Yvonne spontan menerkam Sabrina dengan kegembiraan begitu dia melihatnya. "Sabrina, kemana saja kau seminggu ini? Kenapa kau tidak memberitahuku apa-apa? Aku pikir kita bisa makan beberapa hari yang lalu, hanya untuk mengetahui kalau kau sedang dalam perjalanan bisnis. Hei, ke kota mana kau pergi? Apa aku dapat oleh-oleh?" dia bertanya dengan main-main.Senyum Yvonne yang polos dan tulus selalu menjadi titik lemah di hati Sabrina. Dia menatap Yvonne dengan tatapan meminta maaf dan menjelaskan, "Maaf, aku lupa ...""Oh, sudah lah, tidak apa-apa, Sabrina. Aku cuma bercanda. Aku tahu kau baru beberapa hari bergabung dengan kami dan kau mungkin belum mendapatkan gajimu untuk bisa membelikan sesuatu untukku,” kata Yvonne dengan senyum ceria di wajahnya."Sabrina mungkin tidak punya uang, tapi aku punya!" Entah dari mana, Ryan memutuskan untuk bergabung dalam percakapan dan berkata, "Jadi dia lupa membelikanmu sesuatu dari perjalanan bisnisnya, ya? Bagaimana kalau begini, aku akan membe
"Ada apa?" Sabrina bingung kenapa Yvonne tampak terkejut dengan apa yang dia katakan. "Tidak ada, Sabrina." Yvonne menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Cuma kau satu-satunya yang menentang Ruth Poole, dan orang pertama yang menolak Tuan Ryan. Sebenarnya ini pertama kalinya Tuan Ryan mengundang seseorang di kantor untuk makan malam, tahu? Siapa yang mengira dia akan ditolak? Sabrina, kau tampak seperti gadis yang baik, aku hanya tidak menyangkanya saja."Yvonne sudah tahu sejak pertama kali dia bertemu Sabrina bahwa mereka akan menjadi teman dekat. Dia mengagumi kepolosan Sabrina dan bagaimana dia menjaga dirinya sendiri tanpa banyak bicara.Secara kebetulan, Sabrina memiliki perasaan yang sama terhadap Yvonne. Dia tidak punya teman dan sejak hari dia dibebaskan dari penjara enam tahun lalu, dia telah terperangkap dalam dunia drama dan pengkhianatan. Dia belum pernah bertemu siapa pun yang akan terbuka padanya seperti yang dilakukan Yvonne, jadi dia menghargai persahabatan merek
Sabrina sebenarnya ingin menawar kenaikan sebesar dua ribu, jadi itu benar-benar di luar dugaannya bahwa dia ditawari lima ribu sebagai gantinya. Tetapi sebenarnya, dia lebih suka lingkungan yang tidak terlalu beracun jika dia ingin tinggal."Aku terima, Direktur. Tapi aku punya syarat," katanya. "Aku tidak mau lagi bekerja untuk Linda, aku ingin menjadi supervisornya. Apa pun yang dia lakukan harus melalui aku. Apa itu sesuatu yang bisa kau atur?"Bukan karena Sabrina ingin menggertak Linda. Dia menyadari begitu dia memasuki perusahaan di hari pertama bahwa Linda seseorang yang brilian dalam desainnya ketika dia meninjau blue print Linda, meskipun desainnya hampir mendekati milik Sabrina, namun dengan gaya yang berbeda.Sabrina sadar bahwa satu-satunya cara untuk berkembang adalah dengan menyerap pengalaman apa pun yang dia bisa dari orang lain, dan cara terbaik untuk melakukannya adalah memastikan bahwa dia memiliki akses ke semua desain Linda."Aku bisa menarik kembali permintaa
Keheningan melanda kantor saat semua orang mencoba mencerna apa yang baru saja dikatakan Sabrina.Baru beberapa saat setelah Linda akhirnya tersadar dari keadaan linglung-nya. "Apa ... Apa kau bilang?"Sabrina tidak pernah terampil dalam komunikasi dan memilih untuk menjelaskan dengan nada apa adanya. "Aku tetap kerja di sini dan kita bertukar tempat kerja. Aku mengambil alih posisimu dan kau akan menjadi asistenku. Semua blue print yang kau buat mulai saat ini dan seterusnya harus melalui aku sebelum dieksekusi."Linda tampak linglung selama sepersekian detik, sebelum dia membentak. "Sabrina Scott! Kau pikir kau bisa langsung begitu saja menjadi orang yang lebih baik untuk menangani proyek itu untukku? Tolonglah, bagaimanapun juga, Kau ini sudah menipu untuk mengambil sepuluh ribu dolar milikku! Apa lagi yang kau inginkan? Kau mau ada di puncak? Tidak aneh! Kalian semua, kalian dengar, kan? Wanita ini tidak hanya memaksaku untuk membayar sepuluh ribu dolar, tapi sekarang dia
"Dan izinkan aku memberi tahu keadaanmu yang biasa-biasa saja hampir melelahkan untuk ditonton!" Melihat bahwa Linda dibuat terdiam, Ryan tanpa ampun melanjutkan, "Kau akan menjadi asisten Sabrina mulai sekarang! Terima atau serahkan pengunduran dirimu segera!""Aku akan … Aku akan menerimanya," gumam Linda. Apa pilihan lain yang dia punya? Jika kata-kata keluar tentang bagaimana dia membuat dirinya dipecat dan diusir oleh Ryan karena kesalahan yang dia buat dalam proyeknya, dia tidak akan pernah menemukan pekerjaan lain di bidang arsitektur di luar perusahaan ini. Semua mata tertuju padanya, dia menundukkan kepalanya pasrah pada omelan Ryan. Kantor dipenuhi dengan orang-orang yang sangat mudah beradaptasi dengan perubahan dan segera memandang Sabrina dengan hormat dan mulai menjilatnya. Beberapa bahkan mulai menghujaninya dengan kata-kata pujian."Selamat, Kepala Desainer Scott. Bimbing kami dengan baik mulai sekarang.""Oh, Kepala Desainer Scott, keahlianmu menangani proyek bena
Ryan berdiri membeku karena terkejut ketika berbagai emosi melintas di benaknya. Dia tergagap ketika dia berjuang untuk memproses informasi bersama dengan ketidakpercayaan. "Kau … Tapi kau terlihat sangat muda! Apa kau baru saja bilang kau sudah menikah?""Um, permisi, bisakah kau minggir?" Sabrina bisa merasakan tatapan dingin yang datang dari dalam limosin hitam seolah-olah pria itu berdiri tepat di depannya.Ryan dengan gigih berdiri di depannya. "Sabrina, apa suamimu memperlakukanmu sepantasnya? Kau pasti telah ditipu dalam pernikahan ini, bukan? Kenapa juga kau menikah pada usia dini?""Maaf, Tuan Ryan, tapi tolong minggirlah" Dan dengan begitu, Sabrina mendorongnya ke samping sebelum melangkah pergi."Sabrina!" Ryan berteriak dari belakangnya, "Meski pun kau benar-benar sudah menikah, kau masih punya kebebasan untuk berteman sesukamu!"Jika bukan karena Sebastian yang menunggunya, Sabrina akan berhenti untuk bertanya pada Ryan, apa yang membuatnya tertarik? Apakah karena
Kenapa kau terus membahasnya? pikirnya.Semakin Kingston berpikir, semakin panik juga Sabrina. Beruntung baginya, meskipun Kingston dipekerjakan oleh Sebastian, dia cenderung lebih mendukung Sabrina dan langsung masuk ke percakapan dengan menjelaskan, "Nyonya Ford, aku yakin Tuan Sebastian memang bertanya apa kau senggang selama akhir pekan. Jika demikian, dia ingin membawamu ke sekolah mengemudi untuk melatih mu.""Oh ..." Jadi dia tidak perlu menanyakan apa pun tentang Ryan? Itu yang terbaik, karena dia tidak pernah membicarakan apapun tentang Ryan sejak awal."Besok hari istirahat ku," jawabnya sambil menatap Sebastian.Sebastian tidak menanggapinnya dan tidak ada ekspresi apa pun. Sabrina tidak tahu apa yang dipikirkan pria itu sekalipun hidupnya bergantung padanya, dan memutuskan untuk tetap diam juga. Baru setelah mereka menjemput Aino dari taman kanak-kanak, mobil itu sekali lagi dipenuhi dengan tawa."Bu," kata Aino begitu dia berada di dalam mobil. "Ibunya Susan mengi
Sabrina segera menyadari bahwa dia telah meremehkan seberapa cepat alur pikirannya saat dia digiring ke kamar tidur. Mereka telah membahas Ryan Poole di mobil sepulang kerja dan itu dengan cepat berubah menjadi diskusi apakah dia punya waktu senggang selama akhir pekan; mereka hanya membicarakan tentang bertukar kontak dan pikiran pria itu tampaknya telah ditelusuri kembali ke jalan pikirannya semula segera setelah dia membanting pintu kamar di belakangnya."Apa priamu ini lebih baik daripada Ryan Poole?" Dia bertanya."... Aku tidak tahu." Sabrina bahkan hampir tidak mengenal Ryan secara langsung, bagaimana caranya dia menilai apakah dia lebih baik atau tidak?"Kau tidak tahu?" dia menyeringai dan melanjutkan, "Baiklah, kalau begitu kau harus dihukum!""Kau ... Kau lebih baik darinya.""Dan siapa aku?" dia bertanya tanpa henti."Suami … Suamiku lebih baik dari Ryan Poole … Seratus kali lebih baik," dia menyerah dan bergumam.Pikiran terakhir yang memenuhi Sabrina tepat sebelum