Beranda / Romansa / ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN / 37. HEBOHNYA DIMA DAN EKA

Share

37. HEBOHNYA DIMA DAN EKA

Penulis: Titik Balik Author
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Dek, bangun. Udah subuh," ucap Dika lembut, sambil mengelus pipi chubby istrinya.

Sentuhan lembut pria tiga puluh tahun itu, membuat Eka menggeliat manja layaknya putri malu yang ketika disentuh, maka akan terkantup.

"Heummmmmm .... entar lagi, Om. Aku masih ngantuk," erang Eka bernada manja seperti anak kucing yang malah bangun dan matanya masih terpejam erat, walaupun Dika sudah berusaha membangunkannya sedari tadi.

Dika menghela napas panjang. Kembali ia melihat jam dinding yang berada di sudut ruangan.

"Dek, udah jam lima. Kapan kamu mau bangun? Seharusnya hari ini kamu ke kampus kan?" Pria tiga puluh tahun itu, masih berusaha untuk membangunkan sang istri.

Kalimat demi kalimat coba Dika ucapkan. Namun, Eka masih enggan tersadar dari mimpinya.

"Ya sudah kalau kamu masih pengen tidur. Hari ini kita enggak jadi ke kampus. Kamunya aja malas bangun," sambungnya, yang kali ini nada suaranya sedikit ditinggikan.

Tiba-tiba Eka membuka matanya, seolah kalimat yang baru saja terucap l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN    38. BERANGKAT KE KAMPUS

    Selesai sarapan. Dika pun mengecek ulang keperluan Eka untuk ke kampus. Dia mengubek-ngubek kembali ransel hitam itu."Saya sudah masukin cemilan, permen dan bekel makan siang. Kamu harus makan bekelnya nanti. Saya tidak mau, kamu jajan sembarangan. Jadi, saya sudah taruh cemilan di tas," ujar Dika dengan raut wajah serius.Eka yang memperhatikan dari jarak satu meter pun, sedikit memiringkan kepalanya. Dipandanginya terus menerus, wajah tampan sang suami. Didengarnya terus celoteh itu. Anehnya, sama sekali tidak membuat bosan atau sakit kepala."Kenapa kamu liatin saya seperti itu? Ada yang salah, Dek?" tanya Dika sedikit ketus, sebab Eka sedari tadi hanya cengengesan tanpa kata. Gerak geriknya mencurigakan dan patut untuk diwaspadai.Eka menggeleng cepat. Bukannya menjawab, dia melompat dan berlari. Memeluk Dika penuh semangat dan antusias."Aku sangat mencintaimu, Om," ucapnya kemudian."Terima kasih, suamiku tersayang," tambahnya dengan nada suara manja, seperti yang biasa ia laku

  • ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN    39. KETEMU COWOK NGESELIN

    "Kamu jaga diri baik-baik ya, Dek. Nanti kalau sudah selesai, hubungi saya," pesan Dika terdengar berat. Saking tidak ingin berpisah, ia sampai menggenggam erat kedua tangan Eka. Ya, berat ketika harus berpisah dengan istri tercinta, padahal bukan untuk pergi jauh, melainkan untuk menuntut ilmu. Bahkan sore pun sudah bisa bertemu kembali. Eka mengangguk penuh yakin, "iya, Om. Aku akan ingat pesan suamiku tersayang," katanya kemudian sambil merapatkan giginya karena gemas dengan sikap Mahadirga yang manja."Om Dika, tenang aja. Aku pasti kabarin, kalau udah selesai kok. Sekarang Om semangat kerjanya, ya. Semangat!""Iya, Dek. Kamu juga ya. Semangat belajarnya."Muachhhhhhhhhhh!Dika mengecup kening Eka penuh kehangatan. "Udah, Om! Jangan cium-cium aku. Entar ada yang lihat gimana?" protes Eka, bernada kesal dan sedikit mendorong bidang dada suaminya, supaya lebih menjaga jaraknya.Berhubung mereka sedang berada di tempat sepi, jauh dari keramaian. Jadi, adegan tadi tidak ada yang me

  • ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN    40. EKA NGAMBEK LAGI

    Satu jam kemudian. Dika pun sudah sampai kampus. Mobilnya berhenti tepat di depan Eka. Raut wajah gadis mungil itu tampak sangat bete. Dalam satu kali lihat, Dika sudah menebak bahwasanya, mood sang istri sedang tidak baik-baik saja. Drama apa yang harus ia hadapi setelah ini?Eka pun masuk ke mobil. Kemudian duduk dan pasang sabuk pengaman. Wajahnya masih saja ditekuk seperti tumpukan pakaian di dalam keranjang. "Kamu kenapa, Dek? Gimana kuliahnya? Lancar?" cecar Dika penasaran sambil memasang senyuman tipis, seolah tidak paham dengan mood sang istri. "Udah jalan aja dulu mobilnya, entar aku ceritain," jawab Eka bernada jutek. Dika mengangguk cepat, "siap, Tuan Putri!" tambahnya penuh semangat dan sedikit menertawakan tingkah konyol sang istri.Dika geleng-geleng kepala. Tidak menampik, bahwasanya ia memiliki istri yang super manja dan terkadang menyebalkan di beberapa kesempatan. Meskipun demikian, ia tidak menyesali pernikahan ini. Menurutnya, Eka adalah wanita spesial dan ses

  • ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN    41. HARI YANG MENYENANGKAN

    Tengah hari bolong, sehabis makan siang. Dika dan Eka sudah berada di rumah. Keduanya berjalan beriringan sambil mengumbar senyum satu sama lain. "Assalamualaikum," ucap keduanya serentak sembari bergandengan tangan tak mau lepas."Waalaikumsalam," balas Bi Endang, mempercepat langkahnya, yang memang sedang berada di ruang tamu."Ibu dan Bapak sudah pulang? Bagaimana, kuliahnya, Bu? Lancar?" tanya Bi Endang penasaran.Hal wajar bagi keduanya, pertanyaan tersebut. Sebab Bi Endang sudah seperti keluarga sendiri di rumah ini."Alhamdulillah, lancar, Bi," jawab Eka penuh senyuman, sedikit melirik sang suami, yang juga menatapnya disertai anggukan kepala.Senyuman lembut itu, seolah tidak pernah hilang dari pria tiga puluh tahun itu. Eka adalah wanita paling beruntung karena setiap hari disuguhkan hal-hal sederhana, tapi sangat berkesan."Alhamdulillah, Bu. Saya senang mendengarnya. Pasti seru ya, Bu? Bisa ketemu orang-orang baru dan nuansa baru?"Pertanyaan itu, langsung mendapat angguka

  • ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN    42. KEMBALI KE DESA

    Sementara itu, di tempat terpisah. Masih di hari yang sama. Arkana baru saja sampai di Bandung, kota kelahirannya. Ar keluar dari mobil, sengaja ia memarkir mobilnya di tepi sawah. Kedua matanya terpejam, membentangkan kedua tangannya, kemudian menarik napas dalam-dalam, lalu membuangnya perlahan-lahan.Dia sedang merasakan kembali hembusan angin dari tempat kelahirannya. Tidak terasa sudah sepuluh tahun ia meninggal tanah kelahirannya guna mengembangkan diri di negeri ini orang."Heummm ... Aku merindukan angin ini," gumamnya lirih dan membiarkan hembusan angin menembus setiap pori-pori kulitnya. Cuaca hari ini sangat mendukung. Tidak terlalu panas, tapi tidak mendung juga. Memang paling enak untuk bersantai di pinggir sawah sambil menikmati pemandangan hamparan hijau pesawahan."Aa."Tiba-tiba, terdengar suara sapaan, yang sontak membuat Ar langsung menoleh."Heum ..." Kalimatnya tercekat di ujung tenggorokan. Ia langsung mengenali sosok gadis yang entah sejak kapan berada di san

  • ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN    43. MIAT UNTUK MELAMAR

    Sebuah foto, yang memakai bingkai sebagai penghiasnya, terpasang epik di sudut ruangan ini. Ar terus memandangi potret dirinya yang masih terlihat bocah itu.Ya, foto tersebut diambil saat ia baru saja lulus sekolah menengah pertama (SMP). Sebenarnya, bukan sosok dirinya yang menjadi perhatian, melainkan gadis mungil yang berdiri di sampingnya. Ia berangkul bahu gadis itu dan tertawa bersama.Sebuah memori lama, seketika mencuat kembali. Ada kisah menarik dan sangat indah di balik foto tersebut. Dirinya masih mengenakan seragam putih biru dan ada bekas coretan di seragamnya, akibat kelulusan yang dirayakan bersama teman-teman kala itu.Ar, tidak membayangkan kejadian saat ia dan beberapa teman saling melempar cat semprot dan blao, saat itu. Dia sedang mengingat kembali kalimat yang sempat ia ucapkan sebelum foto itu diambil.••••'Aku mencintaimu, Yu. Mau kan kamu menjadi jodohku kelak.' Ar menggenggam salah atau tangan gadis mungil yang usianya terpaut satu tahun itu. 'Aa serius, m

  • ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN    44. KENAKALAN OM DIKA

    "Dek, bangun," ucap Dika lembut.Muach.Sambil mengecup bibir ranum sang istri tercinta. Eka pun mengerang dan membuka matanya perlahan-lahan. Terlihat secara samar-samar olehnya, wajah tampan yang menjadi idola emak-emak itu. "Sayang, bangun yuk! Sholat subuh berjamaah," tambahnya membujuk sembari menyibak helayan rambut Eka ke belakang telinga.Eka mengubah posisi tidurnya, menjadi telentang. Dipandanginya cukup lama wajah tampan sang suami tercinta. "Kenapa, liatin kayak gitu? Ada yang berubah ya dari saya? Kelihatan tua ya?" tanya Dika menelisik lebih jauh arti dari tatapan teduh, wanita yang hadir dalam kehidupannya sebagai istri itu. "Aku lagi mikir, Om.""Mikir apa, Dek? Jangan mikirin yang macem-macem. Masih pagi. Enggak baik.""Siapa yang mikir macem-macem?" kilah Eka masih berada di posisinya tanpa sedikitpun memalingkan tatapannya."Lalu, apa yang kamu pikirkan sekarang?" Dika menggenggam tangan sang istri, sedangkan tangan yang satunya membelai pipinya lembut."Kenapa,

  • ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN    45. ANCAMAN BARU

    [Jadi, kapan Kak Ar kembali?] tanya Eka, yang sedang melakukan video call dengan Arkana. Sedangkan Dika berada tepat di samping sang istri.[Sore nanti, aku sudah di Tangerang.] Ar tersenyum lebar kepada Eka dan Dika.[Jangan lupa ajak dia, juga. Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya. Sudah lama juga, kami tidak saling sapa. Saat kami berjumpa nanti. Aku bakalan kasih wejangan ke dia, untuk sabar menghadapi kakak yang bawel dan cerewet.] Eka balik menggoda dan Dika tersenyum tipis, menertawai celotehan sang istri. [Hust, nanti saja. Sekarang izin dulu ke Ayah.] Ar melirik Dika yang sedang tertawa itu. [Ok. Ok. Lalu, di mana Teh Ayu sekarang?][Di mars ...] jawabnya terkesan ngegas.[Ya! Di rumahnya lah. Belum saatnya dia ada di sini.] tambahnya sedikit cemberut, yang sebenarnya bukan kesal karena pertanyaan Eka, melainkan ia belum mendapatkan kabar tentang sang kekasih sepagian ini. [Ya, udah si, enggak usah ngegas. Aku kan cuma tanya aja. Jawabannya enggak usah pake emosi

Bab terbaru

  • ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN    80. TAMAT (END)

    "Maafin, aku ya, Ayu. Aku minta Eka untuk ajak kamu ke sini," ungkap Ar seraya menghela napas berat.Ar mengajak Ayu untuk berjalan-jalan santai, menelusuri keramaian di pameran. Hembusan angin malam dan kencangnya musik di sana, menambah kesan romantis bagi dua insan yang sedang mabuk asmara. "Iya, Aa. Enggak apa-apa. Ayu paham kok, apa yang Aa rasakan. Soalnya Ayu pun, merasakan hal yang sama, yang mungkin Aa rasakan sekarang."Seketika itu juga, Ar menghentikan langkahnya. Dia berdiri menatap calon istrinya itu. Keduanya berdiri telah di depan komedi putar. "Kamu mau tahu enggak, Yu. Sebenarnya apa yang aku rasakan sekarang?"Gadis cantik itu berpikir keras. Beberapa detik berselang, dia menggeleng cepat. "Tidak tahu! Ayu kan, bukan cenayang yang bisa membaca isi pikiran Aa," jawabnya sedikit bercanda.Ar pun merasa gemas dibuatnya. Terasa ketegangan itu, seakan berangsur hilang. Kendati demikian, Ar masih merasa gugup. Memikirkan hari H, yang tinggal menghitung jari, membuatnya

  • ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN    79. KEINGINAN KAK AR

    TUJUH HARI MENUJU HARI H.Eka sekeluarga sudah berada di Bandung, sebab resepsi pernikahan akan diadakan di Bandung, di tempat mempelai wanita.Persiapan sudah hampir selesai, surat undangan pun telah disebarkan. Acaranya akan digelar di rumah Ayu. "Ayolah, Dek. Bantu kakak!" mohon Ar dengan sungguh-sungguh sambil menarik-narik tangan Eka supaya mau membantunya."Kenapa harus aku yang datang ke rumahnya Teh Ayu? Kenapa enggak Kak Ar aja yang ke sana? Kak Ar yang punya urusan, bukan aku!" Eka menolaknya tegas seraya menarik tangannya agar terlepas dari genggaman Arkana."Ayolah, Dek! Kali ini aja bantu aku, Dek. Soalnya aku enggak berani datang ke rumahnya Ayu," ungkap Ar ragu-ragu."Enggak berani kenapa, Kak?" Eka melotot dan berkacak pinggang. Dia menatap heran, bisa-bisanya Kak Ar tidak berani datang ke rumah Ayu, padahal sebentar lagi ia akan menjadi suaminya Ayu. Ar diam, kemudian membuang napas panjang. "Kalau aku yang ke sana, pastinya enggak dibolehin buat ketemu Ayu. Aku ma

  • ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN    78. KETEGASAN KAK AR

    "Dim, gue tau. Lu bukan cowok brengsek kayak di luaran sana. Lu cowok setia. Sebenarnya lu bukannya enggak tertarik sama cewek, tapi lu takut ... Apa yang pernah lu alami dulu sama Lia, terulang lagi."Ar beranjak bangun dari tempat duduknya, sementara Dimas langsung mendongak, ketika nama 'Lia' lolos dari mulut Ar begitu saja.Dimas merasakan gendang telinganya ingin pecah, saat Ar mengulik kembali masa lalunya."Lu cinta banget kan sama si Lia, sayangnya tuh cewek malah selingkuh. Akhirnya melakukan hubungan terlarang dan si Lia hamil."Dimas menahan diri untuk tidak meledak-ledak. Namun, dia mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Ada gejolak hebat, mengaduk-aduk di rongga dadanya.Kisah masa lalu, yang tidak akan pernah Dimas lupakan sampai kapan pun juga. Sekaligus menjadi, titik awal dirinya enggan mendekati wanita."Lia tuh cewek enggak bener, Dim. Buktinya, setelah ketahuan selingkuh, enggak lama kemudian dia hamil. Apa itu disebut cewek baik-baik, Dim?""Tuhan, lebih sayang sa

  • ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN    77. PEMBICARAAN DUA PRIA

    "Om, aku pengen minum kopi dingin," pinta Eka memelas, seraya melepaskan pelukannya dan sorot mata berbinar-binar. Dika mengerutkan keningnya. "Kopi dingin?" Kurang paham dengan apa yang diinginkan Eka. "Iya, Om. Kayaknya seger gitu, pagi-pagi ngopi dingin," jawabnya enteng seraya cengengesan seperti bocah yang ingin dibelikan es krim."Tidak boleh!" tegas Dika, setelah tahu niat sang istri. "Kenpaa enggak boleh, Om? Aku pengen minum kopi dingin." Eka sedikit memaksa. "Jangan kebanyakan minum es, Dek. Nanti radang tenggorokan," ungkap Dika mengingatkan. Namun, bukan Eka kalau langsung menyerah."Dikit aja, Om. Ya ... Suamiku yang ganteng, manis dan baik hati," bujuknya disertai rayuan maut."Tidak boleh, tetap tidak boleh! Meskipun sedikit atau banyak, tetap saja tidak boleh!" ucap Dika dengan tegas. Sekali dia mengambil keputusan, tidak bisa diganggu gugat. Saat ini, apa pun yang Eka konsumsi harus diperhatikan dengan baik. Tidak bisa asal pilih. "Ah, Om mah jahat. Padahal cuma

  • ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN    76. DIKA CEMBURU

    Hari berikutnya. Pagi yang cerah pun telah menyapa. Dika dan Eka bersiap untuk pergi jalan-jalan, menikmati hari yang penuh bahagia itu. Namun, sebelum melangkah lebih jauh, keduanya harus berhenti di halaman depan.Di sana, sosok pemuda dua puluh lima tahun, berdiri gagah di samping motor sportnya. Baik Dika maupun Eka sudah tidak asing lagi dengan pemuda tersebut. Dialah yang kemarin membonceng Eka hingga ke rumah ini."Mau apa lagi, kamu datang ke sini?" Belum apa-apa, Dika sudah tersulut emosi. Dia mempercepat langkahnya, menghampiri pemuda itu. Mengikis jarak di antara keduanya.Eka tampak panik, lantaran tidak biasanya sang suami, bersikap demikian kepada orang baru."Om, tunggu dulu!" Eka mencoba menahannya. Namun, Dika sudah lebih dulu menarik kerah baju Dimas. "Ngapain lagi kamu datang ke sini, ah? Apa tidak cukup, kamu memukul wajah saya?" Dika berdengus kesal. Dia meninggikan suara dan menatap tajam lawan bicaranya.Alih-alih merasa takut, Dimas malah tersenyum kecil, seo

  • ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN    75. BUNDA DATANG

    Di tempat terpisah. Masih di hari yang sama. Dimas pun sudah sampai di kosannya, setelah mengantar Eka pulang ke rumah.Dimas merebahkan tubuhnya di atas kasur lantai yang ukurannya muat untuk satu orang saja.Dia menatap langit-langit kamar kosannya yang sederhana. Hanya lampu LED menjadi penerang di ruangan ini.Dalam diamnya, Dimas kembali membayangkan, momen saat Eka memeluk pinggangnya sangat erat. Meskipun sudah berlalu beberapa jam. Akan tetapi, kesan dari pelukan itu, masih sangat terasa hingga detik ini.Selama perjalanan, Eka memang tidak mengatakan sepatah kata pun. Namun, Dimas bisa merasakan, kalau Eka saat itu sangat ketakutan. "Kira-kira, kenapa ya, dia tadi?" Dimas pun bergumam dan bertanya-tanya. Masalah apa yang sedang Eka hadapi, sehingga membuatnya sangat ketakutan seperti itu? Mungkinkah semua ini menyangkut pria yang dikatakannya sebagai 'Penculik' itu?Dimas menerka dan menebak kemungkinan yang ada. Namun, dia tidak sepenuhnya yakin dengan dugaan yang ada di d

  • ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN    74. KEMBALI BERSAMA

    Satu jam kemudian.[Minta, Lusi mengesahkan surat pengunduran dirinya. Mulai hari ini, dia bukan lagi karyawan di kantor saya!] tegas Dika, sangat serius. Dia sedang berbicara dengan seseorang dari sambungan telepon.[Tapi, Pak. Apa alasan pemecatannya?][Alasannya ... Karena, dia mencoba untuk membuat rumah tangga saya berantakan. Minta dia untuk mengurus surat pemberhentiannya. Sekarang!]Dika pun menyudahi sambungan telpon itu, tanpa menunggu jawaban dari Robi. Pria yang sangat ia percayai, untuk mengurus perusahaan.Sementara itu, Eka telah sadarkan diri. Dia menatap pria berstatus suaminya itu, dari kejauhan. Dia mendengar semua percakapan Dika dengan Robi tadi. Pria itu kah, yang beberapa saat lalu ia marahi? Pria yang sangat menyayanginya, tanpa mengharapkan balasan.Dika memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Kemudian dia berbalik badan, tepat saat itu, dia melihat Eka yang sudah sadarkan diri.Pandangannya dan Eka saling bertemu dalam satu garis lurus. Dari jarak dan pos

  • ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN    73. ADA APA LAGI DENGAN EKA?

    "Kakak!" rengek Eka, yang langsung menghambur ke dalam pelukan Arkana.Ya. Eka minta diantar untuk pulang ke kediaman Seputra. Kebetulan, Arkana ada di sana dan hendak pergi.Eka memeluk sang kakak dengan erat. Dari pelukan itu, Ar bisa merasakan ada sesuatu yang terjadi kepada adiknya itu."Ada apa ini, Dek? Kenapa kamu ada di sini?" Ar langsung mencecarnya dengan beberapa pertanyaan. Dia merenggangkan pelukan hangat adik tercintanya.Eka menangis tersedu-sedu, sontak membuat Ar kalang kabut. "Kenapa kamu, Dek? Kenapa nangis kayak gini? Siapa yang udah bikin kamu nangis, ah? Katakan, Dek! Apa Dika yang udah bikin kamu kayak gini?"Ar paling tidak suka dan membenci seseorang yang membuat adiknya menangis. Eka terisak-isak. Garis bawah matanya merah. Tubuh mungilnya bergetar hebat. Dia menundukkan kepalanya, walaupun Ar mencoba untuk mengangkatnya kembali."Kamu ke sini sama siapa?" tanya Ar lagi. "Dia datang bareng gue, Bro!" seru seseorang yang baru saja memasuki ruangan. Dia adal

  • ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN    72. BADAI RUMAH TANGGA DIKA DAN EKA

    "Dek! Tunggu!" teriak Mahardika, memanggil Eka berulang kali. Namun, wanita yang sedang hamil muda itu, tak menggubrisnya. Dia tetap berlari sekencang mungkin, melawati orang-orang yang ada di sana.Dika terus mengejar Eka yang berlari menuju lobby. Kendati sedang hamil, tetapi Eka masih mampu berlari kencang. Memiliki tubuh mungil, suatu keuntungan bagianya."Dek! Dengarkan aku dulu." Dika berhasil meraih tangan Eka. Namun, detik itu juga Eka langsung menariknya dengan kasar. Dika tersentak kaget. Ditatapnya Eka dengan perasaan tidak percaya. Sementara itu, Eka menjatuhkan tatapan nanar kepada suaminya sendiri. Sorot mata yang tidak pernah Dika lihat selama ini. Ada kekecewaan yang sangat mendalam dari mata Eka. Dika tidak menampik, kalau istrinya sangat marah sekarang. "Dengarkan penjelasan saya dulu, Dek. Apa yang kamu lihat, tidak seperti yang kamu pikirkan. Saya tidak melakukan apa-apa dengan Lusi!" ungkap Dika sedikit memelas. "Ini hanya kesalahpahaman saja. Kopi itu tidak

DMCA.com Protection Status