Beranda / Rumah Tangga / ISTRI ALIM CEO KEJAM / Bab 2 Berniat Bunuh Diri

Share

Bab 2 Berniat Bunuh Diri

Penulis: Iin Romita
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-22 14:21:41

Keesokan harinya di sebuah cafe ...

Seorang wanita cantik dan modis, mengulas senyum jahat karena tujuannya telah tercapai. Ia menarik salah satu sudut bibirnya dan membayangkan penderitaan yang akan dialami oleh Aisyah.

"Apa benar kamu sudah membuat wanita itu menderita seumur hidupnya? Kalau boleh saya tahu, apa yang telah kau lakukan pada wanita itu?" tanya dia penasaran.

Pria berjas hitam tebal itu menyilangkan kaki, dan meneguk minuman bersoda beberapa kali, lalu menjawabnya, "Aku sudah merenggut kehormatannya. Menurut kamu apakah yang aku lakukan padanya sudah sebanding dengan apa yang ia perbuat pada saudaraku?"

Adam Smith, pria berdarah Jerman, yang memiliki perusahaan terbesar di kota ini, merasa lega telah meluapkan kesalnya pada wanita yang sudah dianggap menghancurkan keluarganya.

"Apa?" Dengan menutup mulut karena tidak percaya, akan apa yang diperbuat Adam.

"Kenapa memangnya? Sepertinya kau sangat terkejut? Bukankah itu sudah sebanding dengan kesedihan yang keluargaku alami?" 

Ia menurunkan kakinya dan menatap wajah wanita yang memakai bando merah di atas kepala itu dengan serius.

Huft!

Dia adalah Jenny, wanita sekaligus teman bisnis Adam, mengatur ritme nafasnya. Jantungnya bekerja dua kali lipat. Tidak percaya dengan apa yang baru ia dengar.

"Kamu benar, Adam. Dia sudah turut andil dalam kejadian itu. Dia memang pelakunya. Wanita itu pantas mendapatkan hukuman itu!"

Raut wajahnya kembali menunjukkan kebencian. Ia menatap dalam pandangan kosong, dan menggerakkan gigi-giginya membayangkan kejahatannya.

"Kamu tenang saja, penderitaan itu akan terus berlanjut!" ucapnya, sembari mengulas senyum dinginnya.

"Lalu selanjutnya, apa yang akan kamu lakukan pada wanita itu?" tanya Jenny serius. 

"Tunggu saja sampai waktunya tiba, kau akan mengetahui sendiri."

Wanita itu beberapa kali mengukir senyumnya tanpa diketahui Adam.

"Apa kamu tidak ingin melaporkannya ke polisi? Ia akan dihukum seumur hidup!" Jenny memberi pendapat lain.

Adam menggelengkan kepala. "Tidak! Aku ingin siksa dia sesuai keinginanku."

Tangan kanannya mengepal. Menunjukkan otot tangannya yang kuat. Ia mengangkat dan menjatuhkan kemeja dengan keras. Membuat Jenny ketakutan.

'Aku tidak bisa bayangkan, jika pria ini tiap hari menyiksanya. Membayangkannya saja aku tidak sanggup,' batinnya.

Kling kling…

Terdengar suara dering ponsel Adam. Ia meraih benda pipih itu dari saku kemejanya.

Melihat kontak pemanggil. 'Heru?'

Sebuah panggilan dari anak buahnya, mengabarkan jika wanita itu berhasil meloloskan diri. Tanpa sepengetahuan mereka.

Ia berteriak dengan uratnya memberikan titah untuk mencari dan menemukannya.

"Baik Bos!" jawabnya dari seberang telpon.

"Dasar bodoh!" umpat Adam.

Di lain tempat, dimana Aisyah berada.

[Ikuti terus wanita itu, kemanapun ia pergi! Berikan laporan padaku!] Sebuah perintah yang dikirimkan dari pesan chat diberikan pada dua pengawal yang akan memantau keseharian Aisyah.

[Baik, Bos!] Salah satunya membalas.

Sebuah hijab panjang sedikit lusuh berwarna hitam, menutupi kepalanya. Ia menarik ujung hijab dan melingkarkan, menutupi sebagian wajahnya.

Meski Ia tidak menyangka banyak juga satu di antara lainnya mengenali bahwa dia adalah : Aisyah.

Wanita itu hanya menunduk dan berjalan saja melewati tepi jalan raya. Satu tangan kiri terlihat sedang melambai menghalang angkot yang akan lewat.

Sebuah angkutan umum berwarna hijau muda berhenti di depannya, lekas ia naik ke dalam angkutan umum itu.

Dua pria berbadan kekar mengikuti angkutan itu dari belakang dengan sebuah mobil hitam yang diberikan Adam untuk mempermudah pekerjaannya.

"Berhenti disini, Pak!" ucapnya sedikit serak. Tenggorokannya hampir kering, karena seharian kemarin ia gunakan untuk menangis.

Bahkan saat ini saja, wajahnya sudah terlihat seperti gadis buruk rupa.

Setelah memberikan ongkosnya, Aisyah berjalan memasuki TPU daerah setempat. 

Sementara dua pria yang mengikutinya tadi merasa heran, apa yang akan dilakukan wanita itu di tempat pemakaman?

Berjalan sedikit lambat, ia beberapa kali memegang keningnya, dengan langkah terhuyung-huyung.

Sesampainya di sebuah gundukan yang terlihat masih baru dengan beberapa taburan bunga yang baru saja layu. Bertuliskan nama Dewangga Adiwiyata.

Ia duduk di samping pusara seorang pria yang baru dimakamkan -- Aisyah meletakkan kepala di atasnya. Kembali Ia membuat linangan air mata di kedua pelupuk matanya.

Satu tangan mengelus tanah yang masih basah, terdengar isak tangisnya yang lirih. Mulutnya terbuka seraya mengatakan, "Mas Dewa, hidupku telah hancur! Aku harus bagaimana melanjutkan hidupku ini? Apa aku mati saja menemanimu disana?" ucapnya -- sesekali menyeka air mata.

Diikuti tangis yang menjadi, membuat yang melihatnya turut iba. Ia memukul gundukan tanah itu berulang kali, ingin meluapkan kesalnya. Ia tidak memiliki harapan lagi.

"Aku benci kehidupan ini! Mengapa aku tidak ditakdirkan untuk bahagia! Aku tidak memiliki siapapun didunia ini kecuali kamu, Mas Dewa!" teriaknya, suara itu kian meninggi.

Dua orang yang mengikutinya tadi hampir tidak percaya. Mereka saling bertukar pandang. Menyaksikan wanita itu mencurahkan isi hatinya.

"Apa Bos tidak salah, jika menuduh wanita itu sebagai pelakunya? Aku merasa tidak yakin."

"Kamu benar. Seperti ada yang salah. Tapi ... Kita tidak berani membantah Bos."

Laporan telah dikirimkan melalui pesan chat, salah satu anak buah Adam mengirimkan hasil foto dan rekam video Aisyah.

Pria itu segera melihatnya, merasa aneh saja. Akan tingkah wanita itu.

"Apa yang sedang ia lakukan disana? Bukankah kejadian itu adalah murni kesalahannya? Kenapa saat ini seakan ia sedang mengadukan nasib buruknya? Benar-benar munafik! Cih!" oloknya.

Aisyah masih dalam kesedihannya, meratapi hidup tiada habisnya.

Berteriak pada Sang Pencipta, kenapa kehidupan ini tidak ada keadilan untuknya?

"Aku malu ... Bagaimana aku bisa menjalani kehidupan ini selanjutnya, pasti orang-orang akan menganggap jijik diriku ini, bagaimana aku bisa bertahan?"

"Mas Dewa! Kenapa kamu pergi secepat ini? Katanya kamu akan dampingi hidupku untuk selamanya, bahkan beberapa bulan lagi kau berjanji akan melamar-ku? Tapi? Kamu malah meninggalkan aku sendiri, Mas! Kamu jahat, Mas! Tidak ada lagi yang menjaga diriku! Lihatlah aku sudah kotor! Aku tidak pantas hidup! Aku malu! Aku akan menyusul-mu ke surga saja!" teriaknya berjalan sembari menoleh gundukan itu sambil berjalan menjauh.

Aisyah berbicara dengan lantang, sepertinya ia sudah tidak dapat berpikir jernih karena masalah ini terlalu berat baginya.

Dua pria itu bersiap, mereka dapat memastikan jika wanita itu akan mengakhiri hidupnya. Mereka masih diam menunggu pergerakan Aisyah selanjutnya.

Ia mulai berdiri dengan langkah gontai. Meninggalkan pusara yang baru disinggahinya.

Aisyah mengangkat kepala, lalu berdiri. Kakinya yang sedikit lemah ia paksa untuk melangkah. Di bawah teriknya matahari siang ini yang membakar kulit.

Kembali ia menutup wajahnya, dengan bantuan hijabnya yang panjang. Dan pergi meninggalkan area tempat pemakaman umum tersebut dengan wajah pucat.

Kali ini ia berjalan saja, dua pria tadi masih mengekor di belakangnya, tanpa sepengetahuan Aisyah.

Kaki yang sudah tidak bisa lagi menahan beban tubuhnya -- berhenti di sebuah jembatan besar. Ia membalikkan tubuhnya menghadap pagar besi pembatas jalan.

"Aku malu menanggung semua ini," pikirnya pendek.

Melihat di sekitar jalan sepi, dan siapa juga yang akan memperdulikannya saat ia sudah tidak memiliki harga diri lagi.

"Ini jalan terbaik!"

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
lom ngeh m ceritanya msh muter2...
goodnovel comment avatar
Titik Balik Author
makin penasaran ... Aisyah...mangat
goodnovel comment avatar
Goresan Pena Bersyair
Semngt aisyah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 3 Menikahi Aisyah

    Seorang wanita yang biasa di panggil Guru Cantik telah di lecehkan oleh pria yang tidak di kenal. Ia tidak perduli pria itu sekarang kemana, setelah menghancurkannya.Tidak ada alasan yang pasti -- akan perlakuan itu kepada Aisyah. 'Meski terlihat seperti orang terpandang, tapi perlakuannya layak bajingan!'Aisyah mulai menaikkan satu kakinya, menginjak besi panjang pertama, dan kaki kedua mengikutinya.Begitu seterusnya, sampai kedua kakinya menginjak pagar tangga terakhir, yang paling atas.Ia mulai menutup mata, kedua tangan ia rentangkan. Tubuhnya sudah miring ke depan. Dan ...Set!Aisyah terkejut, sebuah tangan kekar dan berotot melingkar di perutnya. Segera ia membuka mata karena terkejut.Ia tidak jadi terjun ke bawah, seorang pria telah membantunya turun. "Dasar bodoh!"Ia mendengar suara yang familiar itu, dan berusaha melepas tangan yang tanpa sengaja memeluknya dari belakang.Terkejut saat mendapati wajah pria yang telah menghancurkan hidupnya itu terlihat di hadapannya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 4 Kematian Dewangga

    Pria itu menambah laju kecepatan mobilnya dalam beberapa menit saja mereka sudah sampai di depan kantor KUA daerah setempat.Ia menuruni mobil itu dengan gagahnya, memperhatikan sekelilingnya memastikan jika tidak ada wartawan, kameramen atau reporter yang akan meliput acara ini.Ia telah menyewa tempat dan penghulu untuk satu hari ini, tempatnya memang sangat tertutup. Ia sudah pastikan beberapa kali, tidak akan ada berita mengenai dirinya, jika tidak reputasi nya akan hancur. Dan ia tak segan untuk menghancurkan juga perusahaan yang membuat warta tersebut.Ia berjalan sedikit lebih jauh dari Adam yang sudah berjalan mendahului. Pria itu berjalan saja dengan angkuhnya tanpa menunggunya. Di dalam ruang tertutup, pria berpenampilan rapi itu duduk di sebuah kursi panjang yang sudah disiapkan. Bola mata Aisyah, melihat beberapa orang yang tidak dikenalnya, duduk berbaris dengan rapi disana, mengelilingi kursi yang berhadapan langsung dengan pria berjas putih, dengan sorban menutupi pu

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 5 Bukan Aku Pembunuhnya

    Dengan menunjukkan gertakan gigi-giginya, ia menyebutkan dengan tegas, "Dewa adalah adik kandungku! Dan kamu telah membunuhnya! Dengan wajah polos dan akalmu itu kau gunakan untuk alibi, hingga kejahatan itu tidak terungkap oleh polisi! Dasar wanita biadab!"Ucapan Adam seketika membuat jantungnya bekerja berkali lipat. Ia terkejut akan tuduhannya yang menyakitkan ini.Aisyah masih tidak percaya. "Kamu kakak Dewa?" Memandang kedua bola mata Adam dengan baik. "Aku tidak mengetahui jika ia memiliki saudara. Dan percayalah, kematian Dewa tidak ada hubungannya denganku," jelasnya. "Sudahlah, kamu tidak perlu memberi alasan apapun!" teriaknya."Jika kamu benar-benar saudara Dewa, seharusnya kamu mengetahui bagaimana hubunganku dengan-nya. Beberapa minggu ini dia berjanji untuk melamarku dan segera menikahiku, hubungan kita baik-baik saja. Untuk apa aku memiliki niat membunuhnya?" Lagi, Aisyah berusaha membela diri."Cih! Wanita tidak terhormat! Wanita miskin! Kamu hanya akan mengincar hart

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 6 Belaian Lembut Aisyah

    Kembali Ia membuka mata, melihat wajah Aisyah yang bersinar. 'Mengapa dalam perasaan, aku telah membuat kesalahan yang besar, menganiaya wanita itu? Hati kecilku mengatakan jika Aisyah tidak bersalah dalam hal ini. Apakah aku salah?' Pikiran Adam bergelut tidak menentu. Setelah bacaan pada ayat terakhir terhenti, ia melafadz-kan, "Subhanakallahumma wa bihamdika, laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik."Kembali ia meletakkan ponsel di atas meja. Dan mengatupkan kedua tangan lalu membasuh-kan ke wajahnya.Ia melihat ke arah pintu mendapati suaminya berdiri di ambang sana."Apa yang kamu lakukan, Mas? Apa kau mau membaca ayat-ayat suci juga?" tanya Aisyah, dengan mengangkat alisnya. Adam tidak lekas menjawab. Ia masih terbuai dengan suara indah istrinya.'Sadar Adam! Dia musuhmu! Saat dia benar-benar jatuh cinta padamu, kau akan menceraikannya. Ia akan mengalami trauma yang berat, putus asa dan segudang penderitaan akan ia terima," ucapnya tanpa suara.Ia menarik sudut bi

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-13
  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 7 Peresmian pergantian Direktur Utama

    Adam berdiri, berkacak pinggang. Melihat tubuhnya dari pantulan cermin.Ia mendekatkan wajahnya berulang kali, melihat rambut yang tumbuh disekitar dagunya sedikit mengganggu, tapi ia tetap terlihat tampan. Ia menyisir pelan bulu itu sampai terasa halus dan rapi. Hingga kegiatan itu berlangsung lebih lama.Aisyah terdiam diambang pintu, ia menatap wajah Adam dengan tersenyum. Pria yang belum mengenakan jas itu menyadari kedatangan Aisyah. "Apa yang kamu tertawakan? Hem?" Aisyah tidak takut, ia malah berjalan mendekati Adam. Dan meraih dasi yang menggantung dilehernya. Gegas ia perbaiki tanpa perintah, baginya ini adalah tugas seorang istri."Kamu tidak bisa membedakan tersenyum dan tertawa rupanya." Darah Adam seketika mengalir deras. Entah kenapa saat Aisyah berada didekatnya, seketika itu juga tubuhnya membatu bagai terkena guna-guna. 'Awas kau Aisyah! Kamu sering buat aku bagai orang bodoh didepanmu!'"Nah, kamu terlihat lebih tampan sekarang." Kedua mata Adam terbelalak. 'Asta

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-13
  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 8 Kirim Masakanmu ke kantor!

    "Maafkan saya! Jangan pecat saya. Anak istri saya -- akan saya beri makan apa, Pak!" pria paruh baya itu mengatupkan kedua tangan didepan wajahnya sendiri. Mengharap belas kasih pria berkuasa yang baru menginjakkan kaki di perusahaan tempat ia bekerja beberapa tahun ini."Bukan urusanku! Paham! Tidak ada kesempatan kedua untuk pekerja sepertimu! Keluar!" bentaknya. Suaranya yang lantang -- terdengar menggema di seluruh ruangan. Di tempat itu seketika hening. Mereka bergidik ketakutan.Sifat Dewa dan Adam dinilai berbeda jauh. Dewa masih memiliki sisi baik, dan Adam sebaliknya. Dari insiden itu, mereka buat pelajaran untuk lebih berhati-hati padanya.Pria yang tak kurang dari 50 tahun itu meletakkan nampan diatas meja. Ia menunduk dan meminta maaf. Tidak ada jawaban Adam untuknya, malah dengan arogannya ia melangkahkan kaki pergi."Cepat bersihkan tempat ini! Aku tidak mau waktuku terbuang habis karena acara menyebalkan ini! Mengerti kalian!" bentak Adam. Hampir urat leher terlihat s

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-15
  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 9 Diganggu

    Aisyah tidak menghiraukan. Ia berjalan dengan langkah kaki cepat. Namun, ia tidak bisa mengalahkan benda bermesin itu."Cantik-cantik kok tuli!" ucapnya lagi. Bukan Aisyah tidak menunjukkan sisi kesopanan, dari gelagat dan perilaku mereka telah menunjukkan jika mereka bukan pria baik.'Bissmillah ... Semoga tidak terjadi hal buruk terhadapku!' gumamnya.Tidak hanya mengganggu dengan ucapan, salah satu dari mereka berani mencolek pipinya.Aisyah tidak tinggal diam. Ia berhenti -- mencoba melawan. "Cukup! Jangan berbuat kurang ajar ya!" ucapnya memberi ancaman. Sekuat tenaga, ia akan melawan pria-pria itu. "Ternyata bisa marah juga ... Jangan marah, nanti cantiknya hilang!"Sekali lagi pria yang duduk diatas jok belakang mencoleknya. Ditepis Aisyah dengan tangannya."Jangan coba-coba berbuat kurang ajar ya terhadapku!" Aisyah memperingatkan kembali."Sudahlah Nona, ini jalanan sepi. Jadi menurut-lah dengan kami. Kami akan berikan keindahan dunia yang tidak terkira olehmu.""Cukup! Aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-15
  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 10 Menolak Perjodohan

    "Adam memang mengenalnya. Tapi maaf, Adam tidak menerima perjodohan ini. Permisi!" Tanpa mendengar jawaban mereka. Pria itu pergi begitu saja. "Kami akan berbicara lagi padanya. Bersabarlah." Terdengar lirih suara Maliana ditelinga Adam. Terdengar Jenny memanggilnya. Ia meraih lengan Adam dan berbicara empat mata di luar."Adam, kenapa beberapa hari ini kamu acuhkan panggilan telepon dariku? Hem?" Nada bicara Jenny terdengar aneh, bahkan berbeda. Sebelum diadakan perjodohan ini, ia terlihat seperti rekan kerja biasa. Ia pernah menjadi investor asing di perusahaannya di Jerman. Dari situlah Adam mengenalnya."Acuh? Tidak. Aku hanya sibuk beberapa hari ini. Tidak ada waktu untuk main gadget." Jawaban Adam datar."Bagaimana dengan wanita yang bernama Aisyah? Dimanakah dia sekarang?" tanya Jenny mengulur waktu Adam pergi."Seperti yang aku inginkan sebelumnya, aku siksa dia setiap waktu.""Kamu tahu dia dimana sekarang? Aku tidak pernah menjumpainya dimanapun.""Kamu tidak perlu pikir

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-18

Bab terbaru

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 209 Akhir Cerita Adam Dan Aisyah

    Beberapa menit mereka habiskan di dalam cafe. Exel mulai suntuk harus berpura-pura menemani wanita itu. 'Sial. Kapan sih orang itu menyelesaikan tugasnya? Aku sudah tidak tahan lagi,' batin Exel. Selesai makan, ia meletakkan sendok dan pisau di atas plate. Mencoba melihat gawainya belum ada tanda pria suru itu menghubunginya. Beberapa saat kemudian terlihat empat pria bersergam lengkap datang bersama orang suruhan Exel. Exel menaikkan dua sudut bibirnya. "Akhirnya, mereka sampai juga."Ivanna menoleh kebelakang, terdengar suara sedikit mengusik telinganya. Saat mengetahui siapa yang datang, Ivanna gegas berdiri dengan perasan panik.Tidak memberi penjelasan, pria tersebut memborgol dua tangan Ivanna. Wanita itu berusaha melepaskan. "Tunggu!! Kalian mau bawa aku kemana? Kenapa kalian tidak memberiku penjelasan?" Ivanna berusaha melepaskan diri dari pria-pria tersebut. "Jelaskan nanti di kantor polisi, Nona!!!" Salah satu di antara mereka menjawab. Gadis itu melihat ke arah

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 208 Mengusut Pemilik Mobil Putih.

    'Aku akan buat perhitungan. Aku akan gagalkan rencana mereka,' batin Ivanna sambil berjalan, sesekali menatap mereka dengan tatapan bengis.Sementara malam itu Exel mengantarkan Anne pulang. Aisyah memaksa Exel untuk bertanggung jawab atas perbuatannya, membawa Anne ke rumah ini. Ia harus bisa bertanggung jawab atas anak orang, katanya.Kurang lebih tiga puluh menit mobil Exel akhirnya sampai pada gang rumahnya."Aku mau mampir, boleh gak?" goda Exel."Kau tahu sekarang uda malam banget, kelamaan di rumah kamu sih. Bukannya gak boleh, tapi tahulah aku tidak enakkan sama papa!""I-iya, aku tahu itu. Tapi kamu kan udah izin malam malam di rumahku. Papamu juga ga keberatan. Hih, gak bisa di ajak bercanda!! Ya sudah kamu cepat pulang. Aku tunggu kamu sampai masuk rumah mu!""Terlalu berlebih-lebihan. Lagi pula tinggal nyebrang aja kan? Sana kamu pergi! Terimakasih, ya sudah di antar!" Anne tersipu malu. Ia tidak bisa berlama-lama melihat wajah Exel."Ok!"Beberapa saat kemudian, pria itu

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 207 Rencana Melamar Anne

    "Exel terserah Mama dan Papa saja.""Alhamdulillah ..."Sementara Anne, "????"'Benarkah yang aku dengar barusan? Terserah mereka? Dalam artian dia setuju dong?! Ah, kacau. Kenapa aku jadi pengen melepaskan senyuman ya. Tahan. Tahan Anne ... Kamu harus bisa menjaga image.'Terlihat pasangan suami isteri tersebut tersenyum bahagia. 'Wah ... Sepertinya aku akan menjadi menantu paling bahagia di keluarga ini.' Anne masih tidak berhenti bicara dalam batinnya.Ia melirik Exel yang duduk dengan tenangnya. Heran, bagaimana bisa ia setenang itu dalam pembahasan masalah masa depannya. Dasar! Pikir Anne. "Mama Aisyah dan Papa Adam akan datang ke rumah Anne besok malam."????Baik Exel maupun Anne terkejut. Mereka saling melihat satu sama lain. Dengan cepat Exel bertanya. "Ma, apa tidak terlalu terburu-buru? Kita bisa bicarakan ini pelan-pelan. Bukan begitu, Anne?!" Exel menatap tajam. Ia harus setuju dengan usulannya."Ya, itu benar. Sepertinya itu terlalu terburu-buru." Anne hanya bisa tersen

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 206 Aisyah Menginginkan Anne sebagai Menantu

    Sore itu, Aisyah gegas menyiapkan makan malamnya untuk calon menantu yang di damba sepanjang hari itu. Wajahnya yang berhari-hari terlihat sedih karena tidak dapat bertemu dengan Anne kembali, kini terlihat lebih ceria.Kesehatan Aisyah jauh lebih baik sekarang, semua berkat Anne. Assisten dapurnya membantu kesibukan Aisyah di sana.Dari luar terlihat Anne berjalan masuk, ia mengambil celemek yang tergantung di sebelah pintu dan memakainya. Seperti biasa senyum Aisyah mengembang sempurna."Boleh saya bantu??!" Wajah Anne yang ceria menawarkan diri."Kamu nanti lelah, kamu istirahat saja, Sayang. Kan kamu di rumah ini adalah tamu, jadi lebih baik Anne duduk manis sambil di temani secangkir kopi." Anne tersenyum melihat ucapan ibu Exel ini."Tidak boleh menolak pokoknya, heheh.""Ya sudah silahkan. Bisa masak juga memangnya?""Kalau masak yang mudah sih, bisa Nyonya."Aisyah menatap wajah Anne, lalu mengatakan, "Bisakah kamu panggil saya Mama Aisyah. Ibu rindu dengan Beyza, aku harap k

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 205 Berharap Anne Menjadi Menantu

    "Hey!! Kamu kenapa bengong? Aku antar kamu pulang. Biar mobilnya di bawa Supir!" Exel tiba-tiba mengagetkan. "Ah!! Tidak perlu. Kamu datang ke sini saja aku sudah berterima kasih banyak. Jika kamu tidak datang, entahlah nasib kami." Anne berusaha merendahkan diri."Eh, tapi. Kamu harus bayar mahal!!" Lanjutnya.Exel mengerutkan keningnya. "Apa yang kudu aku bayar?!""Itu tadi, kamu meluk aku! Memang aku wanita apaan?" "Sudahlah lupakan. Aku hanya ingin wanita gatal itu segera pergi dari kehidupanku. Maaf ya, gara-gara dia kamu hampir celaka."Kedua masuk dalam mobil Exel. Sementara mobil Anne di kemudian supirnya. Selama di dalam mobil..."Xel, selama aku kenal kamu, ternyata kamu tidak seburuk yang aku kira." Anne memulai percakapan setelah kuda bermesin Exel melaju pelan."Memang kaukira aku dulu sangat buruk menurut pandangan mu?!""Ya, saat kamu menabrak ku dulu, terus kau tidak mau tanggung jawab. Rasanya sesak sekali bisa bertemu dengan orang sepertimu, Xel!""Maaf, memang ak

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 204 Ternyata Kau Dalangnya

    [Halo, Papa!!] [Papa Gundul mu!!] Terdengar suara tidak asing. Bukan suara Abimanyu. Ia menjauhkan ponselnya dan melihat layar. Pikirnya mengarah ke arah sana, pria dingin itu. "ASTAGA!!" Anne segera menutup mulutnya. 'Aku salah telepon. Tapi udah terlanjur. Tidak ada waktu lagi. Ini emergency banget.' [Halo!! Ada apa? Apa tidak bisa sebentar saja kamu melupakanku, Hem?! Padahal jadwalnya nanti malam kau akan datang ke rumahku. Sekarang sudah menelpon saja. Dasar wanita tukang malu-maluin!] umpat Exel tanpa sensor. [Astaga. Sudah aku tidak ada waktu berdebat. Nanti malam kita lanjutkan debatnya. Xel, aku minta tolong. Sekarang aku dalam perjalanan pulang, saat ini aku sampai di jalan Permata Indah ——] [Terus?] [Dengarkan dulu kenapa, sih!! Di belakang mobilku ada mobil hitam yang mengikuti ku dari tadi. Aku takut itu penjahat, Xel. Aku tidak mau mati muda gara-gara preman.] [Kenapa harus takut? Lawan saja. Mereka juga manusia. Sama seperti mu!] [Kalau mereka membawa s

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 203 Salah Telpon

    Pria itu bergegas keluar sampai di ambang pintu, ia menoleh kembali. Ternyata wanita itu masih memperhatikannya. 'Dasar!!'Dalam batinnya mengatakan dengan percaya diri, 'Aku tidak mengira jika kau putri dari Tuan Abimanyu, Ann. Ah ... apakah Tuhan ingin mendekatkan kita berdua dalam satu hubungan?!' Exel menggeleng kepala. Dan cepat pergi dari ruangan itu.Sementara Anne bergeming entah dalam berapa waktu lamanya. Menatap kepergian Exel, sampai pria itu tidak terlihat lagi punggungnya, masih saja melihat ke arah pintu.Tanpa sadar, Anne masuk dalam dunia perhaluan. Ia membayangkan pria itu telah menjadi kekasihnya. Mereka memadu kasih, duduk di sebuah taman menatap langit yang biru. Exel memegang tangannya pelan sembari di usap penuh cinta. Keduanya saling bertatap muka. Melihat sepasang manik mata yang memiliki arti yang dalam.Sudut bibir mulai mengembang sempurna. Ah, betapa bahagianya hari ini. Memang benar pepatah mengatakan, jika dua insan manusia sedang di landa cinta, maka

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 202 Masih Bodoh Dalam Bisnis

    Anne mendadak salah tingkah. Sampai mengumpat pada dirinya sendiri. 'Ish!! Anne!! Lihatlah, tidak ada yang special dari wajah pria dingin ini. Kenapa aku jadi salting gini sih?!"Tanpa sadar, Anne memperhatikan wajahnya beberapa saat. Sampai Exel memergokinya. "Eh, ternyata diam-diam mencuri pandang wajahku, ya!? Benar dan tidak salah sih, karena wajahku ini kegantengannya seperti ombak di laut. Kuat dan dapat menghanyutkan. Banyak wanita yang mengantri untuk menjadi kekasihku, Ann."Cih!!Anne tertawa sinis. "Aduh, sudah buang jauh-jauh pembahasan Anda ini. Sesungguhnya, aku sedikit mual. Dan siapa juga yang sedang antri?? Perasaan sejauh ini cuma si Ivanna." Tetap menjaga konsentrasinya menggarap pekerjaan yang berada di berkas file laptopnya."Halah ... kenapa sih jadi wanita sombong banget. Tinggal mengakui saja, apa salahnya!!" Exel menjulur meletakkan tangannya di atas telapak tangan Anne. Wajah wanita itu makin pucat saja dibuatnya."Kamu itu sedang apa?! Begini yang benar itu

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 201 Berkeringat Dingin Duduk Berdekatan

    Pagi itu, sesuai dengan kesepakatan, Exel datang ke perusahaan besar Abimanyu. Manager Abi telah menunggu kedatangannya. Setelah Exel datang, ia dan beberapa pegawai lain, mendampingi menuju ruangan Anne."Silahkan, Pak Exel. Kami sudah menantikan kedatangan tamu kehormatan seperti Anda kemari." Ia menyapa dengan senyumnya yang mengembang."Anda terlalu membesar-besarkan, Pak. Terimakasih sambutannya." Exel menunduk kepala sebagai salam hormat.Banyak mata nakal terutama pegawai Abi yang ganjen, memperhatikan Exel berjalan melewatinya. "St St!! Siapa itu yang baru lewat? Tampan banget." Salah satunya nyeletuk. "Jangan bicara macam-macam ya, itu rekan kerja Pak Abimanyu!!" "Oh, aduh. Semoga tidak ada yang melaporkan mulutku yang celamitan ini.""Semoga saja.""Tampan sekali sih, duh. Kok aku jadi membayangkan Ibu Anne dan orang ini berjodoh, ya?!" Salah satu dari mereka nyeletuk.Beberapa saat mereka membenarkan. "Ya, kamu benar. Cocok banget. Tampan rupawan dan cantik. Ah ... apal

DMCA.com Protection Status