Brakk
Seketika itu pula, keduanya merasa kaget dan gelagapan. Daffa langsung tersungkur ke bawah ranjang saking begitu kagetnya. Sementara, Alma hampir saja ikut terjatuh.
"Adam!" teriak Daffa dan Alma dengan serempak.
"Ya elah Kakak! Ngapain kalian berduaan di kamar, kalian belum mahramnya. Aku bilangin sama bapak loh!" kata Adam menyunggingkan bibirnya.
"Jangan dong, jadi adik gitu amat sih!" kata Alma kesal.
"Ya udah sana keluar! Ngapain coba malah diam di sini! Mau aku bilang ke bapak ya?" kata Adam menyeringai.
"Iya-iya aku keluar!
Bab 24. Kecupan ManisNyonya Cristin mengerutkan keningnya, ia heran, mengapa suaminya bisa berkata seperti itu, sedangkan untuk ganti istri saja mana mungkin bisa terlaksana jika pihak dari istri tidak mau dipisahkan."Memangnya Karin setuju kalau Daffa akan ganti istri?Feelingmama sih gak bakalan mau. Jangankan diganti istri, dimadu saja, dia gak bakalan rela!" kata Nyonya Cristin sembari mengambil cangkir yang berisikan teh hijau yang hangat."Ya, kalau tidak begitu, kapan kita punya cucunya? Jadi siap tidak siap, dia harus berkorban dong," kata Tuan Dimas dengan santainya."Iya juga sih, tapi mama tidak akan mendukung, kalau anak kita menyakiti perempuan, Pa. Biar bagaimana pun, mama juga seorang perempuan. Jadi sama lah perasaan perempuan kalau suaminya berpaling ke lain hati itu bagaimana! Mama hanya bisa mendoakan yang terbaik saja buat Daffa dan kelu
Seseorang terus saja mengetuk pintu karena ia yakin Alma sudah ada di dalam kos-annya. Apalagi ditambah adanya mobil mewah yang terparkir tepat di depan kamar kos-annya, membuat orang itu semakin penasaran. Orang itu yang tak lain adalah Ririn, tetangganya sendiri.Dan ketika itu pula mereka berdua langsung menghentikan aksinya. Mereka berdua sangat gelagapan. Bahkan menjadi gugup entah apa yang harus mereka lakukan disaat sedang panas-panasnya."Alma!" sahut Ririn lagi."Aduh, bagaimana ini, Daff?" bisik Alma dengan panik.Daffa yang masih diatas tubuhnya Alma, hanya bisa menatap sorot matanya tanpa berkedip sama sekali. Bagi Daffa, ketika Alma sedang panik, ia terlihat sangat lucu dan menggemaskan. Sehingga, ia enggan untuk beranjak dari posisinya yang sudah terlanjur diatas tubuhnya Alma."Sebentar, Sayang. Aksi kita belum tuntas," bisik Daffa ke telinga Alma."A-ap
"Bagus lah kalau begitu, jadi dia pengertian sama kamu. Kamu harus bersyukur karena dia tidak seperti mantan aku, pelitnya mengalahkan Nyi Endit, makanya aku minta putus," kata Ririn dengan santainya."Apa! Kamu sudah putus lagi?" kata Alma tercengang."Iya, kenapa? Ada masalah kah?""Tidak, cuma terkejut saja, soalnya baru kemarin pacaran, masa sudah putus lagi?" celetuk Alma."Biarin, soalnya dia pelit!""Masa karena hal itu kamu ngajak putus sih, Rin?" Alma semakin kaget mendengar ucapan dari Ririn."Sudah lah, tidak perlu dibahas. Malas aku kalau mendengar tentang dia. Oia Al, sering-sering lah minta belanja lagi seperti ini. Aku yakin, dia gak bakalan nolak, percaya deh sama aku!" celetuk Ririn yang terlihat sangat gembira karena dapat oleh-oleh dari Alma."Ish, buat apa? Memangnya aku ini cewek matre! Ini bukan tipe aku banget. Kalau diberi ya syuk
Daffa benar-benar penasaran siapa orang yang telah memberi tahu soal dirinya yang sedang berusaha mendekati perempuan. Ia bahkan tidak ingat kepada kedua bodyguardnya, yang selalu setia membantu dirinya."Ya ampun, Pa. Siapa sih orangnya bikin penasaran aja. Oh, jangan-jangan teman papa ya yang memberi tahunya kalau aku sedang bersama—"Seperti biasa, belum juga Daffa selesai bicara, Tuan Dimas langsung menyelangnya lagi, "Daribodyguardkamu lah! Sebelum kamu datang, mereka sudah datang terlebih dahulu, dan papa langsung mengintrogasi mereka.""Ya ampun! Ternyata mereka! Aku hampir saja lupa sama keduabodyguard kuitu,"ucap Daffa dalam hatinya."Dan apa kamu tahu? Papa dan Mamamu sudah membuat istrimu marah, dan itu sebelumbodyguardkamu memberitahuku, kalau ternyata kamu memang benar-benar
Sebagian para pekerja sedang sibuk membersihkan dan menata taman yang ada di depan rumah Daffa. Namun, begitu kagetnya mereka ketika melihat seseorang terjatuh dari atas balkon. Dan ternyata orang yang terjatuh itu adalah Karin. Mereka pun langsung menghampiri Karin yang sudah tergeletak tak berdaya dengan bersimbah darah yang terus mengalir tiada henti dari kepalanya."Ya ampun Nona Karin!" teriak salah satu pekerja yang ada di rumah Daffa.Mereka sangat terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa lagi selain memberi tahu majikannya, kalau Karin telah terjatuh dari atas balkon. Dan ketika itu pula Nyonya Cristin dan Tuan Dimas datang menghampirinya."Ya Tuhan! Karin! Kenapa ini bisa terjadi?" kata Nyonya Cristin. Matanya sudah berkaca-kaca karena melihat sang menantu sudah tidak sadarkan diri."Daffa! Karin, Daff!" teriak Nyonya Cristin memanggil anaknya.l Dan tidak lama kemudian, Daffa pun berlari untuk menghamp
Tidak lama kemudian, dokter yang menangani Karin segera menemui Daffa dan kedua orang tuanya yang masih setia menunggu hasil pemeriksaan dari dokter. Dan apa yang telah dokter katakan, sunguh sangat mencengangkan bagi Daffa dan kedua orangtuanya.Bagaimana tidak, apa yang telah dikatakan oleh dokter itu, membuat semua orang yang mendengarnya sangat syok. Sebab, dokter itu mengatakan bahwa, Karin mengalami patah di ruas-ruas tulang belakangnya dan hampir saja retak.Dan hal ini mengakibatkan kelumpuhan di seluruh anggota gerak lengan dan tungkai. Ditambah lagi, Karin hampir saja kehabisan darah. Namun, tim dokter telah menanganinya dengan baik. Sehingga kemungkinan Karin masih bisa hidup meskipun kondisinya sangat memprihatinkan. Karin pun segera di bawa ke ruang ICU untuk membutuhkan perawatan dan pengamatan secara intensif."Ya Tuhan, kenapa hal ini harus terjadi?" lirih Nyonya Cristin sembari matanya berkaca-kaca mena
Jam sudah menunjukan pukul lima sore, dan itu tandanya, Alma harus segera bersiap-siap untuk berangkat kerja. Ririn yang masih betah di kamar kos-annya Alma pun terpaksa harus pulang dan berjanji akan kembali lagi esok hari.Sebelum berangkat, Alma sempat mengirim pesan kepada Daffa, jika dirinya akan berangkat kerja sore ini, dan berharap Daffa untuk menjemputnya pulang seperti waktu sebelum-sebelumnya. Setelah pesan sudah terkirim, Alma pun berangkat dengan hati yang gembira. Suasananya begitu indah dan berbunga-bunga karena sedang jatuh cinta pada laki-laki yang sangat ia kagumi.Sesampainya di tempat bar, Alma bekerja dengan seperti biasanya, membereskan botol-botol yang berbau alkohol, membersihkan meja-meja serta merapikan tempat duduk agar terlihat bersih dan enak dipandang.Saat itu, pengunjung belum juga datang, Alma dan para bartender lainnya bisa duduk sambil bercanda dengan penuh ceria. Namun, sesuatu telah
Alma terperangah kaget saat melihat sosok laki-laki yang tampan, manis dan perawakannya sangat proporsional bagaikan model dari Perancis. Dia adalah Aldy. Teman sewaktu masih kecil yang selalu bermain dan bercanda ria disetiap harinya. Terkadang, mereka berdua juga sering berantem gara-gara hal yang sepele.Dan kini, Aldy menjadi salah satu sosok laki-laki idaman para wanita, yang selalu diperebutkan dari beberapa wanita sepermainannya. Ia begitu tampan dan mempesona, sehingga membuat orang yang menatapnya menjadi tergila-gila."Kenapa menatapku seperti itu? Apa aku terlihat menakutkan?" tanya Aldy keheranan."Ah, tidak-tidak. Bukan begitu, aku hanya kaget saja, tiba-tiba kamu datang tanpa sepengetahuanku," kata Alma yang masih tidak percaya bisa bertemu dengan teman masa kecilnya walau hanya di tepi jalan."Oh, aku pikir kamu sudah tidak mengenaliku lagi. Soalnya dari tatapan matamu seolah aku ini orang asing