Setelah mengantar Viona, kini Alden berganti mengantar para sahabat ke parkiran sekolah karena tadi memakai mobil Alden. Beberapa menit, mobil Alden sudah tiba di depan sekolah, ia melihat para sahabat terlelap. Dengan jahilnya ia membunyikan klakson.TitTitSeketika semua terbangun, Yasmine ikutan kesal melihat kelakuan suaminya, ia menimpuk mukanya dengan bantal leher.Pluk"Aw, sayang.""Kamu lebay, Al.""Sorry sayang, eh kalian para penumpang ayo turun udah sampai. Dikira aku sopir kalian, hah," cibir Alden"Huuuu," sorak para sahabat"Dasar menyebalkan kau Al, untung istrimu tahan."Dua pasang sejoli turun dan melambaikan tangan berpisah"See you, sayangkuh," Ega dan Lala"See you too," Yasmine membalas lambaian"Lebay deh yang. Besok juga ketemu.""Biarin," ucapnya sewot"Uluh-uluh, sayangkuh ngambek. Mau eskrim nggak," rayu Alden pada istrinyaYasmine yang tergiur akhirnya luluh juga, ia pun mengangguk tersenyum Alden mengecup tangan istrinya mesra dan mengacak rambutnya karena
Esoknya, Sepulang sekolah Alden, Yasmine and the geng buru-buru ke salon untuk merias diri. Alden yang posesif tak memperbolehkan istrinya memakai terlalu terbuka."Sayang, pakai gaun ini ya," Alden memberikan gaun cantik berwarna peach selutut dan masih ada lengannya sedikit tapi tetap elegan."Pasti ini mahal, kan," ucapnya sambil menerima pemberian Alden"Udah nggak usah ngomel, yang penting buruan takut telat.""Iya-iya bawel."Ketiga cowok sudah terlihat rapi dan tampan memakai setelan warna navi dengan dalaman menjulang sampai ke leher. Apalagi calon Daddy muda, Alden semakin terpancar aura nya.15 menit kemudian, ketiga cewek cantik itu sudah cantik dengan riasan tipis tapi auranya terlihat. Ketiga cowok menatap tak berkedip apalagi Alden melihat istrinya sungguh tergoda."Waw, so beautiful. Gimana kalau kita batal aja kesana sayang."Seketika Yasmin mencubit pinggang Alden"Aw, sakit sayang.""Makanya ngomong disaring dulu."Para sahabat tertawa bersama melihat kebucinan seor
"Sayang, aku kenapa bisa di bawa ke sini.""Aku panik sayang, jadi nggak kepikiran telpon Om Erik. kamu menggigil aku udah takut banget.""Oh so sweet, makasih udah khawatirkan aku.""Sama-sama, aku kan jadi suami siaga untukmu dan calon anak kita. Oh ya, kebetulan kita ada di sini, kita check baby kita ya.""Iya sayang. Makasih atas perhatianmu, love you," ucap Yasmine mengalungkan tangannya ke leher Alden, keduanya pun saling berciuman beberapa detik saja karena mendengar ketukan."Em, maaf sayang. Aku lihat dulu, siapa yang berani mengganggu kita," ucapnya sambil mengusap bekas ciuman di bibir istri.Wajah Yasmine berubah jadi seperti tomat mendengar ucapan suaminya.Dan saat membuka pintu ternyata dokter kandungan"Selamat pagi tuan Alden.""Pagi juga dokter. Mari silahkan masuk," ucapnya mengulas senyumanDokter itu masuk diikuti Alden dari belakang,"Selamat pagi nona, apa kabarnya? apakah ada yang dirasain nona?" tanya ramah dokter cantik itu"Aku nggak rasa yang aneh-aneh s
Alden berkali-kali mengutuk dirinya karena lalai menjaga istrinya apalagi ada calon anak di perut istrinya. Kini, kesabarannya mulai habis, Ia akan melakukan apapun dan melenyapkan seseorang berani mengusik kehidupannya. Alden bersiap menemui orang yang buat istrinya kesakitan, sejenak ia mencium kening istri yang sedang istirahat dan berlalu."Kalian ikut aku, yang lain jaga istriku. Awas saja lalai sedikit kalian taruhannya," ucap tegas Alden"Baik tuan muda."Alden menyambar hoodie hitam dan kacamata hitamnya kini, pemuda tampan itu meluncur ke ruang bawah tanah tempat Daddy mengurung para penghianat. Tak sampai lama, Alden beserta anak buah sudah berada di lokasi. Alden berlari menuju ruang bawah tanah, ia sudah tak sabar menghajar orang itu dengan tangannya. Saat ia sudah di ruang bawah tanah, wanita yang menyamar suster sudah tak berdaya dengan tangan terikat di atas tempat duduk. Alden menatap tajam seakan ingin memakannya hidup-hidup. Para bodyguard menyeringai dan tersenyu
Alvin dan Viona menyalami Reyhan dan Arkha, dan ada orangtua dari Sella juga berada dalam ruangan itu. Guru Bk mulai berbicara"Selamat pagi tuan-tuan dan nyonya yang saya hormati. Saya mendapat teguran dari pihak yayasan jika ada yang sengaja memfitnah Alvin dan Viona. Saya akan menjelaskan disini, Alvin dan Viona memang sudah menikah tapi atas ijin pihak yayasan mereka menikah dan hal itu dikarenakan bukan serta merta boleh menikah, ini karena ada salah satu murid yang berani menjebak dan hasilnya yang cewek merugi akibat ulahnya. Jadi, saya harap tuan dan nyonya jangan mengikuti hasutan satu orang saja, saya sebagai guru di sekolah malu dengan perbuatan itu, saya merasa gagal mendidik murid-murid, dan seseorang itu adalah Marsella."Sella seketika nyalinya menciut dan gelagapan berusaha menenangkan orangtuanya bahwa dia tidak bersalah."Semua fitnah. Mama dan Papa, lihat kan aku gimana. Nggak mungkin aku nglakuin itu semua."Dan dari ambang pintu muncul seeorang membuatnya tak bis
Alden membuka pintu ternyata Willi"Apa Wil, ganggu aja.""Sorry ganggu, kau itu Al, kayak nggak ada tempat aja di sini iya juga.""Duh berisik, ada apa kesini.""Kita mau pamit, udah sore nih.""Oke, turunlah dulu.""Tapi jangan lama, loh.""Iya-iya bawel banget kau."Setelah Willi turun, Alden menutup pintu lalu mengajak istrinya turun."Kita pulang dulu, Al.""Yah sepi lagi.""Kapan-kapan kesini lagi. Makasih gratisannya," Leo terkekeh"Kalau urusan perut kau nomer satu.""Kau emang sahabat terbaikku, Al. Selalu mengerti aku.""Udah ah geli aku, udah sana pulang. Aku juga mau pulang kok.""Hadeh Alden, ngapain juga ngusir kita bege.""Hahahahaha."Semuanya pun keluar dari kafe, Alden pamit pada karyawannya untuk pulang dan memberi tip."Makasih kak."Alden mengangguk dan menggandeng istrinya pulang, mereka berpisah di Kafe dan meluncur ke rumah masing-masing......Di kediaman Arkha, saat Nina melihat kalender, ia terkejut ada yang dilingkari. Dan ia ingat itu hari ulangtahun p
Hilda merasa Raka sama saja seperti kakaknya yang mantan playboy itu. Hilda pun tak sadar mengambil alkohol dan meneguk yaHowek"Minuman apaan nih," melihat gelas minuman, tiba-tiba ia mulai tak sadarkan diriMalam kian larut pesta ulangtahun Hilda berjalan lancar meski acaranya hanya di rumah, tapi jangan di tanya tetap saja mewah. Pukul satu satu dini hari, satu persatu berpamitan namun mereka tak sadar jika yang ulang tahun tak ada di tengah mereka......Keesokan harinya, Gadis kecil bernama Hilda mengerjab-ngerjab melihat sekeliling merasa bukan di kamar sontak ia bangun. Dia menoleh kearah kanan dan betapa terkejut ada seorang lelaki tampan di sampingnya, seketika ia menjerit"Aaaa."Raka terkejut ada cewek menjerit, baru kali ini ada yang berani teriak sekencang itu. Ia bangun dan mengucek mata."Hah, ngapain kamu di sini.""Eh malah aku, kamu yang ngapain di sini.""Tadi malam aku tak ingat habis minum lalu tak sadar, entah minuman apa yang aku minum.""Sama aku juga."Seketi
Waktu pun tak terasa cepat berlalu, kini kandungan Yasmine sudah berusia 7 bulan sedangkan Viona 5 bulan, kedua bumil itu makin doyan makannya apalagi Yasmine berat badannya makin menambah sejak ia mengetahui ternyata ada dua janin di rahimnya.Pagi ini, Yasmine mengajak suaminya jalan pagi karena ia merasa kakinya bengkak. Sedikit-sedikit ia mengajak istirahat duduk di bangku taman."Sayang, rasanya aku udah nggak kuat jalannya.""Ya udah duduk dulu sayang, jangan dipaksain. Ini minumlah," Alden memberikan sebotol minumanDan tanpa jeda ia meneguknya seketika, Alden menela ludah kasar melihat istrinya yang menggemaskan itu."Ih, kau gemesin sih sayang, lucu amat sebotol kau teguk sekejab," mencubit hidung mancung istrinya"Ih, sakit tahu.""Oh ya, nanti kontrol kan sayang.""Hem, kamu bisa ngantar kan.""Bisa dunk, aku mau siaga 24 jam untuk istriku.""Ih so sweet banget suamiku. Udah yuk pulang, mau mandi nih gerah.""Baiklah dindaku, let's go."Keduanya pulang ke apartemen, tak la
Raka berjalan menyenggol lengan Alden yang tertawa namun tak berlangsung lama, karena Yasmine menjewernya agar tak iseng. Sedangkan Raka memilih tidur di sofa ruang tamu. Nina dan yang lain menghela nafas berat melihat kelakuan Hilda mengusir suaminya sendiri.......Pagi nya, Hilda bangun pagi sekali dan membangunkan suamnya"Kak, bangun.""Emmm, astaga," ucap Raka terkejut ada Hilda di depannya"Kamu pikir aku hantu, ayo bangun.""Ada apa sayang.""Ayo mandi, aku mau kerumah Bunda Sarah. Ayo.""Hah, tumben.""Udah ah, ayo buruan. Awas aja uler keket ikut lagi.""I-iya, nih bangun."Raka pun mengikuti istrinya menuju kamar membersihkan diri segera. Selesai ritual mandinya mereka bersiap untuk ke rumah Bunda Sarah."Udah semua, sayang.""Udah kak."Mereka keluar, Hilda menggendong Berlian yang masih terlelap dalam mimpi indahnya. Saat sampai di ruang makan, Raka dan Hilda menitip pesan karena Mami da Daddy belum bangun."Bik, kita titip pesen Mami dan Daddy jika ke rumah Bunda Sarah,
"Sayang, udah dunk. Capek nih. Nih," Alden memelas pada istrinya"Hahhahaaha, kau lucu sekali sayang. Aduh perutku sakit.""Ih nyebelin deh."Saat ini Alden di dandani seperti cewek memakai pink polkadot dress serta higtheels pink. Sungguh menggemaskan sekali, jika orangtuanya tahu mungkin diketawain dua hari dua malam."Sini, aku bersihin. Kacian amat."Yasmine pun dengan telaten membersihkan wajah Alden, setelah bersih ia memberi kecupan hangat di seluruh wajah suaminya. Alden mengulas senyuman lalu mencari kesempatan dan menarik dagunya memperdalam pagutannya. Namun, saat dia merasa ingin lebih, Yasmine mencegahnya"Puasa dulu, hahahhaha."Alden mendengus kesal karena hasratnya tak tertuntaskan, dan ia memilih untuk bersolo karier di kamar mandi. Setelah hampir satu jam lamanya, Alden keluar dengan wajah ceria kembali. Ia mendekati istrinya yang mulai gemar nonton drakor dilaptopnya."Sayang, kok nonton drakor mulu.""Seneng aja, romantis sayang. Oh ya kita ke rumah Mami yuk. Aku
"Uda ayo buruan anter aku pergi.""Yas tunggu, sebenarnya kamu kenapa dengan Alden.""Aku hamil, La. Hiks ... hiks. Tapi Alden nggak mau," ucapnya sesegukanLala heran kenapa dengan Alden hingga nggak mau menerima kehadiran buah hati mereka."Kenapa dia nggak mau, itu buah hati kalian, Yas.""Dia trauma dulu pas aku ngelahirin sudah kayak orang gila, saat aku berjuang melawan maut.""Astaga, Alden kau gila.""Lalu, aku mau anter kamu kemana Yas," tambahnya"Kita cari tempat yang nggak mungkin di jangkau Alden."Yasmine berfikir ia akan ke New york menemui Bu Rose. Pasti dia akan di tampung lagi pikirnya."Aku ke Bu Rose aja, La.""Hah, New york.""Hem.""Tapi Yas, kalau mertua mu tahu gimana kalian ini.""Tolong jaga rahasia ini, dari semua La."Lala dan Yasmine masuk ke dalam mobil menuju bandara. Sepanjang perjalanan perasaan Yasmine campur aduk. Tiba-tiba, ada dering ponselnya terlihat panggilan dari Alden. Namun ia tak menggubrisnya.Alden baru saja di telpon oleh suster jika Yas
Nina melihat raut wajah Yasmine pucat segera menghampiri menantunya."Yas, kamu kenapa? Kenapa wajahmu pucat.""Kepala Yasmine pusing Mi.""Mana Alden?""Aku usir Mi.""Hah, kenapa sayang. Tumben biasanya kalian kayak perangko.""Pengen sendiri aja Mi.""Mami anter ya ke kamar hotel, ya.""Nggak usah Mi, Yasmine hanya lelah aja kok.""Ya udah kalau butuh Mami, panggil ya. Mami sama Daddy ada di sebelah sana ada Papa Mama mu juga.""Baik Mi."Nina pun berpamitan gabung dengan para sahabat lain, sedangkan Yasmine memijat pelipisnya mersakan kepalanya berdenyut kembali."Kenapa kepalaku pusing banget sih."Tak lama twins dan Babaysitter datang mendekatinya."Mami, kita foto sama aunti dan Om yuk," ajak Sha"Boleh, ayo."Yasmine berjalan bersama kedua buah hatinya menuju pelaminan, Alden melihat istri serta anaknya naik kepelaminan tanpa mengajaknya, merasa diacuhkan ia pun segera mengikuti."Mau kemana kak," tanya Dira"Mau ngejar kakakmu itu."Willi, Revan, Lala dan Dira melihat Yasmin
Setelah kepergian Herlina dari ruangannya, Alden menelpon salah satu bodyguardnya. "Halo bos.""Bagaimana situasi.""Tawanan tak mau makan, bos.""Paksa atau robek mulutnya, setelah itu lempar perempuan itu ke kampung terpencil yang tak ada yang mengenalinya.""Siap bos."Alden menutup telpon lalu beralih mengajak istri untuk pulang karena persiapan ke kampung Ega."Come on ladies, kita siap-siap ke kampung Ega.""Siap tuan raja."Alden menoel hidung macung istrinya lalu mereka turun bersama sampai di lobby pasangan muda tersebut jadi pusat perhatian karena santun dan berwibawa."Sumpah, ceo kita sungguh membuatku baper sama istrinya.""Iya dulu tuan Arkha sekarang keturunannya.""Iya dunk lihat dulu bebet nya makanya jadinya begini.""Udah-udah ghibah nanti lagi, kasihan yang diomongin.""Siap sayang."Alden dan Yasmine bersiap meluncur ke kediamannya, sebelum itu mereka mampir ketempat babyshop membeli keperluan twins karena kebetulan ada yang habis."Udah sayang, ayo.""Oke."Mere
Lala sengaja pagi sekali menemui Revan untuk meluruskan masalah yang ada. Yasmine dan Alden pun mundur masuk ke dalam rumah membiarkan mereka berdua menyelesaikan masalah.Revan menatap gadis yang ia cintai saat ini kebencian, dia hanya bisa membiarkan nya entah omongan yang akan keluar dari mulutnya."Honey, aku minta maaf. Kamu salah paham kemarin dia sepupuku Reno, dia dari kampung. Kalau kamu nggak percaya bisa dateng ke rumahku," ucapnya lirih"Hanya itu saja.""Lalu, apa yang harus aku jelaskan honey. Tak ada lagi.""Kalau ponsel kenapa kamu matiin.""Kemarin aku matiin karena lowbat sekarang udah beli batrenya lagi. Kamu masih nggak percaya sama aku. Kita udah lama, udah 5 tahun. Aku juga sabar menghadapi hubungan kita, terus kamu mau nya harus sabar kayak apalagi, Van."Revan melirik ke arah wajah yang sudah terisak itu, lalu memeluknya."Maafin aku, jika kamu terlalu sabar denganku.""Aku juga minta maaf jika egois memaksamu.""Udah sekarang, senyum dunk," ucap Revan sambil m
Revan menghela nafas berat saat mendengar nasihat dari Mamanya. Padahal ia tengah menyiapkan sesuatu untuk kekasihnya itu. Revan mencoba menelpon kekasihnya Lala namun tak aktif."Huh, kemana dia. Apa dia masih marah."Revan sungguh tak enak hati, ia buru-buru mandi dan ingin segera menemui kekasihnya lagi. 15 menit kemudian, Revan sudah rapi dan terlihat tampan. Ia menyambar hoodie hitamnya dan kunci mobil llu turun ke bawah. Saat di bawah ada Oma Opa serta orangtuanya sedang asyik berbincang di ruang tamu."Van, kau mau kemana nak," tanya Aldo"Revan mau keluar bentar, Pa," ucapnya sambil melirik Mama nya."Kamu jadi cowok jangan males, Van," Elena menyindir Revan membuat semua menatapnya bingung"Maksudnya apa Ma," tanya Aldo pada istrinya"Tanya sendiri pada putramu.""Ada apa sebenarnya, Van.""Nanti aja ya Pa, Revan jelasin. Revan keluar bentar.""Baiklah, kamu hati-hati."Revan mengangguk dan menyalami punggung tangan kedua orangtua dan Opa, Oma nya."Assalamualaikum.""Waa
"Sayang, kau kenapa?"Alden membopong tubuh istrinya berjalan keluar, Yamsine panik dan berpura-pura lemas"Al,mau kemana," ucap Yasmine lirih"Mau bawa kamu ke dokter sayang, masak mau ke club.""Ih kamu ya, aku minta ke rumah aja.""Kamu kan sakit ngapain ke rumah, sayang. Udah mending nurut.""Aku nggak mau , ayo buruan ke rumah atau kamu nggak dapet jatah sebulan."GlegSeketika Alden menelan ludah kasar mendengar ancaman istri tercinta mau tak mau ia menurutinya. Tanpa berprasangka buruk, Alden segera menuju kediamannya. Yasmine tersenyum geli melihat raut muka panik Alden.Sampai di rumah, Alden mngerutkan dahi melihat suasana ramai . Ia tak ma berprasangka buruk kembali ia melirik istri namun Yasmine pura-pura tidak mengerti. Saat Alden turun mobil dan ingin menggendong istrinya, ditolak."Kenapa sayang.""Pegang tanganku aja," ucapnya manka"Aneh," pikir Alden pada istrinya Dan keduanya berjalan gontai masuk ke dalam rumah dan"Surprise," sorak semuaAlden tersenyum kebingun
"Sayang, kenapa teriak.""Kami merindukan Mommy, hiks ... hiks."Cup ... cup"Jangan nangis dunk, sayang. Mommy nggak akan pergi lagi."Yasmine menenangkan kedua buah hatinya yang memang merindukannya selama dua tahun ini."Udah ya, nggak boleh nangis dunk," ucap Alden membelai keduanya"Ada permintaan nggak buat Mommy dan Daddy, hem.""Apa akan dikabulkan Dad.""Diusahakan pasti.""Kita mau adek," ucap kompak keduanya"Apa!" Kompak Alden dan YasmineSha dan Axel cekikikan melihat keterkejutan orangtua mereka..............Waktupun berganti malam hari, keluarga besar Wiliam dan Wijaya telah merayakan kebahagiaan atas kembalinya Yasmine dan mengadakan pesta resepsi pernikahan Alden dan Yasmine. Mereka juga gak lupa berbagi pada seribu anak yatim piatu di Indo agar merasakan kebahagiaan yang sama.Di kamar pengantin"Sayang," sapa Alden melihat istrinya masih dirias sungguh ia terpesona dengan kecantikan Yasmine."Bentar lagi, Al.""Baiklah aku tunggu."Sembari menunggu istrinya sele