Gigi Nyonya Sonia saling bergesek. Tangannya mengepal kuat. "Awas kamu, Ken. Kamu akan tahu akibatnya!"***"Pak Ken."Kenward berhenti begitu Vanya memanggilnya. "Pak Jason menyetujui kerjasama kita. Dia ingin bertemu di cafe jam tiga siang nanti.""Atur saja!"Kenward berlalu. Sikap dinginnya kembali. Vanya mengendikkan bahu. Padahal dia belum menjelaskan secara detil. Kenward berlalu dan berhenti saat Giovani berjalan beriringan dengan wnaita yang dia kenal. Giovani tampak terlihat tersenyum manis. Setahu Ken, dia tida

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17
  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   37. Kehancuran Kenward

    "Ken, berhenti!" Kenward yang baru saja tiba di rumahnya menghentikan langkah saat Alice mencegatnya. Alice menarik tangan Kenward dan membawanya pada meja makan. Di sana tersedia berbagai macam lauk yang selama ini menjadi makanan kesukaan Kenward. "Aku sengaja siapkan ini karena aku tahu kamu jarang makan. Kamu nanti sakit, Ken. Jadi, makanlah!" "Aku tidak memiliki selera saat ini." "Ayolah, Ken. Kamu adalah satu-satunya harapan kakek tentang perusahaan ini." Kenward menyugar rambutnya. Sebisa mungkin dia berusaha untuk menahan diri. "Alice, berhenti bersikap seperti ini padaku. Kamu harus tahu, yang berhak melakukan itu adalah istriku." "Si pengkhianat itu?" Alice tersenyum sinis. Kenward terdiam. Ucapan Alice seperti meriam yang diledakkan tepat di depannya. Alice membawanya pada satu kenyataan bahwa istri yang dia cintai telah berkhianat padanya dan bayangan akan kejadian waktu itu kembali terputar. Kenward meninggalkan Alice dengan amarah yang menguasai dirinya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17
  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   38. Lahirnya Sang Pewaris

    "Apa yang sedang Nyonya pikirkan?" tanya Vera saat membawa majikannya jalan-jalan sesuai anjuran bidan desa.Shafira tersenyum lembut sembari merasakan hawa sejuk di pedesaan. "Aku hanya sedang menikmati keindahan desa ini, Vera. Sawah hijau yang memanjang, semilir angin yang menyejukkan, kicauan burung seperti nyanyian di pagi hari."Shafira menoleh pada Vera. Wajahnya begitu teduh dengan mata indah. Semua orang yang berada di dekatnya merasakan keteduhan yang terpancar dari wajahnya. "Kamu tahu, Vera? Ini yang sejak dulu aku impikan. Tinggal di sebuah desa yang damai, jauh dari hiruk piruk perkotaan. Hidup bahagia bersama keluarga tercinta."Wajah teduh itu berubah menjadi sendu. Mata indahnya mulai menghangat.Shafira memandang lepas ke hamparan sawah yang memanjang. Air mata jatuh begitu cepat membasahi kedua pipinya. "Sayang, itu semua hanya mimpi.""Jangan putus asa, Nyonya. Suatu hari nanti semua akan terjadi. Kita tinggal menunggu waktu saja."Tangannya menghapus jejak air

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-19

Bab terbaru

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   117. Akhir dari Segalanya

    "Aku minta maaf, Shafira. Aku tahu ini sangat susah tapi beri aku satu kesempatan. Ini permintaan terakhirku. Aku ingin hidup tenang."Alice hendak bersujud di kakinya akan tetapi Shafira menolak."Jangan pernah merendahkan dirimu pada manusia, Alice. Merendahlah pada Tuhanmu saja."Shafira membantu Alice untuk bangkit dan menatap matanya dalam."Aku memaafkanmu."Alice menangis dan memeluk Shafira. Untuk pertama kalinya mereka melakukan itu. Alice menangis tersedu-sedu di dalam pelukan Shafira. Dia sekarang tenang. Shafira melepas pelukannya dan menghapus jejak mata Alice. "Kamu adalah adikku, Alice." "Jika aku meminta satu permintaan, apa kamu mau mengabulkannya?""Apa itu?""Aku ingin menghadap pada Tuhanku dengan cara yang baik. Aku ingin shalat, berpakaian muslimah dan makan bersamamu.""Masya Allah, aku akan melakukannya."Shafira kemudian kembali memeluk Alice. Mereka sama-sama menangis saat ini. Dia kemudian menuntun Alice berwudhu kemudian shalat ashar bersama. Berhubung

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   116. Pembacaan Vonis

    "Sebenarnya aku merasa takut untuk menghadiri sidang akhir ini, Ken. Aku tidak sanggup mendengar keputusan haki. Itu lah sebabnya selama persidangan aku memilih untuk ridak menghadirinya.""Papa, Mama dan adikku sendiri ada di sana. Aku benar-benar tidak sanggup."Tuan Albern menepuk pelan pundak Gio untuk memberinya kekuatan.Hari ini adalah jadwal pembacaan keputusan sidang. Semua keluarga turut hadir kecuali Keano. Suasana sidang mulai ramai. Saat para terdakwa masuk, suasana jembali gaduh. Kenward terus menggenggam tangan Shafira untuk memberinya kekuatan. "Sidang pembacaan keputusan akan dimulai. Silahkan para hadirin untuk diam sejenak dan kami harapkan tidak ada keributan agar proses sudang berjalan dengan lancar."Suasana kembali hening. Ketua hakim kemudian membagikan tiga rangkap bacaan putusan pengadilan atas hukumannyang akan dijatuhkan pada ketiga terdakwa."Silakan, terdakwa atas nama Agatha Abimana Guinandra untuk berdiri!"Tuan Agataha berdiri menghadap ke arah haki

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   115. Pembacaan Nota Pembelaan

    "Aku ingin bertemu dengan Pak Adam.""Dia sedangan ada rapat, Pak. Apa sudah ada janji sebelumnya?" tanya wanita yang diduga sekretarisnya."Iya," jawab Haris sengaja berbohong. "Baik, Pak. Silahkan menunggu sebentar. Rapat sebentar lagi selesai."Terima kasih."Haris memilih duduk di sofa ruang tunggu sambil memikirkan strategi yang akan digunakan nantinya. Haris sejak dulu membenci Eliezer. Dia adalah dua pengacara hebat yang saling bersaing satu sama lain. "Aku harus bisa mengalahkan Eliezer," gumamnya. Dua puluh menit berlalu. Haris spontan berdiri saat melihat Pak Adam keluar dari ruang rapat. Dia berjakan menghampiri hakim ketua yang diprediksi berusia lima puluh tahun itu."Siang, Pak Adam.""Selamat siang, Pak Haris. Apa kita ada janji temu sebelumnya?"Haris mengurai senyum. "Ada hal penting yang ingin saya sampaikan, Pak.""Soal?""Ah, ini rahasia dan baiknya kita bicara berdua."Pak Adam mulai menaruh curiga. Terlebih dia tahu sosok yang ada di depannya saat ini."Baik

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   114. Pembacaan Tuntutan

    "Bagaimana, Tuan Agatha, hari ini pembacaan tuntutan jaksa. Apa Anda siap?""Bagaimana jika tuntutan itu berat?""Kami mendengar bahwa tuntutan jaksa tentang pembunuhan berencana itu seumur hidup. Bagaimana tanggapan Anda?"Banyak pertanyaan dari awak media yang membuat kepala Tuan Agatha semakin pusing. Dia lebih memilih tertunduk dalam.Hal yang sama ditanyakan saat Alice dan Nyonya Sonia masuk ke ruangan persidangan. Keduanya memilih menunduk dalam. Pembacaan tuntutan jaksa dimulai. Tuan Agatha lebih dulu duduk di kursi terdakwa. "Silahkan saudara Agatha Abimana Giinandra untuk berdiri!"Tuan Agatha yang memakai kemeja putih dan celana kain berwarna hitam berdiri. "Berdasarkan keputusan sesuai dengan isi pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana yang menyebutkan bahwa 'Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencama ( moord ), dengan pidana mati, atau penjara seumur hidup atau selama waktu ter

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   113. Kegaduhan

    "Keputusan akan cepat diproses karena mereka tidak ada perlawanan, Tuan.""Baguslah. Kalau begitu tinggal pembacaan tuntutan jaksa lalu akan ada pembacaan pembelaan tersangka ataa tuntutan jaksa atau pledoi jika mereka keberatan."Tuan Albern dan Ken terdiam. Prosesnya dibilang cukup panjang. Di luar sana media seakan berlomba-komba untuk memberitakan ini semua. Bukan karena kasusnya akan tetapi ornag yang saat ini menjadi tersangka utamanya. Keluarga Agatha adalah orang yang cukup terpandang. Melihat keadaan seperti ini tentu saja media mengincar setiap pergerakan yang dilakukan oleh Keluarga Guinnadra. "Awak media masih terus menunggu di luar, Pa.""Kita hadapi saja."Mereka bertiga melangkah keluar. Puluhan awak media langsung mwndatangi mereka."Bagaimana kelanjutannya, Pak?""Pak, apa benar hanya denndam pribadi?""Pak, lalu bagaimana keadaan korban saat ini?""Pak, bagaimana status tersangka Alice saat ini?"Berbagai pertanyaan beruntun datang menghampiri. Mereka sedikit kewa

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   112. Persidangan

    "Bagaimana keadaan kalian?""Aku baik-baik saja, Gio."Shafira memperhatikan wajah sendu Gio yang tidak peenah ditampakkan selama ini. Matanya beralih pada jendela rumah sakit yang berhadapan langsung dengan taman bermain anak-anak. Raline, Keano dan kedua putrinya bermain di sana sedangkan Shafira dan Gio berada di dalam kamar Keano. "Apa yang kamu pikirkan, Gio?""Mereka sudah membawa papa dan mama. Rasanya menyakitkan ....""Maksudnya?""Polisi sudah menemukan barang bukti kejahatan mereka selama ini yang mereka sembunyikan. Keluargaku dikenakan pasal berlapis atas tindakan kriminal yang dilakukannya."Shafira mengembuskan napas berat. Rasa nyeri dan sesak menjalar ke seluruh rongga dadanya. Ingatannya kembali pada sikap keluarga Agatha padanya dulu. Shafira berasa hidup di penjara. Mereka terus melakukan segala cara untuk melenyapkan Shafira termasuk putranya. "Aku tahu selama ini keluargaku sudah sangat melewati batas. Ingin menghentikan mereka justru aku yang dijadikan kambi

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   111. Menangkap Tuan Agatha

    "Ibu ....""Iya, Sayang?""Aku ingin pulang. Aku bosan di sini."Shafira berusaha tersenyum. Dia mengelus pundak putranya. Kenward sudah berpesan untuk tidak membawa putranya kembali ke rumah dulu. Dia takut trauma itu kembali. "Nanti ya, Sayang. Lukamu masih perlu disembuhkan.""Tapi, aku bosan di sini, Ibu," rengeknya.Shafira mencium pucuk kepala putranya. Dia tidak ingin menentang perintah suaminya juga ingin melindungi putranya. Dia bertekad untuk selalu berusaha agar putranya merasa nyaman dan terhindar sesuatu yang bisa membuatnya mengingat kembali kejadian menyakitkan itu. "Ini permintaan ayah, Sayang."****"Halo, Tuan Kenward. Hari ini kami akan melakukan penyelidikan dan pencarian bukti di kediaman Anda.""Silahkan, Pak."Kenward menemui keluarganya yang tengah menikmati makan siang bersama tanpa kehadiran Shafira dan Keano. Sengaja dia melakukan itu atas dasar perintah Komandan Andrew. Tuan Agatha dan Nyonya Sonia tampak menikmati keakraban yang sudah lama hilang. Ked

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   110. Mengumpulkan Bukti

    "Alice sudah keterlaluan, Ma. Dia sudah melalukan tindakan bodoh tanpa diskusi dulu dengan kita. Apa dia tidak memikirkan konsekuensinya?"Tuan Agatha dibuat kesal oleh putrinya. Apa yang dilakukan oleh Alice tidak hanya membahayakan dirinya juga keluarganya sendiri. "Apa dia tidak pernah berfikir? kalau dia melakukan sesuatu yang berbahaya, tentu kita juga akan terseret.""Mungkin putri kita melakukan itu semua karena.sudah jenuh dengan sikap keluarga Albern.""Atau jangan-jangan kamu tahu, Ma, rencana dia?"Nyonya Sonia sedikit tersentak. Tatapan mata Tuan Agatha berubah menjadi tatapan mengintimidasi. Tuan Agatha menghampiri istrinya. Dia merasa ada yang sedang disembunyikannya. "Apa yang kamu sembunyikan dariku, Ma. Jawab!""Ti-tidak, Pa. Aku tidak tahu apa-apa.""Jangan membohongiku, Ma. Aku bisa tahu dari sorot mata dan sikapmu.""Aku serius, Pa.""Ma ...."Nyonya Sonia mengembuskan napas berat. Biar bagaimana pun suaminya pasti tahu apa yang sudah terjadi. "Baiklah, Mama t

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   119. Gugatan Cerai

    "Ada hal yang ingin aku sampaikan pada kalian semua terkait siapa pelaku penculikan putra kami-Keano.""Siapa, Ken?"Semua yang sengaja dihadirkan Ken diam menunggu nama yang akan disebut. Nyonya Sonia berusaha menenangkan diri. Dia belum siap mendengar pengakuan putrinya. "Alice, Pa.""Apa?!"Semua yang hadir terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Kenward. Terkecuali Gio.Shafira menangis. Dia sudah menduga sebelumnya jika ada keterlibatan Alice pada kasus ini. Hanya saja dia berusaha untuk berpikir positif.Tubuhnya terguncang menahan sesak dan tangis yang ingin sekali pecah. Entah kenapa Alice ingin sekali melenyapkannya. Ingin membuktikan secara kuat, Ken memutar rekaman video yang dikirim oleh Nichole dulu. "Aku tidak menyangka putriku akan melakukan hal sekeji itu. Aku sama sekali tahu soal ini.""Saat ini Alice ditahan di Polres Metro Jakarta Selatan. Semua sudah dilakukan tinggal mengumpulkan bukti-bukti yang ada dan aku harap kerjasamanya untuk tidak menemuinya dulu demi

DMCA.com Protection Status