Share

Ku Ada Untukmu

Author: Leon Hart
last update Last Updated: 2024-04-23 17:41:21
"Lea...ibumu telpon."

Lea buka mata malas, tapi refleks menerima ponsel yang di berikan Vin. Nama Sarah tertulis dilayar, tapi Vin tak berniat mengangkatkannya untuk Lea, meski sudah tahu status mereka.

"Iya, Ma?" Ditegakkan punggungnya yang kaku-kaku selepas bercinta, bersandar pada bantal yang sengaja ditata Vin berposisi berdiri. "Ada apa? Kenapa telpon pagi-pagi?" rentetan pertanyaan Lea yang seketika akan panik bila ibunya menelpon diwaktu-waktu tak lumrah.

"Pagi? Lea? Ini jam berapa?!" pekik Sarah diujung telpon, sampai membuat Lea harus menjauhkan ponsel tersebut dari telinganya.

"Sejak kapan jam 10 kamu bilang pagi?!" omel Sarah. "Cuci muka dulu sana. Kalau memang baru bangun tidur, terus makan baru ke rumah sakit. Kata dokter, kalau hasil lab bagus semua, besok mama boleh pulang. Pantesan, ditungguin sampai dokternya visite, nggak nongol-nongol. Mama mau tanya soal pernikahanmu, tapi mama mau, bicaranya langsung."

"Iya, siap laksakan, Bu Komandan. Saya makan dulu, baru mandi,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Satu Rumah 2 Pemilik

    Setelah sampai dirumah sakit, Lea beralih jadi yang terinterogasi. Namun berbeda dengan Vin yang akan dengan tanggap menjawab tiap pertanyaan darinya, Lea justru tak banyak berikan jawaban yang panjang."Pak Vin bilang, kalian sudah menikah sejak di Italia itu? Kenapa nggak bilang Mama?!"Lea tundukkan wajah, ketika nada suara Sarah geregetan rasanya pengen menerkam kapan saja."Nggak tahu tuh, Pak Vin. Maunya dia," jawab Lea dengan kalimat berkesan 'aman' untuk dirinya. "Memangnya Pak Vin cerita kayak gimana soal itu?" selidik Lea."Katanya, dia memang sudah sering perhatiin kamu, tapi kamunya sok jual mahal, kayak nggak butuh, padahal sekalinya dia lamar, kamunya langsung mau. Menurut Pak Vin, kamu sebenarnya juga suka sama beliau, sampai beberapa kali kepergok memandang Pak Vin, makanya terus beliau berani lamar pas ajak kamu temui klien di Italia."Kedua bola mata Lea serentak mendelik, tak terima akan cerita ulang Vin dari ibunya ini."Dia ngomong begitu ke Mama?!" tanyanya lanta

    Last Updated : 2024-04-24
  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Bagaimana Kamu Tahu?

    Seketika, makanan yang ada diatas piring jadi tidak senikmat sebelumnya. Hanya Sarah saja yang tersenyum, karena jadi satu-satunya orang yang tidak tahu siapa dan bagaimana seorang Helena."Silahkan Nyonya. Anda bisa makan sekarang." Sarah berdiri, lalu membantu menyiapkan peralatan makan, dan menu yang ada di atas meja, selayaknya kebiasaan orang kelas menengah ke bawah seperti dirinya, ketika ada tamu datang ke rumah disaat jam makan."Terima kasih," ucap Helena dengan ekspresi dingin, tanpa sedikitpun bergerak menyambut keramahan yang ditunjukkan Sarah. Bagi Helena, ibu dari Lea tersebut, tak ubahnya bertingkah seperti dan akan jadu asisten rumah tangga rumah saja.Lea sendiri, hanya membantu mengambilkan sesuatu kalau ibunya memerintahnya saja. Hal itupun dilakukan Lea, hanya karena merasa kasihan dengan Sarah."Silahkan, Nyonya. Anda keluarga Pak Vin, kan?" tanya Sarah masih ramah, tak menyadari kalau niatan baik untuk lebih dekat dengan sang tuan rumah, sebenarnya ditanggapi Vi

    Last Updated : 2024-04-26
  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Beranjak Gelap

    "Aku tahu dari...tanya.""Tanya siapa?" Vin mendekat dengan ekspresi yang masih sama."Sama orang.""Siapa? Lea? Jangan berbelit-belit, kamu tahu aku orangnya nggak sabaran," tandas Vin. Langkahnya terus maju, walaupun Lea mundur-mundur."Ehm...Mas Robbi." Sebelum ditanggapi Vin, Lea buru-buru menambahi. "Jangan salahkan dia, akulah yang pengen tahu, terus tanya ke dia. Tak banyak yang dia tahu. Hanya itu saja.""Robbi ya? Sudahlah, tak apa. Berarti dia hanya sebatas tahu." Vin berbalik dan menuju jendela, membukanya pertama kali, setelah sekian lama."Bolehkan aku banyak tanya padamu soal itu? Kan nggak enak, cuma bagian awalnya saja, kelanjutannya belum. Bukannya, kamu berhutang padaku? Setelah kita bercinta, kamu cuma ulang gimana dan asal-usul ibumu. Kamu cuma ceritakan kenangan, belum kejadian."Vin tak menggubris, Lea jadi meradang. "Ayolah, ceritakan padaku. Kamu mau minta bayaran lagi, aku sudah siap, kok," rengekan Lea."Diam disitu, jangan bicara!" "Ke kenapa?" Satu alis

    Last Updated : 2024-04-27
  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Desak Di Dadaku

    "Lea. Pak Vin marah ya?"Pertanyaan Sarah ini ditanggapi Lea dengan palingkan wajah dari jendela mobil.Kendaraan yang dikemudikan sopir baru, karena Robbi sudah pulang ini, kemudian menjauhi rumah, tapi tatapan Lea sempat tak berpaling dari rumah ini, berputar ke arah ibunya dengan lesu."Lea nggak tahu, Ma. Tapi semoga saja nggak, sih," sahut Lea, hanya sebatas memberi kalimat peneduh, agar Sarah tak terlalu khawatir. "Emang gitu sifatnya Pak Vin. Tapi paling nggak, ngamuknya Pak Vin itu masih ada kemungkinan dia peduli," imbuh Lea."Mama juga mikirnya begitu. Pak Vin itu kalau sudah marah, jantung Mama ini rasanya pengen copot, tapi terus tenang, karena beliau juga cari solusi. Gimana ya jelasinnya, keras, kaku, tapi disaat bersamaan itu bisa diandalkan."Lea anggukkan kepala menyetujui, tapi kemudian lebih memilih tidur, perutnya kembali rasakan mual seperti sedang hadapi guncangan dari ombak besar lautan, padahal salah satu mobil mewah milik Vin ini, mempunyai tingkat kenyamanan

    Last Updated : 2024-04-28
  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Celaka

    Cruel Summer ( Musim Panas Yang Kejam )Hariku indah bertabur senyum bahagia. Kukira itu akan selamanya, tapi ternyata memang tidak ada dunia sempurna bagi makhluk yang punya keterbatasan ini.Kukira aku bisa mempercayaimu, tapi ternyata kamu tidak. Kamu buat musim semi indahku, jadi kemarau kering yang panjang.Vin bintang penerangku. Kenapa kamu lakukan itu, Sayang? Apakah kamu ingin membunuh ibumu ini? Di depan dermaga kecil dengan kapal boot, inginku lari, tapi sepertinya tak bisa, karena takdir dan jiwaku akan segera terbang, pergi menghilang, dan hanya jadi kenangan.Lea baca isi curhatan Letizia pada buku diary miliknya dalam sebuah copy diatas salah satu halaman tumpukan kertas yang disebut Dani sebagai dokumen penting tersebut dengan seksama dan pelan, karena ingin benar-benar meresapi perasaan Letizia waktu itu."Tapi ini benar tulisan Nyonya Letizia, kan?" pertanyaan pertama yang spontan dalam pikiran Lea dan segera diutarakannya."Iya, tentu saja. Seorang sumber terperca

    Last Updated : 2024-04-29
  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Menunggu

    "Ya ampun, Lea!"Teriakan histeris Sarah dengan tangisan, mengiringi bed dimana Jelita terbaring dengan kedua mata tertutup."Dokter. Bagaimana ini? Kenapa anak saya bisa ketabrak?" Sarah masih tak bisa menerima keadaan dimana Lea pergi ketika dirinya tidak disampingnya."Tolong ibu tunggu diluar dulu ya. Nanti kami kabari, setelah selesai lakukan tindakan," cegah seorang perawat pria, agar Sarah tidak terus mengikuti disertai ucapan-ucapan histeria.Dengan berat hati, Sarah hanya bisa menurut, menghentikan langkah, menunggu diluar dengan perasaan risau tak tergambarkan."Bagaimana ini? Gimana-gimana, aku harus beritahu Pak Vin."Dalam memutuskan ini, Sarah sebebarnya masih diselimuti keraguan. Ponsel yang dipegangnya sudah terpampang nama Vin, tapi belum diupayakan untuk memulai panggilan."Tadi Pak Vin marah, gimana mau bilangnya?"Bersamaan dengan ini, Tejo, sang sopir berlari menghampiri dengan ekspresi tegang."Maaf, Bu. Non Lea yang jadi korban tabrak lari tadi?" tanyanya panik.

    Last Updated : 2024-05-01
  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Setelah Kepergian Vin

    "Bagian perutnya, tapi alangkah lebih baik menunggu kesimpulan dari dokter. Saya permisi dulu.""Perut?" gumam Sarah setelah kepergian sang perawat pria kembali ke dalam ruangan. Kekhawatiran Sarah menjadi dua kali lipat. Ketidakjelasan dan ketidaklengkapan berita keadaan Lea ini jadi buatnya frustasi sendiri. "Kenapa dengan perutnya? Apa karena dia tadi bilangnya lapar? Lalu apa bisa pengaruh ke organ lain?" Sarah menebak-nebak sendiri.Sampai beberapa menit, Sarah masih tenggelam dalam perkiraan serta mengkat-kaitkannya dengan tiap kejadian yang dia tahu, sampai tanpa sadar telah terlelap. Sarah bangun, karena adanya panggilan dari seseorang."Ibu. Ini Vin."Sarah paksakan diri untuk membuka kedua mata, ketika nama itu tersebut."Pak Vin?" "Iya, saya. Bagaimana keadaan Lea?" hal pertama yang langsung ditanyakan oleh Vin."Lea. Katanya kesadaran bagus, untuk hasil lain tunggu laboratorium sama visite dokter," jawab Sarah setengah sadar, setengah lagi masih dalam angan mimpi berada d

    Last Updated : 2024-05-01
  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Usaha Pisahkan Lea dan Vin

    Dani duduk disamping Sarah. Kakinya diluruskan, karena jalan dari kamarnya ke tempat Lea dirawat ini saja, sudah buatnya ngos-ngosan, gara-gara beberapa tulangnya ada yang bermasalah."Ada info lagi dari sumber terpercaya," ucap Dani setelah berhasil atur napas, dan temukan posisi nyaman."Apa, Nak? Cepet bilang ke ibu." Tak sabarannya Sarah, sudah kepalang tanggung mengetahui beberapa hal tentang Vin beserta kisah keluarganya."Kata sumber itu, Pak Vin sedang dalam masalah pelik, baik itu masalah pribadi, maupun urusan perusahaan.""Beneran, Nak? Ya ampun. Orang kaya itu ternyata juga kaya masalah, ya?" ujar Sarah polos. "Memang apa masalahnya? Yang kasih info ceritain juga, nggak?" selidik Sarah yang sudah terlanjur ingin tahu."Tidak secara detail, cuma katanya sudah beresiko.""Maksudmu beresiko?" Ketegangan tampak diraut wajah Sarah saat ini."Masalahnya itu sampai mengancam nyawa. Bukan saja buat Pak Vin sendiri, tapi juga merembet ke orang-orang terdekatnya, tentunya itu termas

    Last Updated : 2024-05-02

Latest chapter

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Kejutan Gagal Berbuah Manis

    Pada hari jumat malam seminggu kemudian. Lea berada sendirian di dalam kondominium Vin tanpa pemiliknya. Vin harus terbang ke Italia tanpanya selasa lalu bersama dua teman prianya, karena ada keinginan dari salah satu calon investor untuk segera menandatangani perjanjian kerjasama, selain masa pengalihan dan pengucuran dana warisan dari Anthony juga sedang dalam proses, larena Vin telah selesaikan masalah dengan Helena sesuai amanat ayahnya tersebut, selain telah menikah dan akan memiliki anak. Lea meninggalkan kantor, dan menemui ibunya sebentar, sebelum akhirnya kini di depan deretan koper yang telah siap menemaninya menempuh perjalanan jauh. Morgan belum menjemput totak waktu yang di butuhkan lima belas menit untuk mengulur-ulur waktu sedikit, Lea membuka ponsel di bagian note dan memeriksa lagi. 1. Tiket pesawat ( Aku sudah melakukannya sekaligus mengkonfirmasinya. Dua kali ) 2. Memesan executive lounge bandara ( Juga sudah mengkonfirmasi dua kali ) 3. Berkemas ( Baru se

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Cinta Tanah Air

    Pagi tidak lebih baik. Lea berguling turun dari ranjang pagi-pagi. Seminggu sudah telah berlalu dari kejadian yang penuh dramatis. Matahari bersinar melewati jarak antara dua gorden jendela kaca berukuran lumayan besar di kondominium milik Vin. Lea beralih ke dapur membuat susu coklat hangat. Vin masih tidur, dan kemungkinan tidak akan bangun untuk sejam dua jam ke depan. Lea melirik meja ruang tamu, botol kosong minuman kaleng beraneka macam masih di sana, sebagian adalah beralkohol. Dua teman pria kebangsaan Italia Vin semalam jadi penghisap hampir semuanya. Entah mereka berjalan kaki dari Italia ke Indonesia atau apa. yang pasti di atas meja ruang tamu sana benar-benar kacau dengan berbagai bekas makanan dan minuman berserakan. Mereka bertiga nampaknya sudah tak kuat bahkan untuk membuangnya ke dalam sampah karena sibuk bercanda berlanjut rasa kantuk di sertai setengah mabuk. Lea kemudian meringis membayangkan percakapan yang akan mereka lakukan. Secangkir susu coklat hanga

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Akhir Kejahatan Helena

    "Natalie?" Lea terkejut. Gadis muda berusia tak jauh dari dirinya itu tampak berpenampilan kusut tidak seperti biasanya, bahkan tidak ada pulasan kosmetik apapun sebagai make up semakin mempercantik diri. "Ngapain dia ke sini? Dia nggak lagi bangun tidur, kan?" pertanyaan canda Lea menatap bergantian antara Vin dan Natalie. Beberapa detik lalu Lea berada agak menjauh dari Vin untuk menghindari berinteraksi dengan Helena, tapi karena kehadiran tak terduga dari Natalie ini, membuatnya mendekati Vin dan berbicara berbisik untuk mencari tahu. Tatapan sembab dari bawah mata yang bengkak, membuat Vin spontan jadi bersikap awas. Di dorong Lea agar lebih mundur dan di posisikan tepat di belakang punggungnya, karena Vin menyadari tatapan Natalie menyorot di sekitar dia berdiri. "Tante Helena!" Mendengar nama ini di sebut dan di ketahui keberadaan posisinya, beberapa baris kerumunan tamu bergerak menyisir memberi jalan buat Natalie agar bisa melihat apa yang akan dia lakukan juga. "Na

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Mengkuliti Kejahatan Helena

    "Kamu nggak apa-apa, kan Sayang?" Kedua mata Lea terbelalak. Di hadapannya adalah pria tampan mengenakan seragam bodyguard serba hitam berikut kacamata berwarna senada juga. Memang seperti orang lain, tapi sebagai istri yang selalu bersama dari pagi sampai malam, Lea yakin pria penyelamat di hadapannya ini adalah Vin. "Ka kamu ngapain dandan begini?" Lea masih sempatnya bertanya di saat suasana jadi riuh, bahkan terdengar teriakan-teriakan agar ruangan hall segera di amankan. Pria tersebut perlahan membawa Lea bangkit dengan di dudukkan, perut Lea di elus-elus. Kekhawatiran merambat pada bagian tubuh Lea dimana sempat di rasakannya ada gerakan. "Demi anak kita ini. Maaf kalau buatmu kaget, tapi berhasilkan. Dugaanmu benar, keamanan buatmu tidak cukup mengandalkan Morgan saja." "Pak Presdir .... Pak Presdir Vin .... anda tidak apa-apa?!" pekikan berganti terdengar dari pria lain. Dia adalah Sekretaris Li, yang berdiri tak jauh dari keduanya berada. Vin berganti ulurkaj t

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Dia Pembohong!

    Kasak-kusuk terjadi lebih ramai dari sebelumnya. Ucapan santai Lea jadi pemicu rasa ingin tahu dari tamu undangan yang merupakan para pemegang saham dari perusahaan-perusahaan dari pengelolaan keluarga Dharmawan. Helena kembali berdiri. Berbeda dari aksi sebelumnya, kali ini Helena tampak lebih kusut, wajahnya merah karena amarahnya lebih memuncak. "Ini acara pengambilan voting, bukannya cari panggung buat hal yang nggak ada bukti dan dasarnya apa kayak begini. Kamu jangan sok ya. Kamu itu orang baru. Nggak ngerti apa-apa!" Lea tak menggubris. Seperti apa yang di instruksikan oleh Vin, agar dirinya tetap tenang dalam menanggapi tiap kelakuan Helena, tidak mudah terprovokasi dengan setiap nada tinggi Helena yang berkesan memojokkan. "Slide-slide selanjutnya memang berkesan tidak ada hubungannya dengan acara ini, tapi di sini kami inginkan siapa saja jadi terbuka matanya, tentang siapa yang sebenarnya bersalah dan siapa yang sering di jadikan kambing hitam. Sekali lagi ini semua

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Show Time

    Di sebuah hall terletak di dalam hotel bintang lima, tamu undangan sudah mulai memadati tempat acara. Perhelatan yang sebenarnya akan di laksanakan bulan depan itu, nyatanya di majukan secara mendadak dengan alasan karena keperluan mendesak. Acara awal protokoler tengah di laksanakan. Seirang wanita jadi pusat perhatian di saat sesi sambutan sedang di jadikan awal dari pembicaraan mengenai Vin, sang presdir utama. "Kubu pertama yaitu mosi tidak percaya dan minta agar jabatan presdir di copot untuk di berikan pada saya, sudah dapat banyak dukungan meskipun perolehan suara belum di laksanakan, jadi saya harapkan rekan sekalian bisa menentukan pilihan sesuai dengan logika. Perusahaan ini butuh orang-orang berpengaruh kuat. Bukannya hanya mengandalkan cara kepemimpinan yang katanya revolusioner tapi ternyata bangak pihak yang tidak senang." Helena ungkapkan sesuatu dengan kesan menyindir lawan pemilihannya, yaitu Vin. Tepuk tangan bergema setelahnya, bahkan ada yang dengan berdiri,

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Kejutan

    Sampai semalaman Lea berusaha mengorek apa rencana yang sedang Vin simpan, tetap saja Lea tak mendapatkan jawaban. Walaupun sudah melayani bercinta dengan gegap gempita, berharap Vin akan lengah lalu bercerita, namun tetap saja tak temukan hasil. Vin masih saja bungkam. Di waktu weekend, Lea membantu Vin untuk keberangkatan ke Italia. Sampai itupun, Vin belumjuga berikan jawaban akan rencananya. Vin selalu menggadang-gadang kalau yang mengetahu isi rencananya itu hanya otaknya saja. Leapun akhirnya menyerah, sudah tak bertanya lagi bila sudah tahu akan jawabannya apa. "Lama banget ke Italianya?" protesan Lea setelah selesai membantu Vin menyiapkan packing segala keperluan di dalam satu koper besar dengan sistem penutup memakai kode tertentu. "Kan ada Mama. Kamu ada temennya. Bukannya kemarin-kemarin ribut minta di temeni Mamamu?" pengingat Vin dan di jawab anggukan oleh Lea. "Tapikan tetep aja beda kalau nggak ada kamu," sedihnya Lea. Di letakkan sebuah buku bertuliskan logo d

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Rahasia!

    "Aku bertemu sama pengacaraku." Morgan sudah mengatakannya, tapi bila alasannya itu keluar dari mulut Vin sendiri, maka jadi perbedaan tersendiri bagi seorang wanita termasuk Lea. "Beneran ketemu pengacara? Kamu nggak sedang main samdiwara sama Morgan, kan? Takutnya sudah kasih perintah biar bilang sama akunya temui pengacara, tapi ternyata temui wanita lain," omel Lea seperti telah mendapat peringatan secara naluri. "Hmm ... menemui pengacaraku dan juga seorang wanita." Lea menoleh dan menatap Vin sambil melotot. Rasanya akan sulit bagi Vin, bila naluri kuat Lea seperti yang di miliki para wanita pada umumnya untuk di jadikan awal dari sebuah kebohongan. "Tuh kan sama cewek, sudah ku duga!" bentak Lea. "Siapa dia? Awas kalau memang sama cewek bilangnya ke aku cuma temen atau kolega bisnis, tapi diem-diem main api di belakang. Sudah biasa itu kayak di medsos-medsos!" tak terimanya Lea. Vin semakin tertawa kencang. Tak menyangka kalau lea cemburu lebih galak daripada singa

  • ISTRI KONTRAK CEO AROGAN   Cemburu Nih Ye

    "Hai Sayang." Sapaan dari Vin yang segera di tanggapi Lea dengan pelukan. "Kamu kemana saja? Nggak tahu apa, aku khawatir banget!" omelan Lea setelah melepaskan rengkuhan hangat namun singkatnya. "Banyak orang mencarimu, habis kamu nggak aktifin ponselmu," imbuh Lea mencari tahu. "Aku sedang jalan-jalan," jawab Vin santai. Bersama kawalan dari Morgan dan beberapa pengawal anak buah Morgan, Vin membawa Lea ke ruangan pertemuan utama gedung dengan merubah ekspresinya jadi dingin dan kaku, berbeda jauh saat bertemu Lea tadi. Tatapan Vin lurus ke depan, selain belum ada yang berani menyapa atau mengajaknya bicara, Vin juga nggak berminat di ajak bicara sampai ada yang memulai. Ini adalah bentuk aksi kekecewaan Vin ketika loyalitas bawahannya telah membuatnya jadi turunkan rasa kepercayaannya. Setelah Vin duduk di kursi utama ruanga pertemuan, dalam beberapa menit suasana hening, dengan sikap tenang, Vin menunggu dengan sabar tiap orang di ruangan tersebut mencari tempat duduk, k

DMCA.com Protection Status