Beranda / Romansa / ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA / BAB 5_SIAPA KAMU SEBENARNYA

Share

BAB 5_SIAPA KAMU SEBENARNYA

Penulis: Rora Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-14 18:38:44

"Janji ya, Mas," ucap Luna lembut. Matanya menyipit sayu, bersama dengan pipi mulusnya yang ikut mengembang. Yudha mencoba mengambil kesadarannya kembali.

"Kalau begitu, aa-aaku ke kamar dulu. Terimakasih untuk makanannya," ucap Yudha terbata.

Luna mengangguk. Tatapan itu! Oh Tuhan, Yudha tidak mampu berlama-lama. Laki-laki itu memegang jantungnya. Ia harus mengajak jantungnya itu bicara. Kenapa tiba-tiba berdegup kencang?

Esok harinya, Yudha terlihat segar dan bersemangat. Ia membuka tudung saji, bersiap untuk sarapan. Laki-laki itu kaget, sebab hanya menemukan tempe goreng. Sambil mengunyah, Yudha mengomel dalam hati.

'Akan kuajar istriku itu! Masak kok cuma tempe goreng?! Lidahku bukan ditakdirkan untuk menikmati tempe ini saja!'

Tiba-tiba Luna hadir di depannya, membuat tempe yang sedang dikunyah hampir keluar lagi.

"Kenapa, Mas?" sapa Yudha membuka kulkas, mengambil buah.

Yudha gelagapan. Mulutnya masih penuh. Luna hanya tersenyum, lebih tepatnya menyeringai seperti mengejek.

"Mas suka lauk apa?" tanya Luna sambil menyodorkan jeruk yang sudah dia kupas.

"Ayam," jawab Yudha singkat.

"Kalau begitu, berikan aku uang dapur dong, Mas. Bukannya sudah kewajiban suami memberikan istrinya nafkah? Tak apa-apakan?" tanya Luna dengan mata menyipit. Gadis itu tersenyum di antara pipi bak pualam itu.

"Ooh tidak apa-apa dong. Adek mau berapa? Mingguan atau bulanan? Kutransfer sekarang!" seru Yudha antusias.

Yudha berjalan ke kamarnya, membuka brankas. Ia membawakan Luna seikat uang lembaran merah.

"Sepuluh juta? Untuk berapa bulan ini, Mas?"

Yudha tersenyum bergaya.

"Satu minggu, cukup?"

Luna menaikkan alisnya kaget.

'Aah cantik,' puji hati Yudha.

"Terlalu banyak, Mas. Aku tak bisa menghabiskan uang segini banyak hanya untuk memasak ayam," jawab Luna polos.

Yudha tersenyum senang. Ia merasa bangga bisa membuat wanita dingin itu kebingungan. Hatinya makin bersemangat dan percaya diri.

"Kalau ada sisa, untuk kamu saja, Dek," ucapnya santai.

Luna masih melongo seperti tak percaya.

'Ah ... kamu hanya belum tahu saja, siapa Sayudha Wistara. Pemuda tampan dan berduit' kekeh hati Yudha kegirangan.

Yudha melangkah menuju wastafel. Senyum-senyum merasa menang.

"Habiskan ya, Dek! Kamu bisa beli apa saja. Kalau kurang, katakan," ucap Yudha lagi sambil memutar keran di depannya.

"Mas, pelan-pelan putar keran wastafel itu. Sepertinya agak rusak!" seru Luna.

Yudha hanya tersenyum. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Tak kenapa-kenapa, kok!" ucap Yudha santai.

"Iya, hati-hati," ucap Luna namun tangan laki-laki itu usil menghentakan putaran keran itu dengan kuat.

Belum selesai Luna berbicara, air sudah menyembur kencang.

"Goooooosssssttttt!!!!" teriak Yudha memukul air yang menghantam wajahnya.

Yudha berusaha menutup semburan air itu dengan tangannya. Napasnya memburu. Dia tidak mau dianggap lemah dengan menghindar dari air. Itu hanya air dan yang barusan itu, dia hanya kaget.

"Jangan khawatir, Dek. Sudah selesai!" ucap Yudha tersenyum dengan tangan masih menutupi keran yang jebol itu. Basah seluruh tubuhnya. Dingin, tapi tidak ingin dia rasa.

Luna masih melongo, mungkin dia kagum pada suaminya atau justru merasa aneh? Wanita itu menggigit bibir bawahnya lalu menengok kiri kanan seperti memikirkan sesuatu.

"Sudahlah, Adek tidur saja sana!" perintah Yudha mulai panik.

Tangannya sudah tak kuat menahan air itu. Luna tidak bergeming. Ia justru memegang serbet yang di atas meja.

"Lepaskan, Mas!" serunya mendekat.

Yudha menggeleng, tapi tangannya sudah pegal. Terpaksa dia lepaskan. Air mengucur semakin deras. Badannya sempoyongan menahan semburan air itu. Luna melompat ke atas meja dapur lalu menyumpal pipa itu dengan serbet dengan cepat. Matanya awas memperhatikan. Air masih mengucur walau tidak sederas tadi. Tapi sayang, pertahanan serbet itu hanya sementara. Air itu kembali mengalir deras.

Luna kembali menyumpal semburan air itu dengan serbet. Tidak hanya itu, dia melakukan hal yang di luar dugaan suaminya. Mata Yudha membeliak kaget. Luna membuka hijabnya. Gadis itu melilitkan kain hitam itu dengan erat. Tangannya keras menekan kain sedangkan kakinya dinaikkan, mendorong kencang, mencari keseimbangan dan kekuatan. Simpulan itu menggumpal tebal. Sempurna, hanya sedikit tetesan yang keluar.

"Carikan aku plastik!"

Duuaarr!!!

Yudha menoleh. Wanita itu membuka lemari kayu di bawah meja dapur dengan kaki kanannya. Yudha benar-benar terkesiap.

"Coba cari di sini, kemarin aku melihat Mamamu menyimpan sabun cuci masih dengan plastiknya!"

Yudha bergegas. Ia membungkuk tepat di depan kaki istrinya. Laki-laki itu melihat betis mulus Luna yang basah. Sekian detik, Yudha tertegun.

"Cepat!" seru Luna kembali.

Yudha merogoh lemari itu dengan sigap. Benar, ada plastik hitam di sana. Segera Yudha memberikan Luna plastik hitam itu dengan cepat.

"Ambilkan aku tali. Kalau tak ada, ambil tali sepatumu!" perintah Luna lagi sambil melilitkan plastik di simpulan yang ia buat.

Yudha menurut. Dia mengambil tali sepatunya lalu memberikannya pada Luna. Gadis itu mengikatnya dengan kencang. Kali ini tak ada tetesan air lagi yang jatuh.

Luna berhenti. Napasnya terengah-engah. Yudha melihat pipinya memerah karena kelelahan.

Yudha memperhatikan seluruh tubuh istrinya yang basah. Walau tertutup, tapi mampu mencubit gairah Yudha. Rambut wanita bercadar itu ternyata panjang dan ikal di bagian bawah. Hitam dan sedikit blonde di ujung. Luna memeras rambutnya pelan dan dipindahkan ke belakang. Pemandangan itu begitu sempurna di mata Yudha.

Bukankah Yudha berhak untuk menyentuh istrinya? Kakinya melangkah mendekat.

'Diandra Safaluna, kau milikku!' pekik batinnya.

"Mas, tolong ambilkan handuk!" perintah Luna yang menghentikan langkah Yudha.

"Oooh iya," jawab Yudha membalik badan.

Yudha memukul kepalanya sendiri, mengumpat dirinya yang bodoh. Bagaimana bisa dia turunkan gengsinya mendekati gadis itu lebih dulu?

'Aku ini pemimpin perusahaan, sering bertemu wanita cantik. Yudha! Yudha! Ambil kewarasanmu kembali!' cerocos hati Yudha.

Setelah menyerahkan handuk pada Luna, Yudha beringsut mundur. Wanita itu juga seolah cuek mengelap seluruh tubuhnya.

"Segera hubungi tukang ledeng, pastilah ART yang di sini tahu!" seru Luna sambil memutar-mutar rambutnya, berjalan dan memasuki kamarnya.

Yudha tidak berkedip melihat lekukan tubuh istrinya itu. Laki-laki itu mengambil air mineral di sampingnya lalu meneguk dengan cepat. Ia haus. Sangat haus. Walau tubuhnya basah. Pikirannya berputar bersama dengan batinnya yang berbicara.

'Siapa Luna? Mengapa dia mau menikahiku? Untuk menolongnya? Dari apa? Bagaimana gadis bercadar itu mampu melakukan hal yang tidak bisa aku lakukan sebagai laki-laki? Lentik jarinya tak memberikan tanda ia lemah. Luna pasti bukan wanita biasa saja. Dalam diri wanita itu, pasti ada sesuatu. Sesuatu yang harus aku gali. Sebuah rahasia. Apa itu?'

Komen (1)
goodnovel comment avatar
siti fauziah
ntar kalo tau pasti kamu Ter,,,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 6_IPAR MENYEBALKAN

    Dua gadis tak jauh usianya memasuki halaman rumah yang bercat kuning muda, mendekati pintu sambil berbincang. Di tangan mereka menenteng kotak makanan warna warni."Apa kamu yakin, kakak ipar akan suka?" tanya Si Adik, Ratna Astuningtyas."Dia harus suka dong, jangan banyak gaya!" ketus Si Kakak, Nindi Mahiswara.Ratna hanya memainkan bibirnya manyun. Sebagai yang berstatus adik, dia tidak bisa banyak bicara. Segala keputusan atas dirinya adalah tergantung kakak. Itu sudah menjadi hukum tak tertulis dalam keluarga.Tok ... tok ... tok!Seorang wanita bercadar membuka pintu. Matanya sedikit membulat, agak kaget."Selamat siang, Kak Ipar," sapa Ratna.Luna mencoba menguasai situasi. Dia tersenyum dan mempersilahkan kedua gadis itu masuk. Nindi menggeret tangan Ratna. Tampak, gadis berambut kuncir kuda itu tak nyaman dengan kehadiran kakak iparnya."Kak, kami diminta Mama bawakan ini. Ini masakan khas keluarga kami

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-15
  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 7_KAKEKKU KETERLALUAN

    POV 1 (YUDHA) Aku menggaruk kepalaku yang tak gatal. Kakek akan marah jika tahu Nindi membuat Luna marah. Aku bisa merasakan kemarahan Luna. Sampai sekarang jika kuingat aku bisa merinding.Hari pertamaku masuk kantor terasa sangat horor. Bayangan mata Luna yang menatap adikku masih segar sekali. Begitu dingin dan menakutkan. Aku sempat berpikir, apa jangan-jangan istriku itu seorang kriminal berdarah dingin?! Tidak mungkin.Karena kekacauan yang mereka timbulkan, Nindi dan Ratna aku usir saat itu juga. Mereka sama sekali tak menolak. Sepertinya ada juga rasa takut menyelinap di hati kedua adikku itu, khususnya Nindi. Sejak kami masih kanak-kanak, Nindi memang yang paling sering memberontak. Pikirannya logis dan ia tak suka berbasa-basi. Mungkin penampilan Luna menggelitik jiwa bar-barnya.Andai Nindi melihat bagaimana istriku itu melompat dari tingginya pohon mangga di halaman belakang. Dia mungkin tak akan percaya bahkan makin yakin dengan tuduhannya. Aku diam-diam memperhatikan L

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-03
  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 8_GAGAL LAGI

    POV 1 (YUDHA) Ketika aku sudah tersudutkan ke pojok tembok, badanku meringkuk bersiap-siap menerima pukulan kakek. Namun, lelaki tua itu hanya mengangkat tongkatnya dan terengah-engah kelelahan. "Kakek ini kenapa sih?! Habis-habiskan tenaga saja! Lagipula itu hanya masalah kecil!" "Masalah kecil katamu? Bocah gila!!" umpatnya dengan leher memerah. "Iya, iya ... Aku yang salah. Sekarang Kakek minum dulu ya," rayuku perlahan menjauhkan tongkatnya dari kepalaku. Aku menuntunnya duduk di sofa dan menyuguhkannya air putih. Kakek minum sudah seperti unta di padang pasir. Tak ingat umur, masih saja berlarian. Aku terkekeh sendiri melihatnya seperti kehabisan nafas. "Ngomong-ngomong, Kakek sudah lihat wajah Luna?" tanyaku iseng menunggu nafasnya kembali stabil. "Tentu saja. Dia adalah wanita tercantik yang pernahku lihat sepanjang hidup. Makanya Kakek jodohkan dengan kau, cucu laki-lakiku yang bodoh dan payah! " ujarnya gamblang tanpa menghiraukan perasaanku. "Aku akui memang dia c

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-03
  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 9_PEREMPUAN ITU MAKHLUK RUMIT

    Di dalam ruangan mewah bernuasa emas, Ratih mendengarkan cerita anak keduanya, Nindi. Banyak lukisan mahal terpajang rapi di setiap sisi dinding putih. Lampu hias berwarna gold, meskipun tak menyala tetap seperti memancarkan sinar."Serius istrinya Yudha kek gitu, Nin?" tanya Ratih tampak seperti ragu."Mama kalau gak percaya, samperin aja. Dia itu, sumpah dah ...," ucap Nindi menahan kemarahannya."Mama tahunya kalau wanita bercadar itu wanita baik-baik dan menjaga bangetlah dari semua tutur kata, perilaku, takkan berutal seperti yang kamu ceritain. Kok mama kurang yakin ya.""Mama kurang yakin karena mama gak tahu, menantu mama itu busuk! Ya gak, Rat?!"Ratna hanya mengangguk walau tampak di wajahnya ada keraguan."Aah masak sih sampai dia ngancam-ngancam gitu? Kakek kalian tidak mungkin salah jodohkan cucunya. Kalian jangan lupa, dia adalah rekomendasi kakek!" ujar Ratih memperingati anak-anaknya."Mama gak percaya sama kami? Ya gak apa-apa. Kapan-kapan ke sana aja jengukin menantu

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-03
  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 10_TENDANGAN PENYELAMAT

    Aku melihat jam tanganku. Sudah pukul 09.00 pagi. Aku akan mengajak Luna ke tempat biasa aku olahraga menembak. Dia pasti akan terkesima dengan kemampuanku dalam menembak sasaran."Aku tak keberatan lo kamu buka cadarmu. Pastilah orang-orang akan mengagumi kecantikanmu!" seruku bersemangat.Aku ingin teman-temanku tahu, aku memiliki istri yang cantik seperti bidadari. Walau aku belum menyentuhnya, itu hanya karena kami butuh waktu. Begitu pikirku."Jika ingin memamerkan wajah pasanganmu, ajak saja pacarmu, jangan aku," ketus Luna memasang cadarnya."Kenapa sih kamu takut orang lain melihat wajahmu, Dek? Padahal perempuan pada umumnya malah berlomba-lomba tampil cantik.""Karena mereka dilahirkan dari keluarga biasa bukan seperti keluargaku," jawab Luna dingin."Memangnya keluargamu itu kenapa, Dek?!" tanyaku membungkuk sambil memasang sepatu."Keluarga mafia," jawab Luna santai.Aku langsung terjungkal ke bawah, tanganku menahan tubuhku agar tak ambruk menyentuh lantai.Apa katanya tad

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-04
  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 11_ MULAI RAGU

    POV 1 (YUDHA)"Sial! Dia berhasil lolos, Mas. Aku bisa mengejarnya tapi aku takut terjadi apa-apa sama kamu!" ujar Luna. Wanita bercadarku sedikit terengah-engah. Tangannya mengepal dan dia masih memasang kuda-kuda.Aku masih lemas. Otot-otot terasa melonggar. Engselnya seperti terlepas."Kau baik-baik saja?"Luna mendekatiku."Siapa kau sebenarnya!?" tanyaku bergetar.Mustahil jika dia wanita biasa tapi memiliki kemampuan seperti seorang tentara wanita."Apa kau mata-mata negara?" tanyaku lagi. Aku mencoba sedikit menjauh darinya. Kali ini aku benar-benar takut."Tenanglah, Mas. Aku istrimu kan? Aku akan menjagamu," ujarnya perlahan mendekatiku."Tapi siapa kamu?""Aku istrimu, kau lupa ingatan sekarang?" tanyanya seperti meledekku."Jangan bercanda

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-04
  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 12_KAKEK MENCURIGAKAN

    POV 3 (AUTHOR)Braaak!!!Suara pintu tertutup dengan kencangnya. Luna menggigit giginya, membiarkannya menggeletuk. Kesal dengan sikap suaminya yang seolah menganggap semuanya mudah."Bukannya berterimakasih! Dasar laki-laki buaya! Aku pasti sedang dikutuk hidup dengan orang seperti itu!" umpat Luna mengepal tangannya.Sekilas ia melirik foto pernikahannya, tampak Yudha tersenyum lebar berpose di sampingnya yang hanya terlihat matanya saja."Pasti jika aku seperti wanita lain, aku pasti terlihat cantik dengan gaun pengantin pada umumnya," lirihnya sendu.Luna menghempaskan dirinya di kasur yang tak cukup empuk. Yah, gara-gara perkara kamar dengan iparnya, dia rela berpindah ke kamar belakang."Apa berumah tangga itu serumit ini?" keluhnya sambil membuka hijab.Seperti ada tetesan yang akan jatuh dari mata bening

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-04
  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 13_JANGAN MENGGODA DEK

    "Kenapa kau datang sekarang, Aderald? Aku takut cucumu mencurigai kita," ucap Luna setelah mundur, menjaga jarak."Maafkan aku, My Angel. Aku sangat was-was. Banyak hal tentangmu yang aku pikirkan," jawab Aderald lembut.Luna terdiam."Atas nama Nindi, cucuku. Maafkan dia. Dia hanya gadis dungu yang tak mengerti ajaranku," lanjut Aderald.Terlihat mata Luna menyipit pertanda ia sedang tersenyum."Lain kali, kau harus menjaga ucapan dan perilaku denganku. Aku tak ingin, Yudha mengira yang tidak-tidak. Aaah aku juga yang salah, harusnya aku menghubungimu besok! Aku lupa, walaupun kau tua, kau penuh dengan stamina," ujar Luna yang membuat Aderald tersipu malu."Sebuah kehormatan bila kau membutuhkanku, My Angel."Luna mengangguk takzim pada laki-laki berumur di depannya itu. Tak ada sedikit pun rasa khawat

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-04

Bab terbaru

  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   ENDING

    Kini villa itu sudah sepi, bahkan tempat sesepi itu tidak memiliki penjaga. Aleksei mondar-mandir tak karuan. Sedari tadi dia berusaha sibuk, merapikan hal yang remeh temeh padahal penjaga catring sudah merapikan semuanya. Sumpah demi apa pun, jantungnya dari tadi berdegup kencang seperti ditabuh keras-keras. Ia mencari apa lagi yang dia bisa kerjakan asal tidak masuk ke dalam kamar itu. Bahkan melihat ke arah pintu kamar saja dia tidak sanggup karena dia tahu, di dalam sana ada seseorang yang menjadi pujaannya seumur hidup. "Sial, aku harus apa lagi?!" Aleksei melihat jam dinding, dan terlihat sudah jam dua dini hari. Semua sudah rapi, sudah pada di tempatnya. Pria itu kembali mondar mandir. Menyesal dia menyimpan laptop dan ponselnya di kamar tempat Luna berada. "Ya, aku tahu," ucap Aleksei sendirian membuka laci dan membungkuk mencari gunting tanaman dan sabit. "Aku bersihkan taman saja," desisnya mantap. Crinnnng!!! Kedua benda itu jatuh karena pria itu terkejut luar biasa seba

  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 127_ABANG dan ADIK

    "Maaf, aku mengganggu waktumu," ucap Yudha di depan Aleksei yang memperbaiki posisi kacamata hitamnya. Mereka bertemu di sebuah cafe di pinggir pantai. Ombak di sore hari terlihat lebih besar. "Tidak masalah. Maaf juga aku harus membuatmu menunggu. Aku benar-benar harus meeting tadi."Yudha tersenyum lalu menegak kopinya. Ia mengeluarkan rokok dan menyodorkannya pada Aleksei. "Rokok favoritmu," ucap Yudha menawarkan namun yang cukup membuat Aleksei terkejut, Yudha pun menyalakan putung rokok itu untuk dirinya sendiri. "Sejak kapan kau merokok?""Sejak tidak ada paru-paru lain yang kujaga," jawab Yudha santai menyesap asap. Aleksei hanya menoleh lalu membuang wajah, memilih menatap ombak yang berdebur. "Kau pasti tidak merokok lagi sekarang, karena ada paru-paru lain yang kau jaga, bukan?" lanjut Yudha. Aleksei kebingungan dan salah tingkah. Ia meraih rokok itu lalu akan membakarnya. Yudha menahan tangan pria itu. "Tidak perlu. Its oke. Aku tahu, kau tidak merokok lagi sejak operas

  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 126_PERJANJIAN

    Aleksei merasa seperti sedang diguyur berton-ton tumpukan bunga. Harum, lembut tapi terlalu banyak. Ia tidak bisa bernapas. Pria itu melihat ke bawah, ke samping, bahkan ia harus mendongak ke atas untuk mencari udara. Tak .... Tak .... Langkah Luna mendekat, dan itu membuat Aleksei refleks mundur. Wanita itu justru tersenyum melihat ekspresi Aleksei sekaget itu. "Jangan main-main kamu, Angel. Kita sudah berumur, jangan bicara yang tidak-tidak," ucap Aleksei mengusap wajahnya. "Kenapa memangnya? Kalau kita bersama terus, tanpa ada hal yang urgent, jatuhnya fitnah, lo!""Untuk bertemu denganmu meski hanya satu menit, itu sudah ranah urgent."Luna berhenti dan justru menutup mulutnya tertawa. "Ya sudah, mari kita menikah supaya tiap menit bisa bertemu," goda Luna. "Memang pandai sekali kamu mempermainkan hati," ucap Aleksei menghembuskan kasar napasnya. "Jadi kau menolakku? Tak ingin menikahiku?""Eiih?!"Aleksei hanya melongo. Dia seperti tidak menapak lagi di bumi mendengar ucap

  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 125_DEBARAN

    Dua minggu kemudian .... "Katakan padaku, kenapa Angel tidak pernah datang mengunjungiku?" tanya Aleksei ketika Daniel sedang memeriksa tensi darahnya. "Syukurlah, semuanya berjalan lancar dan kondisi Anda juga semakin baik, Tuan.""Jangan alihkan pembicaraan, katakan kemana Angel? Apa dia baik-baik saja?" "Ya, Nyonya Angel baik-baik saja. Jika transplantasi Anda berhasil, Anda akan bisa melihatnya lagi meski mungkin tidak seterang penglihatan Anda sebelumnya.""Aku lega dia baik-baik saja. Tapi kenapa dia tidak mendatangiku sejak aku operasi? Wanita itu," gerutu Aleksei mengelus perban di matanya. "Perban Anda sudah bisa dibuka. Apa Anda siap?""Tolong panggilkan aku Angel, saat mataku terbuka, aku ingin melihat dia pertama kali."Dokter Daniel terenyuh mendengar semua ucapan Aleksei. Jelas sekali dari getaran suara pria itu, Aleksei benar-benar sangat mencintai sosok Angel Gracelia. "Maaf, Tuan. Nyonya Angel belum bisa menemui Anda kemari. Tapi tidak masalah, Anda yang bisa mene

  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 124_KEPUTUSAN

    "Bagaimana keadaannya?" tanya Luna dengan wajah tegang. "Selama Anda pergi, kami sudah tiga kali menyuntikkan obat penahan rasa sakit dan antibiotik.""Suntikan cairan ini pada bahu Aleksei."Luna menyerahkan tabung itu pada dokter Daniel. Pria itu melihat benda yang di tangannya itu lamat-lamat. "Cairan apa ini? Dingin sekali sampai menembus tulang.""Penawar racun itu. Cepat suntikan sekarang, Daniel."Dokter Daniel mengangguk dan matanya menangkap keberadaan Farid yang sedang dibersihkan lukanya. Nampak luka itu jauh lebih segar, tidak bengkak lagi dan tidak hitam. Sudah seperti daging biasa. "Bagaimana itu terjadi?""Racun dan penawar itu diciptakan oleh sosok yang paling hebat. Sudah, suntikan segera dan agar kau tenang kembali bekerja."Tak menunggu lagi, dokter yang berpostur tinggi itu langsung bergegas menuju ruang perawatan Aleksei. "Siapa?! Angel, kau kah itu?" tanya Aleksei terkejut saat terdengar suara pintu terbuka. "Bukan, Tuan. Saya, Daniel. Bagaimana perasaan Anda

  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 123_MENGHILANGKAN EGO

    Helena menggeleng sembari menutup mulutnya yang sudah tertutup cadar. "Helena! Berikan sandi itu! Kasihan putraku kesakitan seperti itu. Apa pun yang kau inginkan dariku, aku akan memberikannya!"Helena terus menggeleng dan membuat Luna semakin putus asa. Gadis itu justru mundur, mundur dan berbalik arah, seperti melarikan diri. Kakinya berlari sangat kencang masuk ke dalam rumahnya. "Helena! Helena!!!" teriak Luna sekencang-kencangnya. Wanita itu sampai memukul tanah tempatnya mengesot hingga kotor pakaiannya. Berdentam tanah itu karena amukan Luna. Suara tangisan Luna menyeruak penuh ketakutan dan kemarahan. "Wanita sialan! Awas kau! Akan kumakan kau hidup-hidup!" seru Eldor sudah berdiri akan mengejar Helena tapi langkahnya tertahan melihat Farid muntah darah. Silsilia sedari tadi menahan pemuda itu agar tidak terlalu mengamuk sebab banyak juga pot bunga, dan batu di sekitar tempat itu. "Oooh demi leluhur Razoore! Aaah sial!" Eldor memukul kosong di udara. Urat-urat tangannya ti

  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 122_PERDEBATAN

    Di dalam mobil, Karmila masih diam. Sama sekali tak bicara setelah beberapa menit berada di samping Yudha yang saat ini fokus menyetir."Luna tidak mau rujuk," ucap Yudha tiba-tiba."Oh ya? Hmm ... mungkin dia butuh lebih banyak waktu lagi," sambut Karmila salah tingkah. Sedari tadi pikirannya dipenuhi dengan banyak pertimbangan. "Entahlah. Dia bukan jenis wanita yang mudah goyah setelah mengambil keputusan," timpal Yudha mengembuskan napasnya kasar. "Jadi kau menyesal telah menceraikannya?""Ya. Aku terlalu mengikuti emosiku. Aku tidak memandang jernih setiap sisi masalah. Menyesal, aku sangat menyesal."Karmila tidak berkata apa-apa lagi. Ia pernah menyerah, lalu kembali mencoba dan sekarang hempas lagi. Suasana menjadi hening kembali. Yudha menoleh sekilas pada Karmila yang terlihat kosong. "Tadi, Farid makan buah-buahan yang kamu bawa. Dia memang suka sekali dengan anggur, sama seperti ibunya," lanjut Yudha kembali bicara mencairkan suasana. "Syukurlah. Dia memang pemuda yang b

  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 121_ANCAMAN

    "Nona! Nooooon!" teriak Rumayah menggedor pintu Helena. "Kenapa, Mbok?!"Helena keluar tetap menggunakan hijabnya namun kali ini, ia menggunakan cadarnya. Bekas cakaran Sofia belum bisa dihilangkan meskipun ia rutin merawatnya. "Ada ... ada banyak orang yang sedang nyari Nona! Salah satunya, pria besar yang dulu pernah ke sini!"Helena terhenyak sebentar lalu memperat simpul tali cadarnya. "Tenanglah Mbok. Yang akan terjadi, biarlah terjadi."Helena melangkah tanpa ragu. Wajahnya yang rusak adalah hal yang membuatnya tidak memiliki rasa takut lagi. Bahkan, beberapa kali ia berpikir untuk mengakhiri saja hidupnya tapi dia tahu, itu hal yang paling dibenci Allah. Setidaknya, ia tidak ingin mati bunuh diri, lebih baik dibunuh saja. Gadis itu sudah pada puncak putus asa. "Katakan pada Amang, jangan keluar, jangan ikut campur. Ini urusanku. Apa pun yang terjadi padaku, kalian jangan terlibat," ujar Helena datar. "Tapi, Non ....""Tinggallah di sini, biar aku sendiri yang menghadapi mer

  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 120_RACUN

    Farid mendorong kursi roda yang diduduki Luna dengan sangat tergesa-gesa. "Kami sudah memindahkannya ke dalam ruangan steril, tidak bisa dimasuki kecuali tenaga medis yang berpakaian lengkap," ucap dokter Daniel sembari terus melangkah cepat. "Kau harus melakukan yang terbaik, Daniel. Aku akan membayar berapa pun jumlah yang kau butuhkan.""Jangan dipikirkan, Nyonya. Anda bisa menemuinya. Kami memberikan waktu lima menit. Sekarang, pakailah alat pelindung ini," ucap Daniel sampai di sebuah ruangan kecil. Luna memakai baju pelindung dan masker juga penutup kepala lengkap. Daniel mempersilakannya masuk dan menunjukkannya jam tangan sebagai tanda dia tidak memiliki waktu yang banyak. "Apakah mereka akan baik-baik saja?" tanya Farid mengintip dari kaca. Terlihat Luna mendekati Aleksei dengan memutar kursi rodanya dengan cepat. "Aku harap semua baik-baik saja," ujar Daniel berdebar. Untuk pertama kali dia menangani kasus sedahsyat itu. Ada bakteri jahat yang aneh dan cepat sekali berege

DMCA.com Protection Status