Dasar Keyla istri tidak berguna. Seharusnya kan sudah kewajiban dia untuk melunasi hutang-hutangku, kan aku suaminya. Tapi yang terjadi malah dua orang debt kolektor itu mengambil sepeda motor hasil jerih payahku berkerja selama ini dan parahnya Keyla malah membiarkannya. Istri macam apa itu. Hanya diam saja di saat aku kesusahan seperti ini! Harusnya dia bisa mengerti dan membantuku!Karena suntuk dan kesal dengan keadaan di rumah, maka malam ini aku memutuskan untuk nongkrong bersama sohib karibku. Mereka adalah Bayu dan Farid, mereka berdua bekerja di perusahaan walau beda kantor. Bayu dan Farid masih bujangan, belum menikah. Wajarlah mereka masih bebas. Aku jadi menyesal menikah karena tidak bisa sebebas mereka, apa-apa mesti di atur istri. Pulang malam saja dimarahin. Jadi malam ini akan kuberi pelajaran saja si Keyla. Aku tidak pulang ke rumah dulu malam ini.Kami bertemu di kafe seperti biasa, mereka sudah tiba duluan dan sedang merokok. Asap mengebul dimana-mana. Melihatku dat
PoV KeylaHari ini hari minggu, sudah dua hari bang Ardan tidak pulang ke rumah. Dia pun juga tidak ada menelepon maupun mengirim pesan kepadaku dimana posisinya sekarang. Kalau aku yang bertanya dimana dia, ah maaf saja. Gengsi dong! Buat apa aku menghubunginya lebih dulu. Paling dia malah marah-marah kalau kuhubungi. Biarlah sekarang terserah dia mau apa. Urusi saja urusan masing-masing! Aku malas sekali untuk memasak, bawaannya mager aja. Aku langsung mengambil gawaiku untuk memesan bubur ayam dan telur puyuh pindang lewat aplikasi online. Lima belas menit kemudian pesananku datang. Hmm nikmat sekali pagi-pagi begini makan bubur ayam hangat dan enak ditemani secangkir teh panas. Selesai makan, aku berniat untuk mandi pagi. Tapi tiba-tiba gawaiku berbunyi. Siapakah gerangan yang menelepon pagi-pagi seperti ini? Apa bang Ardan? Nggak mungkin banget deh kayaknya. Langsung saja aku mengambil gawaiku di nakas dan melihat siapa yang menelepon. Oh, Soni. Ada apa ya dia menelepon di pagi
PoV KeylaMataku membelalak sempuna. Dan ternyata yang memergokiku adalah wanita yang selama ini sangat kucintai.“I, ibu,” jawabku gugup. “Kenapa ibu ada di sini?”“Hei Keyla, harusnya ibu yang bertanya, kenapa kamu ada di sini? Mana Ardan? Kok kamu malah jalan sama cowok lain," omel ibu merepet.Kulirik sekilas wajah Soni seketika langsung memerah dan menunduk karena malu. Aku pun menjawab dengan gelagapan.“Ma, maafkan Key bu. Dengar dulu penjelasan Key. Key belum sempat cerita semuanya ke ibu. Maafkan Key selama ini menutupi dan membohongi masalah rumah tangga Key kepada ibu.” Seketika tangisku pecah dan langsung memeluk ibu. Ibu pun menyambutku dalam pelukannya. Mengusap-usap punggung dan kepalaku.“Nak, kamu masih jadi istri orang. Kamu salah jika kamu jalan dengan cowok lain. Jujur, ibu sudah ada firasat kalau rumah tanggamu dengan Ardan sedang tidak baik," jawab ibu lembut tapi sangat menenangkan.“Tapi secepat mungkin Key pasti akan menceraikan bang Ardan bu. Insya Allah, beb
PoV SoniKeyla, wanita yang mengisi hatiku beberapa bulan ini. Aku dan dia kebetulan lulus tes CPNS di instansi yang sama namun berbeda divisi. Dia bagian keuangan dan aku bagian IT. Sudah lama aku memperhatikan dia, walaupun hanya sebatas tegur sapa. Awalnya aku kira dia masih gadis tapi ternyata sudah menikah.Sayang sekali, aku tidak punya kesempatan untuk mendekatinya. Entahlah aneh juga perasaanku, kok aku malah suka dengan istri orang. Padahal banyak gadis-gadis yang berusaha mendekatiku. Tapi aku malah mengabaikan mereka. Bukannya aku sebagai pegawai merasa jumawa di dekati gadis-gadis. Karena tak ada satupun dari mereka yang menarik perhatianku. Mamiku bahkan berusaha menjodohkanku dengan anak gadis teman beliau, namun aku menolaknya. Walaupun sempat membuat mami marah.Suatu ketika aku melihat dia di kantor sedang sibuk mengurus administasi. Para pegawai terutama ibu-ibu sudah berbisik-bisik. Aku pun pura-pura mengamati dan mendengarkan apa yang para ibu itu bicarakan. Oh ter
PoV Keyla Aku tiba-tiba terbangun di tengah malam. Kulirik jam weker di sebelah nakas ranjangku sekitar jam satu lewat. Ini sudah hari senin, bang Ardan belum juga menampakkan batang hidungnya di rumah ini. Entah kemana perginya. Yang jelas dia tidak mengabariku dan aku juga malas menghubungi dia duluan. Biarkan saja suka-suka dia. Lima menit kemudian, kudengar deru mobil di pekarangan rumah. Ah, sudah pasti itu bang Ardan datang. Rupanya masih ingat juga ya pulang. Kukira sudah tidak bakalan pulang lagi. Tapi tak mungkin juga sih dia langsung bablas tidak pulang sedangkan baju-baju dan barangnya masih di rumah ini. Kudengar bang Ardan memasukkan anak kunci membuka pintu depan. Maklum kami sama-sama membawa kunci serep bila pergi kemana-mana supaya tidak merepotkan satu sama lain. Tak berselang lama, bang Ardan membuka pintu dan menuju kamar. Aku pura-pura saja tidur ngapain aku menyambut dia layaknya tamu agung! Sedangkan dia tak memberi kabar dia pergi kemana. Suami macam apa itu!
Aku segera mengemas semua pakaian, sepatu, tas-tas, dan yang paling penting dokumen berhargaku seperti ijazah dan surat BPKB mobil bang Ardan. Jangan sampai bang Ardan sadar kalau surat BPKB mobilnya sudah ada di tanganku! Lihat saja nanti bang akan kujual mobilmu, kalau perlu akan kulelang di situs online! Untung kemarin aku iseng memfoto mobil bang Ardan. Haha, kartu as sudah ada di tanganku. Begitu putusan pengadilan bahwa kita sudah bercerai keluar. Akan kutuntut mobil itu dan kujual. Kamu tak bisa meminta hasil penjualan mobil itu karena bukan hasil harta gono gini. Bang Ardan lupa, bahkan ada aturan perundang-undangan bahwa seorang wanita PNS tidak bisa di madu. Biar saja dia tidak tahu. Nanti pasti dijelaskan mas Hendra saat sidang. Mudahan saja sidangnya berjalan lancar. Tapi aku tidak yakin juga sih kalau bang Ardan tidak berkelit dalam persidangan. Ah ya sudah, masalah itu nanti saja dipikirkan. Lagipula aku kan nanti sudah ditemani pengacara handal. Apa mungkin setelah tah
PoV Ardan 4Beberapa hari ini kunikmati kebersamaanku dengan Ira, serasa bangkit lagi gairah jiwa mudaku. Ira gadis cantik dan pintar menggodaku. Rasanya bagai berbulan madu kembali. Ah jadi tidak sabar rasanya aku ingin menikahi Ira dan menjadikannya istri keduaku. Enak kan jadi aku, walau hanya pegawai honorer mempunyai istri dua. Istri pertama akan kujadikan mesin pencetak uangku. Nanti ku katakana saja kepada papah dan mamah alasanku ingin menikah lagi karena aku ingin memiliki momongan. Rasa hampa sudah dua tahun menikah tapi ditanya terus oleh orang-orang kapan mempunyai anak. Lagian bisa jadi Keyla mandul. Mudahan Ira bisa memberikanku keturunan yang membuatku merasa sempurna sebagai seorang pria. Tapi apa bisa ya aku menikah resmi? Sedangkan Keyla seorang PNS. Biarlah urusan nanti. Kalau aku tak sabar lagi, akan kunikahi Ira secara siri dulu.Aku mengantarkan Ira pulang ke kostnya.“Makasih ya Ra, nanti kita kencan lagi ya sayang," kataku sambil mengedipkan mata kepada Ira.“T
PoV KeylaKetika sedang asyik menulis laporan, tiba-tiba aku dikagetkan oleh gawaiku yang berdering. Tertera di layar gawaiku, telepon dari mas Hendra. [Hallo, assalamualaikum Keyla?] sapa mas Hendra dengan ramah. [Wa'alaikumsalam mas, ada kabar apa nih?] jawabku sopan. [Oh iya sesuai dengan apa yang kamu minta, surat panggilan persidangan dari pengadilan sudah dikirim ke kantor Ardan.] balas mas Hendra. [Baiklah, kalau begitu mas. Terima kasih atas bantuannya.] aku sumringah.[Sama-sama Key, ingat sidang perceraian akan di gelar seminggu lagi. Kamu sudah menyiapkan bukti-bukti yang akan memberatkan Ardan kan?][Sudah mas, gimana kalau sore nanti sehabis pulang kerja kita ketemuan mas. Saya ingin berkonsultasi, sekaligus menunjukkan bukti yang saya dapat.][Oke, kalau gitu dimana?][Di kedai bebek panggang, nggak jauh dari kantor saya bisa kan mas?][Okelah kalau begitu. Sampai ketemu nanti Key.] Tutup mas Hendra. Pip, telepon kumatikan. Aku tak bisa membayangkan betapa geramnya
Bu Arni memang tidak bisa berkata-kata lagi. Wanita paruh baya yang bertubuh subur ini tak bisa lagi membendung kepergian putra pertamanya itu. Hatinya terasa tercabik-cabik ketika melihat putranya memutuskan pergi bersama orang-orang yang dicintainya. "Sudahlah, Mi. Biarkan Soni pergi bersama istri dan anak-anaknya. Mereka adalah tanggung jawab Soni saat ini. Soni tidak bisa mementingkan kita lagi. Bukan tidak sayang kepada kita. Namun jelas saja dia takut berdosa kalau menelantarkan anak dan istrinya. Tolong jangan buat Soni memilih kita orangtuanya atau istrinya. Sungguh sampai mati pun pasti Soni tidak akan pernah bisa memilihnya. Semuanya ada porsinya masing-masing dan kini Soni sudah mempunyai prioritas," jelas Pak Sofyan memberi nasihat kepada istrinya dengan lembut. Dulu Pak Sofyan memang membela istrinya. Namun semenjak kepergian Keyla membawa serta anak-anaknya dan pengasuh anaknya, lelaki tua itu baru memahami masalah apa yang terjadi di antara anak, istri, dan menantunya
Kedua kuli angkut itu saling berpandangan, mereka tidak tau masalah apa yang terjadi antara Soni dan ibunya. Mereka hanya diam, tidak ada satupun yang berani menyahut. "Ngapain kalian mengangkat barang-barang anakku? Emangnya siapa yang menyuruh kalian?" hardik Bu Arni berang. Bu Arni benar-benar terkejut ketika di luar tadi ia melihat truk yang terparkir di depan rumahnya. Truk tersebut sudah hampir penuh dan tinggal barang yang besar saja lagi. Soni yang mendengar teriakan Maminya langsung turun dari lantai dua dan menemui Maminya. "Soni akan pindah dari rumah ini, Mi. Soni pengen hidup mandiri bersama istri dan anak-anak," jawab Soni dengan tegas. Bu Arni terkejut namun kemudian ia menatap sinis putranya. Wanita paruh baya itu yakin kalau sang menantu lah yang membujuk putranya untuk pindah dari rumahnya. Padahal ia berharap Soni bisa berpisah dari Keyla. Menurutnya sifat Keyla tidak seperti yang ia harapkan. Rencananya ia akan menjodohkan Soni dengan anak temannya. "Kan ruma
PoV AuthorSoni meminta Keyla untuk tinggal sementara di rumah Ibunya dulu sebelum ia menemukan rumah kontrakan untuk mereka berempat. Soni juga membicarakan hal ini kepada Ibu mertuanya. Bu Mona menyambut haru niat baik menantunya itu. "Alhamdulillah, kalau begitu. Ibu senang sekali mendengarnya, Son. Ibu akan dukung niat baik kamu," kata Bu Mona dengan mata berkaca-kaca. Keyla terharu mendengarkan ucapan Ibunya. Begitu juga dengan Soni. Pria itu meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada kedua wanita yang sudah menjadi bagian hidupnya itu. "Iya, Bu. Makasih banyak atas dukungannya. Soni meminta maaf kepada Keyla dan Ibu atas kesalahan Soni yang tidak tegas selama ini," jawab Soni dengan penuh penyesalan. "Iya, Nak. Kami sudah memaafkanmu. Yang penting jangan pernah diulangi lagi kesalahanmu. Ingat, sekarang kamu hidup dengan istri dan anak-anakmu. Bukan berarti Ibu menyuruh kamu melupakan kedua orangtuamu. Tetaplah berbuat baik kepada mereka, tetapi prioritaskan anak dan istri ka
PoV Soni Beberapa menit kami terdiam. Memang aku tau Bu Mona sulit menjawab pertanyaan dariku. Aku mengerti bukan berarti beliau menghalangiku bertemu dengan putri dan cucu-cucunya. Memang masalah yang kualami ini cukup pelik. Sehingga Bu Mona pun perlu waktu untuk berpikir. "Sebenarnya bukan ranah Ibu ikut campur dengan urusan kalian. Kalian sudah dewasa, sudah berumah tangga, dan mempunyai dua anak yang lucu. Ibu hanya ingin yang terbaik bagi putri tunggal Ibu dan cucu-cucu Ibu. Kamu tau? Sampai saat ini pun, Ibu enggak ada menanyakan soal masalah yang kalian hadapi kepada Keyla. Ibu tak mau pikiran Keyla terbebani karena pertanyaan dari Ibu," jawab Bu Mona yang sepertinya sudah berpikir dan mengatur kata-kata yang keluar dari mulutnya. Wanita paruh baya itu bukanlah tipe yang suka menyalahkan orang lain. Makanya beliau berkata juga tidak akan menyakiti perasaan orang lain apalagi perasaanku. Tidak seperti Mamiku yang asal nyablak saja. Tidak peduli bagaimana perasaan orang lain
PoV Soni "Mami jahat! Kenapa Mami menahan Soni untuk mengejar kepergian Keyla? Keyla itu istri Soni, Mi. Apalagi Soni juga sudah punya anak. Nanti dikira Ibunya Keyla, Soni lelaki yang enggak bertanggung jawab," kataku melampiaskan kekesalanku pada Mami. Sedari awal memang Mami tidak terlalu suka dengan Keyla. Malah belakangan ini terungkap kalau Mami dulu terpaksa menyetujui pernikahanku dengan Keyla karena aku sudah terlanjur cinta dengan wanita yang telah memberiku anak kembar itu. "Kamu itu gimana, Soni? Lagipula yang dikatakan adikmu itu benar! Dia telah melihat Keyla berselingkuh dengan mantan suaminya. Mau jadi apa keluarga kita kalau ada perempuan yang selingkuh? Keyla itu sama saja dengan menaruh kotoran di wajah Mami. Mau kamu pertahankan perempuan seperti dia? Padahal sudah Mami bilang jangan pernah menikah dengan janda. Tapi waktu itu kamu kekeuh ingin menikah dengannya karena kamu juga waktu itu sedang di mabuk cinta," sahut Mami yang marah. Ya Allah, kenapa jadi kaca
PoV ArdanAku begitu iba melihat wanita yang membawa seorang anak balita itu sedang mengamen. Siang hari cuacanya panas begini. Penampilannya begitu memprihatinkan. Bajunya sudah kubas, kumal, dan kotor. Kulit mereka juga gosong karena terbakar matahari, rambut mereka yang asalnya hitam kini memerah, dan tubuh mereka terlihat kurus. Ya Allah, malang nian nasib mereka. Kemudian kedua ibu dan anak itu menepi ke pinggir jalan dan kemudian mereka duduk bersandar di sebuah pohon yang ada di pinggir jalan. Wanita itu kemudian menyeka keringatnya yang menetes membasahi keningnya dengan kain gendongan anaknya. Sementara itu anaknya ia turunkan dari gendongan dan meminta botol dot yang berisi susu. Anak perempuan itu pun melahap susu di botol dot dengan lahap. Sepertinya ia sangat lapar dan haus. Maklum cuaca hari ini begitu panas dan terik dari biasanya. Aku pun menghampiri mereka. Aku kasihan sekali. Aku menyesal dulu karena mengusir wanita itu. Ya, wanita yang dulu pernah menemani hidupk
PoV ArdanAku memang sudah dinyatakan sembuh dari Rumah Sakit Jiwa. Aku ingin memulai hidup baru dan mencari pekerjaan. Entah mengapa, sulit sekali mencari pekerjaan. Tidak semudah membalikkan telapak tangan.Akhirnya aku memutuskan untuk kembali mengamen di lampu merah. Padahal aku ingin sekali pulang ke rumah Mamah dan Papahku. Tetapi itu tidak mungkin. Aku malu. Terlebih lagi aku tidak mau merepotkan mereka dengan kehadiranku. Aku takut kalau hanya akan menambah beban mereka saja. Apalagi saat ini aku tidak mempunyai pekerjaan. Aku kembali menjadi gelandangan yang tidur di sana sini. Yang pastinya aku tidur berpindah tempat dan tidak menetap.Aku terkejut sekali, ternyata aku bertemu dengan mantan istriku. Kalian tau tidak? Dia terlihat makin cantik dengan penampilannya setelah menikah lagi. Aku begitu menyesal karena dulu aku pernah meninggalkannya dan berselingkuh dengan wanita lain.Padahal Keyla sudah mempunyai anak. Tetapi bodynya masih langsing dan tidak terlihat seperti habi
PoV KeylaPerjalanan menuju rumah ibuku yang memakan waktu kira-kira setengah jam. Bukannya aku bermaksud menjadi seorang istri yang durhaka. Namun saat ini, Mas Soni tidak bisa diajak kompromi. Biarlah aku pergi dulu dan kami sama-sama bisa menenangkan diri agar bisa berpikir lebih jernih. "Bu, anak-anak tidur malah tidur lagi," kata Mbak Surti setelah dia menengok anak-anak yang duduk di carseat di bangku bagian tengah."Alhamdulillah, kalau tidur lagi. Enggak papa, Mbak. Mungkin tadi pas tidur sama Mbak cuma sebentar aja kan?" tanyaku yang masih fokus menyetir. "Iya, Bu. Bener banget." "Oke. Nanti kamu ambil ASI yang sudah kuperah tadi di dalam tas box pendingin. Terus kasihkan buat Kenzo dan Kenzi. Jangan lupa di tuang ke dalam botol dot yang sudah bersih dan di steril." "Beres deh, Bu. Siap." Alhamdulillah ASI ku lancar dan masih mengalir cukup deras. Walau harus disambi dengan menggunakan tambahan susu formula. Katanya anak kembar laki-laki menyusunya lebih kuat. Aku tidak
PoV Keyla Mas Soni memang terkejut mendengar kata-kata yang dilontarkan adiknya. Apa mungkin aku selingkuh dan kembali lagi kepada Bang Ardan. Sekarang dia malah meminta bukti kalau aku benar-benar tidak selingkuh dari mantan suamiku itu. "Apa benar yang dikatakan oleh adikku itu, Key?" tanya Soni sambil menatap kedua mataku dengan tajam. "Enggak, Mas. Ini fitnah, Mas. Makanya tadi aku bilang, terserah Mas Soni saja! Mau percaya atau enggak. Yang penting aku udah mencoba untuk jujur," balasku yang tidak gentar dituduh oleh Roni. Adik iparku itu malah tersenyum bangga. Rupanya ia senang kalau rumah tangga kakak iparnya hancur. Awas saja kalau kamu bisa membuat rumah tanggaku hancur. Aku enggak akan segan-segan bikin perhitungan sama kamu."Kalau kamu benar, tunjukkan buktinya padaku." Mas Soni meminta kembali bukti kalau aku tidak berselingkuh dengan mantan suamiku. "Bukti apa maksud kamu, Mas? Aku kan sudah bilang kalau aku tidak sengaja bertemu dengan Bang Ardan. Tetapi aku juga e