Beranda / Romansa / IMAM UNTUK NIRMALA / 49. JANGAN TAKUT LAGI MALA

Share

49. JANGAN TAKUT LAGI MALA

Penulis: Faziharin
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-16 09:13:46

"Saya terima menikahi putri kandung Bapak, Nirmala Althafunnisa dengan maharnya seperangkat alat shalat dibayar tunai."

Masih terngiang di telinganya lafaz ijab Qabul yang diucapkan Bian sore tadi. Lelaki itu tampak mengucapkannya dengan sangat hikmat, menerima lafaz penyerahan dari ayah Mala yang mengucapkan dengan mata berkaca-kaca. Mala juga mendengar dengan rasa haru yang membuncah, hingga tak sadar menimbulkan embun di sudut matanya.

Rasanya masih mimpi, bahwa yang melafazkannya adalah sosok yang selama ini tak pernah bisa pergi dari hatinya. Rasa masih belum percaya bahwa sekarang dia telah menjadi istri dari Bian. Lelaki yang selama ini hanya dimiliki di dalam mimpinya. Tapi ini adalah ketentuan dari Sang Maha Pencipta, yang telah menciptakan manusia berpasang-pasangan. Tidak ada yang tahu, entah siapa jodoh yang disiapkan untuk kita. Tidak ada yang bisa menerka, bahwa kapan doa-doa kita terjawab dan semua keinginan terkabul dengan begitu indah.

Mala masih duduk di pinggir kas
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • IMAM UNTUK NIRMALA   50. HAK SUAMI

    Mala kebingungan di kamar mandi, pasalnya tadi dia hanya membawa handuk, sama sekali tak membawa pakaian ganti barang selembar pun. Sekarang, saat dia selesai mandi, dan hanya handuk yang menutupi tubuhnya, dia mulai bingung bagaimana cara mengambil pakaiannya."Mala, aman kan?" Terdengar suara Bian bersamaan dengan ketukan di pintu."I...Iya Bi. Aman." jawab Mala setengah berteriak."Ada apa, Mala? Kenapa suaramu berbeda?" tanya Bian lagi."Anu...aku...aku..."Mala tak tahu harus mengatakan apa.Merasa ada yang tak beres, Bian langsung mendorong pintu kamar yang ternyata tidak dikunci. Dan pemandangan selanjutnya membuat Bian terpaku ditempat dengan nafas seakan tercekat di tenggorokan."Bian.....!" teriak Mala sambil menutupi tubuhnya yang hanya berbalut handuk. Wajahnya memerah. Bisa-bisanya lupa mengunci pintu, hingga Bian harus melihatnya dalam kondisi seperti ini.Bian yang tersadar segera berbalik dan berusaha menetralkan detak jantung yang memburu. Pemandangan yang dilihat bar

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-16
  • IMAM UNTUK NIRMALA   51. SEMAKIN JATUH CINTA PADAMU

    Mala menatap tak berkedip Bian yang sedang fokus menyetir mobil. Tak sungkan-sungkan lagi ia menunjukkan rasa kagum dan cinta yang menggila pada sosok itu. Dan lihatlah sekarang, ia tak henti-hentinya memandangi suaminya yang sedang fokus disampingnya.Setelah melaksanakan akad nikah hari Jum'at sore kemaren, maka sekarang hari Minggu pagi mereka memutuskan untuk kembali kekota B. Tempat Mala bekerja. Selama mempersiapkan resepsi pernikahan dikampung mereka memutuskan untuk tetap masuk kantor masing-masing. Walau sebenarnya tujuan Mala hanya untuk menyelesaikan tugasnya sekalian memberikan surat pengunduran diri, tetapi tetap saja ia merasa takut masuk kantor karena trauma setiap mengingat nama Raditya. Berkat dukungan dari Bian Mala membulatkan tekad untuk menghadapi semua dengan berani.Bian yang sedang menyetir tersenyum lebar lalu dengan gemas mengacak puncak kepala istrinya."Ternyata memandangi orang tampan itu sungguh menyenangkan ya?" godanya sambil menoleh sekilas lalu kembal

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-27
  • IMAM UNTUK NIRMALA   52. TUNGGU AKU PULANG

    Mobil berwarna putih itu memasuki pekarangan rumah minimalis yang dihalamannya dipenuhi aneka ragam bunga. Didepannya juga ada sebatang pohon mangga yang saat ini sedang berbuah lebat. Dekat pohon itu tampak ada sepasang manusia setengah baya yang sedang duduk berdua, menikmati teh dari gelas masing-masing.Bian menoleh ke istrinya yang juga sedang menoleh padanya. Diangkatnya dagu sebagai isyarat menanyakan sesuatu."Mereka pemilik kontrakan. Sama-sama guru disekolah dekat sini. Si bapak merupakan seorang guru matematika di SMA dan si Ibu merupakan guru matematika di SMP. Jarang sekali mereka bisa menghabiskan waktu bersama karena biasanya selepas mengajar di sekolah, bapak lebih memilih menghabiskan waktu dimushalla dekat rumah. Namun, Jika hari libur begini, mereka memang lebih suka bercengkrama di depan rumah, menikmati udara yang sejuk, menghabiskan waktu bersama." Jelas Mala.Bian mengangguk, "lihatlah! Bahkan meski diusia senja sekalipun, cinta mereka begitu indah. Mereka punya

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-27
  • IMAM UNTUK NIRMALA   53. KEMBALI KE KANTOR

    "Mala..."Seorang rekan kerjanya dari divisi personalia menghampiri saat Mala baru tiba di kantor dan hendak melakukan finger print.Mala menoleh sekilas. Setelah menyelesaikan pengambilan absennya baru ia menghadap ke wanita yang masih menunggunya selesai."Ada apa, Helen?"Wanita yang bernama Helen itu menatapnya sinis, lalu menilik penampilan Mala dari atas kebawah. Menerima tatapan seperti itu Mala berusaha tenang, kerena sejak masuk tadi perasaannya sudah mulai tak enak."Bagaimana rasanya menjadi wanita pak Raditya? Pasti menyenangkan sekali ya, bahkan dia bela-belain ngambil cuti demi menemanimu di luar kota.Kami tidak menyangka saja, gayamu yang sok alim ini ternyata lebih parah dari wanita murahan di luar sana. Berdalih mengikuti pelatihan, tapi malah bermain dihotel dengan atasan sendiri." ucap Helen dengan sinis, yang membuat Mala membelalakkan mata.Dari mana pula gosip ini beredar, bagaimana teman sekantornya bisa mendapatkan redaksi cerita tak berdasar seperti ini. Tak

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-27
  • IMAM UNTUK NIRMALA   54. MEMINTA TOLONG

    Bian menyesap secangkir teh panas yang dihidangkan padanya oleh asisten dari lelaki yang kini sedang duduk di depannya. Lelaki yang berusia 35 tahun itu tampak sangat gagah dan tampan dengan gayanya yang kasual.Setelah melepas Mala masuk ke kantor, hatinya tetap tak tenang, sehingga diputuskan untuk menghubungi salah satu mahasiswa yang kuliah hari ini denganya, minta maaf karena tak bisa masuk dan minta ganti perkuliahan di hari lain. Awalnya, ia ragu juga ingin ikut campur, tapi saat tanpa sengaja mendengar percakapan miring tentang Mala oleh dua orang karyawan yang baru datang, dan sempat numpang berkaca dimobilnya, hati lelaki itu menjadi panas. Bayangan betapa hancur hati istrinya mendengar berita itu sungguh membuatnya tak tenang.Mungkin nasib baik memang sedang memihaknya, atau mungkin begitu cara Allah memudahkan langkahnya. Kantor tempat Mala bekerja ternyata adalah milik salah seorang seniornya saat ikut organisasi dulu. Bahkan atas tawaran dari seniornya itu, dia juga m

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-27
  • IMAM UNTUK NIRMALA   55. JANGAN SENTUH WANITAKU

    Mala duduk termenung di kursi kerjanya, tak menghiraukan rekan kerja yang sedari tadi saling pandang satu sama lain, tak ada yang berani bicara. Sekembalinya dari HRD Mala menjadi diam seribu bahasa. Hanya termenung tanpa melakukan apa-apa.Setelah merasa hatinya agak tenang, diangkatnya kepala lalu memandang semua yang ada di ruangan itu sendu. Kurang lebih dua tahun bekerja disana, sekarang harus pergi dengan hati yang terluka. Dikiranya ia akan bisa pamit dengan hati tenang, dan melupakan masalah dengan Radit. Tapi kenyataan memang tak seindah bayangan. Apalagi, sebentar lagi akan diadakan pertemuan di aula, dan semua orang akan mengadilinya. Tatapan sinis dari puluhan pasang mata akan menghujaninya. Diusapnya wajah kasar, lalu untuk menghibur diri di coba menghubungi seseorang yang beberapa hari ini mampu memberi ketenangan dan kekuatan saat masalah datang padanya.Hanya menyapa, itu yang bisa dilakukannya, karena takut akan merusak konsentrasi lelaki itu disana. Namun diluar per

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-29
  • IMAM UNTUK NIRMALA   56. PERSIDANGAN

    Mala duduk dengan gelisah didepan puluhan mata yang memandangnya dengan tatapan yang beragam. Di sebelahnya Radit tak kalah gelisah, semua ini sungguh diluar dugaannya. Dikiranya pertemuan di aula siang ini akan menjadi saksi keberhasilannya mendapatkan hati dan cinta dari wanita yang disukai, namun kenyataan berkata lain. Apalagi saat sesekali ekor matanya menatap lelaki yang duduk dengan tenang disampingnya pimpinan perusahaannya. Entah apa hubungan lelaki itu dengan orang nomor satu diperusahaan itu? Yang jelas kehadirannya membuat keberaniannya nyaris hilang, karena bagaimana pun, lelaki itu mengetahui semua kejahatan yang dilakukannya pada Mala.Belum lagi, mengingat bagaimana reaksi Mala saat lelaki itu muncul. Mala berlari dan menghambur kepelukan lelaki itu dan mendekapnya erat. Membuat hati Radit bagai ditusuk belati karena sakit membayangkannya. Dengannya, jangankan memeluk, dipegang tangan sedikit saja gadis itu sudah tak ubahnya macan betina.Kebingungan itu sebenarnya jug

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-29
  • IMAM UNTUK NIRMALA   57. PERGI TANPA DENDAM

    “Saya memiliki semua rekaman cctv kejadian itu, karena kebetulan saat kejadian itu saya berada di hotel yang sama dengan Pak Raditya. Saya bisa saja memutar semua cctv itu di sini, tapi karena permintaan dari istri saya, opss…” Bian pura-pura keceplosan, lalu tersenyum manis pada Mala, “Karena permintaan dari Nirmala, agar rekaman cctv itu tidak diputar karena bisa menyebarkan aib orang lain, makanya saya tidak memperlihatkan cctv itu.”Bian melangkah tanpa canggung dan berjalan didepan semua yang hadir, layaknya seorang dosen yang sedang memberikan kuliah pada semua mahasiswanya. Langkahnya berakhir tetap di depan dua orang wanita yang tadi tidak mempercayai pengakuan Raditya.“Hei, Nona berdua. Mungkin anda adalah penggemar pak Radit, jadi sah-sah saja jika anda tak akan percaya apapun kesalahan yang dilakukan oleh idola anda. Its okey. Tapi coba anda lihat sebagai sisi wanita, saat ini Nirmala, wanita yang sedang anda hujat itu sedang mengalami trauma berat. Trauma atas kejadian na

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-30

Bab terbaru

  • IMAM UNTUK NIRMALA   61. HARI MILIK KITA

    "Mala..."Mala menoleh dan mendapati seorang lelaki tampan sedang menatapnya sendu. Bian yang juga berdiri disampingnya mengenggam erat tangan Mala. Dia masih mengenali orang itu. Kalau tidak salah ingat lelaki itu dulu pernah dekat dengan istrinya. Bukankah mereka dulu pernah bertemu saat masih kuliah? Rahang Bian mengeras."A...Alif..." ujar Mala pelan."Ternyata kamu masih mengenaliku." Lelaki yang ternyata adalah Alif itu tersenyum pahit. "Selamat atas pernikahanmu, Mala. Semoga bahagia. Apa kita bisa bicara sebentar, hanya berdua." pinta Alif menatap Mala harap.“Jika ada yang ingin dibicarakan, maka bicara disini saja, Lif.” Jawab Mala halus.Alif menatap Mala memohon, lalu ditatapnya Bian yang masih mengenggam erat tangan Mala."Mala adalah istriku. Jadi apapun masalahnya, juga masalahku. Tidak ada rahasia diantara kami." potong Bian cepat. Genggamannya pun semakin erat. Mala tersenyum dan menatap Bian hangat."Suamiku benar, Lif. Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan?” ucap Ma

  • IMAM UNTUK NIRMALA   60. IMAM UNTUK NIRMALA

    Mala bersenandung riang sambil melangkah kesana kemari di dapur. Seperti biasanya, setelah sepuluh hari lebih mereka menikah, ia selalu membuatkan sarapan untuk suaminya. Namun, pagi ini ada yang tak biasa, karena dari tadi tak henti hentinya bibirnya tersenyum lalu senandung cinta tak berhenti mengalun dari mulut itu. Menggambarkan suasana hatinya yang sedang berbunga-bunga.Akhirnya, setelah 10 hari menikah, semalam ia berhasil melaksanakan tugas sepenuhnya sebagai seorang istri. Melawan segala trauma yang selalu menghantuinya.Masakannya hampir selesai, saat deru suara motor terdengar di halaman depan. Itu adalah suaminya pulang dari masjid. Bahkan disaat beratnya godaan untuk kembali memeluk istrinya, lelaki itu tetap bangkit dan beranjak ke kamar mandi. Lalu setelah menunaikan shalat sunat sebelum shubuh dua raka'at ia pamit untuk menunaikan shalat Shubuh berjamaah ke masjid. Mala yang saat itu masih uring-uringan, merasa sangat malu pada suaminya itu. Hingga walau dengan sedikit

  • IMAM UNTUK NIRMALA   59. MENGGENAPKAN RASA

    Bian menghela nafas lega setelah mobilnya sampai di rumah, setelah menempuh perjalanan lebih kurang 3 jam dari kota B. Disamping nya Mala tertidur dengan pulas. Diputarnya tubuh dan menatap sang istri yang tengah tertidur. Tangannya perlahan mengelus pipi halus itu dan merapikan anak rambut yang dengan nakal mengintip dari balik jilbabnya."Sungguh, kehadiranmu adalah anugerah terindah dalam hidupku. Aku janji akan menjaga anugerah itu dengan sebaiknya. Aku tak bisa menjanjikan bahwa kamu akan selalu bahagia denganku, tapi aku usahakan bahwa dalam kondisi apapun aku akan selalu ada untukmu."Tak tahan hanya memandang, Bian akhirnya tergoda untuk mengecup singkat pipi itu. Dan untuk beberapa saat dibiarkan bibirnya menempel pada pipi halus yang terasa dingin, mungkin karena suhu dalam mobil sehingga membuat istrinya kedinginan.Mala mengeliat karena merasa tidur nyenyaknya terusik. Perlahan dibukanya mata, dan hal pertama yang dilihatnya adalah wajah tampan suami yang berada tepat dide

  • IMAM UNTUK NIRMALA   59. MENGGENAPKAN RASA

    Bian menghela nafas lega setelah mobilnya sampai di rumah, setelah menempuh perjalanan lebih kurang 3 jam dari kota B. Disamping nya Mala tertidur dengan pulas. Diputarnya tubuh dan menatap sang istri yang tengah tertidur. Tangannya perlahan mengelus pipi halus itu dan merapikan anak rambut yang dengan nakal mengintip dari balik jilbabnya."Sungguh, kehadiranmu adalah anugerah terindah dalam hidupku. Aku janji akan menjaga anugerah itu dengan sebaiknya. Aku tak bisa menjanjikan bahwa kamu akan selalu bahagia denganku, tapi aku usahakan bahwa dalam kondisi apapun aku akan selalu ada untukmu."Tak tahan hanya memandang, Bian akhirnya tergoda untuk mengecup singkat pipi itu. Dan untuk beberapa saat dibiarkan bibirnya menempel pada pipi halus yang terasa dingin, mungkin karena suhu dalam mobil sehingga membuat istrinya kedinginan.Mala mengeliat karena merasa tidur nyenyaknya terusik. Perlahan dibukanya mata, dan hal pertama yang dilihatnya adalah wajah tampan suami yang berada tepat dide

  • IMAM UNTUK NIRMALA   58. SESUNGGUHNYA MANUSIA DICIPTAKAN BERPASANG-PASANGAN

    Bian melangkah pelan mengikuti rombongan pejabat perusahaan menuju ruang pimpinan. Kepalanya masih celingukan ke belakang menunggu istri tercinta yang masih belum juga tampak. Tadi, mereka terpaksa berpisah karena Mala yang mendadak dihampiri oleh puluhan karyawan yang hendak minta maaf sekaligus mengucapkan salam perpisahan padanya. Sebenarnya ingin sekali menemani, takut jika terjadi hal diluar dugaan lagi, namun tarikan halus di ditangannya mengurungkan niatnya."Sudahlah! Kupastikan dia aman sekarang. Tak akan ada yang berani mengganggunya lagi. Disamping kebenaran yang telah terungkap, semua orang tahu bahwa Mala adalah isteri salah satu pemegang saham di sini, mana ada yang berani usil lagi padanya. Termasuk si Raditya itu" ujar Donny yang membuat Bian tersenyum.Tetap saja dia mencemaskan istrinya."Tetap saja hatiku tak tenang, Bang. Dia masih trauma. Abang tak merasakan bagaimana nelangsanya adikmu ini, walau sudah menjadi istri sah pun, aku sama sekali tak bisa berbuat banya

  • IMAM UNTUK NIRMALA   57. PERGI TANPA DENDAM

    “Saya memiliki semua rekaman cctv kejadian itu, karena kebetulan saat kejadian itu saya berada di hotel yang sama dengan Pak Raditya. Saya bisa saja memutar semua cctv itu di sini, tapi karena permintaan dari istri saya, opss…” Bian pura-pura keceplosan, lalu tersenyum manis pada Mala, “Karena permintaan dari Nirmala, agar rekaman cctv itu tidak diputar karena bisa menyebarkan aib orang lain, makanya saya tidak memperlihatkan cctv itu.”Bian melangkah tanpa canggung dan berjalan didepan semua yang hadir, layaknya seorang dosen yang sedang memberikan kuliah pada semua mahasiswanya. Langkahnya berakhir tetap di depan dua orang wanita yang tadi tidak mempercayai pengakuan Raditya.“Hei, Nona berdua. Mungkin anda adalah penggemar pak Radit, jadi sah-sah saja jika anda tak akan percaya apapun kesalahan yang dilakukan oleh idola anda. Its okey. Tapi coba anda lihat sebagai sisi wanita, saat ini Nirmala, wanita yang sedang anda hujat itu sedang mengalami trauma berat. Trauma atas kejadian na

  • IMAM UNTUK NIRMALA   56. PERSIDANGAN

    Mala duduk dengan gelisah didepan puluhan mata yang memandangnya dengan tatapan yang beragam. Di sebelahnya Radit tak kalah gelisah, semua ini sungguh diluar dugaannya. Dikiranya pertemuan di aula siang ini akan menjadi saksi keberhasilannya mendapatkan hati dan cinta dari wanita yang disukai, namun kenyataan berkata lain. Apalagi saat sesekali ekor matanya menatap lelaki yang duduk dengan tenang disampingnya pimpinan perusahaannya. Entah apa hubungan lelaki itu dengan orang nomor satu diperusahaan itu? Yang jelas kehadirannya membuat keberaniannya nyaris hilang, karena bagaimana pun, lelaki itu mengetahui semua kejahatan yang dilakukannya pada Mala.Belum lagi, mengingat bagaimana reaksi Mala saat lelaki itu muncul. Mala berlari dan menghambur kepelukan lelaki itu dan mendekapnya erat. Membuat hati Radit bagai ditusuk belati karena sakit membayangkannya. Dengannya, jangankan memeluk, dipegang tangan sedikit saja gadis itu sudah tak ubahnya macan betina.Kebingungan itu sebenarnya jug

  • IMAM UNTUK NIRMALA   55. JANGAN SENTUH WANITAKU

    Mala duduk termenung di kursi kerjanya, tak menghiraukan rekan kerja yang sedari tadi saling pandang satu sama lain, tak ada yang berani bicara. Sekembalinya dari HRD Mala menjadi diam seribu bahasa. Hanya termenung tanpa melakukan apa-apa.Setelah merasa hatinya agak tenang, diangkatnya kepala lalu memandang semua yang ada di ruangan itu sendu. Kurang lebih dua tahun bekerja disana, sekarang harus pergi dengan hati yang terluka. Dikiranya ia akan bisa pamit dengan hati tenang, dan melupakan masalah dengan Radit. Tapi kenyataan memang tak seindah bayangan. Apalagi, sebentar lagi akan diadakan pertemuan di aula, dan semua orang akan mengadilinya. Tatapan sinis dari puluhan pasang mata akan menghujaninya. Diusapnya wajah kasar, lalu untuk menghibur diri di coba menghubungi seseorang yang beberapa hari ini mampu memberi ketenangan dan kekuatan saat masalah datang padanya.Hanya menyapa, itu yang bisa dilakukannya, karena takut akan merusak konsentrasi lelaki itu disana. Namun diluar per

  • IMAM UNTUK NIRMALA   54. MEMINTA TOLONG

    Bian menyesap secangkir teh panas yang dihidangkan padanya oleh asisten dari lelaki yang kini sedang duduk di depannya. Lelaki yang berusia 35 tahun itu tampak sangat gagah dan tampan dengan gayanya yang kasual.Setelah melepas Mala masuk ke kantor, hatinya tetap tak tenang, sehingga diputuskan untuk menghubungi salah satu mahasiswa yang kuliah hari ini denganya, minta maaf karena tak bisa masuk dan minta ganti perkuliahan di hari lain. Awalnya, ia ragu juga ingin ikut campur, tapi saat tanpa sengaja mendengar percakapan miring tentang Mala oleh dua orang karyawan yang baru datang, dan sempat numpang berkaca dimobilnya, hati lelaki itu menjadi panas. Bayangan betapa hancur hati istrinya mendengar berita itu sungguh membuatnya tak tenang.Mungkin nasib baik memang sedang memihaknya, atau mungkin begitu cara Allah memudahkan langkahnya. Kantor tempat Mala bekerja ternyata adalah milik salah seorang seniornya saat ikut organisasi dulu. Bahkan atas tawaran dari seniornya itu, dia juga m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status