Tetap di lokasi dan tahun yang sama dengan sebelumnya. Di atap gedung tertinggi di salah satu kota. Herrscher telah kembali ke markasnya. Dalam pikirannya, Herrscher mencerna kembali pemikirannya selama ini tentang Leader yang sering diagung – agungkan oleh masyarakat disini. Dan kebalikannya, banyak masyarakat yang kontra dengan penguasa di jaman ini. Herrscher terjebak ke dalam suatu kebenaran yang tidak dia ketahui. Kalau saja Shamar tidak membawanya ke masa itu, mungkin pemikirannya terhadap Leader akan tetap sama seperti sebelumnya.
Herrscher ingin bertemu dengan Leader secara empat mata untuk menanyakan secara langsung tentang apa yang dia pikirkan saat ini. Karena untuk sementara, informasi yang dia dapatkan hanya berasal dari Shamar dan media. Herrscher mulai duduk dan membuka perangkatnya untuk menelusuri data di masa lalu.
Death melihat Herrscher masih sibuk memikirkan kejadian tadi. Death mengaktifkan penghentian waktu lalu pergi ke dunia yang lain. Di
“Bisakah kita langsung masuk ke sesi latihan?” pinta Dagaz sambil mendongkol.“Tapi sebelum masuk ke sesi latihan. Aku ingin bertanya. Kenapa kamu ingin sekali memiliki mata yang bisa melihat makhluk astral?”“Aku ingin melihat sosok yang bersama dengan Herrscher,” jawab Dagaz singkat.“Tampaknya kau tertarik sekali dengan Herrscher. Apa ada sesuatu pada Herrscher yang mempengaruhimu?”Dagaz menceritakan pendapatnya tentang Herrscher kepada Veda. Bagi Dagaz, Herrscher adalah seseorang yang ambisius. Ia bahkan tidak segan – segan membunuh orang hanya untuk menjalankan rencananya. Istri dari penguasa adalah contoh korban dari ambisi Herrscher. Kejadian badai petir yang terjadi di masa depan sudah membuktikan bahwa Herrscher menggunakan kemampuannya dengan semena – mena. Dagaz tidak suka dengan cara Herrscher.Veda hanya tertawa mendengar curhatan Dagaz. Veda tahu, bila tujuan Herrscher adala
Terdapat sebuah bangunan megah yang merupakan kediaman di suatu negara yang sangat maju. Kediaman tersebut berisikan perabot mewah dan barang antik nan kuno, yang dikumpulkan dari seluruh dunia. Langit – langitnya tinggi dan berhiaskan ukiran relief yang sangat indah. Relief yang menggambarkan kondisi dunia di masa depan, dimana mereka adalah pemimpin. Kolom – kolom besar yang saling berdekatan menggambarkan kokohnya kediaman itu seakan gempa takkan mampu meruntuhkan bangunan itu. Sungguh kemewahan istana tergambarkan secara gamblang di dalamnya.Itu adalah kediaman keluarga yang sebenarnya paling kaya di dunia. Namun sangat sedikit informasi yang bisa diambil dari keluarga tersebut. Keluarga itu sangat tertutup sehingga banyak yang mengira keberadaan keluarga tersebut hanyalah mitos. Hanya kalangan tertentu saja yang bisa berhubungan dengan keluarga itu. Mereka sangat menghindari media, sehingga mereka mengalihkan perhatian media kepada keluarga ‘bayangan&r
Inilah pertama kalinya Death bertemu dengan sosok yang dahulu pernah menjadi raja sebelum kerajaan tersebut hancur. Kerajaan yang dulu berjaya di negara itu. Death yang terbiasa bertemu dengan berbagai entitas sebelumnya, melihat sosok Djaya sangat berbeda. Dia sosok manusia yang kemudian menjadi entitas demi penebusannya. Dia yang tidak bisa menjalani reinkarnasi karena kesalahan di masa lalunya. Dia yang bertapa di gunung demi menebus penyesalannya dan mencoba menghilangkan eksistensinya di Bumi. Sayang sekali entitas itu tetap di sana. Terkunci karena gagal bersatu alam lain akibat dia mengubah prinsipnya. Kedatangan Death di sana hanya untuk memberi suatu informasi kepada Djaya. Herrscher yang tidak mengenal Djaya, hanya bisa menyaksikan Death berkomunikasi dengan entitas tersebut. Aura keseriusan tampak dari keduanya.“Apakah dia sosok yang meramalkan masa depan negara ini?” tanya Herrscher.“Bukan, yang kau maksud adalah sosok lain. Namun di
Dagaz masih berada di hutan. Ia seperti merasakan adanya hawa entitas lain di wilayah itu. Ia bisa merasakan hawa entitas tersebut sangat kuat. Namun semakin pudarnya kabut, semakin hilang juga hawa entitas. Sebelum menghilang, Dagaz berlari menuju hawa tersebut. Ia yakin bahwa entitas itulah yang sedang dia cari. Dengan cepat Dagaz melesat ke dalam kabut. Bayangannya menghilang di antara kabut. “Kurasa dialah tujuan kita ke tempat ini, Dark!”Dagaz telah lepas dari kabut tersebut. Namun hawa entitas tersebut benar – benar hilang. Dagaz melihat ke kiri kanan. Tidak ada apapun selain padang rumput yang mengelilingi sebuah danau. Inilah tempat yang dipercaya dapat mengabulkan keinginan bila masuk dan berendam di dalamnya. Danau yang berwarna kuning akibat warna rumput yang tumbuh di dasar telaga. Air tersebut sangat dingin karena berada pada tiga ribu meter di atas permukaan laut. Padang rumput ini selalu mengering ketika memasuki musim kemarau. Dagaz melanjut
Dagaz masih berada di hutan. Ia seperti merasakan adanya hawa entitas lain di wilayah itu. Ia bisa merasakan hawa entitas tersebut sangat kuat. Namun semakin pudarnya kabut, semakin hilang juga hawa entitas. Sebelum menghilang, Dagaz berlari menuju hawa tersebut. Ia yakin bahwa entitas itulah yang sedang dia cari. Dengan cepat Dagaz melesat ke dalam kabut. Bayangannya menghilang di antara kabut. “Kurasa dialah tujuan kita ke tempat ini, Dark!” Dagaz telah lepas dari kabut tersebut. Namun hawa entitas tersebut benar – benar hilang. Dagaz melihat ke kiri kanan. Tidak ada apapun selain padang rumput yang mengelilingi sebuah danau. Inilah tempat yang dipercaya dapat mengabulkan keinginan bila masuk dan berendam di dalamnya. Danau yang berwarna kuning akibat warna rumput yang tumbuh di dasar telaga. Air tersebut sangat dingin karena berada pada tiga ribu meter di atas permukaan laut. Padang rumput ini selalu mengering ketika memasuki musim kemarau. Dagaz melanjutkan perjalanannya
ZAPPP Herrscher dan Death telah keluar dari rumah sakit itu dan segera menuju gunung tadi. Disana Death memanggil salah satu malaikat untuk menyamar menjadi manusia sebagai orang tua bayi itu. Death berkomunikasi dengan Djaya yang berwujud entitas. Herrscher dan dia berencana melengserkan pemimpin negara saat itu. Itu adalah suatu keharusan bila Djaya terlahir kembali. Suatu harapan harus muncul dari suatu masalah dan polemik. Death sudah memiliki rencana untuk itu. Ia dan Herrsher minta ijin kepada Djaya pergi ke salah satu pulau di negara itu. Bayi reinkarnasi Djaya masih bersama malaikat suruhan Death di gunung itu.------------------------------ZAPPP Herrscher dan Death telah tiba di salah satu pulau terbesar di negara itu. Herrscher bingung bagaimana memulai kerusuhan disana, ia meminta saran kepada Death.“Kau tahu, tahun ini adalah masa kampanye. Manfaatkan itu untuk membuat bentrokan. Sesimpel itu,” jawab Death.
ZAPPP Herrscher dan Death telah keluar dari rumah sakit itu dan segera menuju gunung tadi. Disana Death memanggil salah satu malaikat untuk menyamar menjadi manusia sebagai orang tua bayi itu. Death berkomunikasi dengan Djaya yang berwujud entitas. Herrscher dan dia berencana melengserkan pemimpin negara saat itu. Itu adalah suatu keharusan bila Djaya terlahir kembali. Suatu harapan harus muncul dari suatu masalah dan polemik. Death sudah memiliki rencana untuk itu. Ia dan Herrsher minta ijin kepada Djaya pergi ke salah satu pulau di negara itu. Bayi reinkarnasi Djaya masih bersama malaikat suruhan Death di gunung itu. ------------------------------ ZAPPP Herrscher dan Death telah tiba di salah satu pulau terbesar di negara itu. Herrscher bingung bagaimana memulai kerusuhan disana, ia meminta saran kepada Death. “Kau tahu, tahun ini adalah masa kampanye. Manfaatkan itu untuk membuat bentrokan. Sesimpel itu,” jawab Death. “Da
Dari atas langit malam, Death dengan sayapnya yang besar membawa Herrscher di tangannya. Eris masih bersama mereka dan berdiri di pundak Death. Saat ini tubuh Death berwujud raksasa namun dalam bentuk entitas yang tidak dapat dilihat oleh manusia biasa. Gelapnya malam membuat Herrscher tidak terlihat oleh manusia dibawahnya. Tidak ada yang menyadari bahwa Herrscher sedang melayang di atas mereka.Herrscher menyaksikan massa bergerak menuju luar kota. Ternyata catatan yang disebarkan oleh Herrscher berguna untuk menggerakkan massa agar menyerang rumah anggota calon legislatif dari partai pemerintah. Namun tampaknya massa tersebut disusupi orang pemerintah. Mata – mata tesebut memberikan info aksi selanjutnya, sehingga pihak keamanan menutup semua akses keluar kota. Suasana semakin tegang.------------------------------Pada dini hari, pasukan keamanan menyebar ke seluruh wilayah untuk menangkap massa yang ikut serta dalam kerusuhan tersebut. Para warga yang
Di masa sebelumnya atau jauh sebelum kejadian tsunami tersebut. Di tengah hutan yang selalu menjadi lokasi inti dari cerita ini. Djaya dalam bentuk astralnya mengelilingi hutan untuk mencari Shamar.“Shamar... Shamar...” panggil Djaya. Suaranya mengisi seluruh hutan, menggema ke setiap sudut. Angin berhembus mengantarkan suara Djaya yang memanggil Shamar.Shamar mendengar suara itu dan segera membalasnya, “Ada perlu apa Paduka datang kemari?” sapa Shamar. Ia masih menghormati Djaya yang pernah membuatnya kecewa.Djaya mengubah wujudnya dalam bentuk manusia untuk berkomunikasi dengan Shamar, “Aku perlu bantuanmu,” pinta Djaya sambil mengatupkan tangannya.“Apa yang bisa saya bantu?” jawab Shamar juga mengatupkan tangannya dan sedikit menunduk.“Aku berencana menjadikan seseorang untuk penyeimbang Herrscher. Aku yakin Herrscher di masa yang akan datang, akan mendatangkan bencana ke negeri in
Meta segera masuk ke bangunan itu untuk melihat apa yang terjadi di atap gedung. Akibat gempa tersebut, lift gedung itu tidak aktif. Ia terpaksa harus menaiki tangga darurat karenanya. Meta mencari posisi tangga darurat. Suasana dalam gedung itu sangat kacau. Orang – orang berlarian keluar karena takut akan gempa. Meta harus berdesak – desakan masuk ke dalam gedung.Meta melihat banyak orang berbondong – bondong keluar dari tangga darurat. Air sudah mulai masuk ke lantai pertama gedung tersebut. Orang – orang semakin bingung, apakah mereka harus keluar dari gedung, atau justru harus bertahan di dalam gedung. Melihat orang – orang tersebut tidak ada pergerakan, Meta semakin kesal.“Minggir!” teriak Meta sambil berusaha memecah keramaian gedung itu. Ia berhasil masuk ke tangga darurat dan melawan arus keluar manusia di dalamnya. “Minggir!”------------------------------Herrscher telah tiba di gedung yan
Pagi hari telah tiba. Gedung yang sebelumnya gelap mulai mendapatkan sedikit cahaya dari luar. Hewan – hewan malam mulai bergerak mencari tempat untuk beristirahat. Herrscher bersama Death bersiap berangkat menuju tepi laut. Suara berisik tersebut membuat Vladimir terbangun dari tidurnya dan melihat Herrscher bersiap untuk pergi. Vladimir segera menghampiri Herrscher.“Mau kemana kalian?” tanya Vladimir.“Kau disini saja, jaga Meta agar tidak kemana – mana,” perintah Herrscher.“Tenang saja, dia sedang tidur,” jawab Vladimir.Herrscher bersiap – siap berangkat. Dengan cepat Herrscher dan Death melesat dengan cepat ke arah tepi laut. Mereka terbang secepat kilat tanpa disadari oleh manusia yang berada di darat. Mereka tidak menggunakan portal karena mereka ingin sekalian melihat kondisi kota tersebut.Tidak terasa perjalanan mereka terlalu cepat hingga tibalah mereka di atap gedung yang terdekat dengan laut. Herrscher merasakan angin yang sangat kencang bertiup di sana. Herrscher menga
Herrscher telah selesai merawat luka Meta yang kini telah sembuh. Meta beranjak dari tempat tidurnya. Herrscher membantunya bangun. Meta masih merasakan sakit pada badannya. Terlihat dari wajahnya yang meringis menahan sakit.“Lebih baik kau istirahat dulu. Tampaknya luka bagian dalammu belum sepenuhnya pulih,” saran Herrscher. Ia kembali membaringkan Meta ke kasur.Meta tersipu malu karena perhatian dari Herrscher. Herrscher yang awalnya tampak cuek, bisa seperhatian itu dengannya. Ia memalingkan wajahnya dari Herrscher agar tidak terlihat betapa merah mukanya saat ini. Herrscher menyadari reaksi tersebut dan segera bergegas melepaskan Meta. Mereka berdua berpaling muka.Meta kembali berbaring di kasur dan memejamkan mata.“Seperti ini ya ternyata rasanya menjadi manusia...” ucapnya pelan.“Maksudmu?” tanya Herrscher.“Ah, bukan apa – apa. Tampaknya aku mengigau karena luka ini.” M
Malam pun tiba, Herrscher, Meta dan anak itu menempati salah satu gedung yang dirombak oleh Herrscher dengan teknologinya. Suasana di gedung yang telah lama tidak terurus itu pun menjadi sangat nyaman, meski hanya pada lokasi tertentu yang Herrscher rombak. Mereka berkumpul di suatu meja dan makan bersama di sana. Meski berkumpul, mereka semua hanya diam menikmati makanan masing – masing.Meta mencoba mencairkan suasana dengan mengajak ngobrol anak itu.“Ohya, dari tadi aku tidak melihat kau bersuara. Siapa namamu?” tanya Meta kepada anak itu.Anak itu tidak menjawab dan tetap menikmati makanannya.“Dia tidak memiliki nama. Aku belum memberikan nama padanya,” jawab Herrscher.Meta keheranan, “Bagaimana mungkin! Dia anakmu kan?” tanya Meta terkejut.“Bukan, dia bukan anakku. Kau tidak perlu ingin tahu tentang anak ini, karena aku tidak akan menjawab pertanyaan tentang itu,” jawab Herrscher
Herrscher telah kembali ke lokasi dimana anak itu masih pingsan. Ia segera membawa anak itu untuk ia sembuhkan lukanya. Sesampainya di area yang Herrscher ubah menjadi markas sementara, Herrscher melakukan perawatan pada anak itu. Dengan teknologi yang Herrscher miliki, luka itu sembuh dengan seketika. Anak itu tidak merasakan kesakitan lagi. Ia segera menyuruh anak itu berdiri dan mengajaknya untuk bergegas keluar dari kota itu. Anak itu menuruti Herrscher dan ikut pergi bersamanya.------------------------------Tak terasa setahun berlalu setelah kematian sang jurnalis. Herrscher masih menyimpan amarah kepada para militer yang ternyata memiliki rencana busuk kepada jurnalis itu. Selama setahun Herrscher dan anak itu berpindah – pindah lokasi. Berbagai ilmu kehidupan dan penderitaan telah Herrscher berikan kepada anak itu. Mental anak itu semakin kuat berkat pendidikan yang diberikan oleh Herrscher. Di usia yang masih sangat muda, anak itu disadarkan bahwa dunia
Herrscher dan Death bersama anak itu kini tiba di suatu kota yang cukup ramai. Herrscher berjalan di depan, sedangkan anak itu mengikutinya dari belakang. Ternyata mereka berada di ibukota negara tersebut. Herrscher dalam rangka mencari info yang sedang gencar dibahas oleh elit pemerintah saat itu. Ia mencari suatu lokasi untuk ia jadikan markas sementara dan menemukannya. Ia masuk ke salah satu bangunan yang tampak sepi. Di dalam bangunan itulah Herrscher membuka gawainya dan mulai mencari informasi.Anak itu sedang berkeliling melihat isi bangunan itu. Bangunan itu benar – benar tampak usang karena sudah tidak pernah ada yang mendatanginya. Bau bau yang tidak jelas tercium di area tersebut. Bekas – bekas genangan air menghitam. Retak – retak di sekitar dinding dan kerak lumut membuatgedung itu cukup mencekam.Terdengar suara berisik tidak jauh dari sana. Anak itu penasaran dan mengikuti sumber suara tersebut. Herrscher masih sibuk mencari informasi
Keadaan semakin parah, kini tidak hanya para pejabat yang menjadi sasaran pembunuhan. Polisi juga menjadi incaran pembunuh tersebut. Meski pembunuh itu terus berkeliaran, namun masyarakat tidak ada yang mengkritik kinerja polisi. Masyarakat lebih pro kepada pembunuh tersebut terlebih fakta – fakta yang disebarkan oleh para pengungkap fakta yang bekerja secara bawah tanah, membuat masyarakat semakin respek terhadap pembunuh itu. Mereka juga sudah muak dengan polisi dimana sudah menjadi rahasia umum bahwa terdapat mafia di tubuh kepolisian.Skandal – skandal di kepolisian mulai disebarkan melalui mulut ke mulut. Pihak media telah dikuasai oleh pemerintah untuk membungkam kasus tersebut. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah menciptakan isu – isu lain di media cetak untuk mengalihkan perhatian masyarakat terhadap skandal tersebut. Langkah yang diambil itu pun berhasil. Mereka menciptakan suatu tren di masyarakat yang terlihat menggiurkan karena dapa
Dagaz masih sibuk mempelajari cara menggunakan teknologi jam dari Herrscher. Dia merasa tua di hadapan teknologi semacam itu. Sama seperti kaum boomer yang tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi. Namun karena rasa keingintahuan yang tinggi, Dagaz tidak bosan – bosannya mengeksplor kemampuan jam tersebut. Sementara yang sudah mahir ia gunakan adalah cara menggunakan fungsi teleport. Kini ia dengan mudah berpindah lintas ruang dan waktu. Sama seperti Herrscher yang bisa bergerak menembus jaman.Dagaz masih penasaran dengan fitur hologram solid yang dimiliki jam tersebut. Fitur yang bisa menciptakan suatu benda berbentuk hologram yang kemudian dapat menjadi padat agar dapat digunakan untuk membantu pekerjaan manusia. Dagaz memang pernah menulis teknologi itu dalam kisah yang ia buat, namun ia belum pernah melihat secara langsung teknologi tersebut. Dagaz masih terpukau dengan jam pemberian Herrscher. Ia menggeser – geser permukaan layar jam tersebut.&ldq