Share

Hanya berbalut handuk saja

Trisha kembali membuka matanya dan melihat ke layar ponselnya. Tatapan mata wanita itu mendadak bingung ketika melihat panggilan tak terjawab dari Sev. Untuk apa lelaki itu menelponnya tengah malam? Apa dia mabuk dan asal menelepon? Pikirnya.

Tak mau ambil pusing, dia mengabaikannya dan langsung menelpon Vanda. Seharusnya sahabat sekaligus editornya itu sudah bangun dari tidurnya, mengingat dia selalu olahraga pagi di area perumahannya.

Dalam hitungan detik, Vanda mengangkat telpon itu, Trisha pun tersenyum lebar. Benarkan? Wanita itu pasti sudah bangun sekarang ini.

“Halo, kenapa? Tumben pagi-pagi gini telepon gue?”

Trisha menyengir pelan, tidak mungkin kalau dia mengatakan kalau ia justru belum tidur karena menggambar. Pasti Vanda akan sangat marah dan langsung membunuh wanita gemuk itu karena begadang. “Gue … mau publish tiga chapter dalam tiga hari ini,” ucapnya dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Trish

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status