MIB-22
"Tentu saja saya akan penuhi janji itu." Azkio mengembus napas, "jika seandainya tidak ada Zivanka," lanjutnya bersamaan terdengar suara bunyi vas bunga yang pecah.Obrolan otomatis terhenti. Azkio lekas bangkit dari kursi untuk memeriksa."Ziva!" Matanya membeliak."Penipu!" Teriak Zivanka murka karena tak sempat mendengar lanjutan kalimat Azkio. Kemudian dia pun berlari meninggalkan rumah Fatimah.Azkio yang hendak mengejar di tahan Lily. Dia berdiri menghalau tepat di depannya."Tunggu! Obrolan kita belum selesai.” Lily bersikukuh."Semuanya sudah selesai saat saya menikah. Kamu paham!” tegas Azkio dengan nada tinggi."Maksud kak Kio?” Suara Lily mendadak serak.“Saya tidak pernah berniat menikah lagi.”Seolah tak percaya dengan apa yang baru saja di dengar, Lily langsung luruh ke lantai. Sementara Azkio berlari untuk mengejar istrinya. Tahu sendiri lari Zivanka itu lumayan kencang,Zivanka menggigit ujung kuku jari telunjuk."Pemilik salon sudah memberitahu. Kamu juga sudah pulang dari tadi, kan?" tembak Azkio."Iya," cicit Zivanka."Terus, kamu dari mana?""Dari Mala." Zivanka memilih jujur karena kalau bohong takut kualat."Ngapain?""Bersilaturahmi saja.""Kenapa penampilanmu berantakan?""Habis gelut, eh, habis bercanda maksudnya."Azkio geleng-geleng. Ini menjadi salah satu alasan kenapa dia sering keberatan jika Zivanka bergaul dengan squadnya. Pondasi keimanan yang belum kuat, bisa mudah digoyahkan.Kali ini hukuman untuk istrinya adalah dengan mendiamkan. Berharap Zivanka bisa intropeksi diri. Merenung serta menyadari kesalahan.Zivanka sendiri punya cara ampuh untuk mencairkan sikap dingin suaminya. Baju haram dia kenakan untuk menggoda. Berjalan melenggok di depan Azkio yang memilih tidur di sofabed. Tak terlihat tanda-tanda merespon, Zivanka semakin li
Lily meratap.“Ummi, aku bahkan sudah merendahkan harga diri, tapi kak Kio malah menolakku.” Lily masih saja menangisi Azkio.“Ummi juga kecewa sama kamu. Kenapa kamu tiba-tiba mengajukan diri untuk jadi istri Kio?”Fatimah tidak habis pikir dengan tingkah putrinya. Tujuan Azkio dipanggil hanya untuk membahas kesulitan yang tengah dialaminya. Kemudian Lily nimbrung dan memperkeruh keadaan. Sampai-sampai menagih janji yang mana mungkin Azkio memenuhinya lagi.Fatimah sudah bisa melihat kalau putra angkatnya itu sudah mencintai Zivanka. Begitupun sebaliknya. Zivanka mungkin jatuh cinta lebih dulu tanpa mereka sadari. Lalu putrinya yang menyampingkan akal sehat, bersikukuh ingin menjadi istri Azkio, meski jadi yang kedua.Fatimah pikir Lily tidak akan pernah seperti ini. Dia sudah mendidik Lily sebaik mungkin. Sungguh tak disangka kalau cinta bisa membutakan serta mentulikannya. Seolah tak ada lagi lelaki di dunia ini. Lily berpendidikan, ce
MIB-23“Cengeng!” ejek seseorang yang berdiri di belakang Azkio.Azkio sama sekali tidak merespon. Bagaimana dia tidak menangis, saat wanita yang dicari-cari, begitu ditemukan dalam keadaan bersimbah darah.“Woy! Kebangetan ya, lu. Sampe nggak bisa kenali istri sendiri." Seseorang itu mengomel.Azkio sepertinya sangat kenal dengan warna suaranya. Perlahan dia menoleh, lalu mendongak. Berulang kali mengucek mata karena takut berhalusinasi.“Ziva!”“Apa, lu?” Zivanka berkacak pinggang.Azkio langsung bangkit dan memeluk istrinya sangat erat. Sungguh tak ingin kehilangan lagi barang sedikit pun. Zivanka berontak minta dilepaskan dan tak sudi dipeluk.“Ya Allah, Ya Rabb, terima kasih. Sayang, mana yang sakit? Mana yang luka?” Azkio sibuk memeriksa tubuh istrinya. “Udah, deh. Jangan lebay!”“Sayang, tadi … tadi katanya ….” Azkio terbata.“Lu seneng denger gue kecelakaan? Lu ngarep gue meto
"Kan orang bilangnya suka gitu.""Tidak ada dalil atau hadist yang menerangkan kalau istri rela dipoligami bakal masuk surga.""Serius?" Zivanka tercengang sekaligus senang.Azkio mengangguk, “seorang wanita shalehah jika ingin masuk surga, sebetulnya mudah. Dengan menunaikan solat wajibnya, puasa wajibnya, kemudian menjaga kehormatan dan taat kepada suami selama dalam hal yang baik, yang dibenarkan oleh Allah, maka bisa masuk surga lewat pintu mana saja.”Apa yang disampaikan oleh Azkio berdasarkan hadist riwayat Ahmad yang artinya ; Apabila seorang istri menjaga shalatnya, puasa (Ramadhan)-nya, menjaga kehormatannya, dan taat pada suaminya, maka dikatakan kepada wanita tersebut, masuklah engkau ke Surga dari pintu manapun yang engkau sukai.“Alhamdulillah, ya Allah.” Zivanka sangat lega mendengarkannya.“Lagian poligami itu bukan perkara yang mudah untuk diamalkan. Ada syarat-sayaratnya juga.”Selain harus berlaku adil
MIB-24Mira dan Baskara sudah paham apa yang terjadi kenapa itu anak serta mantunya memakai baju sampai ketukar-tukar. Namun, tetap saja mempertanyakan.“Ini tuh lagi trend, Mi.” “Alah, tren apa trend? Kok, Mami nggak tahu,” goda Mira.“Sumpah, asli trend, Mi.” Zivanka ngotot bersemu merah pipinya.“Huss!” Azkio menyikut lengan, “jangan sumpah-sumpah gitu,” lanjutnya berbisik.“Habisnya Mami nggak percaya kalau tukeran baju gini lagi trend.”“Terus, cewek pake sarung juga lagi trend?” sindir Baskara.“Iyalah, kan sepaket, Pi,” jelas Zivanka.“Oh, gitu. Sejak kapan putri Papi jadi malu-malu gini? Biasanya juga blak-blakan.""Sejak urat malunya nyambung lagi-lah, Pi." Mira menimpali."Masya Allah, beruntung ya, kita punya mantu ustaz.""Pi, Mi, lebih baik kita masuk dulu," sela Azkio."Oh iya, ngapain kita ngobrol di pintu."Mereka pun masuk dan langsung mewaw
"Sayang, Ummi minta kita datang ke Panti. Gimana?”“Ya, ayo!”“Di sana ada Lily. Apa kamu tidak apa-apa jika bertemu dia?""Tenang saja, aku tidak akan haj4r dia.Bukan itu yang saya takutkan. Terus?”“Takut kamu dipermalukan atau dikerjain. Dia kan picik.”“Lah, baru sadar kalau adek kesayangan kamu tuh, picik,” sindir Zivanka.“Dia begitu semenjak saya menikah saja. Sebenarnya dia baik.”“Belain terus!”“Eh, bukan belain. Fakta. Makanya semakin yakin kalau kamu adalah jodoh saya.”“Hubungannya apa?”“Saya tidak mau menikah dengan wanita yang bisa buta karena cinta.”“Lah, aku malah lebih buruk. Tahu sendiri badung.""Maka dari itu misi saya ini menaklukkan istri badung."Zivanka tersenyum lebar, lalu bergelayut manja. Setelah berpakian rapi dengan baju couple suami-istri, mereka pun berangkat ke Panti.Kehidupan sehari-hari di panti masih sama. Masih me
MIB-25Azkio lekas membawa Zivanka ke ruang kesehatan panti asuhan. Luka di jari Zivanka akibat daun serai lekas diobati."Lain kali, bawa pisau kalau mau ambil serai.""Mana aku tahu.""Baiklah, karena sekarang saya banyak waktu luang, jadi kita harus sering belajar masak di rumah.""Ok, deh." Zivanka mengacungkan dua jempol, “Oya, Honey, si Liliput kok, gitu? Padahal kan dia cewek berhijab.”“Berhijab itu tidak menjamin bahwa akhlaknya juga akan baik. Tapi, setidaknya dengan berhijab, dia sudah menunaikan kewajiban sebagai wanita muslimah. Seharusnya hijab bisa jadi pengingat atau alrm saat hendak melakukan yang tidak disukai oleh Allah.”“Lalu gimana jika ada cewek muslim nggak berhijab, tapi baik.”“Sebaik apapun, dosanya karena tak berhijab tetap akan diperhitungkan, tetap dicatat sebagai kewajiban yang tidak ditunaikan.”“Ih, ternyata emang wajib banget, ya?”“Iya. Tidak bisa ditawar-tawa
Azkio langsung mencubit gemas pipi Zivanka yang mulai gembil semenjak hidup bersamanya. Sebab, tuh anak orang dia kasih makan nasi, bukan makan hati.“Sayang, bukan kasih salam ‘assalamualikum’, tapi daun salam. Nih, yang ini!” Azkio lekas membuka kulkas dan mengambil beberapa lembar daun salam di dalamnya.“Oh, jadi daun salam. Bilang kek, dari tadi. Kebiasaan cowok tuh, gini, nih! Kalau ngomong nggak jelas.” Zivanka malah mendumel."Ya, yang namanya sayur asem pasti dikasih daun salam, Sayang. Kamu ini aneh.” Azkio geleng-geleng.“Ish, udah salah, ngatain aku aneh lagi.” Zivanka cemberut tak terima.Azkio langsung ingat pasal 1 bahwa istri itu selalu benar. Pasal 2 kalau suami benar, istri pasti lebih benar. Pasal 3, jika istri salah maka suami lebih salah. Entah siapa pencetusnya, ngaco begitu. Yang pasti hidup para istri!**Setelah beberapa hari berkutat cari pekerjaan, melamar ke sana sini, akhirnya ada juga perusa