Di terik yang panas sepert ini paling enak minum yang segar-segar. Contohnya mint ice soda. Mika di temani Thor sedang duduk bersantai di ruang makan sambil menikmati gemricik air terjun mini yang langsung turun ke kolam renang. Tak lupa memvideo Thor untuk di unggah ke i*******m story.
Mika trtawa, dia kembali memvideo Thor saat Hansol melesat cepat lewat di belakangnya menarik perhatian. "Kesandung!" Peringat Mika agar Hansol berhati-hati saat akan turun tangga.
Hansol yang tidak mendengar langsung turun tangga dan menerobos kamar Yama. Sampai di kamar, Hansol menahan nafas karena melihat Yama yang tidur terlelap tanpa beban padahal namanya sedang panas-panasnya jadi topik pembicaraan.
"Yama bangun!"
"Yam, ada berita buruk! Cepat bangun!"
Yama mengulat, dia mengeluarkan suara-suara aneh membuat Hansol menarik tangannya agar duduk. "Apa?" Tanya Yama yang nyawanya masih belum terkumpul.
"Semalam lo ngapain?"
"Konser, dinner trus pulang."
"Cuman itu?" Tanya Hansol memastikan yang di balas anggukan Yama. "Ada berita lo melecehkan fans-"
"HA?" kaget Yama langsung terbangun. Dia merebut ponsel Hansol yang baru saja di keluarkan dari kantong. "Gue enggak ngapa-ngapain, sumpah!" Yama membela diri. Dia membuka ponsel Hansol yang akhirnya bingung sendiri mana yang mau di tekan. "Yang mana beritanya?"
Hansol merebut ponselnya lalu membukakan berita tentang Yama yang melecehkan fans. Di artikel seorang fans berinisisal 'I' mengaku di lecehkan Yama. Dia terkena gitar Yama di bagian vital tapi Yama tidak meminta maaf malah langsung pergi.
"Sumpah gue enggak tau apa-apa. Gue pasti enggak sadar kalau gitar kena badan dia. Lo tau sendiri kan pas balik ke back stage rusuh banget." Yama membela diri. "Sialan! Yang rusuh siapa, kalau ada kejadian kayak gini yang salah siapa."
"Percuma marah-marah. Nama lo terlanjur jelak, Yam." Hansol duduk. Dia mengusap rambut sambil menghembuskan nafas panjang. "3 iklan ngebatalin kontrak kerja sama. 1 variety show juga ngebatalin, udah shooting buat 2 episode kemungkinan lo di blur."
"Tapi gue engga ngapa-ngapapin! Kita bisa preskon atau klarifikasi."
"Enggak semudah itu. Pasti ada pro kontra. Walau udah klarifikasi kontrak enggak bisa balik."
"Gue enggak peduli kontrak balik apa enggak. Yang penting nama gue kembali bersih."
Hansol melipat bibir, dia menghembuskan nafas panjang sambil menggeleng. "Perusahaan sudah mengambil keputusan."
"Apa?"
"Lo di nonaktifkan sementara dari dunia entertaiment."
"Kenapa mereka seenaknya ambil keputusan tanpa diskusi sama gue dulu?" Bagaikan di dorong dari bukit tinggi, jiwa Yama menghilang begitu saja. Badannya lemas bahkan dia sampai bersandar pasrah pada kepala kasur.
Seperti mimpi. Baru saja semalam dia di puji-puji banyak orang. Di bicarakan banyak orang. Mendapat dukungan banyak orang. Mendapat fans tambahan karena comeback sukses besar tiba-tiba harus non aktif karena kesalahan yang bahkan bukan murni kesalahannya.
"Demi kesehatan mental lo dan Mika. Perusahaan ngasih tempat rest di desa. Gue udah surve dan tempatnya bagus. Bener-bener masih asri. Dan yang pasti mereka enggak bakal kenal siapa lo."
Yama menghembuskan nafas panjang. Dia menggeleng tidak terima. Dia tidak mau kemana-mana, tidak mau karir yang di rintisnya dari nol hancur begitu saja. "Beri kesempatan gue buat klarifikasi."
"Keputusan ada di tangan perusahaan, Yam. Gue cuman menjalankan tugas."
Yama memegang keningnnya. Dia menghembuskan nafas berkali-kali. Jiwanya kosong dengan detak jantung yang berdetak berkali-kali lipat lebih cepat dari biasanya sampai membuat badannya terasa seperti melayang. Kepalanya pusing karena perutnya kosong dan terlalu lama tidur. Lengkap sudah.
"Kapan penerbangannya?" Pasrah Yama akhirnya.
"Fajar. Jam 1 dini hari."
"Oke. Tapi jangan sampai berita ini sampai Inggris. Gue enggak mau mereka ambil Mika."
***
Berkali-kali Mika menengok pada pintu kamar Yama. Sedari pagi kakaknya belum keluar padahal kalau break konser dan promosi comeback dia akan bermain dengan Thor seharian. "Bang Yama kenapa ya, Thor?"Thor menyahuti dengan gonggongan sambil menggerak-gerakkan ekornya.
Mika menopang dagu, dia melihat ponselnya yang sedari pagi hanya di gunakan untuk game, menoton youtube dan mengunggah story tanpa melihat ada berita apa hari ini. Mata Mika langsung melebar saat membaca highlight tentang kakaknya. Dia segera membuka trending twitter dan mengetik kata kunci 'Yama kenapa'
Mika di buat menelan ludah saat membeca komentar kebencian yang langsung berada di urutan atas. Jantung Mika terasa lepas begitu saja saat melihat kompilasi video-video yang terlalu di lebih-lebihkan tentang Yama dan Mika mendapat serangan komentar kebencian juga.
Mika meletakkan ponsel di meja, dia segera menuju kamar Yama membuat Thor mengikuti dari belakang. "Ba--" ucapan Mika terhenti saat membuka kamar dan menemukan Yama yang tidur miring sambil melihat ponsel dengan air mata yang sudah banjir.
"Bang." Mika mendekat. Dia naik ke kasur lalu memeluk Yama dari belakang. Thor juga tidak ikut ketinggalan. Anjing kecil itu langsung menempatkan diri di depan Yama menghalangi pandangan Yama dari ponsel.
Yama mencoba menahan air mata, tapi tidak bisa. Dia benar-benar sedih saat mengetahui fansnya berubah menjadi antis bahkan ada yang membakar album dan foto-fotonya, menjelekannya dan fans terbelah menjadi dua kubu. Dulu mereka saling menghype Yama bersama-sama, kini terpecah dua dan saling serang.
Yama sesenggukan, dia mengusap air matanya mencoba tersenyum pada Mika. "Kamu sudah makan?"
Mika menggelang. Dia yang awalnya tidak menangis jadi menangis saat melihat mata merah, suara serak dan nafas panas Yama. "Aku nunggu bang Yama." Mika sesenggukan "ayo makan. Bibi sudah masak makanan kesukaan bang Yama."
Thor ikut andil memberi tahu. Dia menggonggong kecil sambil menjilat pipi Yama.
Yama tersenyum, dia mengambil Thor lalu meletakkannya di dada. Kini Yama, Mika dan Thor sama-sama melihat langit-langit kamar dengan Mika tidur di samping Yama dengan lengan Yama berada di dagu Mika dan tangannya mengusak sisi wajah Mika. "Maafin abang Mika."
Mika diam.
Yama mengusak sisi wajah Mika dan mengusak bulu Thor "Karena keegoisan abang yang pengen jadi penyanyi kamu kena imbasnya. Harusnya abang berhenti sejak awal mereka ngusik kamu."
"Kamu pasti sangat tertekan dan menderita dengan komentar kebencian dan gangguan yang mereka lakukan sampai harus home schooling." Rasa bersalah baru muncul dan menghantui Yama saat keadaan seperti ini.
Dulu Yama sangat senang saat semua orang mulai mengakui bakatnya saat masih menjadi peserta SMYV. Dia yang awalnya bernyanyi untuk iseng terkena star sindrom. Star sindrom bukan yang tipe lupa daratan tapi egois dan berjuang demi cita-citanya tanpa melihat sekitar. Tanpa peduli pada kesehatan mental Mika.
Yama tidak henti-hentinya merasa bersalah saat mengingat Mika yang dulunya adalah gadis ceria, banyak teman, setahun ini menjadi gadis pendiam dan ansos. Bahkan takut berada di keramaian.
"Harusnya abang berhenti dari awal. Maaf, Mika."
Mika memeluk Yama tanpa memberi komentar apapun. Jujur dia memang tertekan dan menderita sejak Yama mulai terkenal. Terutama saat kehidupan pribadi menjadi konsumsi publik. Fans Yama mencari tahu asal usul Yama dan keluarga bahkan keluarga yang ada Inggris.
Mika mulai tidak nyaman saat fans fanatik Yama mendatanginya ke sekolah hanya untuk menitip kado atau surat yang ternyata isinya sumpah serapah atau boneka yang matanya di ganti kamera. Beberapa kali mendapat makian dari murid yang iri akan ketenarannya yang tiba-tiba naik seiring bersinarnya Yama.
Mereka menganggap Mika ulat yang ada di iklan teh pucuk. Yang mengesot ke atas untuk ketenaran instan tanpa usaha berarti. Bahkan teman-teman dekatnya ikut terpengaruh hasutan dan ada yang memanfaatkannya agar ikut terkenal. Padahal Mika tidak pernah sedikitpun ingin terkenal. Mika ingin menjadi orang biasa yang hidup nyaman dan memiliki privasi.
"Semua sudah terlanjur."
Yama menunduk. Dia fikir Mika tidur karena sedari tadi diam. "Jangan tinggalin abang apapun yang terjadi. Abang mohon."
Mika tidak merespon, dia mengeratkan pelukan membuat Thor ikut merespon sambil menggerak-gerakkan ekornya.
***
Langkah kaki tergesa saat Yama, Mika dan Hansol baru saja turun dari mobil. Hansol membantu membawa koper Mika karena sang empu sibuk mengendong Thor sebelum berpisah saat di pesawat.Untung saja tidak ada wartawan atau fans yang menunggui jadi perjalanan mereka aman dan lancar tanpa harus di hadang untuk wawancara atau semacamnya.Mika mengusap punggung Thor. Dia memberi ketenangan pada Thor agar anjing kecil itu tidak setres karena di ajak cepat-cepat. Sejujurnya Mika masih sangat mengantuk karena baru tidur 2 jam, moodnya sedang hancur-hancurnya. Kalau saja saat ini ada yang menyenggolnya sudah pasti Mika akan membacoknya.Setelah semuanya selesai di urus Hansol, Yama dan Mika segera naik pesawat.Sebenarnya berat bagi Yama untuk meninggalkan semua ini karena keringat, air mata, perjuangan dan pengorbanan yang dia lakukan berakhir mengecewakan. Yang menjadi penyesalan terbesarnya adalah kehancuran karirnya bukan murni kesalahann
Setelah makan malam, Mika tidur bersama Yama dan Thor di kamar belakang karena badannya benar-benar lelah dan butuh istrirahat sampai dia tidak tahu kalau jam 10 malam listrik desa di padamkan untuk menghemat pasokan listrik ke desa. Membuat pagi ini Mika bangun lebih awal dari biasanya.Ayam berkokok terus bersautan membuat Mika duduk sambil mengucek mata, Thor yang tidur di kaki Mika juga terbangun karena merasakan pergerakan Mika.Mika menguap. Dia turun dari kasur saat semua nayawanya terkumpul, menuju koper untuk mengambil baju olahraga yang akan di gunakannnya untuk berolahraga pagi di luar bersama Thor.Mika memilih bra sport Calvin Klein warna hitam, jaket hoodie crop dada terbuka dan celana training adiddas warna navy.Setelah memakainya, Mika langusng keluar melalui teras kamar saat melihat Yama masik tidur lelap di balik selimut yang menutupi semua badannya termasuk kepala. Tidak lupa memasang tali leher Thor untuk berjaga-jag
"Ada apa?"Pak Anas memberikan tangan saat laki-laki yang baru turun dari becak menyalaminya. "Salah paham." Jawab Pak Anas.Dia mengangguk, menoleh pada Yama dan Mika yang baru masuk rumah. Dalam ingatannya seperti tidak asing dengan mereka."Culture shock." Jawab Mia sambil membuka warung untuk memasukkan belanjaan membuat laki-laki itu secara naluri membantu. "Kamu kok tumben bukan hari minggu pulang, Sa?""Adiknya pulang kok malah di bilang tumben.""Ya gimana, Pak. Asahi kan irit banget. Kalau uangnya enggak bener-bener habis enggak akan pulang."Asahi hanya tertawa, memang benar kalau uangnya tidak habis mepet hanya untuk ongkos pulang dia tidak pulang karena menghemat dan memaksimalkan uang saku. "Tanggal hitam di apit dua tanggal merah. Jadi sekalian di liburkan tiga hari." Asahi membantu menata belanjaan saat semua tas dan kardus sudah masuk warung."Kamu lanjut ya, Sa. Mbak mau masak soanya harus kirim ke r
Hansol yang baru memasuki practice room memijat pelipis saat melihat artis barunya tiduran di sofa sambil bermain nintendo switch dengan santainya padahal dua hari lagi comebacknya akan berlangsung. "Bobby!"Bobby melihat Hansol sekilas lalu tidak peduli banyak. "Persiapa apa saja yang sudah lo lakuin buat comeback gue?" Tanya Bobby tanpa mengalihkan perhatian dari game."Ngantur jadwal promosi, kerja sama beberapa iklan, variety show penganti Yama.""Bagus.""Tapi lo harus berlatih, Bob! Lo enggak bisa santai kayak gini. Banyak yang harus lo persiapkan. Gue baru dapat laporan dari pelatih katanya lo enggak mau latihan."Bobby berdecak. Dia menatap Hansol dengan pandangan tidak suka. "Gue juara pertama SMYV. Enggak perlu persiapan suara gue sudah bagus. Langsung perform sekarang juga bisa.""Lo belum apal liriknya. Enggak usah sok! Cepat latihan!" Hansol berjalan menuju pi
Mika keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambut dengan handuk, dia baru saja mandi dan kini mengenakan setelah hoodie oversize milik Adidas. Setelah kejadian kemarin, Mika lebih banyak mengenakan pakaian panjang atau oversize walau harus cuci-kering pakai karena dia hanya membawa sedikit pakaian panjang."Thor.""Thor, dimana kamu?""Thor?"Mika memanjangkan leher, dia berjalan ke arah kandang yang ada di dekat TV. "Thor?" Mika jongkok di depan kandang Thor, melihat kandang Thor terbuka Mika melebarkan mata dengan jantung yang mulai berdetak lebih cepat. "Thor, kamu dimana?"Mika menggantung handuk, dia mengigit bibir bawah sambil menggerakkan matanya ke segala arah karena panik juga bingung. "Thor?" Mika mulai was-was, dia menghembuskan nafas panjang. Mencoba berfikir positif.Mika mencari Thor di kamar, tidak ada. Di ruang tamu, tidak ada. Di dapur, juga tidak ada. "Astaga, Thor." Mika bingung, rumah ini tidak terlalu luas ha
Yama berulang kali meminta maaf pada Asahi karena baru stay setengah jam di perpustakaan, pulang. Walau Asahi bilang sudah menyimpan materi belajarnya di drive yang bisa di buka offline di rumah, tetap saja Yama tidak enak. Padahal niatnya pamit pada Asahi tadi untuk pulang dulu kalau Asahi masih membutuhkan internet. Tapi Asahi malah ikut pulang.Selama perjalanan pulang, Yama masih memikirkan pembicaraannya dengn Hansol di telvon tadi. Yama benar-benar tidak menyangkan Hansol sejahat itu padahal Yama sangat mempercayainya. Hansol sangat licik, dia pandai memanfaatkan kelemahan Yama untuk membuat Yama tetap di desa ini unuk melancarkan rencan yang Yama tidak tahu.Sebenarnya bisa saja Yama kembali ke kota tanpa sepengetahuan Hansol tapi akan sangat bahaya bagi kesehatan mentalnya dan kesehatan mental Mika karena keadaan di kota sedang caos. Walau tidak membuka sosial media pasti ada saja berita itu, entah dari TV, koran, majalah
Tepuk tangan bergemuruh mulai tedengar samar saat dia kembali ke back stage dengan berjalan angkuh menuju ruang tunggu. Beberapa staf stasiun TV yang menyapa di acuhkan begitu saja karena menganggap tidak ada gunanya. Walau Hansol menegor dengan menyenggol lengan tapi Bobby tidak peduli.Bobby merebahkan diri di sofa sambil membuka atribut panggung menyebabkan beberapa aksesoris rusak karena di lepas asal atau tertindih badan. "Sudah trending di berapa kota?"Hansol menghembuskan nafas panjang. Dia duduk menyudut dari Bobby. "Dua belas kota."Bobby terkekeh angkuh "bagus dong. Dulu Yama cuman delapan kota." Ucapnya merasa bangga karena comebacknya sukses besar walau harus menganti genre musik rocknya ke hip-hop melow.Hip-hop melow. Nada hip-hop tapi liriknya melow sesuai ke adaan anak-anak muda jama sekarang yang sering di goshting. Singkatnya, lagi sedih di jogetin."Delapan kota tapi du
Semenjak kejadian Mika di bawa Erik pergi walau Erik mengantar Mika ke petshop karena Thor terluka, Han dan gengnya sering mengontrol rumah Mika dan sering nongkrong di warung Pak Anas. Han dan gangnya juga sering ke rumah Mika saat Yama memainkan gitar di depan rumah membuat mereka semua mulai akrab.Han sering mengajak Thor bermain. Beda dengan Asahi yang takut dan menghindar saat Thor mendekatinya. Ngomong-ngomong soal Asahi, dia sudah kembali ke kota.Entah kenapa semakin lama, Han ingin menjaga Mika dan menjauhkan Mika dari jangkauan Erik. Mungkin karena dia merindukan sosok adik yang sudah pergi karena kesalahannya.Yama menghentikan permainan gitarnya karena menguap. Dia menepuk pundak Alik (teman Han) yang ada di sampingnya "Kalian pulang aja, tidur di rumah." Titahnya pada tiga teman Han yang mendapat tugas berjaga.Yama merasa seperti memiliki bodyguard pribadi karena setiap hari rumahnya selalu di jaga. Yama jadi tidak e
Mia yang baru keluar dari kamar mandi segera ke warung saat mendengar suara pembeli yang terus-menerus memanggil. Dia segera masuk warung lalu tersenyum pada pembeli yang menatapnya bad mood karena menunggu lama.Entah kemana ayahnya, Mia tidak tahu karena setaunya Pak Anas menjaga warung karena dirinya masih masa pingit. "Beli apa, bu Tri?""Minyak goreng 1/4 sama sampo dua ribu aja!" Jawab bu Tri ketus sambil memotong sampo yang mengantung di depannya dengan wajah merengut. "Pada kemana toh, mbak Mia? Aku sampai paduan suara loh."Mia tersenyum sambil menimbang minyak goreng pesanan bu Tri ke plastik bening. "Saya masak di dalam, bu. Sekarang agak santai karena enggak ada pesanan jadi masaknya rada siang. Kalau bapak kemana, enggak tahu mungkin keluar sebentar." Jawab Mia ramah seperti biasa.Bu Tri meletakkan gunting ke atas toples dengan sedikit membanting. Rupanya masih kesal. Dia me
Tangkai bunga terus memenuhi pusaran seiring bertambahnya hari. Fans dari berbagai kota dan negara datang untuk berkunjung, berdoa, meminta maaf karena telah berhianat maupun ikut memberi komentar buruk, juga meninggalkan setangkai bunga sebagai bentuk penghormatan.Banyaknya selebriti yang datang lalu berfoto di pusaran, menjadikan pusaran Yama menjadi spot foto bukti atau ajang pamer ke antar fans karena telah ke makan Yama. Seperti suatu hal yang wajib untuk di lakukan agar seperti selebriti atau idola lakukan, tak jarang membuat fans saling berebut spot yang berakhir pada keributan.Namanya juga orang banyak, ada yang datang tulus mendoakan ada juga sebagai ajang ikut-ikut supaya bisa berfoto dengan latar belakang yang sama dengan idola. Terkadang niat baik seseorang rusak demi atensi, pujian, dan 'wah'Seperti 'wah dia ke makan Yama' 'wah dia seperti idola A yang mengenakan drees putih milik LV' 'wah selebriti B datang mengenakan mantel Gucci' 'wah wa
Mister Joe terbangun saat pohon yang di jadikannya tempat beristirahat sementara bergoyang-goyang sampai membuatnya hampir terjatuh kalau saja tidak mengikat badan ke batang pohon dengan sabuk. Mister Joe segera terkesiap saat menyadari apa yang telah terjadi dengannya, dia melihat bawah dengan pisisi waspada yang tak lama menghembuskan nafas lega saat lagi-lagi dua orang anggota pecinta alam mendatanginya."Ada apa?"Laki-laki berbadan tinggi yang kemarin naik untuk menolong Mister Joe mendongak "ayo turun, pak. Sarapan."Mister Joe menengguk ludah, dia memegan perutnya yang baru terasa keroncongan karena kemarin saat sarapan dua orang berbadan besar mendobrak apartmen membuatnya hanya makan tiga suap nasi goreng. Lalu siang melawan mereka di tengah laut karena mereka akan membuangnya ke tengah laut, kemudian malamnya bersembunyi karena ada yang mengejar.Atau malah hanya halusinasinya saja?Yang pasti, lain kali Mister Joe akan menghargai s
Kicauan burung di pagi hari, kokokan ayam serta suara sapi yang menggema membuat rumah kembali hidup. Kandang kembali ramai, para pembeli dan penjual memenuhi kandang seperti biasa.Area dalam rumah yang biasa gelap, kini terang karena jendela dan korden di buka. Ruang makan yang biasanya sepi karena makan di kamar masing-masing atau beda jam makan atau sengaja menghindar, kini ramai.Rumah yang dulunya mati kini benar-benar terasa hidup. Erna tidak henti-hetinya tersenyum dan tertawa mendengar celotehan Han yang bercerita pengalam pertamannya mengurus kandang. Mulai dari di seruduk anakan sapi, keinjak tai sapi sampai tersabet buntut sapi."Makannya kamu itu hati-hati." Ceramah Hanik mengambil satu ikan menaruhnya ke piring Han. "Maaf ya, Mbak. Han enggak punya pengalaman sama sekali. Dulu mending bapaknya manjain dia, jadi enggak pernah di ajarin kerja."Erna tertawa "enggak papa, pelan-pelan nanti juga
Rika merasakan kepalanya pening, badannya pegal juga kaku. Rasanya seperti terbaring lama hingga membuat semua anggota tubuh terasa kebas.Rika membuka mata, cahaya terang nan menyilaukan langsung menyorot mata membuatnya berkedip berkali-kali karena terasa seperti disiram debu halus. Rika memejamkan mata beberapa detik sambil menekannya dengan jari telunjuk dan ibu jari lalu membuka lagi hingga perlahan cahaya yang masuk mulai netral.Rika melihat sekitar, aroma khas rumah sakit langsung menusuk hidung membuat Rika tersadar kalau dirinya berada di ruang inap. Tapi siapa yang membawanya kesini?"Sudah bangun?!"Rika menoleh ke arah pintu yang baru saja terbuka. Dia tersenyum saat seorang suster mendorong troli makanan masuk. "Sudah." Jawab Rika paruh dan lemah. Badannya benar-benar lemas."Sarapan, ya. Biar tenaganya terisi." Titah suster menyiapkan meja, menaikkan kasur agar Rika mudah un
Asahi tercengang, separuh jiwanya terasa melayang dengan layar ponsel memperlihatkan berita kematian Yama dan Mika dua hari lalu dari notifikasi berita yang masuk saat ponselnya terhubung ke internet. Yang berati Mika pergi di hari yang sama dengan Erik pergi. Ternyata mereka tidak benar-benar terpisah walau Mika memutuskan pulang ke Jakarta saat mengetahui Erik menghamili Rika. Alam mendukung hubungan mereka.Baru satu jam yang lalu Asahi sampai kos, berniat memposting fotonya bersama Mika dengan caption kebahagiaan dan men-tag Mika lalu menunggu repost dari Mika seperti janjinya. Sayangnya tidak akan terjadi.Asahi memposting fotonya berama Mika dengan caption bela sungkawa yang kolom komentarnya langsung di serbu teman-temannya menanyakan bagaimana bisa dirinya foto bersama Mika dan lain sebagainya yang menyangkut keingin tahuan mereka dengan Mika di real life seperti tinggi badan, kecantikan dan lain sebagain
Yuno terbangun saat tangannya meraba tidak mendapati Tiffany di sampingnya. Dia melenguh panjang lalu tiduran dengan melihat langit-langit menunggu nyawanya terkumpul.Yuno melamun, sudah dua hari ini dia tinggal di Indonesia dan beberapa hari lagi kembali ke Inggris tapi rasanya belum tenang kalau belum membereskan kekacauan di sini. Yuno takut Yama pergi dengan tidak tenang karena fitnah skandal itu.Yuno sudah tahu siapa pelakunya dari orang suruhannya yang kemarin memberinya laporan, dia sama sekali tidak menyangka orang itu yang melakukan. Tinggal menunggu waktu yang tepat semua akan terbongkar.Yuno menyibak selimut, dia mengikat kimonon piyamanya lalu turun dari kasur. Setelahnya berjalan ke arah korden, menyibak korden lebar agar cahaya masuk kemudian mengambil segelas air yang ada di nakas, kemudian di tengguknya sampai habis.Yuno berjalan kearah kamar mandi, langkahnya berhenti saat mendengar su
Uhukk ...Uhuk ...Rika terbatuk dan terbangun saat asap rokok melewati hidung dan menggelirik tenggorokannya. Dia mengibaskan tangan di depan wajah agar asap pergi membuat seseorang yang menunggunya bangun terkekeh membuat Rika mengambil ancang-ancang untuk kabur saat wajah orang itu terlihat. "Lepaskan aku, Pak Darman!"Darman tertawa "tidak ada yang mengikatmu wanita, bodoh!" Hardiknya membuat Rika segera berdiri ke arah pintu sayangnya pintu terkunci. "Tenanglah, tidak ada yang akan berbuat jahat padamu. Sini, minum dulu." Ucapnya meyakinkan menuang sebuah minuman berwarna coklat keruh ke gelas kecil. "Minum." Titahya sekali lagi."Apa itu obat penggugur kandungan?"Darman tertawa, dia menghisap rokoknya lalu membuang asap sembarang. "Hmm ... pintar sekali. Pernah meminumnya, hmm jalang kecil?" Rika masih belum bergerak di tempatnya,
Hansol menghampiri Yuno yang sedang duduk santai di sofa setelah menerima banyak tamu. Walau belum semua tamu pulang, tapi rumah lumayan lega jadi tuan rumah bisa sedikit lebih santai. Yuno yang di hampiri menegakkan badan, dia tersenyum pada Hansol membuat Hansol lagi-lagi merasa berdosa karena semua keluarga Thomson berhati baik."Mas Hansol ya?" Yuno menyalami Hansol lalu mempersilahkan Hansol duduk di sofa sampingnya. "Yama maupun Mika banyak cerita tentang mas Hansol. Maaf baru sekarang menyapa karena tadi benar-benar masih syok." cerita Yuno membuat Hansol mengangguk paham. "Terima kasih sudah banyak membantu Yama dan Mika semasa hidup mereka dan tolong maafkan mereka kalau memiliki salah baik sengaja maupun tidak sengaja."Hansol mengangguk, hatinya kembali tergores. Lagi-lagi di tampar dengan kebaikan dan ketulusan Thomson's "saya sudah memaafkan. Mereka orang baik, saya yang banyak berbuat salah." Hansol memberika sebuah paper