PoV KeylaSetelah dua hari di rawat di rumah sakit akhirnya aku dibolehkan dokter Yudi pulang. Hanya saja aku tidak noleh dulu bekerja dan berpikir terlalu berat. Aku juga masih harus minum obat dan multivitamin lengkap agar tubuhku cepat pulih. Dengan menaiki mobil Soni, aku dan ibu diantar pulang ke kost Putri. Rencananya sih aku ingin secepatnya pindah rumah. Tapi mengingat kondisiku yang belum pulih mungkin seminggu lagi aku akan pindah ke rumah kontrakan milik mas Hendra. Untuk sementara ibu tidak pulang dulu ke kampung. Ibu akan menemaniku hingga aku sembuh dan sampai proses persidangan perceraianku dengan bang Ardan selesai. Satu yang mengganjal masih di hatiku. Bagaimana kalau ibu tahu aku tinggal satu kost dengan Ira, selingkuhannya bang Ardan? Sedangkan kemarin saja tahu aku pingsan gara-gara memergoki bang Ardan, ibu langsung naik pitam dan menelepon bang Ardan. Yang jelas ketika bang Ardan ditanya ibu, jelas dia berkelit dan berbalik menyalahkanku. Ibu tidak cerita panja
PoV Keyla"Se, sebenarnya Ira, Ira ini.. " Bang Ardan masih terbata-bata. "Jawab Dan!" teriak papah murka. Suasana sungguh mencekam. Pada mulanya kedatangan mamah dan papah hanya untuk memojokkan dan menuduhku kalau kalau aku yang selingkuh. Sungguh pilu mendapati kenyataan bahwa anaknya lah yang membawa selingkuhannya di hadapan mereka. Tuhan sungguh memberikan kejutan yang tidak kami sangka-sangka. Kejutan yang membuat malu orangtua bang Ardan. "I, Ira istri kedua Ardan pah, kami udah menikah secara siri dua hari lalu. Maafkan kami nggak mengabari mamah dan papah." Bang Ardan langsung tertunduk. Oh jadi begitu. Pantas saja bang Ardan tidak ada menjengukku sama sekali. Jadi ternyata menikahi gundiknya ini. Bagus sekali ya permainannya, menikah lagi di saat aku sedang sakit. Tapi mereka malah bersenang-senang di atas penderitaanku. Begitu mengetahui kenyataan pahit ini, langsung lemas lah seluruh persendianku. Ya Allah, salah apa aku. Hingga kamu tega bang menikah lagi tanpa memberi
Aku terkejut begitu mengetahui kalau Keyla istri bang Ardan tinggal di kostku. Selama di kost sebenarnya Keyla orang yang baik dan ramah. Tapi aku tidak menyangka bahwa Keyla yang baru beberapa minggu di rumahku itu kabur dari rumah bang Ardan karena mendapati bill pembayaran hotel dan bungkus kond*m di saku bang Ardan. Si*l memang nasib bang Ardan. Sudah kubilang padanya untuk segera membuang kedua benda tersebut eh malah disimpan di sakunya. Katanya sayang kalau dibuang, buat kenang-kenangan. Ada-ada saja bang Ardan ini. Siapa sih yang tidak tertarik dengan bang Ardan. Wajahnya tampan, berperawakan tinggi, seorang pegawai dinas, dan anak orang kaya lagi. Tumpangannya mobil. Jadi aku tidak perlu kepanasan dan kehujanan atau kena debu. Wah senangnya hatiku. Aku tidak perduli dengan statusnya yang masih menjadi suami orang. Pria kan bebas. Mau punya istri berapa pun tidak masalah. Selama dia bersikap adil. Tapi orang seperti bang Ardan pasti tidak bisa bersikap adil. Ya jelas saja don
PoV KeylaHari ini sidang pertama perceraianku aku deg-degan. Untung ada ibu, Soni, dan mas Hendra sebagai kuasa hukumku mendampingiku. Aku menunggu di depan ruang sidang. Aku duduk di bangku panjang yang sudah disediakan. Soni yang habis dari kantin membawakanku plastik yang berisi beberapa bungkus roti dan beberapa buah susu kotak rasa strawberry dan coklat. Aku tadi tidak sempat sarapan pagi. Bukan tidak sempat sih sebenarnya tapi lebih tepatnya aku tidak selera makan. Padahal tadi di kost ibu sudah membuatkanku nasi goreng dan telur ceplok mata sapi setengah matang kesukaanku. Ditambah malam tadi aku juga tidak terlalu nyenyak tidur. Kurasakan kepalaku agak nyut-nyutan. Tapi aku harus tetap semangat menghadiri persidangan ini. "Makasih Son, repot-repot segala kamu," kataku sambil menerima bungkusan plastik dari Soni. "Di makan ya Key, aku nggak mau kamu sakit lagi," jawab Soni dengan lemah lembut. "Siap bos." Aku sambil mengacungkan jempol. Kulahap roti isi selai coklat dan k
PoV KeylaBesok aku dan ibu akan memutuskan untuk pindah dari kost Putri ini ke rumah kontrakan milik mas Hendra. Sudah sebulan lebih sejak digelarnya sidang perceraianku dengan bang Ardan, Ira sudah meninggalkan kost ini. Kata kabar yang beredar dia pindah ke rumah kontrakanku dulu yang kutinggali bersama bang Ardan. Mereka juga kudengar akan meresmikan pernikahan mereka secara hukum dan negara setelah akta cerai kami di keluarkan.Pagi ini aku akan memasak ke dapur. Sedangkan ibu kulihat sesudah sholat shubuh malah tidur lagi, tumben ibu begitu. Mungkin efek kelelahan selama ini beliau setia mendampingi dan mengurusku selama aku sakit dan menghadapi sidang perceraian. Sudah hampir dua bulan ini ibu menutup warung sayurnya di kampong. Sedangakan kebun sayur dan buah milik ibu dipercayakan kepada paman dan bibiku, saudara-saudara kandung ibu. Sebenarnya ibu juga mempunyai beberapa hektar sawah di kampung. Tetapi ibu tidak menggarap sawah-sawahnya, ibu lebih memilih menyewakan sawahnya
Akhirnya hari ini putusan sidang perceraian antara aku dan Keyla. Parahnya lagi mobilku di suruh ditinggal hakim di parkiran pengadilan karena di sidang sebelumnya dinyatakan mobil ini dibeli dengan nama Keyla dengan utang di bank pun atas nama Keyla. Arrgghh si*l! Aku meremas rambutku. Mengapa harus seperti ini sih? Mengapa pula Keyla harus mengaku di depan pengacaranya dan hakim kalau itu mobil atas nama dia? Jelas saja aku yang kalah! Salahku juga sih aku dulu tidak memperhatikan surat BPKB mobil. Kukira tidak akan menjadi masalah besar seperti ini! Ya ampun. Ternyata dia nekat memperjuangkan mobilnya! Dasar wanita matre! Padahal kan pacarnya anak orang kaya juga! Kenapa dia masih saja mengutak-atik mobilku? Untuk membayar pengacara aku jelas tidak punya uang lebih! Sebulan yang lalu ketika meminta uang untuk membayar pengacara kepada mamah dan papah malah diusir! * * * Kejadian sebulan yang lalu sebelum persidangan cerai berlangsung, aku ke rumah orangtuaku. Sebenarnya malu jug
Menikah dengan bang Ardan membuatku menjadi wanita yang beruntung. Bagaimana tidak? Dia akhirnya percaya bahwa anak yang ku kandung ini adalah anaknya! Mana dia pegawai lagi, punya mobil siapa yang tidak mau dengannya. Masalah status dia suami orang atau apa, aku nggak peduli. Yang penting sekarang dia sudah menjadi milikku. Hari ini bang Ardan gajian. Aku mau mengetes bang Ardan, aku pura-pura tidak ingat kalau hari ini dia gajian. Sehari dua hari, tidak ada tanda-tanda dari bang Ardan kalau dia mau memberiku uang. Kalau begini terus aku bisa bangkrut! Aku harus segera menagih jatah uang bulananku pada bang Ardan. "Bang, mana gaji abang bulan ini? Bukannya udah gajian dari tanggal satu?" Aku seperti penagih utang saja. Habis bang Ardan di diemin malah pura-pura nggak tahu! Semakin keenakan dia melalaikan kewajibannya. "Lho kan untuk kebutuhan sehari-hari pakai uang istri Ra. Biasanya abang dulu sama Keyla gitu. Apa-apa pakai uangnya Keyla untuk belanja," jawab bang Ardan dengan sa
PoV KeylaAku menyusun barang-barangku yang kubawa dari kost Putri. Tidak terlalu banyak memang. Tidak sampai setengah jam, aku dengan di bantu Soni dan ibu membereskan barang-barang kami. Soni rupanya sedari tadi memesan minuman dan makanan secara online. Ojek online datang membawakan pesanan. Tiga buah kotak makanan dan tiga gelas es teh jek online datang membawakan pesanan. Tiga buah kotak makanan dan tiga gelas es teh yang di tutup dengan plastik press. Soni menyuguhkan makanan dan minuman tersebut di hadapanku. Wow isinya ayam kremes, nasi hangat, lalapan, dan sambel. Begitu menggugah selera. Aku tiba-tiba jadi keroncongan.“Wah pas banget ini Soni memesan makanan kesukaan ibu," kata ibu sambil mengunyah nasi dan ayam kremesnya.“Hehehe, ya tau dong. Namanya juga calon mantu. Pasti ngerti dong makanan kesukaan calon mertua.” Soni mengedipkan sebelah matanya ke aku.Ibu yang dari tadi lahap makan tiba-tiba jadi tersedak. Waduh gimana Soni, orangtua jadi tersedak nih gara-gara guyo
Bu Arni memang tidak bisa berkata-kata lagi. Wanita paruh baya yang bertubuh subur ini tak bisa lagi membendung kepergian putra pertamanya itu. Hatinya terasa tercabik-cabik ketika melihat putranya memutuskan pergi bersama orang-orang yang dicintainya. "Sudahlah, Mi. Biarkan Soni pergi bersama istri dan anak-anaknya. Mereka adalah tanggung jawab Soni saat ini. Soni tidak bisa mementingkan kita lagi. Bukan tidak sayang kepada kita. Namun jelas saja dia takut berdosa kalau menelantarkan anak dan istrinya. Tolong jangan buat Soni memilih kita orangtuanya atau istrinya. Sungguh sampai mati pun pasti Soni tidak akan pernah bisa memilihnya. Semuanya ada porsinya masing-masing dan kini Soni sudah mempunyai prioritas," jelas Pak Sofyan memberi nasihat kepada istrinya dengan lembut. Dulu Pak Sofyan memang membela istrinya. Namun semenjak kepergian Keyla membawa serta anak-anaknya dan pengasuh anaknya, lelaki tua itu baru memahami masalah apa yang terjadi di antara anak, istri, dan menantunya
Kedua kuli angkut itu saling berpandangan, mereka tidak tau masalah apa yang terjadi antara Soni dan ibunya. Mereka hanya diam, tidak ada satupun yang berani menyahut. "Ngapain kalian mengangkat barang-barang anakku? Emangnya siapa yang menyuruh kalian?" hardik Bu Arni berang. Bu Arni benar-benar terkejut ketika di luar tadi ia melihat truk yang terparkir di depan rumahnya. Truk tersebut sudah hampir penuh dan tinggal barang yang besar saja lagi. Soni yang mendengar teriakan Maminya langsung turun dari lantai dua dan menemui Maminya. "Soni akan pindah dari rumah ini, Mi. Soni pengen hidup mandiri bersama istri dan anak-anak," jawab Soni dengan tegas. Bu Arni terkejut namun kemudian ia menatap sinis putranya. Wanita paruh baya itu yakin kalau sang menantu lah yang membujuk putranya untuk pindah dari rumahnya. Padahal ia berharap Soni bisa berpisah dari Keyla. Menurutnya sifat Keyla tidak seperti yang ia harapkan. Rencananya ia akan menjodohkan Soni dengan anak temannya. "Kan ruma
PoV AuthorSoni meminta Keyla untuk tinggal sementara di rumah Ibunya dulu sebelum ia menemukan rumah kontrakan untuk mereka berempat. Soni juga membicarakan hal ini kepada Ibu mertuanya. Bu Mona menyambut haru niat baik menantunya itu. "Alhamdulillah, kalau begitu. Ibu senang sekali mendengarnya, Son. Ibu akan dukung niat baik kamu," kata Bu Mona dengan mata berkaca-kaca. Keyla terharu mendengarkan ucapan Ibunya. Begitu juga dengan Soni. Pria itu meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada kedua wanita yang sudah menjadi bagian hidupnya itu. "Iya, Bu. Makasih banyak atas dukungannya. Soni meminta maaf kepada Keyla dan Ibu atas kesalahan Soni yang tidak tegas selama ini," jawab Soni dengan penuh penyesalan. "Iya, Nak. Kami sudah memaafkanmu. Yang penting jangan pernah diulangi lagi kesalahanmu. Ingat, sekarang kamu hidup dengan istri dan anak-anakmu. Bukan berarti Ibu menyuruh kamu melupakan kedua orangtuamu. Tetaplah berbuat baik kepada mereka, tetapi prioritaskan anak dan istri ka
PoV Soni Beberapa menit kami terdiam. Memang aku tau Bu Mona sulit menjawab pertanyaan dariku. Aku mengerti bukan berarti beliau menghalangiku bertemu dengan putri dan cucu-cucunya. Memang masalah yang kualami ini cukup pelik. Sehingga Bu Mona pun perlu waktu untuk berpikir. "Sebenarnya bukan ranah Ibu ikut campur dengan urusan kalian. Kalian sudah dewasa, sudah berumah tangga, dan mempunyai dua anak yang lucu. Ibu hanya ingin yang terbaik bagi putri tunggal Ibu dan cucu-cucu Ibu. Kamu tau? Sampai saat ini pun, Ibu enggak ada menanyakan soal masalah yang kalian hadapi kepada Keyla. Ibu tak mau pikiran Keyla terbebani karena pertanyaan dari Ibu," jawab Bu Mona yang sepertinya sudah berpikir dan mengatur kata-kata yang keluar dari mulutnya. Wanita paruh baya itu bukanlah tipe yang suka menyalahkan orang lain. Makanya beliau berkata juga tidak akan menyakiti perasaan orang lain apalagi perasaanku. Tidak seperti Mamiku yang asal nyablak saja. Tidak peduli bagaimana perasaan orang lain
PoV Soni "Mami jahat! Kenapa Mami menahan Soni untuk mengejar kepergian Keyla? Keyla itu istri Soni, Mi. Apalagi Soni juga sudah punya anak. Nanti dikira Ibunya Keyla, Soni lelaki yang enggak bertanggung jawab," kataku melampiaskan kekesalanku pada Mami. Sedari awal memang Mami tidak terlalu suka dengan Keyla. Malah belakangan ini terungkap kalau Mami dulu terpaksa menyetujui pernikahanku dengan Keyla karena aku sudah terlanjur cinta dengan wanita yang telah memberiku anak kembar itu. "Kamu itu gimana, Soni? Lagipula yang dikatakan adikmu itu benar! Dia telah melihat Keyla berselingkuh dengan mantan suaminya. Mau jadi apa keluarga kita kalau ada perempuan yang selingkuh? Keyla itu sama saja dengan menaruh kotoran di wajah Mami. Mau kamu pertahankan perempuan seperti dia? Padahal sudah Mami bilang jangan pernah menikah dengan janda. Tapi waktu itu kamu kekeuh ingin menikah dengannya karena kamu juga waktu itu sedang di mabuk cinta," sahut Mami yang marah. Ya Allah, kenapa jadi kaca
PoV ArdanAku begitu iba melihat wanita yang membawa seorang anak balita itu sedang mengamen. Siang hari cuacanya panas begini. Penampilannya begitu memprihatinkan. Bajunya sudah kubas, kumal, dan kotor. Kulit mereka juga gosong karena terbakar matahari, rambut mereka yang asalnya hitam kini memerah, dan tubuh mereka terlihat kurus. Ya Allah, malang nian nasib mereka. Kemudian kedua ibu dan anak itu menepi ke pinggir jalan dan kemudian mereka duduk bersandar di sebuah pohon yang ada di pinggir jalan. Wanita itu kemudian menyeka keringatnya yang menetes membasahi keningnya dengan kain gendongan anaknya. Sementara itu anaknya ia turunkan dari gendongan dan meminta botol dot yang berisi susu. Anak perempuan itu pun melahap susu di botol dot dengan lahap. Sepertinya ia sangat lapar dan haus. Maklum cuaca hari ini begitu panas dan terik dari biasanya. Aku pun menghampiri mereka. Aku kasihan sekali. Aku menyesal dulu karena mengusir wanita itu. Ya, wanita yang dulu pernah menemani hidupk
PoV ArdanAku memang sudah dinyatakan sembuh dari Rumah Sakit Jiwa. Aku ingin memulai hidup baru dan mencari pekerjaan. Entah mengapa, sulit sekali mencari pekerjaan. Tidak semudah membalikkan telapak tangan.Akhirnya aku memutuskan untuk kembali mengamen di lampu merah. Padahal aku ingin sekali pulang ke rumah Mamah dan Papahku. Tetapi itu tidak mungkin. Aku malu. Terlebih lagi aku tidak mau merepotkan mereka dengan kehadiranku. Aku takut kalau hanya akan menambah beban mereka saja. Apalagi saat ini aku tidak mempunyai pekerjaan. Aku kembali menjadi gelandangan yang tidur di sana sini. Yang pastinya aku tidur berpindah tempat dan tidak menetap.Aku terkejut sekali, ternyata aku bertemu dengan mantan istriku. Kalian tau tidak? Dia terlihat makin cantik dengan penampilannya setelah menikah lagi. Aku begitu menyesal karena dulu aku pernah meninggalkannya dan berselingkuh dengan wanita lain.Padahal Keyla sudah mempunyai anak. Tetapi bodynya masih langsing dan tidak terlihat seperti habi
PoV KeylaPerjalanan menuju rumah ibuku yang memakan waktu kira-kira setengah jam. Bukannya aku bermaksud menjadi seorang istri yang durhaka. Namun saat ini, Mas Soni tidak bisa diajak kompromi. Biarlah aku pergi dulu dan kami sama-sama bisa menenangkan diri agar bisa berpikir lebih jernih. "Bu, anak-anak tidur malah tidur lagi," kata Mbak Surti setelah dia menengok anak-anak yang duduk di carseat di bangku bagian tengah."Alhamdulillah, kalau tidur lagi. Enggak papa, Mbak. Mungkin tadi pas tidur sama Mbak cuma sebentar aja kan?" tanyaku yang masih fokus menyetir. "Iya, Bu. Bener banget." "Oke. Nanti kamu ambil ASI yang sudah kuperah tadi di dalam tas box pendingin. Terus kasihkan buat Kenzo dan Kenzi. Jangan lupa di tuang ke dalam botol dot yang sudah bersih dan di steril." "Beres deh, Bu. Siap." Alhamdulillah ASI ku lancar dan masih mengalir cukup deras. Walau harus disambi dengan menggunakan tambahan susu formula. Katanya anak kembar laki-laki menyusunya lebih kuat. Aku tidak
PoV Keyla Mas Soni memang terkejut mendengar kata-kata yang dilontarkan adiknya. Apa mungkin aku selingkuh dan kembali lagi kepada Bang Ardan. Sekarang dia malah meminta bukti kalau aku benar-benar tidak selingkuh dari mantan suamiku itu. "Apa benar yang dikatakan oleh adikku itu, Key?" tanya Soni sambil menatap kedua mataku dengan tajam. "Enggak, Mas. Ini fitnah, Mas. Makanya tadi aku bilang, terserah Mas Soni saja! Mau percaya atau enggak. Yang penting aku udah mencoba untuk jujur," balasku yang tidak gentar dituduh oleh Roni. Adik iparku itu malah tersenyum bangga. Rupanya ia senang kalau rumah tangga kakak iparnya hancur. Awas saja kalau kamu bisa membuat rumah tanggaku hancur. Aku enggak akan segan-segan bikin perhitungan sama kamu."Kalau kamu benar, tunjukkan buktinya padaku." Mas Soni meminta kembali bukti kalau aku tidak berselingkuh dengan mantan suamiku. "Bukti apa maksud kamu, Mas? Aku kan sudah bilang kalau aku tidak sengaja bertemu dengan Bang Ardan. Tetapi aku juga e