Share

Bab 21

Penulis: Helmina Ang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dengarkan kata hatimu, katanya.

Baiklah, aku akan diam dalam sunyi

mencoba mendengar apa yang dikatakannya.

Ternyata, hanya senyap yang menyapa.

Sayup-sayup aku mendengar suara dua orang sedang bercakap-cakap. Aku membalikkan tubuhku lalu perlahan membuka mataku yang terasa berat. Entah obat apa saja yang tadi pagi kuminum, rasanya tubuhku lemas sekali. Aku memfokuskan pandanganku pada dua sosok yang sedang bercakap-cakap di depan ranjangku, ternyata Bulik Asmi dan Damar.

"Akhirnya bangun juga," Bulik Asmi tersenyum padaku.

"Dari tadi, Mar?" tanyaku pada Damar.

"Nggak kok. Baru saja sampai."

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hush! No Drama Allowed   Bab 22

    Menjaga rahasia tidak pernah mudah dilakukan.Nama baik dan kesetiaan jadi taruhannya.Namun, banyak yang tak mengerti batasan.Mereka pikir mereka berhak tahu segalanya.Selama empat malam aku menginap di klinik dua puluh empat jam karena penyakit yang sering menimpa para karyawan, tipes. Walaupun aku sudah pernah sakit tipes sebelumnya, kali ini aku benar-benar kewalahan. Nafsu makanku hilang. Berat badanku turun empat kilogram. Sampai sekarang pun perutku kadang masih terasa perih.Walaupun aku masih sedikit lemas, kuputuskan untuk mulai bekerja hari ini. Karyawan biasa seperti aku tidak boleh sakit terlalu lama, kan? Aku mengelus meja kerjaku yang sedikit berdebu. Semua barangku masih ada di tempat yang sama sejak kutinggal seminggu yang lalu. T

  • Hush! No Drama Allowed   Bab 23

    Untung saja Tuhan menciptakan kemerdekaan yang mutlakuntuk membayangkan sesuatu tanpa diketahui orang lain.Pasti akan terjadi kekacauan yang luar biasajika rekan kerjaku tahu tentang apa yang ada di pikiranku:aku sedang menendang buah zakar bosku!Aku melongo melihat data yang dikirim Jason melalui email. Sembilan ratus lima puluh juta rupiah! Sebesar itu kerugian yang harus ditanggung perusahaan. Minggu lalu Jason mendatangkan auditor untuk memeriksa dan menghitung kerugian atas kasus ini. Mereka belum selesai mengerjakan laporannya, jadi masih ada kemungkinan kalau angka itu akan bertambah."Sudah baca email dari saya?" tanyanya padaku.

  • Hush! No Drama Allowed   Bab 24

    Menaiki roller coaster akan menyenangkanselama durasinya tidak lebih dari dua menit.Begitu juga sebaiknya permasalahan hidup.Tak usah lama-lama, supaya hidup bisa dinikmati.Tahu-tahu sudah hari Kamis dan Damar masih tidak mau bicara denganku. Apa perlu aku membacakannya hadist dilarang mendiamkan sesama muslim lebih dari tiga hari ya? Siapa tahu berhasil, kan? Tiba-tiba teleponku berbunyi. NomorextentionMbak Maya muncul di layarnya."Halo, Mbak," sapaku."Halo, Yu. Tolong sampaikan ke Mr. Jason kalau Pak Seno sudah datang.""Oke, Mbak. Terima kasih ya."

  • Hush! No Drama Allowed   Bab 25

    Pernah bermain catur?Bagaimana rasanya ketika rajamu terpojok?Ya, kurang lebih seperti itu lah rasanyaketika atasanmu mematahkan argumenmu.Skakmat!Selepas subuh tadi aku membuka akun instagramku. Ada satudirect messagedari Mbak Winda yang mengingatkanku untuk segera ke JNM sebelum pameran yang digelar di sana berakhir seminggu lagi. Dia bilang aku harus melihat lukisan utama Sam yang dipamerkan di sana. Pesan itu diakhiri dengan tiga tanda seru yang membuatku benar-benar penasaran. Sebenarnya lukisannya sebagus apa sih? Apa spesialnya lukisan Sam yang ini dibandingkan dengan lukisannya yang lain?Aku memeriksa buku agendaku. Tidak ada meeting hari ini. Baiklah, nanti jam sepuluh aku akan minta ijin keluar sebentar pada

  • Hush! No Drama Allowed   Bab 26

    Percuma menajamkan lima indera,nyatanya cinta tetap saja tak terendus dan tak kasatmata.Tahu-tahu dia sudah menyusup dan mengakar di hati.Mengikat rasa dengan julur-julurnya yang beduri."Jadi, kamu mau ketemu siapa di bank?" tanya Jason tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan yang lumayan padat di depan kami. Tangan kanannya memegang kendali setir dan tangan kirinya berada di tuas persneling."Customer service," jawabku pendek."Customer service-nya spesial?""MaksudMisterapa?""Saya baru lihat kamu pakaidressitu hari

  • Hush! No Drama Allowed   Bab 27

    Andai hanya dengan menatap kedua mata lawan bicaraku,aku bisa tahu nasib apa yang akan menimpa kami kelak,maka bilur-bilur ini tidak akan merayapi hatiku.Jason membelokkan mobilnya kedrive thruMcDonald's. Ada dua mobil yang mengantri di depan mobilnya. Lagu berbahasa Perancis yang dinyanyikan Anggun mengalun pelan darispeakermobilnya. Setelah sampai di depanspeakerpemesanan, Jason membuka kaca jendela mobilnya dan mulai memesan. Setelah selesai, mobilnya perlahan maju untuk membayar dan mengambil pesanannya dari jendela yang tersedia."Tolong dong," kata Jason sambil menyerahkan beberapapaper bagyang berisi

  • Hush! No Drama Allowed   Bab 28

    Jangan terlalu naif.Tidak ada pangeran dan putri yang bersamadan bahagia selamanya setelah membunuh naga.Mereka akan menemui makhluk-makhluk mengerikan lainnyayang seringkali bersembunyi dalam kebaikan semu.Hari Sabtu dan Minggu kemarin kuhabiskan dengan membaca novel-novel koleksiku. Memang cara itu berhasil mengalihkan pikiranku dari lukisan terkutuk itu, tapi aku malah tidak bisa tidur. Tadi saja aku baru bisa tidur setelah sholat subuh. Akibatnya aku bangun kesiangan dan hampir saja terlambat pagi ini.Aku melihat sepatuflat-ku yang tampak kotor karena tadi terinjak pengendara motor lain. Pengendara itu pasti panik karena harus menghindariku yang mengerem mendadak. Mau bagaimana lagi? Ada motor di depanku yang tiba-tiba mesinnya mati. Aku terpaksa

  • Hush! No Drama Allowed   Bab 29

    Another song glorifying love is being playedand I'm in the mood to dance the night away.We are swaying lightly with closed eyes.Your touch on my skin feels like morning air.It makes me shiver and long for more.(Satu lagi lagu yang mengagungkan cinta sedang diputar dan aku sedang ingin berdansa malam ini. Kita berayun pelan dengan mata tertutup. Sentuhanmu pada kulitku terasa seperti udara pagi yang membuatku merinding dan mendambanya lagi.)"Yuuuuuu! Bangun, Nduk!"

Bab terbaru

  • Hush! No Drama Allowed   Bab 43

    Cinta akan menghampiri merekayang menyambutnya tanpa ragu.Selain Jason, setahuku hanya ada empat pasien lain di sini. Masing-masing pasien terbaring di ranjang yang dibatasi korden hijau khas rumah sakit pada umumnya. Sesekali terdengar suara dokter yang memberi instruksi kepada perawat, selebihnya hening. Satu-satunya suara yang terdengar secara konsisten di ruang ini adalah bunyi bip-bip yang dihasilkan alat-alatmonitoringkondisi pasien.Sepuluh menit sudah berlalu sejak aku duduk di samping Jason. Dia masih belum sadar dari pingsannya. Aku menyelimuti tubuhnya dengan selimut putih yang tadinya terlipat di ujung ranjang. Dengan selimut yang menutup tubuhnya sampai ke leher itu, Jason tidak terlihat begitu mengerikan lagi. Lengan kanan

  • Hush! No Drama Allowed   Bab 42

    Malam selalu datang terlambat di musim panas.Tapi bulan tak sekali pun mengeluhkan hal itu.Lalu kenapa ketika cinta terlambat dinyatakan,anak manusia meracau di akhir hari?Tak bisakah ia berbesar jiwa seperti si bulan?Aku akan minta maaf pada Jason di kantor pagi ini. Sebenarnya aku bisa saja meneleponnya dari kemarin, tapi rasanya kurang pas kalau meminta maaf lewat telepon padahal kami bisa bertemu langsung. Sebagai pihak yang bersalah dan mengharapkan maaf darinya, hari ini aku ingin menarik simpatinya dengan cara apapun, termasuk memakaidressbatik yang dibelikan ibunya dan parfum Versace yang dihadiahkannya padaku.Dengan rasa percaya diri yang tinggi a

  • Hush! No Drama Allowed   Bab 41

    Sebentar panas, sebentar hujan deras.Kadang langit keemasan, sesekali menggelap.Jangan tanya semburat apa yang terpancar nanti sore,belum tentu aku bisa menemuinya.Setelah sholat subuh, aku kembali membaringkan diri di tempat tidur. Mataku masih terasa berat. Sebenarnya sejak pukul sebelas malam aku sudah berbaring di atas kasur, tapi aku baru bisa tidur sekitar pukul dua pagi. Gara-gara membantu Damar melamar Anita di Taman Pelangi, aku jadi ikut-ikutan sumringah seolah-olah aku lah yang dilamar. Perasaan sumringah seperti itu sangat mudah menulariku, begitu mudah juga membuatku terjaga.Aku menguap untuk yang keempat kalinya subuh ini. Peristiwa tadi malam kembali berkelebatan di b

  • Hush! No Drama Allowed   Bab 40

    Ketika pelukan selimut tua menghangatkan jiwa,suara detik jam merusak senyap yang tercipta.Bukti nyata bahwa waktu begitu fana.Begitu pula kita.Jatuh cinta selalu menciptakan perasaan menyenangkan. Seolah setiap hari aku melihat pelangi.Masuk ke ruangan Jason dan melihat senyumnya, merah. Kebersamaan kami menikmati kopi selama beberapa menit, jingga. Melihatnya mencuri-curi pandang padaku di tengah rapat yang berlangsung serius, kuning. Sapuan ringan jemarinya di jemariku ketika tidak seorang pun melihat, hijau. Pesan-pesannya di WhatsApp yang membuatku tersenyum sendiri di sela makan siangku dengan Mbak Maya dan Damar, biru. Ciuman yang diberikannya padaku sembunyi-sembunyi setiap sore sebelum bel pulang, nila. Rasa degdegan menyembunyikan itu semua dari orang-orang di kantor, ungu.

  • Hush! No Drama Allowed   Bab 39

    Jangan ajari kekasihmubagaimana untuk mencinta.Sejatinya tanpa diajari, cinta akan mewujuddalam kata dan sikap.Hubunganku dengan Sam memang sudah berakhir dengan buruk, tapi itu bukan berarti bahwa semua tindakan dan perkataannya selama kami dulu bersama adalah salah. Ada satu hal tentangnya yang tiba-tiba terlintas di benakku. Beberapa tahun yang lalu ketika Sam berulang tahun, aku memasak nasi goreng untuk sarapan kami bersama. Nasi goreng itu terlalu asin, tapi Sam tetap memakannya. Tidak ada lelaki yang akan menolak sarapan yang disiapkan dengan penuh cinta, kata Sam waktu itu.Lalu kenapa memori itu muncul sekarang? Mungkin otakku yang sedang kalang kabut mencari cara untuk mint

  • Hush! No Drama Allowed   Bab 38

    Guratan kecewa yang diukir olehnya di masa lalumembuatku ragu meraih tanganmu.Lantas, sampai kapan rasa mamang ini bersarang?Bantu aku menjawabnya, aku bebal tentang cinta.Dengan hati-hati aku meletakkan secangkir kopi panas di atas meja Jason. Dia sedang berdiri menyandarkan pundak kirinya pada dinding di sebelah jendela kaca besar yang ada di ruangannya. Matanya menerawang pada sesuatu di luar sana. Biasanya jendela itu tertutuproller blind. Entah mengapa, pagi iniroller blinditu tergulung rapi di bagian atas jendela."Yu, tolong ke sini sebentar," panggilnya tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela.Aku berjalan ke arahnya. Setelah aku berdiri di sebelahnya, aku menunggu dia untuk mengatakan sesuatu. Setelah sa

  • Hush! No Drama Allowed   Bab 37

    Gradasi kesenangan dan keresahanmembalut benak menenggelamkan tanya.Buat apa bertanya?Toh tak semua yang terjadi harus dipahami.Pagi ini Jason memintaku mencari arsip produksi dari dua tahun yang lalu. Dia memintaku mencari arsip purba dari bagian produksi, padahal gara-gara kasus Pak Herman, staf administrasi produksi juga dipecat. Tidak ada yang bisa kumintai tolong. Aku terpaksa ke ruang arsip untuk menemukan berkas yang dia butuhkan. Kenapa sih dia tidak minta tolong Damar saja? Toh laptop yang dulu dipakai Pak Herman sekarang disimpan HR.Aku berjongkok di pojok ruang arsip sambil membaca kode-kode pada tiap odner yang tersusun rapi di rak yang paling bawah. Tubuhku tidak terlih

  • Hush! No Drama Allowed   Bab 36

    Di dunia yang riuh dengan ejekan,kesunyian memberi pelukan yang menenangkan.Ketika nyanyian samar tentang kebohongan bergema,menyenandungkan kebenaran tak akan berguna.Aku sedang mempelajari proposal peremajaan mesin pemotong kayu ketika Damar masuk ke ruanganku. Dia berdiri di samping mejaku. Aku bisa mencium wangi parfumnya yang lebih kuat dari biasanya."Agnes sudah minta maaf sama kamu?" tanyanya tanpa basa-basi."Sudah. Kamu yang nyuruh dia?""Iya.""Patas saja minta maafnya nggak ikhlas," ujarku lalu menengadah u

  • Hush! No Drama Allowed   Bab 35

    Hujan di tengah siang itu mengelabukan langit.Tajam butir-butir airnya menusuk wajahku.Ketika aku mulai berkawan dengan dingin dan basah,sinar matahari dengan gagahnya menerobos awan,memporak-porandakan sendu, lalu menghangatkan rasa.Kedua tangan Jason meremas lembut tanganku. Jemari tangannya terasa hangat di punggung tanganku. Aku masih menunduk melihat tangan kami yang menyatu di atas lutut kami yang bersentuhan. Isak tangisku sedikit mereda, tapi tubuhku masih sedikit tersenggal-senggal."Saya akan mulai dari Agnes," katanya serius. "Saya akan memastikan dia mendapat sanksi yang tegas. Nggak seorang pun bisa menghina atau merendahkan orang lain di perusahaan ini. Saya sendi

DMCA.com Protection Status