Home / Romansa / I'm Your Destiny / Saling Mencintai?

Share

Saling Mencintai?

last update Last Updated: 2021-05-11 23:26:42

"Kau!!"

"Ada apa? Jangan panik begitu, Chivas. Keep calm, babe. Aku hanya mengicipi kopi buatanmu. Ternyata kopi buatanmu manis dan juga nikmat. Terima kasih," ucap Quila tanpa sungkan sedikit pun.

Wanita cantik itu sebenarnya menahan rasa dingin yang sedari tadi menerpa kulit mulusnya.

Demi apa? Demi siapa? Bukankah ini bisa disebut gila? Ya Tuhan, aku menyesal mengikuti saran Kak Fizz. Pasti sebentar lagi aku akan terkena flu. Huh..

"Ada apa kau kemari?" tanya Chivas sembari memicingkan mata penuh selidik.

"Bisakah kau berbicara lebih lembut padaku? Mezcal saja begitu baik padaku, jangan lupa dia pria loh. Oh maksudku, apa kau juga pria?" sindir Quila.

Chivas menahan emosinya kala Quila dengan santai melewatinya dan mengambil bathrobe yang diletakkan di meja gazebo. Pemuda tampan itu juga baru menyadarinya.

"Excuse me, Boy. Aku hanya ingin mengambil ini, permisi," ucap Quila sembari mengenakan bathrobe dengan gerakan sensual.

Mezcal yang asyik menyesap kopi pun meletakkan minumannya dan mengekor di belakang wanita cantik itu.

Chivas tersenyum sinis, ingin rasanya ia memukul dinding atau meja di dekatnya saat melihat Quila melenggang begitu saja tanpa mengucap maaf usai menikmati cairan berwarna coklat susu pekat miliknya.

Diam-diam Fizz dan Daisy tersenyum melihat tingkah sang adik bungsu di tepi kolam renang.

***

"Aaaaaaarrggg! Brengsek sekali wanita itu! Kenapa dia membuatku selalu salah di mata orang tuaku? Awas saja kau, saat kita menikah nanti, jangan harap kau bisa mendapatkan hatiku! Tidak akan!" umpat Chivas di dalam kamar.

Pemuda itu berguling-guling di ranjang King size miliknya, berusaha mengeluarkan segala penat di hatinya.

"Sejak wanita itu ada di sini, duniaku menjadi kacau! Semua orang menyalahkan aku, membelanya tanpa ada yang percaya padaku. Kenapa ada wanita begitu tidak tahu malu seperti dirinya di dunia ini? Apa yang dulu diidamkan Mommy Sangria, ya? Ck, ck, ck," gumam Chivas sembari menutup mata. Ia merasa kelelahan sekali.

"Yang diidamkan Mommy Sangria adalah menjadikanmu menantunya," jawab seorang wanita yang diam-diam mengendap masuk ke kamarnya.

Chivas yang sudah amat mengantuk terpaksa mengerjapkan mata, membiarkan cahaya kembali masuk ke dalam pandangannya.

"Kak Daisy! Apa yang kau lakukan di sini? Pergilah! Aku sedang ingin sendiri tanpa gangguanmu. Kau ini pasti akan memberikan ceramah," ucap Chivas mencoba mengusir kakak perempuan kedua.

"Aku ingin bertanya padamu, hai adikku yang paling tampan," kilah Daisy santai.

"Mau bertanya apa? Pasti ujung-ujungnya kau akan menanyakan perihal wanita itu bukan?" tebak sang adik.

Daisy tersenyum sinis.

"Sok tahu, Kau!" bantah Daisy.

"Lalu apa? Bukannya kau sama saja dengan Kak Fizz," ledek Chivas.

"Saat ini aku sedang khilaf untuk mendukungmu. Hahaha, aku mau tanya sesuatu yang penting. Kau tinggal menjawab saja," pinta Daisy disertai tatapan memelas.

"Hah, baiklah. Ada apa?" tanya Chivas sembari merubah posisinya. Kini pemuda itu bersandar pada head board. Tempat dan posisi ternyaman untuknya sudah ia dapatkan, saat ini ia memasang kedua indera pendengarannya dengan fokus untuk menerima pertanyaan.

"Apakah kau siap menikah?" tanya Daisy skakmat.

Memikirkan saja belum, apalagi sebuah keinginan untuk mengubah statusnya menjadi pria beristri!

Chivas mendesah pelan, ia menghirup nafas sedalam-dalamnya dan membuangnya perlahan.

"Belum, Kak!" jawabnya singkat, jelas, dan padat. Tak ada kesan bertele-tele.

Daisy tersenyum penuh arti.

"Apa arti senyumanmu itu, Kak?" tanya Chivas saat melihat lengkungan aneh di kedua sudut bibir sang kakak.

"Yakin kau ingin tahu artinya?" balas Daisy.

"Iya, karena aku merasa aneh dengan senyummu itu."

Daisy sejenak terdiam sebelum menyampaikan sesuatu pada adik bungsunya.

"Saat seseorang menjawab belum, berarti sesuatu dalam dirinya telah menerima keputusan itu walaupun belum sepenuhnya. Presentasenya kurang lebih, lima puluh dari seratus persen. Fifty Fifty. Beda halnya jika kau mengatakan tidak, karena 'tidak' adalah kata tegas dari sebuah jawaban penolakan. Apa kau paham sekarang?" tanya Daisy.

"Terserahlah apa yang mau kau pikirkan tentangku. Aku lelah, pergilah Kak! Sebelum aku mengusirmu dari kamarku secara tidak hormat!" ancam Chivas.

Daisy tersenyum jahil.

"Dasar! Tidak mau mengaku padahal sudah jelas ketahuan. Dasar pria gengsian!" ledek Daisy.

Chivas yang awalnya sudah merebahkan posisi kepalanya di atas bantal terpaksa mengambil benda tersebut dan melemparkan ke arah sang kakak.

"Kabuuuuurrrr!" teriak Daisy.

Sepeninggal Daisy, Chivas hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Kok bisa aku dilahirkan setelah mereka berdua? Kalau aku yang jadi anak sulungnya,, aku pasti akan memberi mereka hukuman yang tidak dapat dilupakan seumur hidupnya. Huh!" umpat Chivas.

Pemuda itu kesal setengah mati hari ini.

"Aaaaaaarrggg!"

Chivas membenamkan kepalanya di bawah bantal dengan posisi tubuh tengkurap.

***

Suasana di meja makan tampak kaku. Semuanya diam sambil menikmati apa yang disajikan di atas meja besar berbentuk persegi panjang tersebut.

Beberapa saat setelah acara makan malam itu selesai. Pisco membuka obrolan, sesaat sebelumnya ia sudah melirik sang istri dan mendapat anggukan mantap.

Pisco berdehem hingga pandangan ke seluruh manusia yang usai menikmati makanan itu fokus tertuju padanya.

"Ada yang ingin aku sampaikan pada malam hari ini, Jack," buka Pisco pada Jack yang baru saja mengelap ujung bibirnya.

"Ada apa, Pisco? Sepertinya ini penting sekali, ya? Wajahmu serius seperti orang sedang melakukan kesalahan saja," sahut Jack.

"Bukan begitu, Jack," kilah Pisco menutupi rasa sungkan yang merayap ke dalam hatinya.

"Oh, C'mon, aku hanya bercanda. Sebenarnya ada apa ini?" desak Jack.

"Bagaimana kalau kita nikahkan putra putri kita?" tanya Pisco serius tak ada candaan saat ia mengajukan pertanyaan tersebut.

Jack memicingkan mata.

"Bagaimana maksudnya? Sungguh, aku tak paham," tanya Jack penuh keheranan.

"Begini, putra putri kita saling mencintai. Kenapa tidak kita nikahkan saja mereka secepatnya? Kau tahu kan dunia anak muda jaman sekarang, serba bebas tak ada arahan dan aturan. Aku hanya ingin kita saling mempererat persaudaraan dan menyatukan sua hati yang saling mencintai. Bagaimana?" usul Pisco.

"Oh, kalau begitu, kutanyakan dulu pada putriku satu-satunya," sahut Jack lalu beralih menatap wajah cantik putrinya. "Apakah kau ingin segera menikah dengan Chivas?" tanya Jack pada Quila.

Quila menunduk lesu sebelum menjawab pertanyaan sang ayah.

Seketika wajahnya berangsur-angsur berubah.

"Yes, Daddy! Aku ingin segera menikah dengan Chivas. Benar begitu kan, Sayang?" ucap Quila kemudian beralih pada pemuda tampan yang duduk berseberangan dengannya.

"Uhuuk, Uhuuk," refleks Chivas terbatuk-batuk tanpa akting. Nyata adanya. Rasanya makanan yang baru saja ia makan menyangkut di tenggorokannya.

"Kau tidak perlu malu, Sayang. Biarkan Daddyku tahu bahwa kita saling mencintai," ucap Quila seraya tersenyum manis dan berakting bak seorang artis di depan semua orang. 

'Kau menjebakku lagi!' geram Chivas tanpa sadar mengepalkan tangan di bawah meja. 

***

Jangan lupa dukungannya yaaa readers... 

Related chapters

  • I'm Your Destiny    Wanita Asing

    Tak terasa sudah dua hari sejak obrolan kedua orang tua di meja makan membahas persiapan pertunangan Chivas dan Quila. Kini, keluarga Quila tengah disibukkan dengan acara jalan-jalan bersama ke sebuah mall yang tak jauh dari kediaman Pisco Abraham.Mobil yang ditumpangi Quila dan Chivas sudah tiba lebih dulu. Perempuan itu tampak mengerucutkan bibir merah muda miliknya yang terpoles lipbalm.Bagaimana tidak mencebik atau merajuk, pria itu mengabaikan dirinya tanpa sepengetahuan kedua orang tua mereka. Sangat menyesakkan bagi perempuan itu.Hendak menghentakkan kaki ke paving block yang terpijak kedua kaki jenjangnya, namun, segera ia urungkan. Melihat pria yang ia cintai berjalan lebih dulu memasuki pintu sliding besar bergeser dua arah, ia pun berlari kecil mengejarnya."Chivas! Kenapa kau meninggalkanku? Bagaimana kalau kedua orang tua kita tahu? Aku 'kan sudah bilang pada Mommy dan Daddy kalau kita saling mencintai satu sama lai

    Last Updated : 2021-05-29
  • I'm Your Destiny    Leona

    "Maaf Kakak, kalau sudah mengganggu waktunya. Biasa, dia memang suka mengganggu orang-orang! Itu adalah hobinya, Kak!" celetuk Chivas pada wanita matang tersebut.Tanda tanya besar muncul di kening Quila secara tak kasatmata. Ingin mengumpat tapi ia harus jaga image di hadapan wanita asing di depannya tersebut. Belum mendapat jawaban, ia harus tetap memasang wajah polos dan seolah tak tahu apa-apa."Kau mengenalnya, Sayang?" tanya Quila pada Chivas di depan Leona.Chivas tak menjawab pertanyaan Quila. Ia terlalu fokus pada wanita yang berdiri sambil menggengam erat tangan seorang anak kecil di sampingnya.Leona tersenyum penuh arti pada Quila dan Chivas bergantian."Tuan, istrimu sedang hamil muda, seharusnya kau menemaninya terus! Karena biasanya wanita yang sedang hamil suka melakukan hal di luar nalar. Jangan kau tinggalkan dia sendirian meski sebentar saja! Oke?" saran Leona pada Chivas diakhiri senyum ramah.

    Last Updated : 2021-05-29
  • I'm Your Destiny    Cemburu?

    "Maaf ya, kalian pasti menunggu terlalu lama!" ucap Pisco yang baru saja datang dan menggenggam tangan sang istri dengan penuh kasih sayang.Hal itu tak luput dari perhatian Quila dan Chivas. Mengingat usia Pisco dan Margarita yang tak lagi muda, membuat para anak muda yang mengelilinginya takjub."Papa!" panggil Daisy."Ya. Ada apa, Daisy?" tanya Pisco yang menatap wajah putrinya dengan hangat."Ajarkan pada anak bungsumu itu, Pa, agar ia bisa lebih manis memperlakukan Quila!" pinta Daisy sesekali melirik wajah Chivas yang memerah sempurna.Belum mendapat jawaban dari pertanyaannya pada kedua kakaknya, orang tuanya datang. Chivas merasa kesal. Kesabarannya diuji.Hendak mendekati sang kakak demi mendapat jawaban, sepasang suami istri Jack dan Sangria menyusul. Tak menghilangkan sosok pria muda nan menawan di samping Jack, Mezcal pun ada di sini bersama mereka.Melihat Mezcal, Chivas merasa an

    Last Updated : 2021-05-29
  • I'm Your Destiny    Abigail

    Chivas pergi meninggalkan toko perhiasan dengan hati kesal. Ia memilih pamit pada orang-orang dan menikmati suasana mall sendirian tanpa diganggu siapa pun.DuggSeorang anak kecil berlari-lari dan menabraknya dari belakang. Spontan, Chivas menoleh ke belakang tanpa membalikkan badan.'Sepertinya wajah bocah ini tak asing bagiku!' gumamnya dalam hati."Maafkan aku, Om!" seru bocah laki-laki dengan pakaian yang tampak berantakan.Chivas mengedarkan pandangan sebelum menjawab permintaan maaf dari bocah yang menabrak dirinya.Tak menemukan seseorang yang sekiranya mencari bocah di hadapannya saat ini, Chivas berjongkok supaya mempermudah dirinya menjangkau si bocah kecil.Sembari mengelus lembut rambut cepak bocah laki-laki itu, Chivas mengangguk ramah seraya tersenyum tipis."Tidak apa-apa. Hei bocah, di mana orang tuamu? Kenapa kau sendirian?" tanya Chivas penasaran. Saking penasarannya,

    Last Updated : 2021-05-29
  • I'm Your Destiny    Satu Pertanyaan

    Quila mendengkus kesal. Ia memutar bola matanya lalu menatap ke arah pasangan ibu dan anak tersebut sebelum kembali ke toko perhiasan di mana dua keluarga tengah sibuk di sana."Ada apa denganmu, Quila? Kenapa tiba-tiba raut wajahmu begitu menyedihkan seperti ini?" tanya Fizz penuh perhatian pada calon adik iparnya setelah Quila kembali dari luar. Namun, pertanyaan itu terdengar seperti ledekan di gendang telinga Quila.Quila menggelengkan kepalanya. Tak mau menjawab pertanyaan dari Fizz untuk saat ini. Ia masih merasa kesal dan… cemburu! Ia tak menampik perasaan itu.Kini, giliran Daisy yang mendekati Quila."Kau kenapa? Tadi terlihat begitu senang, kenapa saat ini ditekuk seperti ini? Hal apa yang membuatmu kesal? Katakan padaku!" desak Daisy. Ia meraih bahu Quila dan mendaratkan tangannya di sana. Merengkuh perempuan cantik itu guna menyalurkan asa sesama kaum hawa.Quila tampak kecewa. Ia hampir mengumpat da

    Last Updated : 2021-05-30
  • I'm Your Destiny    Mengejarnya?

    Quila mengambil napas dalam-dalam, berusaha menjernihkan suasana hatinya yang tiba-tiba mendadak kesal. Semua penggalan moment di mana pria di sampingnya tersenyum dan menatap wanita lain kembali teringat di memorinya.Perempuan itu dengan agresif mendekati pria yang tampak fokus dengan stang bundar di hadapannya. Aroma tubuh maskulin Chivas menggelitik di indera penciumannya.Candu!Aroma tubuh yang pernah beradu di atas ranjang dengannya begitu menggiurkan dan menenangkan setiap syaraf dalam dirinya."Lihat aku!" paksa Quila saat keduanya berhenti di perempatan lalu lintas. Ia menarik dagu sang pujaan hati menatap ke arahnya.Pandangan keduanya tak dapat terhindarkan. Sekuat apa pun Chivas menolak, kekuatan perempuan itu sepertinya mendominasi. Entah karena efek cemburu atau apa, yang jelas Chivas belum memahami hal tersebut."Kenapa kau bertanya seperti itu padaku? Bukankah kau tahu dengan jelas bahwa s

    Last Updated : 2021-05-31
  • I'm Your Destiny    Obrolan Pria

    Quila sudah mulai sedikit tenang, tapi tetap saja air matanya masih menetes membasahi pipi.Perempuan itu menyandarkan tubuh lelahnya di headboard seraya memandangi sebuah potret diri antara dirinya dan Chivas di masa lalu. Senyum khas yang ia miliki terpatri di sana. Tentu saja gaya khas Chivas sudah ada semenjak mereka saling mengenal satu sama lain. Dingin dan sulit didekati.Potret yang diambil sekitar lima belas tahun lalu itu terus menghiasi dompetnya hingga saat ini.Quila baru saja mengeluarkan potret lama itu dari dompet. Tiba-tiba ia menitikkan air mata usai mengunci pintu dan menjatuhkan pantatnya di atas ranjang."Chivas, apakah tidak pernah ada aku di dalam hatimu? Aku sengaja tidak membahasnya lagi saat kita turun dari mobil. Aku takut, aku takut, kau akan menjawab tidak padaku!Apa kurangnya aku di dalam hatimu? Apa tak pernah sekali pun kau memikirkan aku seperti aku yang selalu memikirkanmu?" tanya Qui

    Last Updated : 2021-05-31
  • I'm Your Destiny    Sangria

    Dua pria yang telah berusia sebaya berdiri di samping mobil berwarna putih milik Mezcal.Mereka diliputi perasaan tak menentu satu sama lain. Mezcal mendekap hangat kedua tangan di atas enam cetakan perut sembari memandangi raut wajah Chivas yang tampak serius berpikir."Ada apa?" tanya Mezcal yang bosan menunggu. Ada sesuatu hal yang harus ia urus dan ia tak mau buang waktu hanya untuk adu saling diam seperti ini. Waktu amat berharga untuknya.Chivas melihat wajah Mezcal yang diterpa cahaya matahari siang ini dan tampak kemerahan."Apa kau menyukai Quila?" tanya Chivas penuh selidik. Wajahnya begitu serius dan tak terlihat ada candaan dalam pertanyaan itu.Mezcal merasa ada yang aneh dengan pertanyaan pria di hadapannya. Sebelum menjawab, ia memindah posisi dari yang awalnya berdiri santai kini menyandarkan punggungnya di pintu mobil.Sambil tersenyum penuh misteri, Mezcal tak melepaskan pandangan dari pr

    Last Updated : 2021-06-01

Latest chapter

  • I'm Your Destiny    Kencan

    Quila menatap tak percaya. Bagaimana bisa pria itu di dalam kamarnya? Apakah ia sedang bermimpi? Tapi kenapa rasanya begitu nyata?Perempuan itu mengerjapkan mata berkali-kali dan memastikan sosok di hadapannya adalah manusia bernama Chivas.Jemarinya merayap ke arah matanya ke atas dan ke bawah. Merasa nyeri di bagian kelopak matanya membuat ia sadar bahwa ini nyata adanya."Chivas!! Kenapa kau masuk kemari? Wah, jangan-jangan kau sudah menyadari perasaanmu terhadapku, ya?" ledek Quila yang segera memindahkan benda empuk dari tangannya kembali ke tempat tidur.Quila beranjak dari posisinya dan mendekati Chivas. Chivas bergeming di tempatnya. Ia hanya diam saat Quila berjalan sambil memutari tubuhnya.Perempuan cantik itu tersenyum penuh misteri dengan pikiran menerka maksud kedatangan Chivas ke kamarnya. Belum sempat terjawab, Chivas berdehem."Ehem!" suara itu berasal dari tenggorokan Chivas yang sengaja

  • I'm Your Destiny    Pria Menyebalkan

    Ke empat manusia di dalam kamar Chivas tampak beradu argumen di hati dan pikiran masing-masing. Fizz dan Chivas terlihat seperti dua orang musuh yang terlibat adu nyali. Ada sorot kekesalan di sorot tajam yang mendominasi dari Chivas ke pada sang kakak.Pemuda tampan itu mengalihkan pandangan ke arah perempuan cantik yang perlahan bangun dari ranjangnya. Dengan gerakan yang begitu santai dan menyembunyikan rasa malunya, Quila mendekati Chivas dan tersenyum kikuk."Sepertinya kak Fizz dan kak Daisy salah paham! Kami tadi tidak sengaja berada dalam keadaan berpelukan seperti itu. I'm swear!" yakin Quila. "Ah, lebih baik aku kembali ke kamarku dulu! Bye, Chivas, Kak Fizz dan Kak Daisy!" pekik Quila selanjutnya, perempuan itu segera ambil langkah seribu supaya tak dicecar banyak pertanyaan dari kedua saudari Chivas tersebut.Fizz dan Daisy hanya geleng-geleng kepala melihat Quila yang kabur dari kamar Chivas. Tatapan mereka beralih pada sang adik d

  • I'm Your Destiny    Potret

    'Ayo katakan pada mereka yang sebenarnya!' batin Chivas yang mulai tak sabar.Quila tahu apa yang ada dalam pikiran Chivas. Ia diam-diam menundukkan pandangannya lalu dalam hitungan detik genangan air mata itu menetes perlahan dari pipi."Daddy! Mommy! Sebenarnya ini adalah perbuatan yang sangat kalian benci. Aku bingung bagaimana harus menjelaskannya dari awal. Setidaknya hanya ini yang bisa kuungkap. Aku dan Chivas telah melakukan hubungan terlarang dan kami berdua harus bertanggung jawab karena hal itu," ungkap Quila yang menyembunyikan fakta sebenarnya.Fizz dan Daisy saling melemparkan pandangan. Detik berikutnya mereka tersenyum penuh arti."Lalu yang dimaksud dengan kau menjebak Chivas itu bagaimana ceritanya?" desak Sangria. "Tadi Mommy dengar Mezcal dan Chivas mengatakan bahwa kau menjebak Chivas," lanjutnya memastikan.Mezcal mau tak mau harus turun tangan."Tante, maksudku tadi adalah mereka ter

  • I'm Your Destiny    Kejujuran

    Chivas tiba-tiba menatap ke arah Quila. Mata mereka saling bersitatap hingga Quila merasa tangannya gemetar. Ia hanya mampu menundukkan pandangannya. Keberaniannya mendadak hilang saat berada di situasi seperti ini.Quila meremas tangannya sampai ujung-ujung jarinya memutih kemudian ia memalingkan muka takut bertatapan kembali dengan Chivas. Bukan takut sebenarnya, tapi jika ia melihat sorot mata pria itu dapat dipastikan dirinya akan canggung.Menyadari langkah pria itu semakin mendekat selangkah demi selangkah, dengan mantap, matanya penuh kepanikan. "Apa yang kau lakukan? Kenapa mendekatiku?" tanya Quila pada Chivas."Sepertinya perjanjian seratus hari itu tidak akan pernah terjadi. Aku yakin kedua orang tua kita setelah tahu kenyataan yang sebenarnya pasti akan membatalkan pertunangan atau pernikahan kita!Aku sangat menantikan hal itu terjadi. Kau tidak akan menang, Quila sayang!" bisik Chivas penuh kemenangan di telinga Quila

  • I'm Your Destiny    Sangria

    Dua pria yang telah berusia sebaya berdiri di samping mobil berwarna putih milik Mezcal.Mereka diliputi perasaan tak menentu satu sama lain. Mezcal mendekap hangat kedua tangan di atas enam cetakan perut sembari memandangi raut wajah Chivas yang tampak serius berpikir."Ada apa?" tanya Mezcal yang bosan menunggu. Ada sesuatu hal yang harus ia urus dan ia tak mau buang waktu hanya untuk adu saling diam seperti ini. Waktu amat berharga untuknya.Chivas melihat wajah Mezcal yang diterpa cahaya matahari siang ini dan tampak kemerahan."Apa kau menyukai Quila?" tanya Chivas penuh selidik. Wajahnya begitu serius dan tak terlihat ada candaan dalam pertanyaan itu.Mezcal merasa ada yang aneh dengan pertanyaan pria di hadapannya. Sebelum menjawab, ia memindah posisi dari yang awalnya berdiri santai kini menyandarkan punggungnya di pintu mobil.Sambil tersenyum penuh misteri, Mezcal tak melepaskan pandangan dari pr

  • I'm Your Destiny    Obrolan Pria

    Quila sudah mulai sedikit tenang, tapi tetap saja air matanya masih menetes membasahi pipi.Perempuan itu menyandarkan tubuh lelahnya di headboard seraya memandangi sebuah potret diri antara dirinya dan Chivas di masa lalu. Senyum khas yang ia miliki terpatri di sana. Tentu saja gaya khas Chivas sudah ada semenjak mereka saling mengenal satu sama lain. Dingin dan sulit didekati.Potret yang diambil sekitar lima belas tahun lalu itu terus menghiasi dompetnya hingga saat ini.Quila baru saja mengeluarkan potret lama itu dari dompet. Tiba-tiba ia menitikkan air mata usai mengunci pintu dan menjatuhkan pantatnya di atas ranjang."Chivas, apakah tidak pernah ada aku di dalam hatimu? Aku sengaja tidak membahasnya lagi saat kita turun dari mobil. Aku takut, aku takut, kau akan menjawab tidak padaku!Apa kurangnya aku di dalam hatimu? Apa tak pernah sekali pun kau memikirkan aku seperti aku yang selalu memikirkanmu?" tanya Qui

  • I'm Your Destiny    Mengejarnya?

    Quila mengambil napas dalam-dalam, berusaha menjernihkan suasana hatinya yang tiba-tiba mendadak kesal. Semua penggalan moment di mana pria di sampingnya tersenyum dan menatap wanita lain kembali teringat di memorinya.Perempuan itu dengan agresif mendekati pria yang tampak fokus dengan stang bundar di hadapannya. Aroma tubuh maskulin Chivas menggelitik di indera penciumannya.Candu!Aroma tubuh yang pernah beradu di atas ranjang dengannya begitu menggiurkan dan menenangkan setiap syaraf dalam dirinya."Lihat aku!" paksa Quila saat keduanya berhenti di perempatan lalu lintas. Ia menarik dagu sang pujaan hati menatap ke arahnya.Pandangan keduanya tak dapat terhindarkan. Sekuat apa pun Chivas menolak, kekuatan perempuan itu sepertinya mendominasi. Entah karena efek cemburu atau apa, yang jelas Chivas belum memahami hal tersebut."Kenapa kau bertanya seperti itu padaku? Bukankah kau tahu dengan jelas bahwa s

  • I'm Your Destiny    Satu Pertanyaan

    Quila mendengkus kesal. Ia memutar bola matanya lalu menatap ke arah pasangan ibu dan anak tersebut sebelum kembali ke toko perhiasan di mana dua keluarga tengah sibuk di sana."Ada apa denganmu, Quila? Kenapa tiba-tiba raut wajahmu begitu menyedihkan seperti ini?" tanya Fizz penuh perhatian pada calon adik iparnya setelah Quila kembali dari luar. Namun, pertanyaan itu terdengar seperti ledekan di gendang telinga Quila.Quila menggelengkan kepalanya. Tak mau menjawab pertanyaan dari Fizz untuk saat ini. Ia masih merasa kesal dan… cemburu! Ia tak menampik perasaan itu.Kini, giliran Daisy yang mendekati Quila."Kau kenapa? Tadi terlihat begitu senang, kenapa saat ini ditekuk seperti ini? Hal apa yang membuatmu kesal? Katakan padaku!" desak Daisy. Ia meraih bahu Quila dan mendaratkan tangannya di sana. Merengkuh perempuan cantik itu guna menyalurkan asa sesama kaum hawa.Quila tampak kecewa. Ia hampir mengumpat da

  • I'm Your Destiny    Abigail

    Chivas pergi meninggalkan toko perhiasan dengan hati kesal. Ia memilih pamit pada orang-orang dan menikmati suasana mall sendirian tanpa diganggu siapa pun.DuggSeorang anak kecil berlari-lari dan menabraknya dari belakang. Spontan, Chivas menoleh ke belakang tanpa membalikkan badan.'Sepertinya wajah bocah ini tak asing bagiku!' gumamnya dalam hati."Maafkan aku, Om!" seru bocah laki-laki dengan pakaian yang tampak berantakan.Chivas mengedarkan pandangan sebelum menjawab permintaan maaf dari bocah yang menabrak dirinya.Tak menemukan seseorang yang sekiranya mencari bocah di hadapannya saat ini, Chivas berjongkok supaya mempermudah dirinya menjangkau si bocah kecil.Sembari mengelus lembut rambut cepak bocah laki-laki itu, Chivas mengangguk ramah seraya tersenyum tipis."Tidak apa-apa. Hei bocah, di mana orang tuamu? Kenapa kau sendirian?" tanya Chivas penasaran. Saking penasarannya,

DMCA.com Protection Status