IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU140. SKAK MAT (Bagian A)~Aksara Ocean~POV SAYAKAAku duduk di ruang tamu dengan kaki yang saling bersilang, menatap ke depan dengan pandangan jengah dan juga terkejut. Siapa yang tidak terkejut coba? Tiba-tiba saja rumahku didatangi oleh tiga orang yang jujur saja aku sama sekali tidak mau melihatnya.Mantan mertua, mantan suami, dan mantan adik ipar yang kurang ajarnya sangat Naudzubillah. Aku sama sekali belum ada bertemu dengan Tasya pasca dia yang melabrak aku di rumah waktu itu, bahkan di pesta Mas Farhan aku juga tidak ada bertemu dengannya.Dan sekarang mereka bertiga malah ada di sini, dengan membawa tiga koper besar. Mau apa mereka ini? Aku mengernyitkan dahiku petanda tidak mengerti, dan melihat mereka dengan pandangan tajam.“Ada apa kalian ke sini?” tanyaku dengan nada penasaran.“Wah, gimana kabar calon cucu Mama, Ya? Nggak ngerepotin kamu, kan?” tanya Mama Mas Farhan dengan nada yang amat sangat lembut sepe
141. SKAK MAT (Bagian B)Mereka tidak menjawab dan malah melotot kaget, dan sekarang aku yakin kalau tebakanku benar. Ya Allah, apakah berdosa kalau sekarang aku tertawa senang di atas penderitaan mereka?"Mbak ngejek kami?" tanya Tasya dengan sewot. "Sombong amat, sih!" ketusnya padaku."Loh, kok mengejek? Aku ini nanyak! Bedakan dong, bertanya dan mengejek!" balasku tak kalah sewot.Aku masih sangat dendam padanya karena dia mendorong tubuhku dengan keras waktu itu, untung saja Allah masih menjagaku dan juga anakku. Kalau tidak? Aku sudah tidak bisa membayangkannya.Bisa saja aku kehilangan anakku saat itu, sesuatu yang amat aku takuti. "Sya!" Mas Farhan berujar tegas, dia memperingatkan adiknya yang kurang ajar itu agar tidak lagi mendebatku.Cukup bijak! Karena kalau tidak, aku akan melumatnya."Dek, ayo kita perbaiki hubungan kita!" ujar Mas Farhan dengan lembut. "Bagaimanapun juga kamu tengah mengandung anakku, anak kita. Dia harus lahir dengan memiliki orang tua yang lengkap!"
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU142. BERTEMU DENGAN TUAN WIDJAJA (Bagian A)~Aksara Ocean~“Eh, Tante!’ Aku segera bangkit dan menyalami punggung tangan Mama Arga. “Kok nggak ngomong-ngomong kalau mau datang? Kan, Aya bisa masak buat kita,” ujarku sambil memeluknya.“Kok, Tante, sih? Kan udah dibilang berulang kali, panggil Mama, Sayang!” Arga yang menyahuti.Aku langsung menunduk, aktingnya semakin bagus. Dia belum pernah memanggilku sayang secara gamblang, mungkin dia langsung peka dengan keadaan di sini dan memamerkan kemesraan.Berhasil, sih! Aku bisa melihat tangan Mas Farhan yang mengepal menahan emosi. Mamanya dan juga Tasya terlihat memutar bola mata mereka dengan malas, sepertinya sangat kesal dengan keadaan ini.“Ya Allah, aku malu, Mas!” Arga terperanjat, karena aku memanggilnya dengan panggilan ‘Mas’. Baru kali ini aku memanggilnya dengan sebutan seperti itu, jika dia bisa berakting, aku juga bisa. Aku akan mengimbangi aktingnya yang bagus it
143. BERTEMU DENGAN TUAN WIDJAJA (Bagian B)“Oh, ya sudah kalau begitu!” balas Arga cepat.Kemudian hening, aku bisa melihat mata Mas Farhan yang berkaca-kaca. Namun, hatiku sudah mati. Aku tidak akan jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya, mereka datang ke sini karena membutuhkan bantuanku.Bukankah karma datang begitu cepat? Allah yang maha adil tidak akan pernah membiarkan orang-orang yang terdzolimi tidak mendapatkan keadilan. Sekarang adalah giliran mereka untuk merasakan berada di titik yang paling bawah di dalam kehidupan mereka. Diusir oleh Tante Mira, dan kini mereka diusir oleh Maura, di mana lagi mereka akan tinggal?Aku menyunggingkan senyum sinis ke arah Mas Farhan, tidak ada sedikitpun rasa kasihan yang aku rasakan di dalam hatiku hanya ada kepuasan yang sangat besar karena bisa melihat bagaimana mereka jatuh terpuruk."Kami pamit dulu, Dek, Pak!" ujar Mas Farhan tiba-tiba.Dia berdiri sambil tetap menunduk, aku yakin saat ini dia tengah mengalami gejolak batin y
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU144. SIAPA LAKI-LAKI ITU? (Bagian A)~Aksara Ocean~POV FARHAN“Kita mau ke mana, Mas? Aku capek!” ujar Tasya sambil memijat tangannya dengan pelan, keningnya dihiasi keringat sebesar biji jagung dan aku sangat kasihan dengannya.Adikku yang cantik, kesayangan keluargaku, dan dia kini begitu kesusahan harus menyeret koper besar dan juga berat miliknya, panas-panasan di atas trotoar di cuaca yang terik ini.“Iya, Han! Kita mau kemana?” tanya Mama dengan peluh yang menetes dari wajahnya.Wajahnya terlihat kusam, dengan debu yang menempel di sana. Wanita yang sudah melahirkanku dan juga Tasya itu juga mengusap peluhnya dengan lesu, wajah Mama memerah menahan panas.“Mama udah nggak kuat buat jalan!” katanya dengan nada putus asa. “Mama mau berbaring di ranjang empuk, Mama mau makan - makanan enak, Mama juga haus, Han!” ujar Mama lagi.Aku bingung harus bagaimana, aku tidak mempunyai uang. Bagaimana aku bisa membelikan, makanan
145. SIAPA LAKI-LAKI ITU? (Bagian B)“Kok cuma jual satu gram, Ma?” tanya Tasya dengan nada heran.Aku mengangguk membenarkan, aku juga heran kenapa Mama hanya menjual satu gram dari emas yang dia punya. Padahal aku tahu Mama mempunyai banyak perhiasan baik itu emas, perak, bahkan beberapa berlian. Saat ini kami sedang minum es cendol di salah satu stand kaki lima, di cuaca yang panas ini memang yang paling enak minum es yang segar dan juga nikmat. Walaupun hari sudah sore tapi matahari tetap saja terik, Aku bahkan sudah menghabiskan dua gelas es cendol dan akan menambah untuk gelas yang ketiga kalau saja mama tidak mencegahku dan menggelengkan kepalanya dengan pelan. Aku heran dan juga bingung kenapa Mama tidak memperbolehkan aku untuk menambah gelas yang ketiga, tapi aku tetap menuruti perintah mama dan kembali duduk di sampingnya dan menyiapkan telingaku untuk mendengar alasannya."Jangan maruk, kita harus hemat. Uang kita sudah tidak ada!" kata Mama dengan nada tajam.Aku langs
146. SIAPA LAKI-LAKI ITU? (Bagian C)"Keliatan, kok. Ngapain dia ke sini? Jauh amat dari rumahnya," ujar Mama setelahnya, dia duduk kembali dan menyesap es cendolnya melalui sedotan. "Udah ngusir kita, dia malah enak-enak kongkow di cafe," ujar Mama dengan ketus."Nah, bener ini! Kadang-kadang aku sampai jeran loh, Mas. Nasib Mas buruk banget, dapat istri dua-duanya nggak genah!" sahut Tasya menyetujui Mama. "Yang ketiga ini, cari yang baik dan nggak pelit sama keluarga, Mas." Tasya memberi wejangan lagi."Mbak Aya nggak pelit!" kataku membela diri."Tapi dia pembangkang! Masak suami mau nikah lagi, dia nggak ngizinin!" balasnya masuk akal. "Cari yang penurut dan juga baik!" katanya dengan penuh penekanan."Cerewet amat kamu, Sya! Lagian siapa yang mau cari istri lagi, sih? Mas sama Mbak Maura masih sah, sebagai suami istri!" kataku sambil menggeleng pelan."Udah diusir gini, Mas masih mau sama dia?" tanya Tasya dengan nada mengejek. "Masak nggak punya harga diri, Mas!" Lanjutnya peda
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKUBAB 68MAMA ARGA~Aksara Ocean~“Lama amat, sih?” ujar Mas Putra sambil cemberut.Aku hanya tertawa dan mengedipkan mataku padanya, dan dia langsung mencebikkan bibirnya dengan sinis. Hanya lima belas menit, dan dia sudah mengatakan lama. Hmm, laki-laki memang tidak punya stok sabar yang melimpah.Aku melirik sekilas pada makanan yang sudah terhidang di meja, dan Alhamdulillah, masih aman. Makanan milikku tidak berkurang satu potong pun, ternyata Mas Putra menepati janjinya untuk tidak menyentuh makanan yang aku pesan.Makanya aku memberikan senyuman manis untuknya dan mengacungkan kedua jempolku, mengapresiasi dirinya yang sudah bisa menjaga tangan dan mulutnya agar tidak mencomot makananku.“Maaf ya, Mas. Di toilet tadi ngantri,” kataku memberikan penjelasan. “Ngantri, ngantri, ngantri apa? Emangnya di toilet jualan minyak goreng?” tanyanya sewot.Aku langsung tergelak, akan sangat lucu jika ada penjualan minyak goreng d
Assalamualaikum, hai guys. Terimakasih banyak karena kalian udah baca cerita aku, dan berhubung Sayaka sudah tamat, aku harap kalian mau membaca cerita aku yang lain.1. PILIH KASIH (Membungkam mertua dan ipar secara elegan)Ana harus berjuang untuk menegakkan keadilan bagi suaminya, dilengkapi dengan mertua yang pilih kasih, dan ipar yang julid. 2. Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua LemasPerjuangan Ellena di tengah keluarga toxic suaminya.3. KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU (BARU)Keysa yang seorang dosen, harus menelan pil pahit, saat seorang pebisnis muda yang bernama Risa Andromeda mengaku sebagai selingkuhan suaminya yang seorang Abdi negara dan juga keturunan keraton.Terimakasih semuanya, semoga Allah semakin melimpahkan rezeki dan juga kesehatan untuk kita semua...Bye.. ❤️❤️Aksara Ocean.. ❤️🥰
152. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian C)Wak Lukman dan Paklek Jamal langsung berpandangan, dengan kening yang mengernyit Paklek Jamal beralih menatap Arga. Ayah dari Mas Putra serta Mas Bobby itu kemudian mengangguk kecil."Apakah Nak Arga tahu kalau Aya adalah seorang janda?" tanyanya dengan lembut.Arga langsung mengangguk, "saya tahu, Paklek!" sahutnya dengan mantap."Apakah Nak Arga juga tahu kalau Aya sedang mengandung?" tanya Paklek Jamal lagi.Arga kembali mengangguk, "saya tahu, Paklek!" Lenganku disenggol oleh Arca dan dia tersenyum kecil, "teruslah bahagia setelah ini, Ya!" bisiknya padaku. Aku langsung mengangguk dengan mantap."Baiklah, yang paling penting adalah hal itu. Nak Arga tahu kalau Aya adalah seorang janda dan dia juga tengah mengandung. Jadi tidak akan ada penyesalan di lain hari, karena Nak Arga dari awal sudah tahu kalau akan menikahi janda yang mempunyai anak!" Paklek Jamal tersenyum kecil."Sayaka adalah anak perempuan satu-satunya di keluarga ini, k
151. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian B)"Bagaimana? Kalian bebas memilih!" tanya Mira sekali lagi. "Tapi ingat! Aku hanya sekali memberikan penawaran, kau harus bangkit, Han! Buktikan pada Sayaka dan juga orang-orang yang sudah merendahkanmu kalau kau juga bisa kembali berada di puncak!" katanya santai.Mata Farhan membola, dia tiba-tiba saja bersemangat. Memikirkan kalau Sayaka, Arga, dan yang lainnya saat ini tengah mengolok-oloknya, membuat Farhan diselimuti amarah.Jika saja Sayaka tidak mengusirnya tadi maka kejadian ini tidak akan terjadi. Mantan istrinya itu benar-benar wanita jahat!"Dan bukankah kalian bilang, Maura berselingkuh? Tidak adakah keinginanmu untuk balas dendam?" tanya Mira lagi. "Laki-laki itu harus dihancurkan, bukankah dia mengambil istrimu?" Lanjutnya sambil mengulum senyum.Gejolak di mata Farhan semakin menggebu, dia menatap Arni dengan pandangan mantap."Aku akan ke Singapura, dan kembali saat sudah berada di puncak!" katanya dengan tegas. "Mama teta
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU150. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian A)~Aksara Ocean~"Bantu kami, Dek! Kakak mohon!" Arni memohon pada Mira, sedangkan wanita yang berstatus sebagai adik tengahnya itu hanya menatap tapi belum mau menanggapi. Dia hanya diam dan mengamati."Tante, aku mohon bantu kami. Hanya Tante lah yang kami punya sekarang ini!" Farhan ikut memohon.Potongan kejadian yang terjadi beberapa saat lalu kembali masuk ke dalam memorinya, dan dia kembali bergidik ngeri membayangkan Maura yang terkapar bersimbah darah, teriakan orang-orang yang ketakutan, dan Tasya yang ditangkap polisi.Farhan dan Arni tidak pernah membayangkan kalau Tasya akan digiring ke kantor polisi segera, mereka kira semuanya akan baik-baik saja dan bisa kabur entah ke mana. Tapi terlambat, karena ternyata di cafe itu ada beberapa polisi yang tengah meminum kopi. Dan mereka segera mengamankan Tasya dan di giting langsung ke kantor, semua orang di sana menjadi sa
149. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian C)Aku hanya tersenyum dengan manis dan menanggapi ucapan mereka dengan santai. Kekehan kecil aku berikan saat Mama Arga memelukku dari samping dan bersandar di bahuku.“Mama nggak pernah punya anak perempuan, Arga itu nggak ada manis-manisnya, Ya. Mama harap anak kamu nanti perempuan, ya,” katanya dengan lembut sambil mengusap perutku dengan sayang. “Mama pengen cucu perempuan!” katanya lagi.Ya Allah, aku cukup terharu mendengarnya, beliau menyayangiku dan akan menyayangi anakku juga. Apakah saat ini aku boleh berteriak kesenangan? Memiliki keluarga yang baik dan menyayangiku seperti saat ini adalah impianku dari dulu.“Iya, Papa juga pengen cucu perempuan. Baru anak kedua kalian nanti laki-laki,” kata tuan Widjaja sambil tersenyum singkat. “Tapi sebenarnya apapun yang Allah kasih, kami tetap akan bahagia. Di rumah ini akan ada tawa anak kecil lagi,” katanya dengan lembut.Ya Allah, mereka benar-benar menghargaiku, dan aku sangat bahagia. Demi All
148. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian B)“Loh, kok nyolot sih, Mbak? Ini fakta, kami ngeliat langsung kalau Mbak selingkuh!” sahut Tasya dengan santai, adikku itu benar-benar hebat. “Kedok aja mengusir kami, ternyata mau nutupin perselingkuhan kalian, ya? Wah! Wah! Aku nggak nyangka!” ujarnya lagi.“Eh, apa maksud kamu? Jangan fitnah, ya!” seru Maura tidak terima.Aku langsung bergegas mencekal lengannya dan melihat dia dari atas ke bawah, Maura benar-benar sudah berubah. Dia bahkan tidak terlihat takut sedikitpun saat ini, dan malah santai. Padahal dia saat ini tengah ketahuan berselingkuh!“Kamu benar-benar keterlaluan, Ra! Kamu mengkhianati pernikahan kita padahal kita baru saja menikah!” ujarku menahan geram. “Dasar wanita murahan!” kataku dengan ketus.“Hei, Bung! Bukankah itu terlalu kasar?” Lelaki bernama Anton itu ikut campur, dia langsung berdiri di sebelah Maura dan menatapku dengan tajam.“Nggak usah ikut campur kamu, dasar pasangan pezina!” cecarku padanya. “MAS!” Maura mem
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU147. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian A)~Aksara Ocean~"Dia siapa?" tanya aku dengan cepat.Gigiku mengatup dengan rapat menahan amarah yang siap memuncak, melihat istriku sendiri Tengah berada di pelukan lelaki lain membuat aku benar-benar muntab.Dan yang lebih parahnya Maura terlihat menikmati pelukan itu setelahnya mereka melakukan cipika-cipiki dengan sangat akrab. Aku sangat membenci bagaimana laki-laki itu terlihat menatap Maura dengan tatapan kekaguman."Dia adalah Mas Anton, Mas!" jawab Tasya dengan nada histeris."Anton? Anton siapa?" tanyaku cepat."Temennya Mbak Maura, kami ketemu sama dia waktu aku dan Mbak Maura pulang tengah malam waktu itu." sahut Tasya pelan. "Dan kemarin Mbak Maura juga keceplosan kalau Mas Anton itu adalah orang yang mengejar cintanya dari dulu!" Lanjutnya lagi.Aku lantas mencengkram bahu Tasya dengan kedua tanganku hingga dia meringis kesakitan, namun aku tidak peduli kepanikan yang aku
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKUBAB 68MAMA ARGA~Aksara Ocean~“Lama amat, sih?” ujar Mas Putra sambil cemberut.Aku hanya tertawa dan mengedipkan mataku padanya, dan dia langsung mencebikkan bibirnya dengan sinis. Hanya lima belas menit, dan dia sudah mengatakan lama. Hmm, laki-laki memang tidak punya stok sabar yang melimpah.Aku melirik sekilas pada makanan yang sudah terhidang di meja, dan Alhamdulillah, masih aman. Makanan milikku tidak berkurang satu potong pun, ternyata Mas Putra menepati janjinya untuk tidak menyentuh makanan yang aku pesan.Makanya aku memberikan senyuman manis untuknya dan mengacungkan kedua jempolku, mengapresiasi dirinya yang sudah bisa menjaga tangan dan mulutnya agar tidak mencomot makananku.“Maaf ya, Mas. Di toilet tadi ngantri,” kataku memberikan penjelasan. “Ngantri, ngantri, ngantri apa? Emangnya di toilet jualan minyak goreng?” tanyanya sewot.Aku langsung tergelak, akan sangat lucu jika ada penjualan minyak goreng d
146. SIAPA LAKI-LAKI ITU? (Bagian C)"Keliatan, kok. Ngapain dia ke sini? Jauh amat dari rumahnya," ujar Mama setelahnya, dia duduk kembali dan menyesap es cendolnya melalui sedotan. "Udah ngusir kita, dia malah enak-enak kongkow di cafe," ujar Mama dengan ketus."Nah, bener ini! Kadang-kadang aku sampai jeran loh, Mas. Nasib Mas buruk banget, dapat istri dua-duanya nggak genah!" sahut Tasya menyetujui Mama. "Yang ketiga ini, cari yang baik dan nggak pelit sama keluarga, Mas." Tasya memberi wejangan lagi."Mbak Aya nggak pelit!" kataku membela diri."Tapi dia pembangkang! Masak suami mau nikah lagi, dia nggak ngizinin!" balasnya masuk akal. "Cari yang penurut dan juga baik!" katanya dengan penuh penekanan."Cerewet amat kamu, Sya! Lagian siapa yang mau cari istri lagi, sih? Mas sama Mbak Maura masih sah, sebagai suami istri!" kataku sambil menggeleng pelan."Udah diusir gini, Mas masih mau sama dia?" tanya Tasya dengan nada mengejek. "Masak nggak punya harga diri, Mas!" Lanjutnya peda