Para warga pun berusaha tenang lalu salah satu warga mengantar Yasmine. Saat perjalanan menuju rumah Lina, Yasmine melihat ada seseorang mencoba memapahnya. Dengan langkah cepat Yasmine menghampiri mereka."Ada apa ini?"tanya Yasmine menatap tajam pada dua orang preman di depannya"Kakak," ucap Lina gugup"Hei cantik, kau orang kota ya. Jadi mending aku minta aja uangmu.""Idih, menghayal aja.""Wah, nih cewek cari mati bro," ucapnya pada temanDengan gerakan cepat Yasmine lihai menangkis setiap pukulan dari para preman. Cewek cantik itu membuat warga dan Lina terkejut akan kepandaian bela dirinya. Tanpa lama, para preman terkulai lemas dan melarikan diri."Waw, kakak keren. Makasih ya.""Sama-sama.""Kau pandai sekali nak," puji warga tersebut"Ini untuk berjaga saja pak, bukan untuk main-main atau menyombongkan.""Pantas saja kau berani ke sini sendiri. Temanmu tak ada yang mau mengantar.""Kebetulan mereka sibuk, Pak. Ya aku, sambil jalan-jalan aja.""Ya sudah, kebetulan ini Lin
"Daddy, Mami."Nina berlari memeluk putranya yang ia rindukan dan bergantian memeluk menantunya. kemudian Arkha memeluk putra kesayangan juga menantunya. Dari jauh, Dira dan Hilda saling berpelukan haru melihat semua kembali lagi."Apa kabarmu nak," tanya Arkha tersenyum menatap pada Alden dan Yasmine"Kami baik Dad, seperti yang dilihat.""Daddy bangga sama kamu. Daddy udah menghapus hukumanmu, jadi kembalilah ke rumah," ucapnya tersenyum manis"Maaf Dad, Alden dan Yasmine menikmati seperti ini," ucap Alden sambil memegang erat tangan istrinya pertanda meminta dukunganArkha mengerutkan alisnya menatap keduanya dan Yasmine ikutan berucap"Iya Dad, kita bahagia bisa mandiri," Yasmine menegaskan sambil mengulas senyumanArkha semula kecewa namun melihat raut wajah putra dan menantu terlihat jujur, akhirnya mengiyakan"Baiklah, Daddy ijinkan kalian mandiri. Tapi jangan tolak pemberian dari Daddy."Alden dan Yasmine saling menatap lalu mengangguk bersama. Nina bahagia keluarganya kemba
Saat mereka bercanda bersama, bunyi bel berbunyi pertanda jam pelajaran akan di mulai. Alden mengantar pujaan hatinya terlebih dahulu."Silahkan masuk tuan putri," ucap Alden pada istrinya"Makasih Al," mengulas senyuman"Jangan lupa sayang," ucap Alden menunjukkan pipinya sebelah kiriYasmine tersenyum dan saat akan mencium, ia terkejut ada gurunya di depan mata seketika ia masuk. Sedangkan Alden masih membungkukkan badan, guru tersebut menggeleng kepala"Mau sampai kapan kau membungkuk, Al," tanya Guru wanita pada Alden sambil menatap tajamAlden terkejut dia membuka mata ternyata guru istrinya di depan, seketika ia mendapat jeweran dari guru itu."Aw, bu Nia. He ... maaf.""Kau itu kalau mau pacaran nanti aja, ini mau jam pelajaran ,Al."Saat Alden di jewer tersebut dilihat teman-teman sekelas Yasmine, Yasmine ikutan malu sejadi-jadinya."Huuuuu," sorak semua siswa menatap Alden menggarik kepalanya yang tak gatal dan masih sempat melambaikan tangan untuk istrinya."Udah sana nant
Saat Alden membukakan pintu mobil, tiba-tiba ada menyeletuk dari belakang mereka"Oh udah balik kaya," Alvin tersenyum sinis berlaluAlden ingin menghampiri tapi dicegah oleh istrinya. Alden heran masih saja Alvin mengganggunya,Yasmine menyuruh untuk masuk mobil segera. Alden ada rencana buat Alvin tak ganggu dia lagi, Ia kesal kelakuannya tak berubah.Alden menancapkan pedal gas dan mengemudikan menuju apartemen baru. Saat perjalanan Yasmine ingat barang-barangnya masih di kost."Al, berhenti."Alden pun menepikan mobil dan berhenti"Ada apa sayang?" tanya Alden sambil memegang tangan istrinya"Bukannya barang kita masih di kost.""Iya, Lalu," tanya Alden sambil menggodanya menatap Yasmine penuh arti"Al, aku serius. Ih kamu itu.""Iya sayang, biarin barang kita di sana dulu. Nanti juga diambil para bodyguard.""Hadeh, mulai deh songongnya. Percaya yang anak sultan.""Apaan sih sayang, denger ya nona Yasmine kau pun sekarang jadi menantu sultan."Alden tersenyum lalu melanjutkan per
Alden berlari keluar dari sekolah hingga melihat jalan depan namun tak menemukan istrinya. Ia mengusap wajahnya kasar lalu menelpon bodyguard Daddy nya minta bantuan."Halo, tolong cari istri saya sekarang juga. Kabari jika melihatnya.""Baik, tuan muda."Alden kembali masuk ke sekolah mencari tahu semua sedangkan Yasmine kini tengah di jalan sedang duduk di kursi trotoar dengan wajah sendu, tiba-tiba ada sebuah tangan memberinya sapu tangan, Yasmine mendongak"Papa."Reyhan tersenyum Seketika Yasmine memeluk Papanya yang lama ia rindukan, sejak menikah dengan Alden ia tak pernah bertemu lagi. Kini dara cantik itu memeluk erat sambil meneteskan air matanya."Hei anak Papa yang cantik, kamu kenapa hem?"tanya Reyhan lembut"Yasmine rindu Papa. Papa kenapa tak menghubungi Yasmine," ucap Yasmine menatap sendu seolah meminta jawaban"Maafin Papa, cantik. Papa ingin kamu belajar mandiri apalagi kamu sudah ada suami. Jadi denger ya nggak boleh cengeng, ini kamu kenapa bisa di jalan dan masih
Setelah tadi malam berunding dengan para sahabat tentang teror untuk istrinya, Alden minta bantuan bodyguard Daddy untuk mengawasi 24 jam. Alden begitu protektif sejak teror menghantui istri, kini Alden berpamitan pada Yasmine berangkat sekolah."Sayang, kamu di rumah hati-hati. Kalau ada apa-apa kabari aku," ucapnya lalu mencium kening istri"Iya, kau juga hati-hati, Al."Alden mengangguk lalu mengacak rambut istrinya karena gemas, Yasmine mengantar Alden sampai di depan pintu setelah memastikan Alden berangkat, Yasmine masuk kembali ke dalam apartemen.Alden mengendarai mobil mewahnya dengan kecepatan lumayan karena ia ingin segera mencari tahu dalang semua. Saat sudah sampai di sekolah, ia melihat dari kejauhan Viona dan Alvin berbicara bisik-bisik dan itu membuat Alden curiga. Setelah beberapa menit, Alvin terlihat berjalan sendiri dan diikuti Viona. Alden pun mengikuti Alvin dari belakang pelan-pelan tapi Alvin mendadak berhenti saat ponselnya berdering, Alden bersembunyi sementar
Setelah pengumuman, para siswa minta maaf pada Alden karena salah sangka. Alden tak mempermasalahkan karena mereka tak mengetahuinya."Maaf ya, kak Alden," ucap salah satu siswi"Iya, sama-sama.""Kita tetap fans kakak kok, ya mesti agak jaga jarak, he ..""Dasar kau, Bel," celetuk temennyaAlden tersenyum dan meninggalkan lapangan diikuti pada sahabat menuju kantin dan saat akan ke kantin ada seruan dari seseorang."Kak Alden," seru Dira sambil ngos-ngosan"Eh hai, Dir. Ngapain kamu ngos-ngosan habis dikejar anjing," tawa Alden"Ih nyebelin deh, mentang-mentang udah kelar urusannya."Tiba-tiba, ada deheman yang ingin diperhatikan sedari tadi"Ehem."Alden dan Dira menoleh ternyata Willi berdehem seketika mereka tertawa."Hahahhaha, kau itu Wil. Udah kalau mau ngomong, ngomong nih sama bidadarimu," ucap Alden menggeser posisi agar Willi dekat dengan Dira. Dira tersenyum malu melihat tatapan Willi."Kau emang sahabat the best ku, Al.""Iya-iya udah sana.""Nggak kok, aku mau ngajak Di
Yasmine masuk ke dalam rumah, lalu Nina duduk sebelahnya. Tak lama, Arkha turun dan menghampiri mereka."Malam, dad," sapa keduanya kompakNina melihat keduanya menahan tawa, Arkha mengrinyitkan dahi memandang keduanya seperti ada yang tak beres."Ada apa Al, Daddy merasa suasananya dingin banget seperti kulkas," ucapnya menyindir halus pada putranya sambil merangkul mesra istriDi saat Alden akan menjawab, Yasmine lebih dulu berbicara"Menurut Mami pilih terbuka atau berbohong."Arkha dan Nina saling pandang mendapat pertanyaan dari menantinya Arkha tersenyum lalu menjawab"Ehem, Daddy boleh bicara dulu sebelum Mami, Yas.""Boleh Dad.""Baiklah begini, Yas. Kalau menurut Daddy, keterbukaan hal yang utama apalagi menjalin hubungan spesial. Itu adalah jiwa ksatria bukan pecundang," ujar Arkha sambil menatap penuh arti pada putranya.Alden semakin gugup mendengar ucapan Daddy, ia nampak gelisah lalu mengutarakan isi hatinya."Dad, Alden tak pernah bohong.""Eh siapa yang bilang kamu,
Raka berjalan menyenggol lengan Alden yang tertawa namun tak berlangsung lama, karena Yasmine menjewernya agar tak iseng. Sedangkan Raka memilih tidur di sofa ruang tamu. Nina dan yang lain menghela nafas berat melihat kelakuan Hilda mengusir suaminya sendiri.......Pagi nya, Hilda bangun pagi sekali dan membangunkan suamnya"Kak, bangun.""Emmm, astaga," ucap Raka terkejut ada Hilda di depannya"Kamu pikir aku hantu, ayo bangun.""Ada apa sayang.""Ayo mandi, aku mau kerumah Bunda Sarah. Ayo.""Hah, tumben.""Udah ah, ayo buruan. Awas aja uler keket ikut lagi.""I-iya, nih bangun."Raka pun mengikuti istrinya menuju kamar membersihkan diri segera. Selesai ritual mandinya mereka bersiap untuk ke rumah Bunda Sarah."Udah semua, sayang.""Udah kak."Mereka keluar, Hilda menggendong Berlian yang masih terlelap dalam mimpi indahnya. Saat sampai di ruang makan, Raka dan Hilda menitip pesan karena Mami da Daddy belum bangun."Bik, kita titip pesen Mami dan Daddy jika ke rumah Bunda Sarah,
"Sayang, udah dunk. Capek nih. Nih," Alden memelas pada istrinya"Hahhahaaha, kau lucu sekali sayang. Aduh perutku sakit.""Ih nyebelin deh."Saat ini Alden di dandani seperti cewek memakai pink polkadot dress serta higtheels pink. Sungguh menggemaskan sekali, jika orangtuanya tahu mungkin diketawain dua hari dua malam."Sini, aku bersihin. Kacian amat."Yasmine pun dengan telaten membersihkan wajah Alden, setelah bersih ia memberi kecupan hangat di seluruh wajah suaminya. Alden mengulas senyuman lalu mencari kesempatan dan menarik dagunya memperdalam pagutannya. Namun, saat dia merasa ingin lebih, Yasmine mencegahnya"Puasa dulu, hahahhaha."Alden mendengus kesal karena hasratnya tak tertuntaskan, dan ia memilih untuk bersolo karier di kamar mandi. Setelah hampir satu jam lamanya, Alden keluar dengan wajah ceria kembali. Ia mendekati istrinya yang mulai gemar nonton drakor dilaptopnya."Sayang, kok nonton drakor mulu.""Seneng aja, romantis sayang. Oh ya kita ke rumah Mami yuk. Aku
"Uda ayo buruan anter aku pergi.""Yas tunggu, sebenarnya kamu kenapa dengan Alden.""Aku hamil, La. Hiks ... hiks. Tapi Alden nggak mau," ucapnya sesegukanLala heran kenapa dengan Alden hingga nggak mau menerima kehadiran buah hati mereka."Kenapa dia nggak mau, itu buah hati kalian, Yas.""Dia trauma dulu pas aku ngelahirin sudah kayak orang gila, saat aku berjuang melawan maut.""Astaga, Alden kau gila.""Lalu, aku mau anter kamu kemana Yas," tambahnya"Kita cari tempat yang nggak mungkin di jangkau Alden."Yasmine berfikir ia akan ke New york menemui Bu Rose. Pasti dia akan di tampung lagi pikirnya."Aku ke Bu Rose aja, La.""Hah, New york.""Hem.""Tapi Yas, kalau mertua mu tahu gimana kalian ini.""Tolong jaga rahasia ini, dari semua La."Lala dan Yasmine masuk ke dalam mobil menuju bandara. Sepanjang perjalanan perasaan Yasmine campur aduk. Tiba-tiba, ada dering ponselnya terlihat panggilan dari Alden. Namun ia tak menggubrisnya.Alden baru saja di telpon oleh suster jika Yas
Nina melihat raut wajah Yasmine pucat segera menghampiri menantunya."Yas, kamu kenapa? Kenapa wajahmu pucat.""Kepala Yasmine pusing Mi.""Mana Alden?""Aku usir Mi.""Hah, kenapa sayang. Tumben biasanya kalian kayak perangko.""Pengen sendiri aja Mi.""Mami anter ya ke kamar hotel, ya.""Nggak usah Mi, Yasmine hanya lelah aja kok.""Ya udah kalau butuh Mami, panggil ya. Mami sama Daddy ada di sebelah sana ada Papa Mama mu juga.""Baik Mi."Nina pun berpamitan gabung dengan para sahabat lain, sedangkan Yasmine memijat pelipisnya mersakan kepalanya berdenyut kembali."Kenapa kepalaku pusing banget sih."Tak lama twins dan Babaysitter datang mendekatinya."Mami, kita foto sama aunti dan Om yuk," ajak Sha"Boleh, ayo."Yasmine berjalan bersama kedua buah hatinya menuju pelaminan, Alden melihat istri serta anaknya naik kepelaminan tanpa mengajaknya, merasa diacuhkan ia pun segera mengikuti."Mau kemana kak," tanya Dira"Mau ngejar kakakmu itu."Willi, Revan, Lala dan Dira melihat Yasmin
Setelah kepergian Herlina dari ruangannya, Alden menelpon salah satu bodyguardnya. "Halo bos.""Bagaimana situasi.""Tawanan tak mau makan, bos.""Paksa atau robek mulutnya, setelah itu lempar perempuan itu ke kampung terpencil yang tak ada yang mengenalinya.""Siap bos."Alden menutup telpon lalu beralih mengajak istri untuk pulang karena persiapan ke kampung Ega."Come on ladies, kita siap-siap ke kampung Ega.""Siap tuan raja."Alden menoel hidung macung istrinya lalu mereka turun bersama sampai di lobby pasangan muda tersebut jadi pusat perhatian karena santun dan berwibawa."Sumpah, ceo kita sungguh membuatku baper sama istrinya.""Iya dulu tuan Arkha sekarang keturunannya.""Iya dunk lihat dulu bebet nya makanya jadinya begini.""Udah-udah ghibah nanti lagi, kasihan yang diomongin.""Siap sayang."Alden dan Yasmine bersiap meluncur ke kediamannya, sebelum itu mereka mampir ketempat babyshop membeli keperluan twins karena kebetulan ada yang habis."Udah sayang, ayo.""Oke."Mere
Lala sengaja pagi sekali menemui Revan untuk meluruskan masalah yang ada. Yasmine dan Alden pun mundur masuk ke dalam rumah membiarkan mereka berdua menyelesaikan masalah.Revan menatap gadis yang ia cintai saat ini kebencian, dia hanya bisa membiarkan nya entah omongan yang akan keluar dari mulutnya."Honey, aku minta maaf. Kamu salah paham kemarin dia sepupuku Reno, dia dari kampung. Kalau kamu nggak percaya bisa dateng ke rumahku," ucapnya lirih"Hanya itu saja.""Lalu, apa yang harus aku jelaskan honey. Tak ada lagi.""Kalau ponsel kenapa kamu matiin.""Kemarin aku matiin karena lowbat sekarang udah beli batrenya lagi. Kamu masih nggak percaya sama aku. Kita udah lama, udah 5 tahun. Aku juga sabar menghadapi hubungan kita, terus kamu mau nya harus sabar kayak apalagi, Van."Revan melirik ke arah wajah yang sudah terisak itu, lalu memeluknya."Maafin aku, jika kamu terlalu sabar denganku.""Aku juga minta maaf jika egois memaksamu.""Udah sekarang, senyum dunk," ucap Revan sambil m
Revan menghela nafas berat saat mendengar nasihat dari Mamanya. Padahal ia tengah menyiapkan sesuatu untuk kekasihnya itu. Revan mencoba menelpon kekasihnya Lala namun tak aktif."Huh, kemana dia. Apa dia masih marah."Revan sungguh tak enak hati, ia buru-buru mandi dan ingin segera menemui kekasihnya lagi. 15 menit kemudian, Revan sudah rapi dan terlihat tampan. Ia menyambar hoodie hitamnya dan kunci mobil llu turun ke bawah. Saat di bawah ada Oma Opa serta orangtuanya sedang asyik berbincang di ruang tamu."Van, kau mau kemana nak," tanya Aldo"Revan mau keluar bentar, Pa," ucapnya sambil melirik Mama nya."Kamu jadi cowok jangan males, Van," Elena menyindir Revan membuat semua menatapnya bingung"Maksudnya apa Ma," tanya Aldo pada istrinya"Tanya sendiri pada putramu.""Ada apa sebenarnya, Van.""Nanti aja ya Pa, Revan jelasin. Revan keluar bentar.""Baiklah, kamu hati-hati."Revan mengangguk dan menyalami punggung tangan kedua orangtua dan Opa, Oma nya."Assalamualaikum.""Waa
"Sayang, kau kenapa?"Alden membopong tubuh istrinya berjalan keluar, Yamsine panik dan berpura-pura lemas"Al,mau kemana," ucap Yasmine lirih"Mau bawa kamu ke dokter sayang, masak mau ke club.""Ih kamu ya, aku minta ke rumah aja.""Kamu kan sakit ngapain ke rumah, sayang. Udah mending nurut.""Aku nggak mau , ayo buruan ke rumah atau kamu nggak dapet jatah sebulan."GlegSeketika Alden menelan ludah kasar mendengar ancaman istri tercinta mau tak mau ia menurutinya. Tanpa berprasangka buruk, Alden segera menuju kediamannya. Yasmine tersenyum geli melihat raut muka panik Alden.Sampai di rumah, Alden mngerutkan dahi melihat suasana ramai . Ia tak ma berprasangka buruk kembali ia melirik istri namun Yasmine pura-pura tidak mengerti. Saat Alden turun mobil dan ingin menggendong istrinya, ditolak."Kenapa sayang.""Pegang tanganku aja," ucapnya manka"Aneh," pikir Alden pada istrinya Dan keduanya berjalan gontai masuk ke dalam rumah dan"Surprise," sorak semuaAlden tersenyum kebingun
"Sayang, kenapa teriak.""Kami merindukan Mommy, hiks ... hiks."Cup ... cup"Jangan nangis dunk, sayang. Mommy nggak akan pergi lagi."Yasmine menenangkan kedua buah hatinya yang memang merindukannya selama dua tahun ini."Udah ya, nggak boleh nangis dunk," ucap Alden membelai keduanya"Ada permintaan nggak buat Mommy dan Daddy, hem.""Apa akan dikabulkan Dad.""Diusahakan pasti.""Kita mau adek," ucap kompak keduanya"Apa!" Kompak Alden dan YasmineSha dan Axel cekikikan melihat keterkejutan orangtua mereka..............Waktupun berganti malam hari, keluarga besar Wiliam dan Wijaya telah merayakan kebahagiaan atas kembalinya Yasmine dan mengadakan pesta resepsi pernikahan Alden dan Yasmine. Mereka juga gak lupa berbagi pada seribu anak yatim piatu di Indo agar merasakan kebahagiaan yang sama.Di kamar pengantin"Sayang," sapa Alden melihat istrinya masih dirias sungguh ia terpesona dengan kecantikan Yasmine."Bentar lagi, Al.""Baiklah aku tunggu."Sembari menunggu istrinya sele