Beranda / Romansa / ISTRI SIRI TENTARA ALIM / Bab 275. Perubahan Mira

Share

Bab 275. Perubahan Mira

Penulis: HaniHadi_LTF
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-26 04:38:09

Di meja makan rumah Rey, cangkir kopi masih mengepulkan asap tipis, tapi tidak ada yang menyentuhnya. Rey menatap kosong ke arah cangkir itu, pikirannya terjebak dalam pusaran masalah yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Di sudut ruangan, Mira duduk dengan punggung tegang. Tatapannya terpaku pada Rey, menunggu jawaban.

Ketegangan di antara mereka begitu terlihat.

Atmajaya mengamati putranya dengan ekspresi penuh pertimbangan. Di sampingnya, istrinya masih bersikap canggung.

"Ayo ke rumah, Ma," bisik Atmajaya.

"Kenapa harus buru-buru?" tanya istrinya, akhirnya membuka suara.

Atmajaya hanya menoleh sekilas ke arah Rey dan MIra sebelum menepuk tangan istrinya dengan lembut. "Mereka perlu waktu untuk bicara."

"Tapi, Pa, aku masih pingin ngobrol sama MIra. Siapa tau masih ada jalan keluar. Lihatlah, kulitnya begitu bening, biar cucu kita elak nggak suram terus kulitnya," balas Maya berbisik pula.

"Ih, apaan sih kamu. Nanti aku jelaskan di rumah," bisiknya pelan.

Maya terdiam, tapi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
mir
dikit amat
goodnovel comment avatar
Diah Maulana
thor tanggung amat sih, ga nyampe kemana mana ini bacanya...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 276. Bukan seperti,..

    Marni mondar-mandir. Langkah kakinya semakin cepat, hampir tanpa jeda. Nafasnya mulai memburu, bukan karena lelah, tapi cemas yang makin menumpuk."Kenapa belum pulang juga?"Suaranya lirih, lebih seperti bicara dengan diri sendiri. Tatapan matanya sesekali melirik jam dinding. Sudah hampir masuk waktu Isya. Mira belum juga muncul.Tukiran yang duduk di kursi kayu tua hanya bisa menghela napas panjang. "Mungkin masih perjalanan, Bu.""Kalau iya, kenapa pakai tidak bisa dihubungi segala!" bentak Marni tanpa sadar.Tukiran terdiam. Tidak ingin memperkeruh suasana.Marni kembali mengangkat ponsel, menekan nomor Mira. Ditempelkan ke telinga.Suara operator terdengar lagi.Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan.Umpatan keluar dari mulutnya."Kenapa ponselnya mati terus?"Tukiran mengelus dada. "Jangan suudzon dulu, mungkin habis baterai."Marni memutar bola mata. "Habis baterai sejak Maghrib? Masuk akal nggak?"Tukiran memilih diam.Marni tak bisa lagi menung

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 277. Boleh Ngak?

    Rey menekan layar ponselnya, menunggu nada sambung. Baru mengucap salam.Alzam mengangkat. "Waalaiumussalam! Ada apa, Rey, kok mlam-malam telpon?"Rey melirik Mira yang duduk di sofa, memeluk bantal dengan wajah lelah. "Mira di sini."Hening sejenak."Lho? Kok bisa di rumahmu?""Nanti saja Mira sendiri yang cerita. Yang penting kasih tahu Budemu, biar nggak panik," suara Rey terdengar tenang.Alzam menarik napas. "Oke. Aku kasih tahu Bude Marni sekarang."Sambungan terputus.Mira melirik. "Aku harus pulang sekarang?"Rey mengangkat bahu. "Besok saja. Sekarang istirahat dulu."Mira mengangguk, tampak lega.Tapi Rey belum selesai. "Ayo beli baju dulu."Mira mengernyit. "Kenapa?"Rey melirik bajunya. "Yang kamu pakai aneh."Mira melihat ke dirinya sendiri, baru sadar betapa sempitnya baju Rere yang menempel pas di tubuhnya."Aku pakai baju Rere waktu SMP, ya wajar aneh," Mira mendengus. "Waktu tadi dikasih mama kamu yang awal, kebesaran, makanya dicarikan baju Rere yang lama, e, pas, tapi

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 278. Memastikan

    Subuh itu, Maya masih mengantuk saat berwudu di sisi kamar mandi. Suara langkah kaki di belakangnya membuatnya menoleh. Matanya langsung membelalak melihat Rey sudah berdiri di sana, bersandar di dinding dengan wajah santai. Dia mengenakan kaos oblong dan celana pendek seperti kebiasaannya jika di rumah."Kamu ngapain di sini, Rey?" tanyanya ketus, masih berkumur.Rey memasukkan tangannya ke saku celana. "Liat Mira."Maya menghela napas panjang, menatap langit-langit, lalu menatap Rey lagi. "Udah sholat?"Rey melirik jam dinding di ruang tengah yang terlihat dari tempat mereka berdiri. "Belum."PLAK!Tamparan ringan mendarat di pantat Rey."Sholat dulu, dasar teledor!" Maya mendelik, lalu menyentil kening anaknya dengan kesal.Rey mengusap bagian yang ditabok, meringis kecil. "Ma, aku sih mau sholat, tapi kan Mira di sini, aku mau liat dia dulu."Maya makin sebal. "Mau liat Mira apa mau cari alasan?!""Mama juga, aku ngajak Mira tidur di rumahku aja nggak boleh."Maya mendecak. "Mama

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 279. Teman lama

    "Kak Rey, kalau nyupir itu lihat ke depan, jangan tengok ke spion terus!" gerutu Rere atas tingkah Rey yang sering curi pandang ke Mira."Kayaknya kamu udah kebelet banget, Rey, pingin nikah."Maya menimpali.Atmajaya terkekeh. Mira menunduk malu."Mama dan Rere sama aja, bikin aku jatuh di hadapan Mira.""Itu karena tingkah kamu, Rey. Gitu kita nggak boleh ke rumah Mira sekarang, maunya kapan?""Bukan begitu, Pa. La MIra masih ada janji sama Damar, bagaimanapun juga seharusnya kita nunggu mereka urus duluh agar Damar mundur, baru kita maju.""Kelamaan, Rey. Mumpung lihat kamu dan MIra sudah akur.""Maksud Tante?" tanya Mira."Biasanya kamu kata Rey selalu galak sama dia."Mira menatap Rey tajam."Mama, kok diomongin ke Mira, sih," kelu Rey.Semua terkekeh.Mira sendiri kini baru tau, kalau semua tentang dirinya sudah ada di cerita keluarga itu. Perasaan hangat menyelimuti dirinya dengan membalas lirikan Rey di kaca mobilnya."Terus, Mama sama Papa nih, bawa apa ke rumah Mira? Mama ngg

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 280. Bersitegang

    Suasana siang itu terasa panas, bukan hanya karena terik matahari yang menyengat, tetapi juga karena ketegangan di dalam rumah Tukiran."Bune, ini sudah siang. Mira kok belum juga diantar ke sini?" Tukiran mondar-mandir di ruang tamu. Wajahnya mengeras, sorot matanya tajam menusuk ke arah Marni yang justru terlihat santai duduk di kursi.Marni menghela napas. "Rey yang antar. Aman."Tukiran mendengus. "Kamu yakin?""Iya.""Dia itu juga laki-laki, Mar. Kamu sadar nggak? Anak perempuanmu nginap di rumahnya!"Marni tetap tenang, tetapi dagunya terangkat sedikit. "Rey nggak akan macam-macam."Tukiran meremas kedua tangannya. "Kamu percaya begitu saja?""Sudah aku bilang, Rey itu orangnya bertanggung jawab, jadi Bapak nggak perlu khawatir."Perdebatan mulai memanas. Tukiran membanting koran ke meja. "Tanggung jawab apa? Bisa-bisanya kamu begitu percaya pada orang yang bariu dikenal, Mar."Marni menatap suaminya. "Kenapa tidak?""Kamu nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi, kenapa Mira yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 281. Satu syarat

    Tukiran berdiri tegak di depan rumah. Matanya tajam, tangan menunjuk ke arah Rey. "Bagaimana bisa kamu merebut Mira dari Damar? Bahkan sekarang kamu yang membawa Mira pulang?"Mira menegang."Kamu sudah bertunangan dengan orang lain, tapi malah menginap di rumah laki-laki lain!" Suara Tukiran naik. "Kamu mau bikin bapakmu malu?"Rey maju selangkah. "Pak, dengar dulu..."Tukiran mengibaskan tangan. "Dengar apa?!"Rey menarik napas dalam. "Saya menemukan Mira sudah di jalan dalam keadaan..."Kata-kata itu terhenti. Tatapan Tukiran makin tajam.Alzam yang di dalam, keluar dengan Lani."Pakde, dengar Rey menjelaskan sesuatu duluh, baru Pakde bersikap jika Rey memang salah."Marni melangkah cepat, berdiri di antara mereka. "Wes, ayo masuk dulu. Bicaranya di dalam." Suaranya lebih lembut, tetapi tegas. Beberapa orang yang lewat berhenti melirik ke arah mereka, membuat Marni semakin tak nyaman.Tukiran masih tampak kesal, tetapi akhirnya melangkah masuk. Yang lain mengikuti.Suasana terasa l

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 282. Biar tanpa beban

    Marni menghela napas panjang. Hatinya sempat berbunga, mengira akhirnya impiannya terwujud—punya menantu berseragam, bukan lelaki sembarangan, bahkan Rey. Laki-laki yang pertama kali datang membawa harapan.Namun, Tukiran justru memasang syarat."Syaratnya mudah, tolong antar saya ke rumah Damar. Benar dia pernah memberi alamat saat nanti kami mau mengembalikan lamaran ke sana, tapi saya nggak hafal jalan di sana, jadi saya minta kalian bisa menunjukkan jalannya. Katanya satu perumahan."Atmajaya sekilas bersitatap dengan istrinya, juga dengan Rere. "Ternyata itu syaratnya? Baik, Pak. Kapan kami bisa mengantar?""Ya, nanti saat kalian balik.""Pak, secepat itu?" sahut Mira."Aku nggak mau ada beban. Besok atau kapan pun, sama saja, kenapa nggak nanti saja? Kita harus bareng ke rumah Damar," ujar Tukiran tegas. "Aku mau kembalikan semua yang dia kasih. Biar urusan selesai di sini."Marni spontan menoleh, wajahnya penuh keberatan. "Pak, buat apa? Kan sudah jelas Damar yang salah. Kalau

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 01. Aku Membencimu.

    Di luar begitu gelap. Tak ada bintang yang terlihat. Dengan mengendap Lani berjalan melewati belakang rumah , menyusuri belukar hinggah jatuh berkali-kali. Pedih dan perih tak lagi dia rasakan."Ya, Allah, beri aku kekuatan untuk keluar dari semua ini," untaian do'a terus dipanjatkan Lani. Kakinya sudah banyak mengeluarkan darah saat dia menyusuri semak-semak."Aww!" Lani meringis saat duri menancap di kakinya. Segera dia lepaskan duri itu dan dia kembali berlari dengan tertatih."Ini ke mana ujungnya, ya Allah?" Lani merasa tidak kuat lagi, terlebih dengan kerongkongannya yang terasa kering. Dia lalu menggapai air di aliran air yang kini terhampar di depannya. Meminumnya untuk mengeluarkan dahaga yang menyerangnya."Hey, wanita sialan, mau lari ke mana kamu?"Lani sontak menoleh dengan teriakan dari kejauhan. Dua lelaki itu kini bahkan mengejarnya."Ya, Allah, tolong aku! Tolong aku! Izinkan aku keluar dari kejaran mereka." Dengan bingung Lani segera menceburkan diri ke aliran air ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04

Bab terbaru

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 282. Biar tanpa beban

    Marni menghela napas panjang. Hatinya sempat berbunga, mengira akhirnya impiannya terwujud—punya menantu berseragam, bukan lelaki sembarangan, bahkan Rey. Laki-laki yang pertama kali datang membawa harapan.Namun, Tukiran justru memasang syarat."Syaratnya mudah, tolong antar saya ke rumah Damar. Benar dia pernah memberi alamat saat nanti kami mau mengembalikan lamaran ke sana, tapi saya nggak hafal jalan di sana, jadi saya minta kalian bisa menunjukkan jalannya. Katanya satu perumahan."Atmajaya sekilas bersitatap dengan istrinya, juga dengan Rere. "Ternyata itu syaratnya? Baik, Pak. Kapan kami bisa mengantar?""Ya, nanti saat kalian balik.""Pak, secepat itu?" sahut Mira."Aku nggak mau ada beban. Besok atau kapan pun, sama saja, kenapa nggak nanti saja? Kita harus bareng ke rumah Damar," ujar Tukiran tegas. "Aku mau kembalikan semua yang dia kasih. Biar urusan selesai di sini."Marni spontan menoleh, wajahnya penuh keberatan. "Pak, buat apa? Kan sudah jelas Damar yang salah. Kalau

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 281. Satu syarat

    Tukiran berdiri tegak di depan rumah. Matanya tajam, tangan menunjuk ke arah Rey. "Bagaimana bisa kamu merebut Mira dari Damar? Bahkan sekarang kamu yang membawa Mira pulang?"Mira menegang."Kamu sudah bertunangan dengan orang lain, tapi malah menginap di rumah laki-laki lain!" Suara Tukiran naik. "Kamu mau bikin bapakmu malu?"Rey maju selangkah. "Pak, dengar dulu..."Tukiran mengibaskan tangan. "Dengar apa?!"Rey menarik napas dalam. "Saya menemukan Mira sudah di jalan dalam keadaan..."Kata-kata itu terhenti. Tatapan Tukiran makin tajam.Alzam yang di dalam, keluar dengan Lani."Pakde, dengar Rey menjelaskan sesuatu duluh, baru Pakde bersikap jika Rey memang salah."Marni melangkah cepat, berdiri di antara mereka. "Wes, ayo masuk dulu. Bicaranya di dalam." Suaranya lebih lembut, tetapi tegas. Beberapa orang yang lewat berhenti melirik ke arah mereka, membuat Marni semakin tak nyaman.Tukiran masih tampak kesal, tetapi akhirnya melangkah masuk. Yang lain mengikuti.Suasana terasa l

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 280. Bersitegang

    Suasana siang itu terasa panas, bukan hanya karena terik matahari yang menyengat, tetapi juga karena ketegangan di dalam rumah Tukiran."Bune, ini sudah siang. Mira kok belum juga diantar ke sini?" Tukiran mondar-mandir di ruang tamu. Wajahnya mengeras, sorot matanya tajam menusuk ke arah Marni yang justru terlihat santai duduk di kursi.Marni menghela napas. "Rey yang antar. Aman."Tukiran mendengus. "Kamu yakin?""Iya.""Dia itu juga laki-laki, Mar. Kamu sadar nggak? Anak perempuanmu nginap di rumahnya!"Marni tetap tenang, tetapi dagunya terangkat sedikit. "Rey nggak akan macam-macam."Tukiran meremas kedua tangannya. "Kamu percaya begitu saja?""Sudah aku bilang, Rey itu orangnya bertanggung jawab, jadi Bapak nggak perlu khawatir."Perdebatan mulai memanas. Tukiran membanting koran ke meja. "Tanggung jawab apa? Bisa-bisanya kamu begitu percaya pada orang yang bariu dikenal, Mar."Marni menatap suaminya. "Kenapa tidak?""Kamu nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi, kenapa Mira yang

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 279. Teman lama

    "Kak Rey, kalau nyupir itu lihat ke depan, jangan tengok ke spion terus!" gerutu Rere atas tingkah Rey yang sering curi pandang ke Mira."Kayaknya kamu udah kebelet banget, Rey, pingin nikah."Maya menimpali.Atmajaya terkekeh. Mira menunduk malu."Mama dan Rere sama aja, bikin aku jatuh di hadapan Mira.""Itu karena tingkah kamu, Rey. Gitu kita nggak boleh ke rumah Mira sekarang, maunya kapan?""Bukan begitu, Pa. La MIra masih ada janji sama Damar, bagaimanapun juga seharusnya kita nunggu mereka urus duluh agar Damar mundur, baru kita maju.""Kelamaan, Rey. Mumpung lihat kamu dan MIra sudah akur.""Maksud Tante?" tanya Mira."Biasanya kamu kata Rey selalu galak sama dia."Mira menatap Rey tajam."Mama, kok diomongin ke Mira, sih," kelu Rey.Semua terkekeh.Mira sendiri kini baru tau, kalau semua tentang dirinya sudah ada di cerita keluarga itu. Perasaan hangat menyelimuti dirinya dengan membalas lirikan Rey di kaca mobilnya."Terus, Mama sama Papa nih, bawa apa ke rumah Mira? Mama ngg

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 278. Memastikan

    Subuh itu, Maya masih mengantuk saat berwudu di sisi kamar mandi. Suara langkah kaki di belakangnya membuatnya menoleh. Matanya langsung membelalak melihat Rey sudah berdiri di sana, bersandar di dinding dengan wajah santai. Dia mengenakan kaos oblong dan celana pendek seperti kebiasaannya jika di rumah."Kamu ngapain di sini, Rey?" tanyanya ketus, masih berkumur.Rey memasukkan tangannya ke saku celana. "Liat Mira."Maya menghela napas panjang, menatap langit-langit, lalu menatap Rey lagi. "Udah sholat?"Rey melirik jam dinding di ruang tengah yang terlihat dari tempat mereka berdiri. "Belum."PLAK!Tamparan ringan mendarat di pantat Rey."Sholat dulu, dasar teledor!" Maya mendelik, lalu menyentil kening anaknya dengan kesal.Rey mengusap bagian yang ditabok, meringis kecil. "Ma, aku sih mau sholat, tapi kan Mira di sini, aku mau liat dia dulu."Maya makin sebal. "Mau liat Mira apa mau cari alasan?!""Mama juga, aku ngajak Mira tidur di rumahku aja nggak boleh."Maya mendecak. "Mama

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 277. Boleh Ngak?

    Rey menekan layar ponselnya, menunggu nada sambung. Baru mengucap salam.Alzam mengangkat. "Waalaiumussalam! Ada apa, Rey, kok mlam-malam telpon?"Rey melirik Mira yang duduk di sofa, memeluk bantal dengan wajah lelah. "Mira di sini."Hening sejenak."Lho? Kok bisa di rumahmu?""Nanti saja Mira sendiri yang cerita. Yang penting kasih tahu Budemu, biar nggak panik," suara Rey terdengar tenang.Alzam menarik napas. "Oke. Aku kasih tahu Bude Marni sekarang."Sambungan terputus.Mira melirik. "Aku harus pulang sekarang?"Rey mengangkat bahu. "Besok saja. Sekarang istirahat dulu."Mira mengangguk, tampak lega.Tapi Rey belum selesai. "Ayo beli baju dulu."Mira mengernyit. "Kenapa?"Rey melirik bajunya. "Yang kamu pakai aneh."Mira melihat ke dirinya sendiri, baru sadar betapa sempitnya baju Rere yang menempel pas di tubuhnya."Aku pakai baju Rere waktu SMP, ya wajar aneh," Mira mendengus. "Waktu tadi dikasih mama kamu yang awal, kebesaran, makanya dicarikan baju Rere yang lama, e, pas, tapi

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 276. Bukan seperti,..

    Marni mondar-mandir. Langkah kakinya semakin cepat, hampir tanpa jeda. Nafasnya mulai memburu, bukan karena lelah, tapi cemas yang makin menumpuk."Kenapa belum pulang juga?"Suaranya lirih, lebih seperti bicara dengan diri sendiri. Tatapan matanya sesekali melirik jam dinding. Sudah hampir masuk waktu Isya. Mira belum juga muncul.Tukiran yang duduk di kursi kayu tua hanya bisa menghela napas panjang. "Mungkin masih perjalanan, Bu.""Kalau iya, kenapa pakai tidak bisa dihubungi segala!" bentak Marni tanpa sadar.Tukiran terdiam. Tidak ingin memperkeruh suasana.Marni kembali mengangkat ponsel, menekan nomor Mira. Ditempelkan ke telinga.Suara operator terdengar lagi.Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan.Umpatan keluar dari mulutnya."Kenapa ponselnya mati terus?"Tukiran mengelus dada. "Jangan suudzon dulu, mungkin habis baterai."Marni memutar bola mata. "Habis baterai sejak Maghrib? Masuk akal nggak?"Tukiran memilih diam.Marni tak bisa lagi menung

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 275. Perubahan Mira

    Di meja makan rumah Rey, cangkir kopi masih mengepulkan asap tipis, tapi tidak ada yang menyentuhnya. Rey menatap kosong ke arah cangkir itu, pikirannya terjebak dalam pusaran masalah yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.Di sudut ruangan, Mira duduk dengan punggung tegang. Tatapannya terpaku pada Rey, menunggu jawaban.Ketegangan di antara mereka begitu terlihat.Atmajaya mengamati putranya dengan ekspresi penuh pertimbangan. Di sampingnya, istrinya masih bersikap canggung."Ayo ke rumah, Ma," bisik Atmajaya."Kenapa harus buru-buru?" tanya istrinya, akhirnya membuka suara.Atmajaya hanya menoleh sekilas ke arah Rey dan MIra sebelum menepuk tangan istrinya dengan lembut. "Mereka perlu waktu untuk bicara.""Tapi, Pa, aku masih pingin ngobrol sama MIra. Siapa tau masih ada jalan keluar. Lihatlah, kulitnya begitu bening, biar cucu kita elak nggak suram terus kulitnya," balas Maya berbisik pula."Ih, apaan sih kamu. Nanti aku jelaskan di rumah," bisiknya pelan.Maya terdiam, tapi

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 273. Terluka

    Sandra menyodorkan semangkuk sup hangat ke hadapan putrinya yang tampak pucat. Sendok kecil itu hanya dipegang tanpa niat menyuapkan ke mulutnya. Matanya kosong menatap meja."Kamu harus makan, Nak. Badanmu makin lemah," lanjut Sandra dengan suara lebih lembut.Agna menghela napas. Bau kaldu ayam yang biasanya menggugah selera malah membuat perutnya bergejolak. Dia menutup mulut, menekan rasa mual. Sandra yang melihat itu langsung menyodorkan segelas air putih.Arya Baskara duduk berseberangan, menatap anak perempuannya dengan tatapan tajam. Ada perih dalam hatinya melihat Agna dalam kondisi seperti ini, tapi amarah masih lebih dominan."Jangan diam saja! Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Selingkuh, hamil, lalu berharap laki-laki tak berdosa itu menikahi kamu?" Suaranya bergetar menahan emosi.Agna menunduk. Setiap kata dari ayahnya seperti tombak menusuk ulu hati."Papi, Rey sudah janji akan menikahiku," katanya pelan.Baskara tertawa sinis. "Kamu pikir Rey mau kalau anak ini b

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status