Share

Salah Paham

last update Last Updated: 2021-05-11 23:24:30

Chivas tersenyum sinis sembari fokus menatap wajah cantik Quila.

Pria muda itu menarik tangan Quila sampai berhenti di bangku panjang yang tak jauh dari lokasi pemotretan. Kini keduanya saling bersitatap. Chivas memilih duduk dan menjangkau wajah Quila dari posisi tersebut. Quila berdiri di depannya.

"Apa yang kau ucapkan pada ibuku sampai-sampai aku harus menjadi body guard seharian ini?" tuduh Chivas.

Quila bingung hendak menjawab apa. Ia sama sekali tak tahu apa yang terjadi. Karena sedari tadi ia fokus di kantor WOW Entertainment bersama dengan tim fotografer dan juga sang pemilik, Tom Collins.

Quila menatap aneh pria tampan yang selalu ia akui kecerdasannya. Tapi tidak berlaku untuk hari ini. Ia berusaha menahan kandung kemihnya yang semakin tak bersahabat. Tanpa menjawab pertanyaan Chivas, perempuan itu kabur mencari toilet terdekat.

"Hey, tunggu!" pekik Chivas dan diabaikan oleh Quila.

Chivas mengejar Quila, sehingga tampak seperti sepasang kekasih yang sedang berseteru. Padahal tak ada siapapun yang tahu bagaimana susahnya Quila menahan rasa nyeri di perutnya karena menahan sesuatu yang meronta.

"Kau tak sabaran sekali sih, Tuan Chivas yang terhormat. Aku ingin ke toilet. Perutku tak nyaman sekali. Oh aku tahu, kau tak ingin jauh dariku, ya? Sabarlah, Sayang. Aku hanya ke toilet sebentar," ucap Quila santai diakhiri godaan dan kedipan sebelah mata pada Chivas.

Chivas melepaskan cekalan tangannya dari Quila, mau tak mau. Ia membiarkan perempuan itu menuntaskan hajatnya meskipun ia masih sebal karena belum mendapat jawaban.

***

Sepasang manusia berlawanan jenis itu kini berada di sebuah tempat hiburan, lebih tepatnya di Excelio Bilyard.

Chivas memandangi wajah Quila yang tampak berbeda dengan polesan make up usai pemotretan. Bohong kalau dia bilang perempuan di depannya tidak cantik. Perempuan itu belum sempat pulang ke rumah dan membersihkan diri. Wajah Quila tampak lesu dan sayu.

"Sekarang jawab pertanyaanku, apa yang kau katakan pada ibuku hingga menyuruhku menjadi pengawal pribadimu? Hah!" tegas Chivas memulai pembicaraan.

Quila masih diam, ia mencoba mengingat apa saja yang ia ucapkan pada calon mertuanya hari ini. Dalam ingatannya, tak ada obrolan apa pun mengenai hal seperti ini. Lalu ada apa dengan Chivas? Tuduhan yang tidak beralasan. Aneh..

"Tuan Chivas yang tersayang, oopss, yang terhormat. Seingatku, aku sama sekali tidak pernah membahas ini dengan calon ibu mertua. Kenapa kau bisa berpikiran seperti ini padaku? Apakah aku terlihat semampu itu untuk meracuni pikiran orang?"

Chivas berdecih. Pemuda itu memiringkan bibirnya.

"Menjebakku saja kau bisa, apalagi hanya meracuni pikiran orang tuaku?" sindir Chivas.

Quila tersenyum sinis, salah satu sudut bibirnya terangkat naik.

"Wah sepertinya kehadiranku di hidupmu begitu berarti ya, sampai-sampai pikiranmu tentangku adalah perempuan yang bisa menghalalkan segala cara demi keinginannya. Meskipun tidak semua salah sih. Asal kau tahu, aku memang agresif tapi itu hanya berlaku padamu. Sedangkan sikapku pada kedua orang tuamu adalah sikap asliku. Mereka baik padaku, aku pun begitu," timpal Quila.

Chivas masih tak percaya. Tatapan dingin nan tajam ia berikan pada Quila. Entah kebencian dari mana yang membuat dirinya begitu kesal dan selalu ingin menyalahkan Quila?

Tak lama kemudian, kedua sahabat Chivas datang bergabung. Scott dan Agave tersenyum penuh arti melihat kedekatan Chivas dengan perempuan di sampingnya.

"Wah, kalian sudah sedekat ini rupanya?" goda Scott, ayah satu anak ini suka sekali menggoda dua sahabatnya, terlebih lagi Chivas karena tak pernah sekali pun dekat dengan makhluk bernama perempuan.

"Dekat dari mana?" tanya Chivas. "Kau tak melihat bagaimana ekspresi wajahku saat ini?" lanjutnya kemudian.

"Aku tahu," sahut Agave.

" Bagaimana, hah?" tanya Chivas penasaran.

"Wajah penuh cinta karena ditemani perempuan cantik. Model terkenal dari Inggris  yang banyak digilai kaum adam bernama Quila. Betul kan?" jawab Agave sembari mengedipkan sebelah matanya ke arah Chivas.

Chivas tersenyum sinis dan membuang muka.

"Bisakah kalian pergi dulu dari sini? Urusanku dengan perempuan ini belum selesai," jelas Chivas mengalihkan topik.

Quila yang sedang mengaduk teh hangat dari cangkirnya pun menatap santai ke arah Chivas. Tak ada rasa takut dalam diri perempuan itu.

"Kalian jangan mengganggu dulu, ya. Dia masih ingin menikmati kencan denganku," timpal Quila dengan penuh percaya diri.

Chivas menajamkan fungsi indera penglihatannya pada Quila. Ia terlihat jengah. Ucapan Quila efektif membuat Scott dan Agave segera pergi dari sana meninggalkan sepasang manusia di table tersebut.

***

"Apa yang sebenarnya kau lakukan di belakangku? Kenapa semua orang menyukai dan membelamu? Bahkan orang tuaku pun menyalahkan aku saat kejadian malam itu," tegas Chivas.

"Aku hanya melakukan apa yang kuinginkan. Kau jelas tahu benar dengan apa yang kurasakan padamu. Aku mencintaimu, masih perlu alasan lagi?" sahut Quila.

"Caramu salah! Kalau kau perempuan baik-baik, kau tak mungkin melakukan ini padaku," tuding Chivas.

"Kata-katamu menyakitkan sekali, aku seperti ini untuk membuktikan apakah kau pria normal atau bukan? Dan ternyata setelah kejadian itu aku mendapat jawabannya, kau sangat normal. Buktinya, tubuhku sangat lelah karena tingkah liarmu. Ck, ck, ck," desis Quila, seringai licik sekali lagi tampak di wajah cantiknya.

"Ka-Kau!" pekik Chivas tertahan.

Nada dering ponsel Chivas mengalihkan suasana yang semakin panas di antara keduanya. Chivas mengangkat panggilan dari sang ibu dengan malas.

"Chivas, apakah kau sudah bersama Quila?" tanya Margarita di seberang sana.

"Ya, dia bersamaku. Saat ini kami masih berada di Excelio," jelas Chivas.

Quila yang mendengarnya hanya bisa menahan tawa. Ternyata Margarita benar-benar mendukung hubungannya dengan Chivas.

Chivas yang melihat gelagat aneh di wajah Quila kemudian memicingkan mata.

"Segeralah ke bandara! Om Jack akan segera sampai. Ajak Quila bersamamu, jangan biarkan ia sendirian. Mengerti!" tegas Margarita.

Belum menjawab ucapan sang ibu, panggilan itu terputus. Pria itu ingin menggebrak meja namun ia urungkan, karena dijamin akan mengundang perhatian banyak orang. Dan Chivas adalah orang yang paling tidak suka menjadi bahan tontonan orang-orang. Pria itu memang tipe cool dan berbicara sesuai porsi alias pelit bicara.

"Ayo, kita segera ke bandara! Daddy Jack akan segera datang," ajak Chivas pada Quila.

Tanpa menjawab secara lisan, anggukan kepala perempuan itu sudah cukup jelas menjadi jawaban.

***

Tiga orang telah keluar dari pesawat dan mulai menapaki lantai bandara Negara Y. Beberapa orang sudah menyambut kedatangan mereka, Pisco dan Margarita terlihat antusias menunggu hadirnya Jack dan Sangria. Hanya satu yang menjadi pertanyaan di benak Pisco sekeluarga, karena kedatangan Jack tak hanya berdua dengan Sangria melainkan bersama pria muda tampan.

Chivas dan Quila baru saja sampai kemudian ikut menyambut kedatangan Daddy Jack.

Netra hitam Chivas tertuju pada seorang pria di belakang Daddy Jack.

'Siapa dia?' gumam Chivas. 

"Mezcal!" pekik Quila kegirangan. Perempuan itu berlari ke arah pria tersebut.

Chivas tersenyum sinis sembari fokus pada apa yang dilihatnya saat ini.

Dasar perempuan agresif, selain padaku ternyata dia juga bisa begitu pada pria lain.. Huh...

To be continue...

***

Related chapters

  • I'm Your Destiny    Menyangkal

    Chivas merapatkan kedua tangannya di depan dada. Sesekali ia mengusap dagu runcingnya persis seperti perlakuan Quila padanya.Langkahnya pasti untuk mengejar seluruh keluarganya memasuki rumah besar bak istana milik Pisco Abraham. Anak bungsu dari tiga bersaudara ini terlihat kesal. Entahlah ada apa dengannya? Hanya ia dan Tuhan yang tahu.Chivas lebih memilih berjalan mendahului Quila yang asyik bercengkerama dengan Mezcal. Jika ada yang melihat tingkah lakunya saat ini pasti akan refleks menertawakan dirinya. Ia tak peduli pada orang di sekitarnya, rasanya di dalam pikiran Chivas saat ini adalah kasur terempuk sedunia di kamar telah menanti kedatangannya.Belum juga hilang dari tempat itu dan berpindah lantai, panggilan seseorang mengurungkan niatan pria tampan tersebut.Chivas menoleh ke belakang. Dilihatnya sang ibu dan kakak pertamanya tengah tersenyum. Senyum yang aneh bagi pria itu, karena ia mulai merasakan gelagat tidak biasa dari kedua anggota k

    Last Updated : 2021-05-11
  • I'm Your Destiny    Saling Mencintai?

    "Kau!!""Ada apa? Jangan panik begitu, Chivas. Keep calm, babe. Aku hanya mengicipi kopi buatanmu. Ternyata kopi buatanmu manis dan juga nikmat. Terima kasih," ucap Quila tanpa sungkan sedikit pun.Wanita cantik itu sebenarnya menahan rasa dingin yang sedari tadi menerpa kulit mulusnya.Demi apa? Demi siapa? Bukankah ini bisa disebut gila? Ya Tuhan, aku menyesal mengikuti saran Kak Fizz. Pasti sebentar lagi aku akan terkena flu. Huh.."Ada apa kau kemari?" tanya Chivas sembari memicingkan mata penuh selidik."Bisakah kau berbicara lebih lembut padaku? Mezcal saja begitu baik padaku, jangan lupa dia pria loh. Oh maksudku, apa kau juga pria?" sindir Quila.Chivas menahan emosinya kala Quila dengan santai melewatinya dan mengambil bathrobe yang diletakkan di meja gazebo. Pemuda tampan itu juga baru menyadarinya."Excuse me, Boy. Aku hanya ingin mengambil ini, permisi," ucap Quila sembari mengenakan bathrobe dengan gerakan sensual.Mezcal

    Last Updated : 2021-05-11
  • I'm Your Destiny    Wanita Asing

    Tak terasa sudah dua hari sejak obrolan kedua orang tua di meja makan membahas persiapan pertunangan Chivas dan Quila. Kini, keluarga Quila tengah disibukkan dengan acara jalan-jalan bersama ke sebuah mall yang tak jauh dari kediaman Pisco Abraham.Mobil yang ditumpangi Quila dan Chivas sudah tiba lebih dulu. Perempuan itu tampak mengerucutkan bibir merah muda miliknya yang terpoles lipbalm.Bagaimana tidak mencebik atau merajuk, pria itu mengabaikan dirinya tanpa sepengetahuan kedua orang tua mereka. Sangat menyesakkan bagi perempuan itu.Hendak menghentakkan kaki ke paving block yang terpijak kedua kaki jenjangnya, namun, segera ia urungkan. Melihat pria yang ia cintai berjalan lebih dulu memasuki pintu sliding besar bergeser dua arah, ia pun berlari kecil mengejarnya."Chivas! Kenapa kau meninggalkanku? Bagaimana kalau kedua orang tua kita tahu? Aku 'kan sudah bilang pada Mommy dan Daddy kalau kita saling mencintai satu sama lai

    Last Updated : 2021-05-29
  • I'm Your Destiny    Leona

    "Maaf Kakak, kalau sudah mengganggu waktunya. Biasa, dia memang suka mengganggu orang-orang! Itu adalah hobinya, Kak!" celetuk Chivas pada wanita matang tersebut.Tanda tanya besar muncul di kening Quila secara tak kasatmata. Ingin mengumpat tapi ia harus jaga image di hadapan wanita asing di depannya tersebut. Belum mendapat jawaban, ia harus tetap memasang wajah polos dan seolah tak tahu apa-apa."Kau mengenalnya, Sayang?" tanya Quila pada Chivas di depan Leona.Chivas tak menjawab pertanyaan Quila. Ia terlalu fokus pada wanita yang berdiri sambil menggengam erat tangan seorang anak kecil di sampingnya.Leona tersenyum penuh arti pada Quila dan Chivas bergantian."Tuan, istrimu sedang hamil muda, seharusnya kau menemaninya terus! Karena biasanya wanita yang sedang hamil suka melakukan hal di luar nalar. Jangan kau tinggalkan dia sendirian meski sebentar saja! Oke?" saran Leona pada Chivas diakhiri senyum ramah.

    Last Updated : 2021-05-29
  • I'm Your Destiny    Cemburu?

    "Maaf ya, kalian pasti menunggu terlalu lama!" ucap Pisco yang baru saja datang dan menggenggam tangan sang istri dengan penuh kasih sayang.Hal itu tak luput dari perhatian Quila dan Chivas. Mengingat usia Pisco dan Margarita yang tak lagi muda, membuat para anak muda yang mengelilinginya takjub."Papa!" panggil Daisy."Ya. Ada apa, Daisy?" tanya Pisco yang menatap wajah putrinya dengan hangat."Ajarkan pada anak bungsumu itu, Pa, agar ia bisa lebih manis memperlakukan Quila!" pinta Daisy sesekali melirik wajah Chivas yang memerah sempurna.Belum mendapat jawaban dari pertanyaannya pada kedua kakaknya, orang tuanya datang. Chivas merasa kesal. Kesabarannya diuji.Hendak mendekati sang kakak demi mendapat jawaban, sepasang suami istri Jack dan Sangria menyusul. Tak menghilangkan sosok pria muda nan menawan di samping Jack, Mezcal pun ada di sini bersama mereka.Melihat Mezcal, Chivas merasa an

    Last Updated : 2021-05-29
  • I'm Your Destiny    Abigail

    Chivas pergi meninggalkan toko perhiasan dengan hati kesal. Ia memilih pamit pada orang-orang dan menikmati suasana mall sendirian tanpa diganggu siapa pun.DuggSeorang anak kecil berlari-lari dan menabraknya dari belakang. Spontan, Chivas menoleh ke belakang tanpa membalikkan badan.'Sepertinya wajah bocah ini tak asing bagiku!' gumamnya dalam hati."Maafkan aku, Om!" seru bocah laki-laki dengan pakaian yang tampak berantakan.Chivas mengedarkan pandangan sebelum menjawab permintaan maaf dari bocah yang menabrak dirinya.Tak menemukan seseorang yang sekiranya mencari bocah di hadapannya saat ini, Chivas berjongkok supaya mempermudah dirinya menjangkau si bocah kecil.Sembari mengelus lembut rambut cepak bocah laki-laki itu, Chivas mengangguk ramah seraya tersenyum tipis."Tidak apa-apa. Hei bocah, di mana orang tuamu? Kenapa kau sendirian?" tanya Chivas penasaran. Saking penasarannya,

    Last Updated : 2021-05-29
  • I'm Your Destiny    Satu Pertanyaan

    Quila mendengkus kesal. Ia memutar bola matanya lalu menatap ke arah pasangan ibu dan anak tersebut sebelum kembali ke toko perhiasan di mana dua keluarga tengah sibuk di sana."Ada apa denganmu, Quila? Kenapa tiba-tiba raut wajahmu begitu menyedihkan seperti ini?" tanya Fizz penuh perhatian pada calon adik iparnya setelah Quila kembali dari luar. Namun, pertanyaan itu terdengar seperti ledekan di gendang telinga Quila.Quila menggelengkan kepalanya. Tak mau menjawab pertanyaan dari Fizz untuk saat ini. Ia masih merasa kesal dan… cemburu! Ia tak menampik perasaan itu.Kini, giliran Daisy yang mendekati Quila."Kau kenapa? Tadi terlihat begitu senang, kenapa saat ini ditekuk seperti ini? Hal apa yang membuatmu kesal? Katakan padaku!" desak Daisy. Ia meraih bahu Quila dan mendaratkan tangannya di sana. Merengkuh perempuan cantik itu guna menyalurkan asa sesama kaum hawa.Quila tampak kecewa. Ia hampir mengumpat da

    Last Updated : 2021-05-30
  • I'm Your Destiny    Mengejarnya?

    Quila mengambil napas dalam-dalam, berusaha menjernihkan suasana hatinya yang tiba-tiba mendadak kesal. Semua penggalan moment di mana pria di sampingnya tersenyum dan menatap wanita lain kembali teringat di memorinya.Perempuan itu dengan agresif mendekati pria yang tampak fokus dengan stang bundar di hadapannya. Aroma tubuh maskulin Chivas menggelitik di indera penciumannya.Candu!Aroma tubuh yang pernah beradu di atas ranjang dengannya begitu menggiurkan dan menenangkan setiap syaraf dalam dirinya."Lihat aku!" paksa Quila saat keduanya berhenti di perempatan lalu lintas. Ia menarik dagu sang pujaan hati menatap ke arahnya.Pandangan keduanya tak dapat terhindarkan. Sekuat apa pun Chivas menolak, kekuatan perempuan itu sepertinya mendominasi. Entah karena efek cemburu atau apa, yang jelas Chivas belum memahami hal tersebut."Kenapa kau bertanya seperti itu padaku? Bukankah kau tahu dengan jelas bahwa s

    Last Updated : 2021-05-31

Latest chapter

  • I'm Your Destiny    Kencan

    Quila menatap tak percaya. Bagaimana bisa pria itu di dalam kamarnya? Apakah ia sedang bermimpi? Tapi kenapa rasanya begitu nyata?Perempuan itu mengerjapkan mata berkali-kali dan memastikan sosok di hadapannya adalah manusia bernama Chivas.Jemarinya merayap ke arah matanya ke atas dan ke bawah. Merasa nyeri di bagian kelopak matanya membuat ia sadar bahwa ini nyata adanya."Chivas!! Kenapa kau masuk kemari? Wah, jangan-jangan kau sudah menyadari perasaanmu terhadapku, ya?" ledek Quila yang segera memindahkan benda empuk dari tangannya kembali ke tempat tidur.Quila beranjak dari posisinya dan mendekati Chivas. Chivas bergeming di tempatnya. Ia hanya diam saat Quila berjalan sambil memutari tubuhnya.Perempuan cantik itu tersenyum penuh misteri dengan pikiran menerka maksud kedatangan Chivas ke kamarnya. Belum sempat terjawab, Chivas berdehem."Ehem!" suara itu berasal dari tenggorokan Chivas yang sengaja

  • I'm Your Destiny    Pria Menyebalkan

    Ke empat manusia di dalam kamar Chivas tampak beradu argumen di hati dan pikiran masing-masing. Fizz dan Chivas terlihat seperti dua orang musuh yang terlibat adu nyali. Ada sorot kekesalan di sorot tajam yang mendominasi dari Chivas ke pada sang kakak.Pemuda tampan itu mengalihkan pandangan ke arah perempuan cantik yang perlahan bangun dari ranjangnya. Dengan gerakan yang begitu santai dan menyembunyikan rasa malunya, Quila mendekati Chivas dan tersenyum kikuk."Sepertinya kak Fizz dan kak Daisy salah paham! Kami tadi tidak sengaja berada dalam keadaan berpelukan seperti itu. I'm swear!" yakin Quila. "Ah, lebih baik aku kembali ke kamarku dulu! Bye, Chivas, Kak Fizz dan Kak Daisy!" pekik Quila selanjutnya, perempuan itu segera ambil langkah seribu supaya tak dicecar banyak pertanyaan dari kedua saudari Chivas tersebut.Fizz dan Daisy hanya geleng-geleng kepala melihat Quila yang kabur dari kamar Chivas. Tatapan mereka beralih pada sang adik d

  • I'm Your Destiny    Potret

    'Ayo katakan pada mereka yang sebenarnya!' batin Chivas yang mulai tak sabar.Quila tahu apa yang ada dalam pikiran Chivas. Ia diam-diam menundukkan pandangannya lalu dalam hitungan detik genangan air mata itu menetes perlahan dari pipi."Daddy! Mommy! Sebenarnya ini adalah perbuatan yang sangat kalian benci. Aku bingung bagaimana harus menjelaskannya dari awal. Setidaknya hanya ini yang bisa kuungkap. Aku dan Chivas telah melakukan hubungan terlarang dan kami berdua harus bertanggung jawab karena hal itu," ungkap Quila yang menyembunyikan fakta sebenarnya.Fizz dan Daisy saling melemparkan pandangan. Detik berikutnya mereka tersenyum penuh arti."Lalu yang dimaksud dengan kau menjebak Chivas itu bagaimana ceritanya?" desak Sangria. "Tadi Mommy dengar Mezcal dan Chivas mengatakan bahwa kau menjebak Chivas," lanjutnya memastikan.Mezcal mau tak mau harus turun tangan."Tante, maksudku tadi adalah mereka ter

  • I'm Your Destiny    Kejujuran

    Chivas tiba-tiba menatap ke arah Quila. Mata mereka saling bersitatap hingga Quila merasa tangannya gemetar. Ia hanya mampu menundukkan pandangannya. Keberaniannya mendadak hilang saat berada di situasi seperti ini.Quila meremas tangannya sampai ujung-ujung jarinya memutih kemudian ia memalingkan muka takut bertatapan kembali dengan Chivas. Bukan takut sebenarnya, tapi jika ia melihat sorot mata pria itu dapat dipastikan dirinya akan canggung.Menyadari langkah pria itu semakin mendekat selangkah demi selangkah, dengan mantap, matanya penuh kepanikan. "Apa yang kau lakukan? Kenapa mendekatiku?" tanya Quila pada Chivas."Sepertinya perjanjian seratus hari itu tidak akan pernah terjadi. Aku yakin kedua orang tua kita setelah tahu kenyataan yang sebenarnya pasti akan membatalkan pertunangan atau pernikahan kita!Aku sangat menantikan hal itu terjadi. Kau tidak akan menang, Quila sayang!" bisik Chivas penuh kemenangan di telinga Quila

  • I'm Your Destiny    Sangria

    Dua pria yang telah berusia sebaya berdiri di samping mobil berwarna putih milik Mezcal.Mereka diliputi perasaan tak menentu satu sama lain. Mezcal mendekap hangat kedua tangan di atas enam cetakan perut sembari memandangi raut wajah Chivas yang tampak serius berpikir."Ada apa?" tanya Mezcal yang bosan menunggu. Ada sesuatu hal yang harus ia urus dan ia tak mau buang waktu hanya untuk adu saling diam seperti ini. Waktu amat berharga untuknya.Chivas melihat wajah Mezcal yang diterpa cahaya matahari siang ini dan tampak kemerahan."Apa kau menyukai Quila?" tanya Chivas penuh selidik. Wajahnya begitu serius dan tak terlihat ada candaan dalam pertanyaan itu.Mezcal merasa ada yang aneh dengan pertanyaan pria di hadapannya. Sebelum menjawab, ia memindah posisi dari yang awalnya berdiri santai kini menyandarkan punggungnya di pintu mobil.Sambil tersenyum penuh misteri, Mezcal tak melepaskan pandangan dari pr

  • I'm Your Destiny    Obrolan Pria

    Quila sudah mulai sedikit tenang, tapi tetap saja air matanya masih menetes membasahi pipi.Perempuan itu menyandarkan tubuh lelahnya di headboard seraya memandangi sebuah potret diri antara dirinya dan Chivas di masa lalu. Senyum khas yang ia miliki terpatri di sana. Tentu saja gaya khas Chivas sudah ada semenjak mereka saling mengenal satu sama lain. Dingin dan sulit didekati.Potret yang diambil sekitar lima belas tahun lalu itu terus menghiasi dompetnya hingga saat ini.Quila baru saja mengeluarkan potret lama itu dari dompet. Tiba-tiba ia menitikkan air mata usai mengunci pintu dan menjatuhkan pantatnya di atas ranjang."Chivas, apakah tidak pernah ada aku di dalam hatimu? Aku sengaja tidak membahasnya lagi saat kita turun dari mobil. Aku takut, aku takut, kau akan menjawab tidak padaku!Apa kurangnya aku di dalam hatimu? Apa tak pernah sekali pun kau memikirkan aku seperti aku yang selalu memikirkanmu?" tanya Qui

  • I'm Your Destiny    Mengejarnya?

    Quila mengambil napas dalam-dalam, berusaha menjernihkan suasana hatinya yang tiba-tiba mendadak kesal. Semua penggalan moment di mana pria di sampingnya tersenyum dan menatap wanita lain kembali teringat di memorinya.Perempuan itu dengan agresif mendekati pria yang tampak fokus dengan stang bundar di hadapannya. Aroma tubuh maskulin Chivas menggelitik di indera penciumannya.Candu!Aroma tubuh yang pernah beradu di atas ranjang dengannya begitu menggiurkan dan menenangkan setiap syaraf dalam dirinya."Lihat aku!" paksa Quila saat keduanya berhenti di perempatan lalu lintas. Ia menarik dagu sang pujaan hati menatap ke arahnya.Pandangan keduanya tak dapat terhindarkan. Sekuat apa pun Chivas menolak, kekuatan perempuan itu sepertinya mendominasi. Entah karena efek cemburu atau apa, yang jelas Chivas belum memahami hal tersebut."Kenapa kau bertanya seperti itu padaku? Bukankah kau tahu dengan jelas bahwa s

  • I'm Your Destiny    Satu Pertanyaan

    Quila mendengkus kesal. Ia memutar bola matanya lalu menatap ke arah pasangan ibu dan anak tersebut sebelum kembali ke toko perhiasan di mana dua keluarga tengah sibuk di sana."Ada apa denganmu, Quila? Kenapa tiba-tiba raut wajahmu begitu menyedihkan seperti ini?" tanya Fizz penuh perhatian pada calon adik iparnya setelah Quila kembali dari luar. Namun, pertanyaan itu terdengar seperti ledekan di gendang telinga Quila.Quila menggelengkan kepalanya. Tak mau menjawab pertanyaan dari Fizz untuk saat ini. Ia masih merasa kesal dan… cemburu! Ia tak menampik perasaan itu.Kini, giliran Daisy yang mendekati Quila."Kau kenapa? Tadi terlihat begitu senang, kenapa saat ini ditekuk seperti ini? Hal apa yang membuatmu kesal? Katakan padaku!" desak Daisy. Ia meraih bahu Quila dan mendaratkan tangannya di sana. Merengkuh perempuan cantik itu guna menyalurkan asa sesama kaum hawa.Quila tampak kecewa. Ia hampir mengumpat da

  • I'm Your Destiny    Abigail

    Chivas pergi meninggalkan toko perhiasan dengan hati kesal. Ia memilih pamit pada orang-orang dan menikmati suasana mall sendirian tanpa diganggu siapa pun.DuggSeorang anak kecil berlari-lari dan menabraknya dari belakang. Spontan, Chivas menoleh ke belakang tanpa membalikkan badan.'Sepertinya wajah bocah ini tak asing bagiku!' gumamnya dalam hati."Maafkan aku, Om!" seru bocah laki-laki dengan pakaian yang tampak berantakan.Chivas mengedarkan pandangan sebelum menjawab permintaan maaf dari bocah yang menabrak dirinya.Tak menemukan seseorang yang sekiranya mencari bocah di hadapannya saat ini, Chivas berjongkok supaya mempermudah dirinya menjangkau si bocah kecil.Sembari mengelus lembut rambut cepak bocah laki-laki itu, Chivas mengangguk ramah seraya tersenyum tipis."Tidak apa-apa. Hei bocah, di mana orang tuamu? Kenapa kau sendirian?" tanya Chivas penasaran. Saking penasarannya,

DMCA.com Protection Status