Share

Sorry

Penulis: Meybutjuly
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-21 23:54:01

Tuan Shalim dan istrinya terlihat sangat kacau. Keduanya ternyata gagal mencegah kebangkrutan perusahaannya. Uang yang Shiya dapatkan ternyata tak berhasil menyelamatkan perusahaannya.

Nyonya Shalim tak henti mengeluarkan tangisnya. Hal yang membuatnya sedih adalah, perjuangan suaminya yang mendirikan perusahaan itu dengan keringat dan darahnya. Ia belum bisa terima harus gagal seperti itu.

"Sudahlah bund, ayo kita pulang! istirahat." Tuan Shalim mencoba menenangkan istrinya yang sangat sedih itu. Ia memegang kedua bahu istrinya untuk membantunya berdiri. Tuan Shalim membawanya masuk kedalam mobil untuk pulang kerumah.

Perjalanan mereka berdua diiringi hujan yang cukup lebat. Air hujan turun bersamaan dengan tangis Nyonya Shalim yang deras. Hati Tuan Shalim pun rasanya hancur, ia yang sibuk mengemudi sesekali menenangkan istrinya yang duduk disebelahnya.

"Yah, maafkan bunda. Bunda tak bisa bantu apa-apa." Nyonya Shalim terus terisak, membu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • I'm Not Lucy   Ben!

    Shiya mengerjapkan matanya pelan. Matanya menyapu seisi kamar yang terasa asing baginya. Ia melihat Frans sedang tidur disampingnya, ia terus menatap Shiya yang wajahnya pucat itu."Kau sudah bangun?" rupanya Shiya berada di rumah keluarga Dimejo. Saat ini ia berada di kamar Frans."Iya." suara Shiya terdengar lirih. Tenaganya masih belum kembali."Tunggu! aku akan meminta pelayan untuk membawakan makan untukmu." Frans beranjak dari tempat tidurnya. Sedangkan Shiya masih tak bergeming menatap suaminya berjalan keluar meninggalkannya, ia masih merasa tak berdaya.Tak, Tak, Tak!Suara langkah kaki terdengar mendekat, Tak lama kemudian Nyonya Dimejo terlihat masuk kedalam kamar Frans dengan terburu-buru. Raut wajahnya pun terlihat begitu khawatir."Kamu sudah bangun sayang? apa yang ingin kau makan?" Nyonya Dimejo duduk ditepi tempat tidur, ia memegang kening Shiya beberapa kali."Maafkan Shiya Ma, Shiya merep

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-21
  • I'm Not Lucy   Throw up

    "Ah sudahlah!" Frans menangkis tangan Ben dengan kesal. Sedangkan Ben kembali menjauhkan tangannya."Mereka menguping pembicaraan anda Tuan." Lucy berjalan mendekati 2 lelaki itu setelah mendengar ucapan Ben."Huh! ada apa dengan hari ini?" Frans menghembuskan nafas kasar, membuat Ben bergidik ngeri. Ia memegang keningnya, kepalanya serasa seperti akan meledak."Kau kenapa? ada apa denganmu?" Lucy memegang lengan Frans."Urus pekerjaan hari ini! aku pergi." Frans menepis tangan Lucy dan berjalan keluar dari ruangannya meninggalkan semua pekerjaannya pada Ben.Saat ini Frans sudah berada didekat mobilnya. Tapi Lucy terus berjalan dibelakangnya. Frans berusaha tak menghiraukannya, ia tetap masuk kedalam mobilnya. Tak disangka-sangka, Lucy ikut masuk kedalamnya tanpa rasa sungkan sedikitpun. Frans melirik kearah Lucy dengan tatapan oenuh amarah tapi ia membiarkannya begitu saja, karena energinya sudah habis untuk ia gunakan berdeba

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-21
  • I'm Not Lucy   Gravidam

    Kondisi ruang operasi itu cukup genting. Beberapa kali pasien mengalami masa kritis setelah mengalami kecelakaan yang cukup parah. Dokter dan beberapa orang perawat terus berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan nyawa pria itu. Mereka mengerahkan seluruh tenaganya berharap pasien itu masih bisa kembali sadar.Setelah melewati operasi selama beberapa jam, kondisi pasien akhirnya mulai membaik. Dokter dan semua perawat yang bertugas pun akhirnya bisa bernafas dengan lega. Dokter itu pun berjalan keluar dari ruang operasi itu untuk bertemu dengan keluarga pasien yang sudah menunggunya diluar."Siapa wali dari Tuan Pram?" Dokter mencari keberadaan keluarga pasien karena ada beberapa orang di depan pintu."Saya Dok! bagaimana kondisinya sekarang?" Lucy segera berjalan mendekati dokter, wajahnya tampak panik. Sedangkan ibunya berjalan dibelakangnya dengan raut wajah datar, ia terlihat biasa saja."Pasien sudah melewati masa kritisnya, sebentar

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-21
  • I'm Not Lucy   Take me babe!

    "Mama harus segera memberitahu Frans! dia pasti akan terkejut mendengar kabar baik ini." Nyonya Dimejo tampak sangat antusias. Aura bahagianya tak dapat ia sembunyikan dari wajahnya."Jangan dulu Ma! biarkan Shiya sendiri yang mengatakan padanya. Shiya ingin membuat kejutan untuknya." Shiya tersenyum paksa agar mertuanya mempercayainya. Padahal sebenarnya ia masih ingin merahasiakannya dari suaminya. Ia yakin Frans pasti tidak akan terlalu senang memiliki anak darinya.Masih terlukis jelas dalam ingatan Shiya, bagaimana Frans dan Lucy masih saling memadu cinta. Jejak yang selalu ia tinggalkan, tak pernah bisa membuat hati Shiya lepas."Baiklah kalau begitu. Terserah kau saja, yang jelas Mama sangat bahagia sekarang." Nyonya Dimejo kembali memeluk Shiya.Setelah pemeriksaan dan konsultasi selesai, mereka berdua keluar dari ruangan VIP itu dengan raut wajah bahagia. Saat menyusuri lorong rumah sakit, tanpa sengaja Shiya melihat Lucy tengah b

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-21
  • I'm Not Lucy   Scandal

    Kedua orang yang tengah dipenuhi dengan gairah itu sedang asik bercumbu dalam ruangan yang gelap, penerangan didalam kamar Ben memang sengaja di redupkan.Mereka bekerja keras hingga peluh bercucuran membasahi tubuh keduanya dalam kenikmatan. Keduanya saling melepaskan hasrat yang sempat tertahan."Aku tak akan melepaskanmu!" Ben sepertinya sudah masuk kedalam jeratan kenikmatan Lucy. Rasa puas yang ia nikmati membuatnya terobsesi untuk membuat Lucy tetap dalam ikatannya."Cobalah!" wajah Lucy yang basah dipenuhi keringat membuatnya semakin terlihat menggoda. Wajah secantik itu pasti dengan sangat mudah bisa memikat pria mana saja.Ben yang sebelumnya tak pernah membayangkan akan mendapatkan kenikmatan dari tubuhnya itu, kini benar-benar seperti mendapat lotre bernilai milyaran dollar. Melihat Lucy adalah wanita cantik milik bosnya hanya membayan

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-21
  • I'm Not Lucy   A plan

    Malam semakin larut, cahaya ruangan pun sudah redup. Di jam itu, tak ada satupun orang yang berlalu lalang disana. Hanya ada beberapa perawat di setiap ujung lorong ruang inap untuk berjaga.Tuan Pram masih terkulai lemah di ranjangnya. Sedikit demi sedikit ia mulai sadarkan diri, namun sama sekali belum bisa menggerakkan tubuhnya. Indera pendengarannya pun sudah berfungsi kembali.Ia berusaha keras untuk menggerakkan tubuhnya. Namun, sejauh ia berusaha hanya jari telunjuknya saja yang mampu ia gerakkan. Itupun hanya gerakan kecil yang tak dapat menarik perhatian siapapun.Setelah beberapa saat, akhirnya ia mulai bisa membuka matanya. Sangat pelan, dan pandangannya pun masih tampak kabur. Matanya menyapu seisi ruangan, mencari tahu dimana keberadaannya saat ini. Ia menemukan ada seorang wanita yang sedang tertidur pulas disampingnya.Ia mulai mengaduk-aduk isi kepalanya untuk menggali ingatannya. Berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya t

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-21
  • I'm Not Lucy   Mother-in-law

    "Ibu segeralah pulang kerumah! polisi pasti akan segera datang.""Baiklah aku akan pergi. Aku harap kalian berdua tidak akan membuat masalah lagi." Ibu Lucy berjalan keluar meninggalkan mereka berdua.Pagi harinya.Tok! tok! tok!Ceklek!"Selamat pagi Bu?" tepat seperti dugaan, beberapa polisi terlihat sedang berdiri didepan pintu rumah Lucy."Ada yang bisa saya bantu?" tentu saja Ibu Lucy pura-pura tidak tahu."Saya dari kepolisian Bu. Apa anda tahu keberadaan Tuan Pram?""Bukankah dia ada dirumah sakit?""Dia menghilang saat kami datang tadi pagi.""Apa? dia sudah sadarkan diri?" Ibu Lucy membulatkan kedua matanya pura-pura terkejut."Kami belum tahu pasti Bu.""Tunggu sebentar!" ia masuk kedalam sebentar, tak lama kemudian ia kembali dengan membawa secarik kertas ditangannya. "Pergilah ketempat ini! mungkin saja dia pergi kerumahnya." ia memberikan k

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-21
  • I'm Not Lucy   Birthday cake

    Hari ini Shiya sibuk membuat kue di dapur dengan dibantu beberapa pelayan. Ia berencana membuatkan kue ulang tahun untuk Frans dengan tangannya sendiri seperti saran yang Mama mertuanya berikan padanya.Shiya harus memastikan kue buatannya ini matang sempurna agar tak mengecewakan suaminya. Ia tak peduli meski saat ini keadaannya sangat berantakan dengan tangan, wajah hingga rambut yang dipenuhi tepung bekas adonan kue.Setelah beberapa jam bergulat di dapur, kue yang ia buat akhirnya matang. Shiya pun selesai menghiasnya menjadi kue yang sangat cantik. Ia juga mengemasnya dengan rapi."Bi, aku pergi keatas dulu ya untuk mandi. Terima kasih atas bantuan Bibi hari ini." Shiya meletakkan kue yang ia buat di meja dapur setelah selesai mengemasnya."Sama-sama Nona, sudah tugas saya." wanita paruh baya itu tersenyum kemudian menundukkan kepalanya saat Shiya hendak pergi meninggalkannya.Shiya berjalan pelan menaiki tangga, kedua tang

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-21

Bab terbaru

  • I'm Not Lucy   Begining

    Hari berikutnya, Hans dan John pun kembali ke Jepang setelah mereka mendapat informasi yang cukup tentang Lucy. Mereka terus berusaha mencari keberadaan Lucy hingga ke seluruh penjuru dunia. Namun, usahanya tak kunjung juga mendapatkan hasil.Selama berada di Jepang, Hans pun kembali memperdalam ilmu bisnisnya dengan bimbingan sang kakek dan juga John. Karena bagaimanapun juga, Hans adalah satu-satunya penerus keluarga Heng.Lima tahun kemudian.Tibalah saatnya untuk Hans kembali ke Indonesia untuk mengambil alih semua perusahaan Baro yang selama ini tidak terlalu terurus. John sendiri juga kuwalahan menangani semua perusahaan besar itu seorang diri.Kini dengan adanya Hans, pekerjaan John pun bisa lebih ringan. Ia hanya perlu mengurus beberapa anak perusahaan milik Baro yang ada diluar negeri."Uruslah perusahaan Ayahmu dengan baik. Jangan mengecewakannya!" Tuan Heng berdiri di teras rumahnya saat Hans hendak berangkat ke Indonesia meninggalkannya."Baiklah, Kek. Jagalah kesehatan Kak

  • I'm Not Lucy   The Truth

    Pintu itu mulai terbuka, seorang wanita terlihat muncul dari balik pintu itu."John? kau kah itu?" Shiya menyipitkan matanya menatap pria yang tengah berdiri dihadapannya itu."Katakan padaku Nona! dimana kau sembunyikan Nona Lucy?" John berteriak padanya, memaksa air mata Shiya untuk keluar begitu saja."A-aku... hiks hiks hiks." Shiya tak kuasa menahan tangisnya. Bahkan ia kesulitan untuk melanjutkan perkataannya."Ibu?" Hans melangkahkan kakinya pelan menatap Shiya yang sedang menangis diambang pintu itu.Suaranya pun berhasil membuat tangis Shiya terhenti sejenak, ia kemudian menatap pria yang sedang berjalan kearahnya itu dengan seksama."Si-siapa?" Shiya menatap Hans yang berjalan kearahnya dengan tatapan mata sendu."A-aku Hans Bu." Shiya pun berjalan mendekatinya, pelan ia memegang wajah tampan itu dengan kedua tangannya."Hans? benarkah itu kau?" Shiya pun memeluk tubuh tegap pria yang a

  • I'm Not Lucy   Back To Indonesia

    Hari berikutnya, Hans dan John sudah bersiap-siap untuk pergi meninggalkan resort setelah selesai menikmati sarapan. Keduanya pun kini berdiri di lobby untuk menunggu kedatangan mobil yang menjemputnya.Saat sedang berdiri disana, seekor anjing tiba-tiba mendekatinya. Anjing itu terus menggonggong didekatnya seakan ia tahu bahwa Hans akan segera pergi."Kau datang untuk mengucapkan selamat tinggal padaku?" Hans mengusapnya dengan lembut. Sedangkan John hanya memperhatikannya."Dia mirip sekali dengan Coda." John memperhatikannya sejenak."Kau benar Paman." Hans mengedarkan pandangannya seperti sedang mencari seseorang."Mobil kita sudah tiba Tuan." tak lama setelah itu, mobil yang mereka tunggu-tunggu akhirnya datang. Hans pun mengucapkan selamat tinggal pada anjing itu dan masuk kedalam mobilnya."Codaaa! Codaaa!" saat mobil yang membawa mereka mulai berjalan. Lucy terlihat berlari menghampiri anjing itu sambil berte

  • I'm Not Lucy   Afternoon on the beach

    Sore itu, seperti biasanya. Lucy berjalan-jalan disepanjang pantai bersama dengan anjingnya. Anjing itu terus setia berjalan didekat Lucy. Namun, tidak seperti biasanya tiba-tiba anjing itu berlari menjauh darinya. Sontak Lucy pun terkejut dibuatnya."Coda! Coda! kemarilah!" Lucy berteriak setengah berbisik karena anjing itu berlari mendekati seorang pria tampan yang tengah berdiri menikmati pemandangan indah pantai yang tak jauh darinya. Ia takut suaranya akan didengar oleh pria itu. Bukan apa-apa, hanya saja Lucy tak enak hati jika anjingnya mengganggu orang lain.Namun, sangat berbeda dari dugaannya. Pria itu malah menundukkan tubuhnya dan mengusap-usap bulu anjing itu dengan lembut. Rupanya, Coda mencium bau susu yang sedang Hans pegang ditangannya.Lucy pun segera berlari mendekatinya karena melihat anjing itu sudah bertindak keterlaluan pada orang asing."Maafkan saya Tuan. Anjing ini sedikit nakal. hehe." Shiya membawa anjing itu pa

  • I'm Not Lucy   Thailand

    Beberapa tahun kemudian.Lucy berjalan dipinggir pantai di depan resort nya menikmati pemandangan sore yang indah itu. Kegiatan itu sekarang telah menjadi kebiasaannya. Ia selalu berjalan-jalan dengan ditemani seekor anjing jenis German Sheperd yang ia temukan beberapa lalu dipinggir pantai.Karena anjing liar itu mengingatkannya pada Coda, jadi Lucy memutuskan untuk merawatnya. Ia membiarkan anjing itu berkeliaran di resort nya dan kini anjing itu sangat patuh padanya.Gadis kecil yang sebelumnya masih berumur 10 tahun itu kini sudah berumur 17 tahun. Lucy sudah tumbuh dengan sangat baik dan kuat. Ia pun juga sangat cantik, bahkan umurnya sudah memenuhi syarat untuk memiliki kartu tanda pengenal sendiri.Keahlian bela diri Lucy pun kini tak main-main, ia bahkan memenangkan banyak kompetisi muay thai diberbagai pertandingan yang ia ikuti. Namun, namanya terkenal sebagai Sangrawee Narong bukan dengan nama Lusiana Arabelle.Hal it

  • I'm Not Lucy   Muay Thai

    Untuk pertama kalinya, Lucy menapaki negara yang terasa asing baginya. Negara yang sama sekali belum pernah ia kunjungi meski hanya didalam mimpi saja.Suara-suara orang yang berbicara dengan bahasa asing pun terus menyelimuti telinganya. Suasana yang sangatlah berbeda dari sebelumnya.Sebuah mobil mewah pun sudah terparkir didepan pintu masuk bandara Internasional Phuket untuk menjemput mereka. Beberapa pria terlihat segera menghampiri mereka untuk membawakan koper yang sedang mereka bawa."Ma?" Lucy menggenggam erat lengan Nyonya Aom karena merasa takut melihat pria-pria asing bertubuh kekar yang mengambil alih kopernya itu."Jangan takut, mereka adalah orang-orang yang bekerja untuk Papamu." Nyonya Aom pun memeluknya agar gadis kecil itu tak merasa takut."Kemarilah! Paman ini baik hati. hahaha" Tuan Narong terkekeh di samping mobilnya saat melihat Lucy yang ketakutan. Ia juga menepuk-nepuk bahu salah satu pria bertubuh kekar

  • I'm Not Lucy   Sangrawe Narong

    Beberapa minggu kemudian."Ini semua dokumen Nona Muda yang anda minta Tuan." seorang pria memberikan map berwarna coklat berukuran besar kepada Tuan Narong."Baiklah." Tuan Narong membuka isi map itu dan membacanya satu persatu."Saya juga sudah merubah nama Nona Muda seperti yang anda minta Tuan." pria itu memberikan satu buah map lagi kepadanya."Baguslah. Sangrawee Narong, nama ini cocok untuknya." Tuan Narong mengangguk-anggukan kepalanya seraya membaca dokumen yang ada ditangannya."Apa kali ini anda akan tinggal disana dalam waktu lama Tuan?" pria itu mencoba memberi asupan pada rasa penasarannya."Entahlah, aku ingin menikmati waktu di Phuket bersama keluargaku." raut wajah Tuan Narong terlihat bahagia kali ini. Ia merasa senang karena kini memiliki keluarga yang lengkap."Semoga waktu anda menyenangkan Tuan." selama bertahun-tahun, Tuan Narong selalu sibuk bekerja keras hingga tak memperhatikan ist

  • I'm Not Lucy   International Orphanage

    Kini Shiya dan Lucy sudah berdiri didepan sebuah bangunan dengan interior ala bangunan tua. Bangunan itu adalah panti asuhan. Ya, Shiya memang berniat memasukkan Lucy ke panti asuhan karena dia tidak tahu lagi harus membawanya kemana. Jika terus membiarkan Lucy berada didekatnya ia akan terus merasakan sakit akibat siksaan darinya."Lucy tinggal lah disini! semua orang disini baik. Jangan menunggu ibu untuk datang lagi." Shiya meletakkan tas berukuran besar di teras bangunan itu. Ia mengusap-usap ujung kepala Lucy dengan lembut."Tapi Bu, kenapa Ibu meninggalkanku? aku janji akan menjadi anak yang baik." Lucy menangis, ia sangat ketakutan ibunya akan meninggalkannya."Kau anak yang baik Nak, bahkan sangat baik. Itulah sebabnya kau harus tinggal bersama orang-orang baik, bukan bersama orang jahat seperti Ibu." Shiya tak kuasa menahan air matanya."Tapi bagiku Ibu adalah orang yang paling baik didunia ini." Lucy memegang erat lengan Ibunya,

  • I'm Not Lucy   Playground

    "Nona, hari ini bolehkah aku membawa Nona Lucy sepulang sekolah?" pagi itu, John menjemput Lucy dan meminta ijin pada Shiya untuk membawa Lucy. Shiya pun mengiyakan permintaan John dan membiarkan Lucy pergi ke sekolah bersamanya."Tolong jaga dia baik-baik." Shiya menundukkan tubuhnya untuk berbicara pada John yang sudah duduk didalam mobilnya."Jangan khawatir Nona." John pun melajukan mobilnya meninggalkan rumah Shiya. Sedangkan Lucy yang diduduk disamping John itu, terus melambaikan tangannya pada sang ibu.Shiya masih berdiri tak bergeming dari tempatnya, menatap kepergian mobil itu sambil membalas lambaian tangan dari anaknya.Siang harinya.John sudah berada didepan sekolah saat Lucy keluar dari taman kanak-kanak itu. Gadis kecil itu pun menghampirinya begitu saja, keduanya pun terlihat sangat akrab selayaknya Paman dan keponakan yang sesungguhnya."Kita akan pergi kemana Paman?" gadis kecil itu terus melemparka

DMCA.com Protection Status