MIB-39
Mira berat rasanya akan melepas kepergian Zivanka. Terutama berpisah dari baby Zi yang membuat paling merana. "Udah, Mam. Kek, kita ini akan ke Hongkong aja." Zivanka menepuk-nepuk pundak Mira yang turun naik akibat isakan. "Iya, Mi. Kalau kangen kan tinggal ke sana," timpal Baskara. "Kalean nggak bakal paham gimana perasaan Mami. Tak ada lagi tangisan Ziko di rumah ini. Rumah akan sangat sepi." "Paham, Mi. Tapi, kalau di sini terus, kapan aku mandirinya? Yang mandiin mami, apa-apa mami." "Awas ya, kamu. Jangan sampe tidur kek kebo. Jagain cucu mami yang bener!" Mira mengacungkan telunjuk ke wajah Zivanka. "Nggak, Mi. Aku pasti berubah, kok." Setelah membujuk hampir satu jam, akhirnya baby Zi bisa dibawa pulang. Tentu, air mata Mira turut serta mengantarkannya. Baskara juga tidak menyangka kalau saDari hari ke hari rutinitas masih sama. Selama 24 jam tidak ada kisah baru. Sebagai ibu rumah tangga yang full di rumah, kadang Zivanka berada di titik jenuh. Azkio tidak pernah melarang ia untuk main keluar, jalan-jalan atau berbelanja. Kebetulan keadaan mereka secara finansial sudah jauh lebih baik. Terlebih Baskara membayar gaji lebih dari seharusnya. Zivanka seolah jadi tergantung kepada suami.Kemanapun selalu ingin ditemani. Jika tidak bisa pergi bersama lebih baik ia membatalkan.Semua kebosanan Zivanka pun dibayar lunas oleh kepulangan suami dari kerjanya. Sapaan hangat, belaian mesra, serta perhatian intens tak pernah absen. Meski bukan berarti mereka tidak pernah bertengkar. Sering malahan. Hal-hal sepele yang selalu jadi pencetusnya. Akan tetapi, pertengkaran mereka hanya sebatas Azkio mendiamkan dan Zivanka mengomel.Selang beberapa menit, keadaan akan kembali mencair. Saling memaafkan juga merindu.Seperti pagi ini, aktifitas dimulai oleh Azkio
MIB-40Otomatis langkah Azkio dan Zivanka terhenti. Mau tidak mau menoleh juga."Nggak salah, lu emang Zivanka!" seru si pria girang.Zivanka cengar-cengir tak tahu harus menanggapi bagaimana. Sementara dalam hati tak berhenti merutuki."Anda kenal dengan istri saya?" "Oh, kenal banget malah."Azkio sampai mengerutkan kedua ujung alis seraya penuh praduga serta selidik. Kira-kira kenal sejauh mana pria di depannya."Honey, udahlah, yuk kita pergi," ajak Zivanka menarik lengan suaminya.Si pria cukup mengerti kenapa wanita yang diidolakannya selama ini sampai berusaha menghindar. Mungkin takut suami mengira yang tidak-tidak. Akan tetapi, karena sudah terlanjur bertemu, ia tetap tak ingin lewatkan kesempatan untuk menyapa. Bertanya kabar juga termasuk yang paling ingin ditanyakan."Wah, keren lu! Nggak nyangka banget gue bisa ketemu. Pangling sumpah! Cakep." Si pria geleng-geleng kepala saking takjub mel
Hari ini hari kelahiran Fatimah. Ia tidak pernah mengadakan perayaan karena memang bukan budaya Islam. Namun, sebagai bentuk cinta dan perhatian, anak panti selalu mengadakan syukuran kecil-kecilan. Mereka akan bekerja sama membuat nasi kuning serta siapkan sebuah kado. Kado kali ini khusus disponsori oleh Azkio dan Zivanka.Maka dari itu, Zivanka hari ini diantarkan ke panti asuhan. Sementara Azkio tetap masuk kerja walau katanya hanya akan sampai dzuhur.Fatimah senang sekali dengan kedatangan baby Zi. Bayi gemoy nan menggemaskan tersebut terus digendongnya. Karena anak sangat anteng juga nyaman bersama sang nenek, Zivanka memutuskan untuk bergabung saja dengan anak panti. Kini semua anak panti sudah akrab dengannya. Terlebih setelah mengetahui perbuatan Lily yang sampai kerjasama dengan Putra. Sejak kejadian itu, mereka kecewa berat dan berhenti mengagumi. Kebaikan Lily sekian lama lenypap oleh keburukan yang beberapa saat. Begitulah manusia. Nila seti
MIB 41Meski tak melotot, nyatanya tatapan tajam Azkio selalu berhasil membuat Zivanka tak berkutik. Tidak mau terlibat perang dingin rumah tangga, ketiga anak panti lekas pergi.Tanpa bicara, Azkio menyeret Zivanka masuk ke ruang tamu. Wajah kesalnya diseting seramah mungkin."Assalamualaikum " Azkio mengucapkan salam dengan senyum mengembang sebagai tanda menyambut teman lama."Waalaikumsalam. Ya, Allah ... Kio!" Si tamu berseru. Kemudian mereka saling salaman dan pelukan. "Oya, kenalan ini istri saya.""Arfan." Si tamu mengulurkan tangan."Yuki Kato," balas Zivanka hendak menyambut uluran tangan tersebut, tetapi, Azkio lebih dulu menepisnya."Bukan mahram." "Eh, iya." "Istri kamu ternyata senang bercanda, ya?""Iya, Zivanka emang seperti itu.""Oh, namanya Zivanka. Nama yang bagus," puji Arfan basa-basi.Zivanka sendiri malah tersipu dan kecentilan."Iya, ka
Azkio kemudian berlalu ke kamar mandi untuk mengguyur diri. Berharap suhu panas akibat gejolak tak tuntas bisa mereda. Sebab, sejatinya bukan hanya Zivanka yang sudah sangat terpancing.Zivanka sendiri memberenggut. Ia mencoba mengingat-ingat apa kesalahannya hari ini? Teringatlah saat tadi terciduk sedang mengintip Arfan. "Honey ...," panggil Zivanka begitu Azkio selesai mandi."Apa?" sahutnya ketus."Maafkan aku," sesalnya yang hendak memeluk."Stop! Saya sudah berwudhu." Azkio gegas mengambil pakaian dari lemari.Zivanka pun urung, tetapi masih tetap mengekor."Honey, dimaafkan nggak?""Saya mau sholat dulu. Kamu nggak sholat?""Ya udah, tunggu dulu! Aku mau wudhu."Sepasang suami istri melaksanakan sholat malam bersama. Sekarang, sudah tak pernah lagi ada drama ketiduran saat menunaikannya. Karena Zivanka sudah terbiasa terbangun sendiri di jam-jam sepertiga malam.Usai sholat hat
MIB-42Hari ini dikejutkan dengan pemberitaan viral tentang pasangan Azkio dan Zivanka. Zivanka tentu panik. Sungguh sangat menyesal jika suami kena imbas lagi akibat kehidupan di masa lalunya."Honey, apa netizen menyalahkan kamu? Kasus apa, hah? Kejelekan ku yang mana?" Zivanka mencecar."Tenang, Sayang.""Gimana aku bisa tenang, jika kamu kenapa-kenapa gegara aku." Air mata sudah merebak mendesak ingin keluar.Azkio lekas memerlihatkan pemberitaan yang viral tersebut. Ia mengulas senyum seraya mencubit gemas pipi istri.Zivanka menyeka air mata cepat. Matanya kian melebar tatkala menonton video demi video di sebuah situs.Ternyata teman yang bertabrakan tak sengaja di Mall tempo hari menjadi awal sumber pemberitaan."Gue salut banget sama ratu joget kita yang kini sudah hijrah. Gue lebih salut lagi sama sosok suaminya karena sudah menerima apa adanya. Terlihat suami Ziva sangat menjaga dan sayang. Gue jadi ir
Seminggu pasca kepergian Mala, Zivanka janjian dengan Nia. Mau ikut membantu membereskan barang-barang almarhumah di kontrakannya. Baby Zi tak dibawa, sengaja dititipkan kepada Mira."Masya Allah, ini beneran kamu?" Zivanka mengerjapkan bola mata."Iya, ini gue. Gimana cantik nggak?""Masya Allah, Alhamdulillah, Nia!" Zivanka berseru, lalu memeluk teman yang kini jadi sefrekuensi, berhijab."Doakan ya, moga gue Istiqomah.""Amin."Dalam hati Zivanka berdoa panjang sekali buat Nia. Ia berharap Allah menerima taubat juga mempermudah jalan hijrahnya."Ya udah, kita masuk, yuk!"Mereka lekas melangkah ke dalam kontrakan Mala."Ya ampun, ini berantakan banget." Komentar Zivanka."Iya. Padahal si Mala biasanya rapi banget.""Ini kek bekas orang berantem. Bener nggak, sih?""Hu uh, bener. Pasti pacar si Mala marah-marah saat diminta pertanggungjawaban.""Huh, dasar l*knat!"
Awalnya Azkio tak yakin akan menjalankan dua bisnis sekaligus. Waralaba papi mertua dan lanjutkan bisnis fashion muslim. Namun, berkat dukungan orang-orang terdekat, terutama istri, ia memutuskan untuk mengurus keduanya. Zivanka dan baby Zi tak pernah absen untuk terus berada di balik kerja keras Azkio. Melangitkan doa menjadi salah satu kekutan Zivanka dalam mendukung suami.Sesungguhnya doa yang segera dikabulkan adalah doa seorang istri kepada suaminya yang tidak berada di tempat yang sama atau saling berjauhan. (HR. Tirmidzi). "Sayang, nanti pulang agak telat, ya!""Oh iya, sekarang hari Jumat."Setiap hari Jumat sore, Azkio ada jadwal mengisi pengajian. Mereka menyebutnya 'Liko'. Jadi sebuah pengajian dengan lingkup kecil. Terdiri dari beberapa kelompok. Kebetulan, ia jadi salah satu murobbinya. Murobbi itu adalah guru, tapi lebih spesifik. Mendidik orang sedemikian rupa agar lebih berakhlak dan berilmu. Tentu dalam kajiannya, sebagai besar ilmu agama yang disampaikan."Eh, lupa
Coming soon kisah yang tak kalah menarik dari putranya dengan judul MENOLAK WARISAN.PROLOGAngin berembus kencang menerjang jendela kaca kamar hingga bergetar. Beberapa furniture pun ikut bergeser dari tempatnya. Terdengar suara auman yang sukses membuat Zivanka, wanita berusia 30 tahun itu terjaga.“Honey, bangun!” Ia mengguncang bahu suaminya.Azkio, si suami mengerjap. Kemudian mengucek mata yang masih terasa berat untuk terbuka.“Ada apa, Sayang?”“Suara itu lagi.” Berbisik seolah takut ada yang mendengar.Seketika kesadaran Azkio dikumpul paksa. Meski ia sendiri tak pernah mendengar suara yang dimaksudkan istri, tapi tetap hal ini tak boleh diabaikan. Lalu bergegas untuk memeriksa sang buah hati di kamar sebelah. Setibanya, saklar lampu segera ditekan untuk menerangi ruang yang temaram. Akan tetapi, Ziko--anak mereka justru sudah tidak ada.“Ziko!” Zivanka histeris.Kejadian ini memang bukan kali pertama, tapi tetap saja rasa takut menyergapnya. Tanpa bicara pasangan su
Awalnya Azkio tak yakin akan menjalankan dua bisnis sekaligus. Waralaba papi mertua dan lanjutkan bisnis fashion muslim. Namun, berkat dukungan orang-orang terdekat, terutama istri, ia memutuskan untuk mengurus keduanya. Zivanka dan baby Zi tak pernah absen untuk terus berada di balik kerja keras Azkio. Melangitkan doa menjadi salah satu kekutan Zivanka dalam mendukung suami.Sesungguhnya doa yang segera dikabulkan adalah doa seorang istri kepada suaminya yang tidak berada di tempat yang sama atau saling berjauhan. (HR. Tirmidzi). "Sayang, nanti pulang agak telat, ya!""Oh iya, sekarang hari Jumat."Setiap hari Jumat sore, Azkio ada jadwal mengisi pengajian. Mereka menyebutnya 'Liko'. Jadi sebuah pengajian dengan lingkup kecil. Terdiri dari beberapa kelompok. Kebetulan, ia jadi salah satu murobbinya. Murobbi itu adalah guru, tapi lebih spesifik. Mendidik orang sedemikian rupa agar lebih berakhlak dan berilmu. Tentu dalam kajiannya, sebagai besar ilmu agama yang disampaikan."Eh, lupa
Seminggu pasca kepergian Mala, Zivanka janjian dengan Nia. Mau ikut membantu membereskan barang-barang almarhumah di kontrakannya. Baby Zi tak dibawa, sengaja dititipkan kepada Mira."Masya Allah, ini beneran kamu?" Zivanka mengerjapkan bola mata."Iya, ini gue. Gimana cantik nggak?""Masya Allah, Alhamdulillah, Nia!" Zivanka berseru, lalu memeluk teman yang kini jadi sefrekuensi, berhijab."Doakan ya, moga gue Istiqomah.""Amin."Dalam hati Zivanka berdoa panjang sekali buat Nia. Ia berharap Allah menerima taubat juga mempermudah jalan hijrahnya."Ya udah, kita masuk, yuk!"Mereka lekas melangkah ke dalam kontrakan Mala."Ya ampun, ini berantakan banget." Komentar Zivanka."Iya. Padahal si Mala biasanya rapi banget.""Ini kek bekas orang berantem. Bener nggak, sih?""Hu uh, bener. Pasti pacar si Mala marah-marah saat diminta pertanggungjawaban.""Huh, dasar l*knat!"
MIB-42Hari ini dikejutkan dengan pemberitaan viral tentang pasangan Azkio dan Zivanka. Zivanka tentu panik. Sungguh sangat menyesal jika suami kena imbas lagi akibat kehidupan di masa lalunya."Honey, apa netizen menyalahkan kamu? Kasus apa, hah? Kejelekan ku yang mana?" Zivanka mencecar."Tenang, Sayang.""Gimana aku bisa tenang, jika kamu kenapa-kenapa gegara aku." Air mata sudah merebak mendesak ingin keluar.Azkio lekas memerlihatkan pemberitaan yang viral tersebut. Ia mengulas senyum seraya mencubit gemas pipi istri.Zivanka menyeka air mata cepat. Matanya kian melebar tatkala menonton video demi video di sebuah situs.Ternyata teman yang bertabrakan tak sengaja di Mall tempo hari menjadi awal sumber pemberitaan."Gue salut banget sama ratu joget kita yang kini sudah hijrah. Gue lebih salut lagi sama sosok suaminya karena sudah menerima apa adanya. Terlihat suami Ziva sangat menjaga dan sayang. Gue jadi ir
Azkio kemudian berlalu ke kamar mandi untuk mengguyur diri. Berharap suhu panas akibat gejolak tak tuntas bisa mereda. Sebab, sejatinya bukan hanya Zivanka yang sudah sangat terpancing.Zivanka sendiri memberenggut. Ia mencoba mengingat-ingat apa kesalahannya hari ini? Teringatlah saat tadi terciduk sedang mengintip Arfan. "Honey ...," panggil Zivanka begitu Azkio selesai mandi."Apa?" sahutnya ketus."Maafkan aku," sesalnya yang hendak memeluk."Stop! Saya sudah berwudhu." Azkio gegas mengambil pakaian dari lemari.Zivanka pun urung, tetapi masih tetap mengekor."Honey, dimaafkan nggak?""Saya mau sholat dulu. Kamu nggak sholat?""Ya udah, tunggu dulu! Aku mau wudhu."Sepasang suami istri melaksanakan sholat malam bersama. Sekarang, sudah tak pernah lagi ada drama ketiduran saat menunaikannya. Karena Zivanka sudah terbiasa terbangun sendiri di jam-jam sepertiga malam.Usai sholat hat
MIB 41Meski tak melotot, nyatanya tatapan tajam Azkio selalu berhasil membuat Zivanka tak berkutik. Tidak mau terlibat perang dingin rumah tangga, ketiga anak panti lekas pergi.Tanpa bicara, Azkio menyeret Zivanka masuk ke ruang tamu. Wajah kesalnya diseting seramah mungkin."Assalamualaikum " Azkio mengucapkan salam dengan senyum mengembang sebagai tanda menyambut teman lama."Waalaikumsalam. Ya, Allah ... Kio!" Si tamu berseru. Kemudian mereka saling salaman dan pelukan. "Oya, kenalan ini istri saya.""Arfan." Si tamu mengulurkan tangan."Yuki Kato," balas Zivanka hendak menyambut uluran tangan tersebut, tetapi, Azkio lebih dulu menepisnya."Bukan mahram." "Eh, iya." "Istri kamu ternyata senang bercanda, ya?""Iya, Zivanka emang seperti itu.""Oh, namanya Zivanka. Nama yang bagus," puji Arfan basa-basi.Zivanka sendiri malah tersipu dan kecentilan."Iya, ka
Hari ini hari kelahiran Fatimah. Ia tidak pernah mengadakan perayaan karena memang bukan budaya Islam. Namun, sebagai bentuk cinta dan perhatian, anak panti selalu mengadakan syukuran kecil-kecilan. Mereka akan bekerja sama membuat nasi kuning serta siapkan sebuah kado. Kado kali ini khusus disponsori oleh Azkio dan Zivanka.Maka dari itu, Zivanka hari ini diantarkan ke panti asuhan. Sementara Azkio tetap masuk kerja walau katanya hanya akan sampai dzuhur.Fatimah senang sekali dengan kedatangan baby Zi. Bayi gemoy nan menggemaskan tersebut terus digendongnya. Karena anak sangat anteng juga nyaman bersama sang nenek, Zivanka memutuskan untuk bergabung saja dengan anak panti. Kini semua anak panti sudah akrab dengannya. Terlebih setelah mengetahui perbuatan Lily yang sampai kerjasama dengan Putra. Sejak kejadian itu, mereka kecewa berat dan berhenti mengagumi. Kebaikan Lily sekian lama lenypap oleh keburukan yang beberapa saat. Begitulah manusia. Nila seti
MIB-40Otomatis langkah Azkio dan Zivanka terhenti. Mau tidak mau menoleh juga."Nggak salah, lu emang Zivanka!" seru si pria girang.Zivanka cengar-cengir tak tahu harus menanggapi bagaimana. Sementara dalam hati tak berhenti merutuki."Anda kenal dengan istri saya?" "Oh, kenal banget malah."Azkio sampai mengerutkan kedua ujung alis seraya penuh praduga serta selidik. Kira-kira kenal sejauh mana pria di depannya."Honey, udahlah, yuk kita pergi," ajak Zivanka menarik lengan suaminya.Si pria cukup mengerti kenapa wanita yang diidolakannya selama ini sampai berusaha menghindar. Mungkin takut suami mengira yang tidak-tidak. Akan tetapi, karena sudah terlanjur bertemu, ia tetap tak ingin lewatkan kesempatan untuk menyapa. Bertanya kabar juga termasuk yang paling ingin ditanyakan."Wah, keren lu! Nggak nyangka banget gue bisa ketemu. Pangling sumpah! Cakep." Si pria geleng-geleng kepala saking takjub mel
Dari hari ke hari rutinitas masih sama. Selama 24 jam tidak ada kisah baru. Sebagai ibu rumah tangga yang full di rumah, kadang Zivanka berada di titik jenuh. Azkio tidak pernah melarang ia untuk main keluar, jalan-jalan atau berbelanja. Kebetulan keadaan mereka secara finansial sudah jauh lebih baik. Terlebih Baskara membayar gaji lebih dari seharusnya. Zivanka seolah jadi tergantung kepada suami.Kemanapun selalu ingin ditemani. Jika tidak bisa pergi bersama lebih baik ia membatalkan.Semua kebosanan Zivanka pun dibayar lunas oleh kepulangan suami dari kerjanya. Sapaan hangat, belaian mesra, serta perhatian intens tak pernah absen. Meski bukan berarti mereka tidak pernah bertengkar. Sering malahan. Hal-hal sepele yang selalu jadi pencetusnya. Akan tetapi, pertengkaran mereka hanya sebatas Azkio mendiamkan dan Zivanka mengomel.Selang beberapa menit, keadaan akan kembali mencair. Saling memaafkan juga merindu.Seperti pagi ini, aktifitas dimulai oleh Azkio