Share

Rencana Si Kembar

Penulis: Namira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Taktik Sariti kali ini adalah mencoba membuat drama di depan Bagas. Ia bertingkah seolah korban akibat kenakalan si kembar dan pura-pura kesakitan. 

"Mas, tapi mereka nakalnya minta ampun. Mereka memang gak mau punya adik dari aku!"

Tentu saja Aksara sudah pasang badan, merasa harus melindungi Aurora semisal ayahnya pilih kasih dan mengabaikan mereka. "Itu semua gak benar, Ayah! Aku dan Rora gak mungkin nyakitin seseorang. Justru Bi Sariti lah yang mau menyiksa kami!"

Sungguh! Si kembar merasa kalau sekarang dunia ayahnya begitu menyeramkan bagi mereka. Kalau begini caranya, mana betah mereka tinggal bersama dengan Bagas?

"Aksara, Aurora.. minta maaf sama Dik Sariti. Bagaimanapun juga, dia akan menjadi ibu kalian," bela Bagas. 

Sariti besar kepala dan masih melanjutkan aksi sesenggukannya. Ia akan membuat pria itu benar-benar bertekuk lutut hanya padanya. 

"Tapi Ayah.."

"Jangan membantah, apa bunda kalian yang mengajari

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hello, My Second Husband   Makin Mendekati Sinar

    Oke, setelah penjelasan guru si kembar sudah selesai dan mengucapkan salam. Aksara cepat-cepat menarik tangan Aurora untuk menuju ke minimarket terdekat. Beruntung bocah laki-laki itu memang sudah bisa menyeberang. Selain cerdas, cerdik dan juga banyak akalnya, Aksara selalu berusaha untuk melindungi adiknya dalam marabahaya."Ngapain kita ke minimarket, Kak? Bukannya kita nungguin om Arya untuk jemput kita? Kamu udah SMS dia kan?""Bawel banget sih! Apa susahnya nurut? Kita ke minimarket itu untuk beli masker buat penyamaran, biar pak satpam rumah nggak nyariin kita dan gak tahu kalau kita lagi ngerjain misi untuk kabur."Aurora hanya mengangkat bahunya, mengikuti kakak kembarnya untuk membeli masker sambil menunggu kedatangan om Arya. Mungkin sebentar lagi pria heronya akan segera datang.Setelah membeli masker dan benar saja Arya sudah menunggu di depan mobil sambil menyipitkan mata melihat ke arah mereka. Ada apa si kembar menghubunginya dan m

  • Hello, My Second Husband   Sinar Harus Kokoh?

    Nolak pesona perjaka ganteng? Mana bisa? Jelas ada kebanggaan tersendiri bagi Sinar karena pria bernama Arya Sagara, pengacaranya dulu ternyata menyimpan rasa terhadapnya.[Percaya gak, aku kangen sama kamu.]Ah, tentu Sinar percaya soal itu, tapi bukti akurat juga perlu. Jaman sekarang modal obral janji tentu semua orang bisa melakukannya."Hmm, ini kamu lagi deketin aku atau edisi curhat sih, Ar? Gak gara-gara kemaren kamu ngecup aku terus mendadak kamu jadi baper kan?" kekehan Sinar membuat Arya di sebrang sana sepertinya menghela napas.Kalau boleh jujur, Arya memang begitu mempesona. Apalagi perhatiannya yang kadang gak bisa Sinar prediksi. Terlebih pria itu jarang sekali dekat dengan wanita lain atau bahkan terdengar kabar kencan.Tapi yang pasti, untuk sekarang Sinar tak ingin melabeli semua pria adalah pengganti Bagas. Ia ingin mencari suamiable yang benar-benar mencintainya, mencintai anak-anaknya, bukan cuma jadi pengga

  • Hello, My Second Husband   Jadi, Pilih Siapa?

    Mau balik marah, tapi Arya masih punya sopan santun. Mulut cabe tante Alissa benar-benar membabat otak Arya dan bikin pedih di mata. Duh, kalau ngomong gak bisa difilter dulu ya, Tan?"Om, aku males pulang!" rengek Aksara.Alissa sudah menarik tangan cucu-cucunya untuk segera masuk. Jelas ada kebencian di mata wanita itu, baginya Arya seperti teman makan teman."Nenek, jangan narik tangan Aurora kekencengan dong!" tolak gadis kecil yang ketakutan melihat kesangaran neneknya.Mau bagaimana lagi? Arya memang bukan siapa-siapa, apalagi hari sudah makin gelap. "Saya pamit dulu, Tan. Assalamualaikum. Pamit ya, princess pangeranku! Aksara harus jadi jagoan!"Melihat pria hero mereka pergi, Aksara hanya bisa berharap akan ada hal baik terjadi pada mereka. Ya, semoga saja."Kalian kalau dekat sama orang harus izin dulu sama Nenek atau nggak ayah, kalian gak tahu om Arya orangnya kayak apa," titah Alissa.Bagi mereka, Ar

  • Hello, My Second Husband   Arya Sagara Si Gentleman

    Ternyata mendapatkan restu tak sesulit yang dibayangkan Arya. Pria itu dengan gagahnya datang ke Jakarta dan mengungkapkan niatnya untuk mempersunting Sinar Mentari. Ia harus lebih gesit sebelum terselip dengan calon-calon yang mungkin saja sedang mengejar wanita idamannya."Aku kelihatan payah nggak sih kalau ke rumah orang tua Sinar ngajak temen?"Yudis mengangkat bahunya, ia mana tahu karena belum punya pengalaman melamar anak orang. Masih mengumpulkan banyak biaya mempersunting Gebby Rastanty."Menurutku nih, Mas.. kayaknya gak deh. Soalnya jarak Bandung menuju Jakarta kan lumayan jauh, pasti orang tua mbak Sinar pahamlah kalau menyetir sendirian pasti membosankan. Pasti mereka sudah menduga aku adalah teman Mas Arya biar gak gabut-gabut amat dalam perjalanan."Keterangan sang barista ada benarnya juga. Sebentar lagi mobilnya akan sampai di rumah orang tua Sinar dan saat ini tak ada yang bisa mengendalikan detak jantung Arya ka

  • Hello, My Second Husband   Menemui Sinar Untuk Cinta

    Satu hal yang pasti, Sinar tidak mungkin menyukai dua pria dalam satu waktu. Ia menolak suapan dari atasannya yang masih terus menyuapinya. "Saya nggak enak karena udah mengotori kemeja anda, Pak Sam. Maaf,"Pria dengan lensa mata berwarna coklat kehitaman itu menatap Sinar sekali lagi. "Aku kan udah bilang enggak apa-apa, hanya saja sepertinya aku begitu baju ganti deh,"Aduh! Sinar sama sekali tidak memiliki pakaian ataupun kemeja yang sesuai badan Sam Malik. Ah, ia ingat! Bukankah ia membawa hoodie yang kebesaran untuk jaga-jaga seandainya udaranya dingin.Akhirnya Sinar pun bangkit dan mengambil sesuatu dari kopernya. "Sebenarnya saya tidak memiliki apa pun yang bisa anda pakai, tapi sepertinya ini cocok atau saya pesankan dari layanan kamar?"Tanpa diduga, pria bernama Sam langsung membuka kemejanya yang tadi tersemprot bubur yang sudah ditelan oleh Sinar dan langsung memakai hoodie tersebut. Siapa sih yang nggak jantungan lihat roti sobek pr

  • Hello, My Second Husband   Jantung Sinar Hampir Meledak

    Benar apa kata Gebby kemarin, ternyata Sam Malik adalah pria yang terbiasa mengincar wanita cantik yang sedang tidak memiliki hubungan dengan siapapun. Beruntung Sinar sudah menyadarinya saat berpapasan dengan pria itu yang sedang menggoda Vanya di lift."Sekarang udah tahu kebenarannya kan? Lagian nih ya, gak ada pria tampan yang benar-benar baik kalau berpapasan dengan wanita cantik. Vanya itu aktris yang sedang naik daun, jelaslah atasan kita langsung oleng dan lu kalah jauh, Sinar.""Ya maaf, doain aja gue bisa ketemu sama jodoh gue."Ini adalah hari terakhir Sinar di Sumba, mungkin nanti malam atau besok keberangkatan menuju Bandung. Ia sudah tak sabar untuk bertemu dengan si kembar."Lu itu sebenarnya udah hampir deket banget sama jodoh lu, cuma ya nggak lu sadarin aja sih. Gue lagi bete tahu, dari semalam Yudis sama sekali nggak bisa dihubungi. Awas aja kalau di sana dia punya gebetan baru!"Sinar hanya mengumbar senyum lalu kembali m

  • Hello, My Second Husband   Ungkapan Cinta

    Sinar meyakini kalau Gebby dan Yudis pasti sekarang sedang mengajak si kembar ke hotel agar dirinya bisa berduaan dengan Arya di pantai. Pantai ini memang sepi karena lokasinya yang agak sulit dijangkau oleh wisatawan."Tapi kamu pasti juga kedinginan, kemeja kamu aja tipis begini," Sinar agak kaget karena refleks menyentuh lengan Arya dan menyadari kalau lengan pria itu sangat mantap dan kokoh.Ia harus segera menyingkirkan otak gilanya yang merespon baik pada lengan milik Arya Sagara."Aku terbiasa hidup di Bandung dan sering naik gunung waktu muda, cuma kayak gini udah biasa banget, Sinar."Baiklah, Sinar tak perlu merasa bersalah karena memakai tuksedo milik pria yang rela menyusulnya ke Sumba. Tentu pria itu akan bertingkah so sweet agar Sinar luluh hanya kepadanya. Tatapan mereka bertemu lagi, dan ini sudah kedua kalinya jantung Sinar berpacu kencang. Ya Tuhan, tolong kuatkan iman."Sepertinya mulai

  • Hello, My Second Husband   Panggilan Baru

    Arya memang sudah berjanji akan membahagiakan Sinar juga si kembar selama di Sumba. Seperti sekarang, setelah mendapatkan menu yang akan dijadikan menu makan malam, Arya memanggil salah satu pelayan untuk memesankan sesuatu. Cinta, udah terima. Kenapa gak sekalian aja bikin Sinar tambah baper sejatuh-jatuhnya?"Pesan apalagi sih? Jangan minum di sini, ada anak-anak.""Enggak, Sayang. Aku gak perlu itu karena malam ini aku sudah mabuk kepayang karenamu."Gebby yang mendengar gombal receh lima ratusan dari Arya ingin mengeluarkan lagi minumannya yang barusan diteguknya. Ini mereka kesambet setãn di pantai apa ya?Diliriknya si kembar yang hanya bersantai, sambil menunggu makanan mereka datang. Ah, kalau dilihat-lihat sih Aksara dan Arya memang setipe. Cuek, banyak akal juga cerdas. Meskipun nanti posisi Arya adalah ayah sambung, tapi bagi Gebby pria itu jauh lebih berkualitas daripada si Bagas yang doyan selangkangãn doang.Setelah maka

Bab terbaru

  • Hello, My Second Husband   True Love

    Karena pernah hamil bahkan kembar, Sinar tak susah adaptasi dengan bentuk tubuhnya yang mulai berubah. Kini usia kandungannya memang memasuki bulan ke enam. Sungguh, tak terasa ia akan melahirkan 4 bulan lagi, jadi tak sabar menyambut anak ke tiganya."Aku gak kelihatan gendutan kan pakai ini? Aku takut kamu malu kalau aku kelihatan gendut, Sayang."Sejak perutnya mulai membesar, Sinar sering insecure. Padahal suaminya tak masalah dengan itu, baginya Sinar malah terlihat seksi karena hamil tua."Pakai apa aja kamu selalu cantik kok, Sayang. Lagian mana ada hamil gak gendut sih, kalau nanti ada yang ngomong macam-macam tentang penampilanmu, bakapan kubeli omongannya biar malu."Duh, semenarik itu memang suaminya. Bahkan mereka jarang sekali berantem ataupun cek-cok. Arya terlalu santai saat Sinar merajuk, bahkan Sinar lupa kapan terakhir mereka bertengkar.Mereka akan datang ke pesta pernikahan Gebby dan Yudis, menitipkan si kembar ke rumah orang tu

  • Hello, My Second Husband   Akhirnya Dung-dung

    Setelah meminjamkan uang kepada mantan suami beberapa minggu yang lalu, Bagas dan Sariti bagai hilang ditelan bumi. Entahlah, mungkin mereka malu menunjukkan batang hidung di depan Sinar."Kalau mereka gak balik-balik, 100 jutanya gimana, Mas?" Sinar masih sibuk mengupas apel. Mumpung Arya sedang mengambil cuti beberapa hari karena ingin menikmati liburan di rumah dengan keluarga."Gak masalah, toh hitung-hitung bagiin rejeki. Jangan karena kamu punya masalah sama mereka, kamu gak rela mereka bahagia. Uang bisa dicari lagi kan?" jawab Arya dengan entengnya.Membicarakan uang memang terasa mudah dan enteng bagi suaminya. Pria itu bahkan selalu mengajak Sinar rutin ke salon karena mutlaknya wanita memang suka perawatan. Sinar sendiri makin ayem dong."Aku mau apelnya dong, yang gede kayak punya kamu."Ucapan Arya barusan membuat Sinar refleks mencubit perut suaminya. Ia tahu betul apa maksud ucapan suaminya tadi, duh dikit-dikit minta nyusù ka

  • Hello, My Second Husband   Jadi Pahlawan Buat Mantan

    Kenapa Sariti membicarakan soal tumpangan? Maksudnya wanita itu meminta ikut ke timpat tinggalnya? What! Demi apa!"Jangan konyol!" bentak Wira.Sinar masih berdiri dan menepis tangan Sariti. Sebenarnya ia masih tak sudi bertatapan apalagi berbicara dengan mantan pembantunya."Maksudnya?"Sebelum Sariti menceritakan kemalangannya tinggal bersama mertua, Laras sudah lebih dulu menarik tangan Sariti untuk masuk ke ruangannya kembali. Sinar jelas tak tega karena mantan mertuanya terlihat kasar sekali."Bu, aku akan mendengar penjelasannya. Tolong jangan kasar, dia sedang hamil cucumu bukan?"Ah, pertanyaan Sinar sangat menyentil hati Laras. Ia sungguh tak sudi memiliki cucu dari seorang pelakór seperti Sariti.Tepat setelah permohonan dari Sariti, Bagas tiba dan mendatangi mereka. Ia agak terkejut melihat Sinar bisa ada di lokasi yang sama dengannya."Mas!" Sariti kembali keluar dari kamar rumah sakit dan terjun ke pelukan

  • Hello, My Second Husband   Pelakôr Tak Akan Bahagia

    Kalau dipikir-pikir, setelah pensiun hampir dua bulan pekerjaan Sinar di bumi hanya menganggur dan bernapas. Tapi wanita itu amat beruntung memiliki pasangan super baik seperti Arya Sagara."Duh, lama-lama badan gue bakalan makin melar deh. Gue jarang banget masak, Arya selalu bangun lebih pagi bahkan di saat gue masih keliling dunia halu gue," ungkap Sinar."Hahaha. Perfecly imperfect ya! Harusnya lu bahagia dong karena gak semua pria mempercayakan uang mereka kepada istrinya. Seribu satu deh yang kayak Arya!"Kalau dipikir-pikir memang iya sih, suaminya begitu istimewa. Dari memanjakannya di ranjang, tabungan bulanan kartu kredit masih sisa banyak, belum lagi merawat si kembar dengan limpahan kasih sayang yang begitu tak terhingga."Eh tapi, kalian kan udah seminggu ya menikah. Ada gak sesuatu yang gak lu suka dari dia?" kepo Gebby.Sontak pertanyaan dari temannya membuat Sinar tak tahu harus menjawab apa. Apalagi sejauh ini suaminya terlalu semp

  • Hello, My Second Husband   Couple

    Sambil bercengkrama dengan keluarga baru, Arya masih sibuk memangku Aurora. Manja minta dipangku oleh ayah barunya, mereka memang sudah sedekat itu."Ra, kasihan dong Ayah Arya. Biarin istirahat Ayahnya, kamu katanya rindu sama Bunda kok nempel-nempelnya sama Ayah Arya?"Si kecil nyengir kuda. Baginya kasih sayang seorang ayah sangat berarti untuknya sekarang. "Gak apa-apa dong. Kan Ayah Arya gak keberatan, Bunda gak boleh mangku aku. Nanti perutnya sakit terus gak bisa bikin dedek baru lagi."Hadeh, siapa pula yang mengajarkannya sampai bisa memikirkan perkataan sampai sejauh itu? Apalagi Aurora baru berumur 7 tahun."Eh, emangnya kamu siap punya adik? Nanti gak disayang Bunda lagi loh?" pancing Aksara.Urusan membuat tangis kembarannya, Aksara jagonya. Aksara memang suka usil dan banyak akalnya. Lihat, mata Aurora hampir berkaca-kaca.Biasanya saat Aurora menangis, Bagas akan memarahinya habis-habisan.Memberikan hukuman dan menguncinya di

  • Hello, My Second Husband   Pulang Ke Bandung

    Setelah lima hari tinggal di Bogor, Sinar mengusulkan diri untuk mengunjungi orang tuanya yang memang liburan di Bandung. Apalagi ia memang punya janji mengadakan syukuran pernikahan dengan beberapa rekan agensinya."Semuanya udah siap kan? Baju-baju kamu gak ada yang tertinggal?""Enggak ada, Mas. Nanti kalau ada yang tertinggal kan bisa diambil lagi, Bogor-Bandung gak jauh-jauh amat kok."Baiklah, sepertinya Sinar tak keberatan diajak bolak-balik ke kota kelahirannya. Betah kali, dingin dan bikin nyaman.Mereka sudah menenteng koper mini. Arya hanya membawa beberapa baju ganti, semua bajunya sudah tersimpan rapi di rumahnya. Rumah impian yang akan ditinggalinya dengan istri dan si kembar."Bu, pamit ya. Maaf belum bisa mengobrol banyak. Nanti kapan-kapan kita main, Sinar juga kayaknya betah di sini," pancing Arya."Oh, jelas. Kan adik iparku suka yang dingin-dingin kayak Bogor. Iya kan, adik ipar?""Ah, bisa aja Kak."Riani m

  • Hello, My Second Husband   Mager Gerak Deh, Sayang!

    Kesiangan adalah hal yang wajar bagi pengantin baru. Bahkan Arya malas keluar dari zona nyamannya, masih terbungkus selimut dengan sang istri.Lucunya adalah Sinar memiliki tabiat tidur yang heboh. Tak bisa diam seperti dirinya, unik juga istrinya. Ia masih menatap punggung polos Sinar dari belakang."Sayang, mau bangun apa enggak?""Hmm."Ya. Sinar memang mager, sama sekali tak rela untuk membuka mata setelah semalam dibuat melayang karena perbuatan suaminya. Ah, kalau diingat-ingat bikin senyum-senyum sendiri."Kalau bahagia ajak-ajak dong, Sayang. Kelihatan banget kamu ketawa sendiri tadi."Ih, ganggu aja orang lagi halu. Sinar tahu Arya pasti paham apa yang sedang dipikirkannya sekarang."Aku masih ngantuk."Baiklah, Arya maklum. Dinginnya Bogor pasti membuat istrinya di mode off untuk diajak bercanda. Ia kembali bersembunyi di balik punggung istrinya yang hangat, tanpa sehelai kain sama sekali. Memang begitu nyaman sampai-

  • Hello, My Second Husband   Unboxing Istri

    Aneh, tumben si kembar sama sekali tidak rewel selama resepsi pernikahan. Bahkan mereka peka membawakan makanan dan minuman agar pasangan pengantin tidak kelaparan saat banyak tamu undangan berpamitan.Mereka mendekati Arya dan Sinar. Seakan merestui untuk memberikan waktu hanya berdua bagi pengantin baru. Duh, manisnya."Ayah Arya, kami tidur sama kakek-nenek dulu ya," ucap Aksara saat Mahesa hendak ke rumah Sinar di Bandung.Eh, maksudnya si bocil memberikan waktu berdua bagi Sinar dan Arya? Begitulah kira-kira batin sang pengantin. Pengertian banget si bocil kalau Arya memang tak tertahankan pingin iya-iya dengan sang bunda."Yakin? Bukannya kalian semalem bilang rindu banget sama Bunda sampai gak mau pisah?" pancing Sinar.Ia tahu kalau Aksara sangat paham yang dilakukan pengantin baru adalah sesuatu hal yang dewasa. Belajar dari siapa sih, anaknya?"Yakin, Bunda! Pamit dulu ya, nanti kalau ke rumah bawain makanan yang banyak!"Au

  • Hello, My Second Husband   Jadi Pasutri

    "Saya nikahkan dan kawinkan engkau, saudara Arya Sagara dengan Sinar Mentari binti Mahesa Anugrah dengan mas kawin dan seperangkat alat sholat dibayar tunai.""Saya terima nikah dan kawinnya Sinar Mentari binti Mahesa Anugrah dibayar tunai.""Bagaimana para saksi, sah?" tanya penghulu."SAH!" sahut para tamu undangan serempak.Sesepuh perumahan di daerah tempat tinggal Riani memimpin doa, memberikan keberkahan pada pasangan yang sudah sah barusan.Arya melirik ke arah Sinar, sudah pasti terselip rasa haru di hatinya. Istrinya mencium punggung tangannya dan pria itu merasa tersengat tubuhnya karena baginya ini adalah pengalaman pertamanya.Dielusnya ubun-ubun sang istri, memejam lalu berdoa untuk kebaikan mereka berdua. Kini baik Arya maupun Sinar sama-sama jadi pusat perhatian.Usai ijab qabul, banyak adat pernikahan yang harus dilewati. Sinar memang tahu kalau mertuanyanya menginginkan adat Sunda sesuai pakaian yang dipakainya.

DMCA.com Protection Status