Beranda / Urban / ISTRI KEDUA AYAHKU / Bab 13. Gadis di dalam night club

Share

Bab 13. Gadis di dalam night club

Penulis: Yazmin Aisyah
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-26 08:47:17

ISTRI KEDUA AYAHKU 13

PoV ELISA.

Aku memasukkan lagi pistol milik Ayah ke dalam brankas. Pistol itu memiliki izin resmi dan Ayah berpesan hanya boleh aku gunakan di saat sangat terdesak. Sejauh ini, aku tak pernah menggunakannya. Tapi melihat Huda babak belur ditendangi orang lain hatiku benar-benar hancur.

Setelah mengunci kembali brankas, aku keluar dari ruang kerja Ayah, tempat dimana brankas itu berada. Hanya Ayah dan aku yang tahu angka kombinasinya. Aku kembali ke kamar Huda. Dia terbaring tak sadarkan diri, sementara Bunda duduk di sisi ranjang, membersihkan luka lukanya.

"Besok akan kupanggil Dokter Sonya Bun. Aku takut lukanya infeksi. Dan terutama aku takut ada luka dalam."

Bunda mengangguk. Wajahnya memerah bekas menangis. Ya, sejak dulu, Bunda sudah menganggap Huda anak kandungnya.

Bibir Huda pecah dan bengkak. Hidungnya telah berhenti mengalirkan darah. Selain itu, tak ada luka luar. Tapi melihat bagaimana kaki bersepatu itu menendangi adikku membuatku merinding. Bagaiman
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • ISTRI KEDUA AYAHKU   Bab 14. Rumah yang penuh rahasia

    ISTRI KEDUA AYAHKU 14"Bukankah itu William?"Aku mengangguk. Duduk disisi tempat tidurnya. Ku masukkan lagi ponsel ke dalam saku celana panjang longgar yang kukenakan. Aku tahu Huda tengah mengamati semua gerakan ku dengan tatapan penuh tanya. Ya. Bagaimana bisa William memeluk Riris, gadis itu."Namanya Trisha. Aku biasa memanggilnya Riris. Mungkin jika Kakak bertanya pada William, dia tak mengenal nama Riris. Tapi, apa yang terjadi? Kenapa William memeluknya? Bukankah kalian akan menikah? Ini di hotel kan?"Pertanyaan Huda yang bertubi tubi itu membuatku sesak. Tentu saja dia tahu dengan pasti apa yang dilakukan sepasang manusia di dalam sebuah kamar hotel. "William mengkhianatimu."Itu kalimat pernyataan, bukan pertanyaan. "Dia sudah menyakitimu Kak. Benar kan? Kak El, aku tidak akan tinggal diam. Aku akan memberi pelajaran untuknya." Huda berusaha untuk bangkit, tapi karena masih lemah, gerakannya tidak segesit biasa. Aku memegang bahunya, menyuruh dia kembali berbaring."Tida

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-26
  • ISTRI KEDUA AYAHKU   Bab 15. Apakah karma itu ada?

    ISTRI KEDUA AYAHKU 15Dadaku rasanya langsung berdenyut nyeri, membayangkan adikku dan Eyang bersama Mama, apalagi teringat ancamannya kemarin. Ya Tuhan, apa yang Mama rencanakan? Aku segera mengeluarkan ponsel, mencoba menghubungi Amira. Ponselnya tersambung tapi tak juga diangkat. "Ada apa?" Ayah berjalan menghampiri. Beliau baru saja memasukkan mobil ke garasi. "Mama membawa Eyang dan Amira. Katanya mau menyusul kita Yah.""Oh, mungkin papasan di jalan.""Ayah! Mama hendak mencelakai Eyang dan Amira. Terutama Amira!"Ayah terkejut, sementara Bunda yang melihat raut wajahku yang tegang dari kejauhan berlari menghampiri. "Tidak mungkin El. Mamamu memang cemburuan dan kadang absurd. Tapi dia tak akan berbuat jahat." Ujar Ayah."Lalu, siapa memangnya yang Ayah pikir membuat para gadis Huda menggugurkan kandungan? Bukankah Itu sama saja membunuh!"Huda! Teringat olehku bahwa Huda juga ada di rumah saat kami pergi tadi. Aku berlari ke dalam rumah dan membuka pintu kamar Huda. Ternyata

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-26
  • ISTRI KEDUA AYAHKU   Bab 16. Siapa yang salah?

    ISTRI KEDUA AYAHKU 16Aku bisa tenang menghadapi segala masalah. Tapi satu hal yang membuatku tak bisa mengendalikan diri adalah jika itu menyangkut keselamatan Bunda dan Amira. Sebelum telepon ditutup, aku langsung menghubungi Ayah dan Huda dengan ponsel yang lain, dan bergerak cepat menghubungi polisi untuk melacak lokasinya. Riris, atau siapapun dia tak akan pernah kubiarkan lolos jika sampai menyakiti adikku. "Kak Elisa. Tunggulah di kantor. Jangan kemana-mana!" Seru Huda dari seberang telepon. "Aku dan Ayah yang akan ke sana bersama polisi.""Berikan lokasinya padaku Huda!" "Tidak Kak. Ayah melarang. Kakak sedang lelah dan banyak masalah.""Dengar aku! Tidak ada masalah yang lebih penting dari pada Amira. Dan kau pikir aku bisa istirahat sementara adikku dalam bahaya? Cepat kirim lokasinya!""Kak…""Cepat Huda! Atau aku tak akan mengakuimu sebagai adikku!""Oke oke…!"Aku menutup ponsel. Sedetik kemudian Huda mengirim lokasi tempat Amira di sekap. Polisi bergerak sangat cepat.

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-26
  • ISTRI KEDUA AYAHKU   Bah 17. Menyerah

    ISTRI KEDUA AYAHKU 17Aku duduk menunggu di sofa kecil di depan pintu kamar kami di lantai atas. Di dalam, Bunda tengah menemani Amira diperiksa oleh Dokter Sonya, yang datang sambil menangis. Aku telah mengeluarkan sejumlah uang untuk menutup mulut siapa saja yang tahu peristiwa yang menimpa Amira agar tak sampai ke publik. Tapi dokter Sonya adalah pengecualian. Dokter berusia empat puluh delapan tahun itu telah bekerja pada kami sejak aku masih kecil.Semalam, Amira mengerang kesakitan dalam tidurnya. Aku khawatir alat vitalnya infeksi sehingga subuh subuh aku memanggul Dokter Sonya.Pintu terbuka. Dokter Sonya keluar dengan wajah murung. Dia langsung memandangku, tersenyum tipis."Bagaimana Amira? Apakah terjadi sesuatu?"Dokter Sonya menggeleng dan duduk di hadapanku."Tidak. Fisiknya baik baik saja. Luka di alat vitalnya juga sudah mengering dan akan segera sembuh. Tapi, luka disini." Dokter Sonya memegang dadanya. "Luka ini yang membuat tubuhnya terus merasa sakit. Trauma dan ba

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-26
  • ISTRI KEDUA AYAHKU   Bab 18. Pergi

    ISTRI KEDUA AYAHKU 18"Tunggu apa lagi Mas? Cepat ceraikan dia. Kau punya aku dan Huda. Kamilah yang akan menjadi tangan kanan dan penerusmu. Bukan hanya anak anak perempuan yang menyusahkan ini."Bunda menahan lenganku. Beliau tahu bahwa aku benar-benar murka oleh kata-kata Mama. Aku menarik nafas, memenuhi rongga dadaku dengan oksigen. Aku menoleh pada Bunda. "Bunda sungguh-sungguh?"Bunda mengangguk. Meski jelas terlihat mendung di wajahnya. "Semua harta ini tak lebih berharga dari kalian berdua." Ujarnya sambil tersenyum.Aku membalas senyum Bunda. Kini kami berdua menatap Ayah, yang berdiri seperti orang kehilangan arah. Lunglai dan kosong. Namun hentakan tangan Mama menyadarkannya."Mas! Mbak Anind dan Elisa ini sudah durhaka padamu. Kau tunggu apa lagi? Ceraikan dia dan usir mereka dari sini."Tanpa diduga, Ayah menyentak tangah Mama dengan keras hingga Mama terhuyung-huyung."Aku tidak akan menceraikanmu Anind. Sampai kapanpun tidak akan!" Lalu Ayah menatap Mama. "Dan kau La

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-26
  • ISTRI KEDUA AYAHKU   Bab 19. Ular berwajah Ibuku

    ISTRI KEDUA AYAHKU 19PoV HUDAAku menatap Mama, menghembuskan nafas dengan keras. Aku telah tahu sejak lama bahwa Mama berambisi menguasai rumah utama Ayah ini, berikut Wijaya Group. Tapi aku tak pernah menyangka jalan yang akan Mama ambil akan sekejam ini.Tiga hari yang lalu, aku menemui Riris di penjara. Gadis itu tertawa sinis melihatku. Hubungan kami memang tak pernah melibatkan hati. Nafsu binatang yang kupelihara dan akhirnya menjadi penghancur keluargaku. Sayang, aku terlambat menyadari. Adikku sendiri yang akhirnya menjadi korban."Kau benar-benar gila!"Riris tertawa. Matanya melirik ke kiri dan kanan, memindai petugas penjara yang tengah mengawasi kami. Dia dan lelaki yang disuruhnya menodai Amira dengan kejam terancam hukuman seumur hidup. Ayah dan Kak Elisa bahkan meminta hukuman mati bagi mereka berdua. Proses pengadilan baru akan berjalan. Riris terlalu berani mengambil resiko menentang keluarga Wijaya."Kau tahu? Orang yang sakit hati tak lagi memikirkan masa depan. D

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-26
  • ISTRI KEDUA AYAHKU   Bah 20. Dilema Huda

    ISTRI KEDUA AYAHKU 20PoV HUDAAku menatap lelaki yang kini tampak asing di mataku. Sejak dia mengucapkan kata cerai pada Mama, terasa sekali betapa luas jurang membentang. Sejak dulu, aku memang bukan anak kebanggaan. Ayah, tak seperti Eyang, tidak pernah membedakan perlakuannya padaku dan kedua saudaraku. Bahkan aku merasa Ayah mengandalkan Kak Elisa. Tentu saja, karena aku sebagai satu satunya anak lelaki kerap membuatnya kecewa."Aku tahu apa yang ingin kau tanyakan Huda. Ya. Aku memang telah menceraikan Mamamu."Aku terdiam, tak ingin membantah. Apapun yang akan Ayah lakukan tak ada lagi hak-ku ikut campur. Ibarat anak yang lahir dari seorang selir, aku tak bisa menganggap diriku jauh lebih berharga dari pada anak seorang ratu. "Tapi kau tak perlu khawatir. Apapun yang terjadi antara aku dan Mamamu, kau tetap anakku. Ayah rasa kau sudah cukup dewasa untuk menilai mana yang salah dan benar."Aku mengangguk."Aku… aku kesini bukan untuk itu. Aku tidak akan protes atau bahkan berta

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-26
  • ISTRI KEDUA AYAHKU   Bab 21. Mengancam balik

    ISTRI KEDUA AYAHKU 21Pesawat Lion Air rute Jakarta - Bandar lampung menyentuh landasan Bandara Radin Inten II tepat pukul enam sore. Aku memandang keluar jendela, pada jejeran mobil mobil travel dan taksi online serta orang-orang yang menjemput di luar sana. Matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Suasana lebih gelap dari pada seharusnya karena mendung. Anomali cuaca membuat bulan juli yang seharusnya cerah ceria kerap membawa kabar tentang hujan.Aku melangkah ke ruang tunggu dan duduk di salah satu kursinya, memesan taksi online. Aku memang sengaja tak memberitahu siapapun tentang kepulanganku kesini. Kedatangan yang tiba-tiba kadang kala diperlukan untuk melihat suatu kebenaran.Setelah menunggu sepuluh menit, taksi online yang ku pesan akhirnya tiba. Sang driver memintaku keluar dan menunggu di depan, tempat mobil melintas. Setelah mencocokkan mobil dengan keterangan yang ada di aplikasi, aku naik dan duduk dengan tenang. Aku memang tak membawa apa apa kecuali shoulder bag kecil

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-26

Bab terbaru

  • ISTRI KEDUA AYAHKU   Bab 51 (ekstra part)

    ISTRI KEDUA AYAHKU (Ekstra part)PoV HUDASatu tahun kemudianRumah terasa demikian sepi setelah Kak Elisa menikah dan tinggal terpisah. Meski hanya Kak Elisa yang pergi, pengaruhnya ternyata begitu besar. Tak ada lagi yang sibuk membangunkanku dan Amira. Tak ada yang melotot memarahiku jika aku terlambat pulang hingga larut malam. Dan tak ada yang memeluk setiap kali aku murung karena rasa ingin tahu ku pada keluarga kandung yang tak terbendung.Aku kehilangan Kak Elisa, seperti aku kehilangan jejak pada orang tua kandung yang entah dimana. Sekian lama kucoba ikhlas dan melupakan, tetap saja, ada rasa tak nyaman di dalam hati. Seharusnya, aku bukan bagian dari keluarga terhormat ini. Bagaimana jika ternyata, aku adalah anak seorang pelacur? Seorang penjahat? Atau pembunuh?"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci Huda. Tak peduli siapa orang tua kandungmu, kau tetap anak Ayah, dan adikku."Kak Elisa telah benar-benar melupakan diriku yang dulu kerap membuat onar. Padahal aku tak pe

  • ISTRI KEDUA AYAHKU   Bab 50

    ISTRI KEDUA AYAHKU 50 (ENDING)PoV ELISAAdakah hari yang lebih dinantikan setiap wanita selain hari ini? "Kamu cantik banget pakai jilbab El. Auramu makin bersinar."Bunda menangkup wajahku dengan lembut. Aku tersenyum ketika beliau menghela tubuhku ke depan cermin sementara sang make up artist yang baru saja selesai memoles wajahku menunggu dengan wajah sedikit tegang. Dia dulu pernah merias kami sekeluarga saat Huda wisuda dan protes dari Mama yang mau ini dan itu terus bertubi-tubi.Ah, Mama. Rasanya masa itu telah jauh tertinggal. Apapun kesalahanmu dimasa lalu, kami semua telah memaafkanmu dan berdamai dengan takdir. Semoga dirimu tenang setelah mendapat pengampunan dari orang-orang yang pernah kau sakiti.Dan aku tetap saja takjub melihat diriku sendiri. Make up flawless yang membuat wajahku tetap tampak seperti diriku. Dengan kebaya putih panjang hingga menyentuh lantai dan jilbab putih terbuat dari sutera, aku tak bisa memungkiri bahwa benar kata orang-orang bahwa aku cantik

  • ISTRI KEDUA AYAHKU   Bab 49

    ISTRI KEDUA AYAHKU 49PoV HUDAAku melangkah dengan cepat keluar dari kamar super VIP, dimana mereka semua berkumpul. Sungguh, mendengar penjelasan Eyang tadi, meski gemetar dan tak menyangka, sebagai sisi hatiku tak menyangkalnya. Sejak dulu aku merasa begitu berbeda. Mungkin secara fisik, aku mirip mereka. Tapi banyak orang berkata, sedikitpun aku tak punya aura bangsawan. Tapi, bagaimana aku bisa mirip Ayah dan Akak Elisa? Tapi ah, Bukankah seorang anak angkat saja bisa menjadi mirip orang tua angkat yang mengasuhnya penuh cinta. Apa lagi aku, yang lebih banyak menghabiskan masa kecil di rumah Bunda.Di salah satu sudut halaman parkir, aku berhenti. Kakiku yang lelah membuatku tak mampu lagi melangkah. Aku duduk di salah satu bangku semen yang teduh oleh pohon akasia. Bangku ini tampaknya memang sengaja dibuat sebagai tempat istirahat.Selama ini, aku menghabiskan begitu banyak uang, menciptakan begitu banyak masalah di keluarga ini. Padahal aku sama sekali bukan bagian dari merek

  • ISTRI KEDUA AYAHKU   Bab 48

    ISTRI KEDUA AYAHKU 48Elisa, begitu banyak dosa yang telah Eyang lakukan pada keluarga ini. Eyang takut, jika Eyang mati sebelum memberi tahumu semua yang sebenarnya terjadi. Satu dosa besar, yang kerap membuat Eyang gemetar setiap malam. Elisa, apakah benar Dia maha pengampun?Aku tercenung sambil memegang kertas berisi tulisan tangan Eyang yang rapi. Dalam sebuah buku novel cetakan lama, di samping kacamata bacanya, kertas ini kutemukan. Eyang sendiri telah berada di rumah sakit, koma tanpa diagnosa. Sungguh aneh. Dirinya seakan hanya tertidur. Tidur yang sangat lama karena hingga seminggu kemudian, Eyang tak juga bangun. Dokter yang heran karena tak menemukan penyebabnya, hanya memintaku menunggu.Apa yang sebenarnya Eyang sembunyikan? Apa yang membuat jiwamu berkelana hingga tak juga kembali? Aku bersandar di bangku ruang tunggu dengan perasaan lelah. Rumah sakit seakan menjadi tempat yang begitu akrab denganku. Orang-orang yang kucintai masuk dan keluar, silih berganti."Tita su

  • ISTRI KEDUA AYAHKU   Bab 47

    ISTRI KEDUA AYAHKU 47Aku menatap Bunda dengan raut terkejut yang tak dapat kusembunyikan. Sakha bergerak cepat. Kemarin, ketika, lagi lagi aku luruh dalam genggaman tangannya, dia memang berkata akan segera melamarku apapun yang terjadi. Dia tak peduli jika harus ditolak atau bahkan dihina. Dia akan berjuang keras dengan satu keyakinan, bahwa cintaku cukup baginya mampu melakukan itu semua."Lalu, Ayah dan Bunda? Emm… maksudku, Ayah menerimanya?""Oh, apa kau ingin Ayahmu menolaknya saja?"Suara Bunda jelas menggoda. Aku tersipu. Bagaimana mungkin aku ingin Ayah menolak, jika hatiku begitu ingin bersamanya. Tiba-tiba saja, kemungkinan bahwa Eyang tidak menyukainya, atau Tita yang cemburu tak lagi kupikirkan. Jatuh cinta membuatku menjadi sedikit egois."Kau tahu apa yang dikatakan calon mertuamu?"Bunda bahkan langsung menyebut Ibunya dengan calon mertua."Sakha mencintai Elisa dengan tulus. Demi Allah, dendam itu telah lama hilang melihat anak gadis kalian yang begitu tulus dan baik

  • ISTRI KEDUA AYAHKU   Bab 46

    ISTRI KEDUA AYAHKU 46"Tumor otak stadium dua."Satu kalimat itu nyatanya mampu membuat suasana dalam ruangan Dokter Annisa mencekam. Dapat ku rasakan jemari Tante Dayana mencengkram lenganku dengan kencang. Aku memegang lengannya, menepuknya perlahan agar dia bisa sedikit lebih tenang."Beruntung kita segera menemukannya. Peluang keberhasilan operasi pada jenis Tumor ini sangat besar. Ibu tidak perlu terlalu cemas." Ujar dokter Annisa sambil menatapku dan Tante Dayana bergantian."Saya minta rujukan tindakan apa yang terbaik untuk Tita dan rumah sakit mana yang paling banyak tingkat keberhasilannya dokter."Dokter Annisa mengangguk."Saya merekomendasikan Saint Mary Mayo Clinic. Rochester, Amerika Serikat."Aku menatap Tante Dayana, meminta persetujuannya. Sepertinya dia sendiri kebingungan. "Bagaimana baiknya menurutmu El." Ujarnya pasrah.Aku kembali menatap dokter Annisa."Tolong siapkan rujukannya dokter. Saya akan membawa Tita kesana."***"El… Tante takut. Takut sekali."Aku m

  • ISTRI KEDUA AYAHKU   Bab 45

    ISTRI KEDUA AYAHKU 45Tentu saja, saat yang paling menguras emosi adalah saat Eyang masuk ke dalam kamar dan berlutut memohon maaf dari Tante Dayana dan Tita. Tita yang nekad mencabut jarum infus dengan paksa, tak peduli setitik darahnya muncrat. Dia terhuyung huyung dan nyaris jatuh seandainya Tante Dayana tidak segera memeluknya. Aku urung keluar meski pintu telah terbuka. Karena itu jugalah, Eyang yang ternyata telah berdiri di depan pintu melihat semua kejadian itu."Anakku, cucuku…"Eyang, yang selama dua puluh lima tahun aku mengenalnya adalah wanita paling angkuh di dunia, yang di dadanya, hanya ada harta dan kehormatan keluarga yang patut dijaga, tiba tiba saja berlutut di hadapan anak dan cucunya."Ini semua salah Eyang. Katakan apa yang harus Eyang lakukan untuk menebus dosa pada kalian."Dalam pelukan Tante Dayana, Tita gemetar. Dapat kulihat bagaimana Tante Dayana mulai luluh oleh ketulusan hati Eyang. Tapi Tita, gejolak darah mudanya melarang dia memaafkan begitu saja."

  • ISTRI KEDUA AYAHKU   Bab 44

    ISTRI KEDUA AYAHKU 44PoV TITAAku menggeraikan rambut ke depan menutupi wajah. Untung saja, aku belum memakai baju tahanan. Kalau tidak, tentu gerakku akan sulit. Berjalan kaki kembali ke rumah, aku tak punya pilihan lain. Aku hanya ingin memastikan Ibu baik-baik saja sebelum meninggalkannya. Air mataku menetes. Masih dapat kuingat bagaimana kemiskinan kami kerap menjadi hinaan tetangga. Bukan, bukan karena Bapak tak berusaha. Beliau bahkan berusaha terlalu keras hingga akhirnya sungai merengggut nyawanya ketika aku masih kecil. Ibuku yang cacat, memutuskan untuk sendirian merawatku. meski dia adalah Ibu terbaik didunia, fisik tetaplah yang utama.Ibu, maafkan aku, aku hampir saja berhasil membalas dendam untukmu. Tapi aku terlalu gegabah. Aku… aku bahkan nyaris menjadi pembunuh. Mengingat hal itu, hatiku gentar. Aku tak boleh masuk penjara, bagaimana dengan Ibu? Tapi semua sudah terlanjur. Satu satunya yang bisa kulakukan adalah pergi dari sini.Perutku perih karena lapar. Sudah s

  • ISTRI KEDUA AYAHKU   Bab 43

    ISTRI KEDUA AYAHKU 43Di luar, malam telah semakin pekat oleh mendung yang menggelayut. Sesekali, suara gemuruh petir terdengar dan cahaya kilat membelah langit. Seakan tak cukup gerimis dalam hati ini, langit telah pula siap menumpahkan tangis."Tante…" Aku memegang lengannya, menatap matanya yang penuh luka itu. Membayangkan diriku berada di posisinya saja sudah sangat menyedihkan, apalagi dia yang selama empat puluh delapan tahun mengalami, menyaksikan putri satu satunya hidup dalam derita.Tante Dayana balas menatapku."Aku tahu kau anak yang baik, El. Sayang, kau harus lahir dari keluarga ini." Desis nya."Aku mohon jangan pergi. Semua harus terang benderang. Ini rumah Tante. Biarkan Eyang tahu.""Tidak." Tante Dayana masih bersikukuh. Dia bahkan telah mulai membuka pintu rumah."Aku telah bersumpah untuk tidak akan kembali. Rasa sakit dalam dadaku ini tak akan pernah ada obatnya. Yang kuinginkan hanya satu, kembalikan Tita.""Aku akan mengusahakannya Tante. Tapi tolong, tinggal

DMCA.com Protection Status