Kami kembali dari Cambrige jam empat sore, hanya diperlukan satu jam untuk kembali ke pusat kota.
"Aku akan ke Eastbourne lagi, kau mau ikut?" Dia bertanya saat kami akan menuju London."Tidak, aku mau tidur. Aku perlu banyak istirahat.""Kau boleh tidur disana. Siapa yang melarangmu istirahat disana, udara di sana lebih baik daripada di London." Setelah beberapa bulan ini hubunganku dan Ethan layaknya teman baik.Dia tidak mencoba mendekatiku, itu membuatku lega dan itulah alasan aku berani menerima tawarannya menjadi counsel akhirnya.Aku sangat tidak siap jika terlibat hubungan baru lagi. Aku hanya ingin bekerja dan menjadi sibuk, mencoba menerima bahwa aku dan Josh harus berakhir sebagai teman seiring waktu, dan mencoba merelakannya.Sebuah pesan masuk ke ponselku dari Josh.'Kapan kau kembali, bisa kita makan malam bersama?'Aku menghela napas. Dia harusnyaAku tak melihat Josh dua minggu ini. Apa dia sedang diluar London. Aku pergi ke kantornya di lantai tiga.Begitu aku masuk sebuah kesibukan tak biasa di depanku. Staff nya sedang bekerja membereskan barang-barang mereka. Apa mereka akan pindah?!"Joan, kalian berberes? Mau pindah ruangan lain?""Nona Charlotte, apa kau tak tahu, kami akan pindah ke gedung lain. Boss memutuskan keluar sebagai partner dan membuka firma hukum sendiri.""Apa?!" Kenapa Josh tidak bilang apapun. "Josh ada didalam?""Iya dia didalam Nona..." Aku langsung berjalan ke ruangannya. Aku mengetuk pintu lalu masuk kedalam."Joan, ada apa?!" Dia sama sekali tak beralih dari dokumen di mejanya, menyangka yang masuk assitennya."Josh, kau akan pindah kantor?!" Aku berdiri didepan mejanya. Dia sontak melihatku."Honey... bagaimana kabarmu." Dia tersenyum melihatku. "Kemarilah... " Aku datang dan duduk di meja
November....Di London selalu dimulai dengan hujan dan suhu yang mulai mendingin. Daun-daun yang menguning sudah mulai berguguran ke tanah. Walaupun mungkin salju pertama belum turun, tapi udara basah dan dingin ini membuat semuanya bergerak dalam alur lambat.Aku mengibaskan kerah mantelku yang basah saat memasuki kantor Verdaq di Allen Street, High Street Kensington. Aku tiba hampir jam tiga sore untuk meeting dengan beberapa junior partner.Setelah Josh pergi entah kenapa rasanya beberapa hari ini begitu sepi. Aku kehilangan sesuatu. Mungkin karena aku terbiasa punya seseorang untuk menemaniku selama bertahun-tahun. Josh selalu disana entah mengajakku makan atau pulang bersama. Sekarang dia tidak ada lagi."Charlotte,... " Ethan menjejeriku saat aku melewati reception, dia baru kembali entah dari mana."Ethan, kau baru datang. Hujan cukup deras diluar. Kau seperti anjing basah." Aku tertawa melihat
Aku membuka amplop bersegel itu dengan tangan gemetar.Dua lembar kertas dan dua lembar foto ada dalam amplop itu. Ada Ibuku, seorang pria tampan dan seorang bayi di dalam setiap foto itu. Ini keluargaku kecilku, mereka tampak berbahagia di foto itu.Salah satu foto adalah foto perayaan ulang tahun pertamaku. Ibu dan Ayah membantu meniup lilin ulang tahun pertamaku. Air mataku langsung jatuh saat aku melihatnya.Harusnya kami berbahagia.Aku membuka lipatan surat yang terlihat sudah menguning kertasnya. Dan mulai membaca tulisan tangan Ayahku...Dear Catherine, ...Jika kau membaca surat ini, berarti aku tak punya kesempatan untuk menemuimu. Aku menyayangimu dan Ibumu, tapi mungkin takdir berkata aku harus meninggalkan kalian...Aku mungkin harus mulai dengan kenapa aku harus meninggalkan kalian. Sejak awal pernikahan kami tak disetujui oleh keluarga kami, M
Kensal Green Cemetary , Harrow Road, London.Minggu siang yang dingin ditengah akhir musim gugur di bulan November. Aku duduk didepan sebuah makam, tertulis nama ayahku disana.BEN OLSEN MENARDAkhirnya aku menjumpainya. Walau hanya sebuah batu nisan yang terpasang fotonya.Ethan meninggalkanku sendiri disini, memberiku waktu untuk berdua dengan ayahku."Hai Dadda, ini Catherine, aku membawakanmu mawar kuning, ini bunga kesukaanku semoga kau juga menyukainya ..." Aku berlutut didepan nisannya dan bicara seakan dia didepanku."Aku baik-baik saja. Mommy juga baik, mungkin dia masih marah padamu. Tapi aku akan menjelaskan padanya pesanmu, kau tak usah kuatir, dia akan datang kesini menemuimu nanti...." Dan yang kulakukan hanyalah menyentuh foto di nisannya. Sambil sesekali menyeka air mataku. "Kau tahu Dad, kurasa dia mencintaimu begitu besar, sehingga dia tidak bisa melepaskanmu, seperti kau yang tidak bisa
Dua minggu kemudian... Dana perwalianku sudah diserahkan, jumlahnya sangat besar. Mungkin bagi ayah ini seperti membayar sebuah hutang.Aku sedikit tercengang dengan jumlah direkening itu. Dari awal menerima dokumen perwalian itu aku tak pernah mengecek jumlahnya. Saat bangkir membuka jumlahnya aku cuma bisa menghela napas panjang. Sementara Ethan sekarang bersikap menahan diri. Dia bicara seperti biasa saja saat aku datang ke kantor untuk meeting atau jadwal konsultasi khusus. Tapi sekarang dia tak pernah mencoba mengajakku terlibat pembicaraan lebih jauh selain dari pekerjaan. Tampaknya dia mengerti penolakanku. Itu sedikit membuatku lega, walau mungkin aku mengakui sedikit kehilangan perhatiannya dan merasa bersalah, dia bagaimanapun sudah banyak membantuku selama ini. Dia akan baik-baik saja. Banyak wanita lain yang mengejarnya. Dia bisa memilih siapapun tapi tidak aku yang adalah orang biasa. Kamis sor
"Ayo kuantar kau pulang." Ethan akhirnya bicara setelah kami lama terdiam.Aku beranjak dan kami berjalan bersisian dan aku masuk ke mobilnya."Ibumu tahu kita berdua pernah ke Eastbourne?" Aku bertanya saat Ethan mulai menjalankan mobil dan kami sama-sama sibuk dengan pikiran kami sendiri."Dia kadang kesana bersama Ayah. Dia pasti tahu karena Martha membicarakannya." Diam lama. Ibunya memintaku untuk menerima Ethan. Apa yang harus kulakukan."Apa kau dan Josh akan kembali bersama lagi...""Tidak, kami sudah lama tidak bertemu. Dia sudah pindah kantor. Dan kami memutuskan untuk saling menjauhi." Mungkin dia akan berpikir keras kenapa aku tidak bisa menerimanya.Kami sudah sampai di depan apartmentku."Charlotte, bisa aku masuk dan bicara sebentar?""Baiklah." Kami memang harus bicara sekarang.Aku menutup pintuku. Menaruh mantelku. Sementara dia duduk di sofa.
"Apa yang kau lakukan disini sampai jam 12 malam?" Ethan berdiri didepan mejaku di Overy and Allen."Kami harus memeriksa email Vivienne dalam jangka waktu 10 tahun." Persidangan Vivienne Chai sudah dimulai, dan di persidangan pra-pengadilan di High Court, aku diminta membuktikan bahwa kediaman utamanya adalah di Inggris oleh pengadilan. Aku cuma punya 10 jam sebelum hakim masuk ke ruang sidang besok pagi jam 10."10 tahun?! Kau gila!""Iya cukup gila, aku punya hanya 9 jam sekarang...." Seluruh bagian departmentku masih aktif dan tidak bisa pulang sebelum kami menyelesaikan seluruh pemeriksaan email ini. Aku menggerakkan semua junior partner, pararegal, assisten sampai sekertaris umum sejumlah 50 orang untuk memeriksanya."Kenapa kau disini?""Aku hanya ingin menjemputmu...""Aku masih banyak perkerjaan Ethan. Pulanglah... " Aku sama sekali tidak melihatnya, pemeriksaan yang kami harus s
"This week's done me already, and it's only Thursday. I'm cream crackered." Aku menguap lebar setelah kami selesai makan malam. Semalam aku hanya memejamkan mata kurang dari empat jam.***Cream crackered uk idiom like ud lepas semua tulang gitchuu *"Besok ada meeting? Ambillah cuti...""Siang hanya meeting internal untuk membahas kasus Vivienne, sore aku ada konsultasi di tempatmu... aku akan bertahan satu hari lagi. I'm so sleepy ... " Aku kembali menguap lebar.Kami tiba di muka apartmentku dan aku sudah tidak sabar untuk masuk dan bergelung di balik selimut."Charlotte....""Hmm..." Aku sudah melepas seatbelt."Besok, ... " Dia berhenti sebentar. Kenapa dia berhenti?"Ada apa dengan besok..." Aku menoleh padanya."Mau ke Eastbourne bersamaku besok?" Aku diam. Dan dia memandangku lekat. Saat aku menyadari pertanyaannya, aku terpaku sebentar sebelum merasa mukaku pa
Aku tahu Ethan menyesal. Dia menunjukkannya. Dia berniat menebus kesalahannya. Dia bersikap aku adalah porselen yang gampang pecah seminggu ini. Dia memikirkan semuanya, dia bertanggung jawab atas pilihan yang dia buat.Ethan akan jadi Ayah yang baik, aku menyadarinya. Dan anak ini bagaimanapun dia adalah anakku. Aku mencintainya tentu saja, tiap hari aku terpesona bagaimana dia bisa begitu ajaib diberi kehidupan di dalam diriku.Setelah aku lebih tenang, aku mulai lebih bisa menerima semua ini. Aku mempunyai dukungan yang kubutuhkan untuk membesarkan anakku. Ayah, Ibu, Nenek dan Kakek, cinta dan perlindungan kami. Dia akan tumbuh dengan baik dan tidak akan pernah menjalani jalan penuh duri yang kualami.Ethan mengandeng tanganku menyusuri pantai didepan kami sementara angin meniup rambutku dan air laut yang jernih membasahi kakiku. Setahun lalu aku merasa seperti gadis malang disini, tapi hari ini aku berjalan dengan rasa bahagia membunc
Satu lagi kebodohanku. Batu bulan!Kenapa aku sebodoh itu menyebutkannya.Iya aku akan memberinya batu bulan! Dengan sertifikat keaslian. Itu kata lain dari diamond ring. Aku meminta kotaknya disulam dengan kata kata Moon Rock! Stupid? Yes, Absolutely Stupid! Mana mungkin aku memberinya batu bulan betulan! Itu tak berguna sama sekali.Bagaimana aku memberikannya? Aku binggung bagaimana caraku melamarnya. Sampai aku memikirkan bagaimana pertama kami bertemu. Aku ingin sekali membawanya kembali ke Monaco tempat pertama kali kami bertemu akhir awal musim semi tahun lalu."Honey, akhir minggu ini bagaimana kalau kita liburan.""Kemana?""Monaco...""Monaco?" Dia berpikir sebentar. "Kita bertemu pertama kali di Monaco...""Hmm.. iya. Kau masih ingat bagaimana kau pertama kali melihatku?" Dia memutar matanya mengingat sesuatu."Rambutmu basah saat kau baru kelua
Bodoh!Aku memang bodoh melakukan pengaturan kehamilan itu padanya! Setelah kupikir lagi kenapa dia begitu marah padaku yang sengaja membuatnya melupakan pillnya saat itu.Aku telah memaksanya membuat pilihan yang dia belum persiapkan. Bahkan dia tidak merasakan lamaran dariku dan upacara pernikahan impiannya. Dia harus langsung mengandung anakku. Aku menghancurkan mimpinya. Dengan bodoh aku baru menyadarinya setelah menerima amukannya.Aku sangat tahu aku telah melalukan kebodohan terbesar pada orang yang kucintai karena terpesona pada bayangan sempurna yang berjalan di otakku saat itu. Saat dia bilang dia menginginkan anak-anak bersamaku.Aku berjanji akan menebus kesalahanku padanya."Ethan, kalian harus segera menikah!" Ini untuk kesekian kalinya Mom memaksaku untuk segera menetapkan harinya bersama Charlotte."Mom, Charlotte sedang marah padaku. Aku berusaha melakukan ini dengan pelan-pelan tanp
Aku membuka pintu dan menuju meja makan di ruang tengah. Pakaianku sudah rapi untuk kekantor. Aku pagi ini malas bangun, tidak biasanya aku begini. Bekerja terasa berat. Aku membaca ini akan berakhir setelah pada usia kehamilam mendekati empat bulan dimana tubuh beradaptasi untuk menciptakan rumah baru bagi janin.Aku baru melakukan tesnya setelah aku bangun dan hasilnya positive. Aku tak bisa menghindar lagi kemanapun sekarang, aku sudah berada disini dan tak punya ruang untuk bergerak mundur.Ethan melihatku, dia juga sudah rapi dan Ny. Lucy orang yang bertugas membersihkan penthouse sudah datang. Dia sedang membereskan sarapan dan menghidangkannya di meja makan.Aku melengos saat Ethan menatapku. Aku duduk di meja dan mulai menuang kopi yang disiapkan Lucy."Honey, kau harus mengurangi kafein setidaknya sampai trimester pertama. Minumlah lebih banyak susu... " Jadi sekarang kopi pun tak bisa aku minum. Moodku langsung turu
"Kau sedang hamil. Kau harus istirahat lebih awal. Jam lima kita pulang ke London." Dia menempel disampingku dan mengelus perutku yang masih langsing. Aku risih melihatnya menempel-nempel seperti lintah."Aku tidak sakit Ethan. Aku hanya hamil. Itupun belum pasti. Kau tidak udah bersikap berlebihan." Kami berdebat di meja makan didepan Ayah dan Ibunya.Aku sangat tidak suka diatur seperti aku adalah seorang anak kecil. Walaupun dia melakukannya karena peduli padaku. Dia perduli pada anaknya sebagian bukan padaku saja. Sekarang kenapa aku cemburu kepada anakku sendiri?"Kurasa tidak ada gunanya kita ke rumah sakit sekarang. Ibu akan mengenalkan dokter Ibu dan membuat janji besok untuk kalian. Kalian bisa menggunakan test pack kehamilan untuk memastikan besok pagi dan pasti hasilnya akurat.""Apa tidak apa menundanya Mom?""Ethan, Charlotte tidak sakit, dia hamil. Kau harus lebih perhatian padanya. Dan tentu saja kalian
"Kau sedang hamil. Kau harus istirahat lebih awal. Jam lima kita pulang ke London." Dia menempel disampingku dan mengelus perutku yang masih langsing. Aku risih melihatnya menempel-nempel seperti lintah."Aku tidak sakit Ethan. Aku hanya hamil. Itupun belum pasti. Kau tidak udah bersikap berlebihan." Kami berdebat di meja makan didepan Ayah dan Ibunya.Aku sangat tidak suka diatur seperti aku adalah seorang anak kecil. Walaupun dia melakukannya karena peduli padaku. Dia perduli pada anaknya sebagian bukan padaku saja. Sekarang kenapa aku cemburu kepada anakku sendiri?"Kurasa tidak ada gunanya kita ke rumah sakit sekarang. Ibu akan mengenalkan dokter Ibu dan membuat janji besok untuk kalian. Kalian bisa menggunakan test pack kehamilan untuk memastikan besok pagi dan pasti hasilnya akurat.""Apa tidak apa menundanya Mom?""Ethan, Charlotte tidak sakit, dia hamil. Kau harus lebih perhatian padanya. Dan tentu saja kalian
Kau tahu panen apa yang membuatku terpesona di musim panas ini.Cherry Tomato. Melihat sulur-sulur tomat cherry itu saling terhubung dan membuat untaian berwarna cerah merah dinaungi daun-daun kehijauan. Aku berdecak kagum dan sejenak cuma berdiri disana dan melongo."Sampai kapan kau mau melongo seperti itu?" Ethan menertawakanku yang berdiri disana dan tidak bergerak sedikitpun."Menakjubkan..." kata-kata pertama yang mampu kukeluarkan."Kau tak pernah melihat tomat?""Aku pernah melihat tomat biasa. Tapi tak pernah membayangkan tomat cherry akan secantik ini." Pertani sekarang melakukan banyak teknik dalam pertanian. Mereka bisa membuat panennya seragam dan sulur-sulur itu seperti jatuh seperti itu saja disana.Para perkerja mulai melakukan panen ke sebagian tomat yang sudah berwarna merah. Pekerja-pekerja itu sangat terlatih, mereka dengan cepat melakukan pemilihan buah yang sudah matang dan meninggalk
AprilMusim semi adalah hal yang menyenangkan. Udara menjadi menghangat, bunga-bunga di Kew Garden bersemi, orang-orang mencari aktifitas di luar ruangan. Rasanya selalu lebih berwarna dibanding winter yang selalu putih dan dingin.Akhirnya aku pindah ke tempat Ethan. Saat ini semuanya masih berjalan baik. Aku menyukai tinggal bersamanya. Walaupun kadang masih perlu sedikit penyesuaian.Kebanyakan dia bangun lebih dulu dariku. Dia akan jogging di luar rumah selama setengah jam sementara aku masih tertidur. Kami tak selalu pulang bersama, kadang aku pulang larut sekali karena pekerjaan atau dia yang pulang larut. Tapi aku tahu dimana mencarinya.Aku menyenangi kamarku, dan aku tetap punya ruangku sendiri.Satu hal yang berubah adalah aku dan dia tahu kami saling memiliki satu sama lain. Saat ini aku tahu ada seseorang yang bisa kuandalkan dan seseorang tempatku berbicara.Ibu Ethan Olivia sangat suppo
Sebuah makan malam yang meriah. Ayah dan Ibunya menyambut kami dengan sangat ramah. Aku berkenalan dengan kedua adik Ethan, satu perempuan yang sudah punya suami dengan dua orang anaknya dan satu lagi adik laki-lakinya yang baru saja menyelesaikan kuliah di Cambridge.Keluarganya sangat ramah. Aku tak menyangka mereka semua adalah orang yang penuh selera humor. Dibalik gelar yang dipegang keluarga ini, mungkin orang mengira akan ada aturan-aturan khusus bagi anggota keluarga baru. Tapi ternyata itu tidak ada disini. Mereka sama seperti keluarga lainnya dan aku dengan cepat merasa nyaman berada diantara mereka."Ethan adalah anak tertua kami Marion, kami senang sekali dia dan Charlotte akhirnya dapat bersama. Kau tahu, harus aku yang menyatukan mereka berdua... Oh my God, aku melihat betapa mereka punya perasaan satu sama lain tapi ... I don't know what happen between this two. But when I speaking out ...Everything done! Could you believe that Marion?" Aku d