Home / Romansa / ISTRI SIRI TENTARA ALIM / Bab 242. Selingkuhan

Share

Bab 242. Selingkuhan

Author: HaniHadi_LTF
last update Last Updated: 2025-02-11 04:34:55

Alzam berdiri tegap, napas memburu. Tatapannya tajam menusuk ke arah dua wanita paruh baya yang sejak tadi melontarkan tuduhan seenaknya.

"Maaf, ibu-ibu. Kalian tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, jadi jangan asal bicara," suaranya rendah, tapi sarat amarah. "Saya tidak terima istri saya kalian katakan selingkuhan. Saya bukan orang seperti itu! Terlebih, itu menghina wanita yang saya cintai."

Salah satu wanita itu melengos, melempar lirikan pada temannya sebelum berujar lirih.

"Nyata-nyata selingkuh kok gak terima."

Lani menggenggam lengan Alzam, berusaha menyalurkan ketenangan lewat sentuhan. Tapi pria itu tak bisa tinggal diam. Matanya berkilat marah.

"Kalian bahkan tidak mengerti arti kata selingkuh." Rahangnya mengeras. "Dia tidak pernah merebut saya dari siapa pun!"

Tangan Lani semakin mengerat. Namun, dua wanita itu masih bersikukuh. Bisik-bisik mereka terdengar makin tajam, menusuk telinga Alzam.

"Mana ada sih orang selingkuh yang mau ngaku? Ya, jelas-jelas tidak mengakui k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 243. Kamu?

    Lani menekan tombol panggil, menempelkan ponselnya ke telinga. Suara Mira terdengar ceria di seberang."Mbak, bagaimana keadaan pabrik?""Harga jeruk mulai anjlok, Lami. Kemarin Agna aku lihat bersitegang dengan Pak Sajad.""Kenapa bisa seperti itu?""Agna ingin membeli jeruk sesuai dengan penurunan yang terjadi di pasar. Sedangkan waktu kamu duluh, walau turun kan masih kamu beri harga yang lebih tinggi dari pasar, jadi petani kerasan.""Waduh, gimana, dong. kasihan mereka. Nanti imbasnya juga akan ke gudang, karena pabrik lain juga begitu, ghak akan mau harga yang lebih tinggi dari pasar. Padahal harga jual sirup tetap sama, mau naik, mau turun harga bakunya.""Aku sendiri bingung, Lani. Ini Mas Budi juga mengeluh dengan harga kulit jeruk yang dinaikkan. Katanya murah banget, bisa dijadikan sovenir mahal, kok bahan bakunya cuma segitu."Lani terdiam sesaat. Dia baru ingat saat Mira mengatakan tentang Budi. "Mbak, kamu dapat undangan dari Budi sama Dita. Undangannya di rumahmu ya.""

    Last Updated : 2025-02-11
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 244. Ikut.

    "Siapa yang menikah?" tanya Rey, suaranya terdengar santai tapi matanya sedikit menyipit, menatap selembar kartu undangan berwarna pastel yang terlihat mahal itu."Dita dan Budi," sahut Lani."Kamu ghak kenal. Pergi aja, kita mau pergi," ucap Mira sengol."Ghak gitu-gitu amat dong, ntar cantik kamu ilang.""Dasar gombal!"Rey terkekeh, lalu melirik dirinya sendiri. Kaos, celana jeans. Dia menghela napas pelan. "Nikahnya di gedung?" tanyanya lagi.Alzam, yang sejak tadi berdiri di samping Lani, mengangguk. "Iya, resepsi gedung. Kenapa?"Rey tertawa hambar, menyeringai kecil. "Ya udah, selamat bersenang-senang. Gue nggak bakal nyusahin kalian dengan penampilan gue yang kayak gembel gini."Lani terkikik, menutup mulutnya dengan tangan."Kenapa nggak ikut aja?" Alzam menatap Rey dengan sorot serius. Sementara Mira melotot.Rey menghela napas berat, mengangkat kedua tangannya seolah menyerah. "Gini doang? Masa gue masuk ke acara formal dengan kaos sama jeans?"Alzam menepuk bahu Rey, seak

    Last Updated : 2025-02-12
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 245. Menemukan pegangan

    Alzam melirik Lani yang berdiri di meja makanan. Matanya berbinar saat melihat deretan es buah wana warni di mangkuk kaca besar. Tangannya sudah terulur, siap meraih gelas berisi es yang menggoda itu. Tapi sebelum jemarinya menyentuh gelas, suara berat Alzam menghentikannya."Jangan."Lani mengerjapkan mata. "Hanya kali ini."Alzam menatapnya serius. "Nggak baik buat bayi kita, Sayang."Lani menghela napas panjang. "Udah lama nggak minum es, lho."Alzam tetap menggeleng. "Tahan, ya?"Lani mengerucutkan bibir. "Udah lima bulan, sayang. Masa nggak boleh sekali aja?"Tatapan Alzam melunak. Tangannya terulur, menyentuh jemari Lani yang masih ragu-ragu. Dia lalu mengambil sedikit."Lagi ghak boleh?""Lani,..."Lani menatap suaminya dengan wajah merajuk. Tapi akhirnya dia menyingkir dari meja es buah, memilih kembali ke samping Alzam.Tapi belum sempat dia menarik napas lega, Alzam sudah menatap tajam ke arah piringnya."Kambing guling juga?"Lani mengangguk. "Iya, dong. Favorit aku."Alzam

    Last Updated : 2025-02-12
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 246. Aku siap jadi sandaranmu

    Mira menatap lurus ke depan, tapi matanya kosong. Dada terasa sesak, seakan ada tangan tak terlihat yang meremasnya dari dalam.Sial. Kenapa harus begini?Di sisinya, Rey diam. Tapi Mira tahu pria itu sedang mengamati wajahnya, membaca tiap ekspresi yang coba dia sembunyikan.“Mir…” Suara Rey nyaris seperti bisikan. Badannya merapat. Tanpa sadar, Mira mengeratkan tangannya di lengan Rey. Sejenak Mira menelan ludah. Dia tidak ingin terlihat lemah. Tidak di depan Rey. Tidak di depan Damar yang sekarang duduk bersama Vero dan putrinya.Tapi sialnya, matanya tetap menangkap sosok Damar. Laki-laki itu terlihat canggung, tapi tetap di sana. Bersama keluarganya. Bersama perempuan yang seharusnya tidak ada. Damar sendiri bingung bersikap. Di satu sisi perasaannya pada Mira. Di sisi lain, dia tak ingin anaknya melihat orangtuanya tak bahagia bersamanya.Mira ingin tertawa. Ironi macam apa ini?Tapi yang keluar dari bibirnya justru kalimat penuh amarah.“Kamu cari kesempatan di tengah penderit

    Last Updated : 2025-02-13
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 247. Kenapa baru sekarang?

    Langkah Yasmin terhenti begitu melihat sosok yang berdiri tak jauh. Napasnya tercekat. Ada sesuatu yang meremas jantungnya.“Sandi?” Dia menatap pria itu dengan menata degup jantungnya.Pria itu tersenyum. Wajahnya tampak sedikit berbeda dari terakhir kali mereka bertemu. Lebih matang. Lebih… berwibawa.Sandi Lim adalah pria keturunan Tionghoa dengan perawakan tinggi dan atletis. Kulitnya putih terang khas oriental, dengan rahang tegas dan hidung yang sedikit mancung. Rambutnya hitam pekat lurus, ditata rapi dengan gaya yang terlihat profesional namun tetap santai. Matanya sipit namun tajam, menyiratkan kecerdasan dan determinasi. Gaya berpakaiannya selalu rapi dan berkelas, mencerminkan kesuksesannya dalam dunia bisnis. Namun di balik sikap tenangnya, ada keteguhan hati yang sulit dibaca oleh orang lain. Yaitu rasa cintanya pada yasmin yang tak pernah luntur dan membuatnya mau belajar apa yang diinginkan keluarga Yasmin tanpa menelannya mentah-mentah. Walu itu tak pernah dia ungkapka

    Last Updated : 2025-02-13
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 248. Maaf

    Mira menatap layar ponselnya, jari-jarinya ragu menyentuh kontak panggilan. Nomor Rey sudah ada di sana, hasil permintaan setengah memaksa pada Lani tadi sore."Tolong pertimbangkan dia, Mbak," suara Lani masih terngiang. "Dia memang salah, tapi dia nggak sadar waktu itu. Dia terlalu sayang sama kamu."Mira menggigit bibir, menahan perasaan yang bergejolak. Lani benar. Rey salah. Tapi yang dia lakukan setelah itu…Mira meraba bibirnya, seakan masih bisa merasakan ciuman singkat yang mendarat begitu saja di sana.Sial.Waktu itu, setelah sesi foto, dia berniat memarahi Rey. Tangannya bahkan sudah terangkat, siap mendorong pria itu menjauh. Tapi tatapan Rey—tajam, dalam, penuh sesuatu yang tak bisa Mira baca—membuatnya terhenti.Dan lalu…Bibinya menghangat, pipinya memerah hanya dengan mengingatnya.Tanpa aba-aba, Rey membungkuk, bibirnya menyapu bibir Mira sekilas.Itu spontan. Tidak direncanakan. Tapi cukup untuk membuat Mira terdorong panik, hingga tanpa sadar dia mendorong Rey kera

    Last Updated : 2025-02-14
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 248. Setelah kau kembali

    Yasmin melangkah masuk ke rumah dengan langkah pelan. Rasa letih menjalar dari ujung kaki hingga kepala, seolah pikirannya yang penuh berjejal menjadi beban di setiap langkahnya. Udara dalam rumah terasa lebih hangat dibanding udara malam di luar, tapi itu tidak menghilangkan kegelisahan yang sejak tadi mengendap di hatinya.Sebelum sempat mencapai kamarnya, suara ibunya menyapanya.“Yasmin, dari mana saja?”Nada suara Jamilah terdengar lembut, tapi tetap menyiratkan ketegasan seorang ibu. Yasmin tahu, pertanyaan itu bukan sekadar basa-basi. Ada sesuatu di baliknya.Yasmin menelan ludah. “Baru jalan sebentar, Ummi. Udara malam lumayan sejuk.”Jamilah menyipitkan mata. “Kenapa tadi tidak pamit dulu ke Ummi?”Sejenak Yasmin mengalihkan pandangannya, menatap lantai yang berkeramik putih. “Maaf, Ummi. Aku hanya ingin menyegarkan pikiran. Tidak terlalu jauh, kok.” Yasmin dan Sandi sejak duluh selalu ketemuan di cafe yang tak jauh dari rumahnya . Cafe itu sudah menjadi langganan mereka mele

    Last Updated : 2025-02-14
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 249. Di saat menguatkan

    Mira melirik layar ponselnya, keningnya mengernyit. Sudah hampir ia tekan tombol panggil untuk menghubungi Rey, tapi tiba-tiba nama lain muncul di sana. Jantungnya berdegup cepat. Entah kenapa hanya dengan melihat namanya dia masih merasakan berdebar itu, walau sejak melihat semua yang terjadi di pernikahan Dita dan Budi, dia merasakan sakit setiap mengingatnya.Kenapa tiba-tiba sekarang dia menelpon?Waktu itu di resepsi, pria itu seolah tidak begitu mengenalnya. Duduk di samping Diandra dan Vero dengan senyum penuh, seolah mereka sebuah keluarga yang tampak sempurna di mata semua orang. Mira sering menatapnya, tapi Damar seolah sibuk menjaga keluarganya.Sedetik ragu, tapi akhirnya Mira mengangkat panggilan itu.“Sayang… bagaimana keadaanmu?” Suara Damar terdengar pelan, nyaris berbisik. “Aku ingin menelponmu sejak resepsi itu, tapi aku selalu ragu.”Mira diam. Panggilan itu seharusnya terasa hangat, tapi malah membuat dadanya sesak.Damar melanjutkan, suaranya sedikit berubah, seo

    Last Updated : 2025-02-15

Latest chapter

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 306. Bayi yang ditunggu

    Langit masih gelap ketika Alzam menggoyang pelan bahu Senja. "Ayo bangun, nanti keburu sholat Subuh datang," suaranya lembut, tapi cukup tegas.Senja menggeliat pelan di atas sofa kecil yang disediakan di kamar rumah sakit. Kelopak matanya masih berat, tapi suara Alzam membuatnya berusaha sadar sepenuhnya. Dengan mata yang masih setengah terpejam, dia mendengus kecil."Lima menit lagi..." gumamnya sambil menarik selimut.Alzam tersenyum kecil, lalu menepuk bahu anak tiri sekaligus keponakannya itu, sekali lagi. "Nanti kesiangan. Kakak mau belikan buat sahur. Kamu mau apa? "Senja yang tadinya malas-malasan langsung membuka mata. "Bubur ayam, tapi jangan pakai seledri!" katanya cepat."Oke, nanti Kakak carikan. Tapi sekarang, ayo bangun."Dengan sedikit ogah-ogahan, Senja akhirnya bangkit. Setelah wudhu, dia sholat tahajut di sebelah Alzam. Suasana di kamar rumah sakit masih sepi. Hanya terdengar suara lembut lantunan doa dari bibir mereka. "Jangan tidur lagi, sebentar lagi Kakak be

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 305. Saat harus memberi jawaban

    "Adik, jangan lama-lama, ya," suara suster terdengar lembut namun tegas.Senja tersentak, menoleh ke arah suster yang berdiri di dekat pintu. Tatapan wanita paruh baya itu ramah, tapi tetap mengandung peringatan.Ia menatap lagi ke inkubator, ke bayi mungil yang masih tertidur nyenyak, lalu mengangguk kecil. "Iya, Suster."Tangannya yang semula menempel di kaca perlahan turun. Ia beranjak pergi, tapi langkahnya tak menuju ruang perawatan Lani. Ia berjalan lurus melewati lorong rumah sakit yang terasa sepi, lalu ke arah taman kecil di belakang gedung.Duduk di bangku kayu, Senja menghela napas panjang. Kepalanya terasa penuh.Kenapa semuanya tiba-tiba jadi begini?Beberapa bulan terakhir, ia tinggal di rumah Thoriq, kakeknya, dan sudah merasa nyaman. Elmi, adik Alzam, memperlakukannya seperti anak sendiri. Kemana-mana mereka selalu berdua. Bahkan Aksa, suami Elmi, juga seperti sosok ayah baginya.Tapi di sisi lain, Lani.Ibunya.Mereka sering menghabiskan waktu berdua hanya untuk ngobr

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 304. Memilih

    Kinan masih berdiri tegak, matanya menatap tajam ke arah Agna yang berdiri dengan wajah tanpa ekspresi."Kamu pikir aku nggak tahu apa yang kamu lakukan?" suara Kinan rendah, tapi tajam.Agna menarik napas, berusaha tenang. "Aku nggak ngerti maksudmu.""Jangan pura-pura bodoh," Kinan melangkah lebih dekat. "Selama ini kamu selalu bersembunyi di balik topeng baik-baik, tapi kenyataannya? Kamu selingkuh di belakang suamimu. Untung juga Alzam nggak cinta sama kamu. Kalau cinta, bisa hancur rumah tangga."Pak Bara menghela napas, tak tahu harus bagaimana menghentikan Kinan. "Aku nggak pernah bermaksud menyakiti siapa pun," Agna akhirnya bicara. "Justru karena dia nggak cinta sama aku, hinggah aku,.."Kinan tertawa sinis. "Itu bukan alasan untuk orang selingkuh."Agna menegang."Semua ini memang salahku. Aku yang menyebabkan Agna melakukan semua itu. Jadi tolong, berhentilah menghinanya." Akhirnya Arhand angkat bicara.Air mata sudah menggenang di pip Agna.Pak Bara akhirnya melangkah men

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   303. Saat ingin menjadi orang baik

    Langkah Arhand melambat saat mendekati mobil. Agna, yang berada di sisinya, juga ikut berhenti. Mereka saling bertukar pandang sebelum akhirnya menoleh ke belakang."Mami, Papi duluan aja. Kita masih mau mampir ke ruangan Alzam," ujar Agna, suaranya datar, tapi ada sedikit ketegangan di sana. Merela tau, Sandra tidak akan tinggal diam dengan pemitan mereka.Benar saja, Sandra mendengus, seolah tidak senang dengan keputusan itu. "Buat apa? Mereka pasti sibuk sama bayinya. Ngapain juga kalian ke sana? Merepotkan diri saja," gerutunya."Kita cuma mau pamit," Arhand menimpali. "Sebentar aja."Arya, yang berdiri di sisi Sandra, hanya melirik sekilas. "Iya, Hand, dia saudaramu. Sudah sewajarnya kamu harus pamit padanya. Cepatlah kalau memang itu maumu. Kami bisa duluan pulang."Tanpa menunggu lebih lama, Arhand menggenggam tangan Agna, membawanya melangkah menuju ruang perawatan Lani. Namun, saat mereka tiba di sana, tempat itu kosong. Tidak ada Lani, tidak ada Alzam.Agna mengerutkan kenin

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 302. Bayi kita

    Di ruang tunggu rumah sakit, Agna bersandar pada kursi dengan wajah yang sulit suram. Sesekali, kakinya bergerak gelisah, sementara matanya melirik ke arah pintu, menunggu orang yang kini ke ruang administrasi. Arhand masih di dalam, mengurus segala urusan sebelum mereka bisa pulang.Di sebelahnya, Sandra tak henti-henti berbicara."Jadi, Lani akhirnya nggak dapat donor dari Arhand?"Nada suaranya penuh dengan penekanan, seolah ingin memastikan semua orang tahu betapa anehnya keputusan itu.Agna mendengus pelan. Ia melirik Sandra, lalu menoleh ke Arya yang duduk di seberangnya. Dari tadi tingkah maminya begitu membuatnya sebal."Mi, ini sudah bolak-balik dibahas," ucap Agna akhirnya, mencoba menahan kesal."Tapi aneh, kan?" Sandra masih bersikeras. "Masak Arhand, yang katanya peduli, nggak jadi donor? Ada apa sebenarnya? Atau jangan-jangan—""Mi. Sudah ada temannya Mas Alzam yang tiba lebih duluh."Arya memotong cepat. Wajahnya tetap tenang, tapi intonasi suaranya sedikit menekan."K

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 301. Berpelukan

    Rey dan Mira duduk di taman rumah sakit, memperhatikan orang-orang yang berjalan menuju ruang bayi yang tak jauh dari pandangannya, walau di sebrang mereka duduk. Mira ikut menatap ke arah yang sama, tangannya masih menggenggam botol air mineral yang tadi ia beli di kantin rumah sakit."Kita kok belum lihat ke sana. Masih di sini saja?""Jangan ke sana.""Memang kenapa? Aku kan juga pingin lihat gimana rupa bayinya Lani sama Alzam itu," guman Mira."Ntar kamu jadi segera pingin punya anak, padahal kita kan belum waktunya itu,..." Rey terkekeh."Ih, pikiran kamu ngeres." Mira bahkan sempat bergidik saat selintas terbayang Rey sebesar itu mendekatinya."Tuh kan, bayangin aku," gurau Rey.Lagi-lagi Mira bergidik. "Amit-amit deh bayangin kamu, Rey. Yang ada malah aku sawanan. Kamu sebesar itu."Rey terkekeh. Namun dia kemudian terdiam."Lihat, siapa yang datang," gumam Rey pelan.Mira mengernyit. "Siapa?"Sebelum Rey menjawab, seorang lelaki melangkah pelan menuju tempat wudhu di musholla

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 300. Lebih ringan

    Rey menatap Mira yang masih menunduk, pipinya bersemu merah. Jarinya hampir saja menyelipkan anak rambut yang jatuh menutupi wajah Mira ketika sebuah suara menggelegar dari belakang."Rey!"Tangan Rey terhenti di udara. Kepalanya menoleh cepat. Mira juga tersentak.Tukiran berdiri di ambang pintu dengan alis berkerut. Matanya tajam, mengawasi mereka berdua.Rey cepat-cepat menarik tangannya. Mira mundur selangkah. Jantungnya masih berdetak cepat, bukan karena Rey, tetapi karena ketahuan."Kalian belum buka puasa, kan?" Tukiran melanjutkan, nada suaranya sedikit lebih lembut. "Ini tadi ibumu beli nasi. Makanlah."Rey menghela napas lega, lalu tersenyum canggung. "Terima kasih, Pak."Perutnya memang sudah keroncongan. Tadi dia hanya sempat makan kurma dan minum air putih yang diberikan suster sebelum donor darah.Mira melirik ke arah Tukiran, mencoba menetralkan wajahnya. "Yang lain sudah makan?""Kayaknya baru makan setelah tahu Lani sadar," jawab Marni, yang tiba-tiba ikut berdiri di

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 299. Penebus dosa

    Arhand berdiri di depan ruang perawatan. Agna yang masih tampak lemah, menggenggam tangannya erat."Kamu yakin kuat?" bisik Arhand.Agna mengangguk. "Anggap saja ini penebusan dosaku untuk Lani dan Alzam.Arhand menarik napas panjang. "Kalau begitu, jalan pelan, ya. Atau aku minta kursi roda?""Nggak usah. Sekalian biar aku sehat. Beberapa hari di sini dan hanya tiduran, aku bosan.""Agna, kamu baru saja lepas infus. Istirahat dulu," bujuk Sandra.Agna menggeleng. "Aku ingin melihatnya, Mi. Sekalian aku mau minta maaf.Arhand menggandeng Agna pelan. Keduanya berjalan menuju ruang perawatan. Langkah Agna masih tertatih, tapi dia bersikeras.***Lani akhirnya membuka mata perlahan. Cahaya lampu membuat pandangannya masih kabur. Suara alat medis berdenging samar.Seseorang menggenggam tangannya. Hangat. "Sayang,...." Alzam hampir meneteskan air mata saat melihat Lani mengerjab. Betapapun sakit hatinya karena Lani mencari Rey di saat sadar, dia berusaha meredam perasaannya.Lani berus

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 298. Rapuh

    "Ada apa, Arhand?" Sandra yang habis mengerjakan sholat Isya', bangkit menghampiri Arhand yang memegang tangan Agna.Arhand dan Agna menoleh ke Sandra."Arhand melihat Alzam dan keluarganya sedang menunggu Lani operasi melahirkan."Memangnya kenapa kalau melahirkan? Biar komplit kebahagiaan mereka. Biar makin besar kepala itu Alzam." Sandra masih tak dapat terima dengan masih membenci Alzam."Mami, kok ngomongnya gitu?""Aku sebel aja. Sementara kamu keadaannya begini, mereka senang-senang.""Bukan senang, MI. Tapi mereka lagi ada masalah.""Maslah apa juga. Biar tau rasa sekalian. Orang yang bikin orang lain menderita, pasti ada karmanya.""Mami,..""Sini, mana makanan Mami, Hand. Ini nungu Papi juga kelaparan aku. Tapi buka puasa cuma roti aja.""Sudahlah, kamu makan cepat. Biar nanti kuat. Kita ke sana bareng.""Yakin kamu ikut?"Agna mengangguk.****Mira berdiri kaku, jantungnya berpacu cepat. Rey di sebelahnya mengepalkan tangan. Towirah hanya terus berzikir direngkuh Salma. Sem

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status