Beranda / Romansa / Heartbeat / Inside Your Heart

Share

Inside Your Heart

Penulis: Bia Baharda
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-24 11:36:54

Mendengar jawaban Carla itu membuat Sbastian marah. Rahangnya terlihat mengeras, kedua tangannya mengepal kuat. Amarahnya siap meledak. Ia berdiri dari kursi yang didudukinya sambil menggebrak meja kerjanya. Matanya menatap Carla dengan tatapan siap menerkam.

“Ambil itu kembali! Aku tidak membutuhkannya,” bentak Sbastian. Ia sama sekali tak menyangka bahwa Carla tetap berusaha untuk mendamaikan dirinya dan Evelyn.

Carla berusaha tetap tenang, ia sadar bahwa amarah Sbastian tidak bisa dihadapi dengan amarahnya. Jika dia ikut tersulut emosi maka keadaan akan semakin buruk dan semua akan berjalan seperti biasanya. Berakhir dengan perdebatan dan adu mulut di antara mereka, tanpa jalan keluar, tanpa solusi.

“Itu pakaian yang Evelyn pesankan untukmu. Pakaian pendamping pengantin,” ucap Carla sambil menaha amarahnya.

“Aku sudah bilang bukan akau tidak akan datang ke pernikahan itu. Bukankah dia sendiri sudah membebaskanku dari kesep

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Heartbeat   The Wedding

    Hari yang ditunggu pun tiba. Salju sudah hari tak turun di kota London, seolah cuaca ikut berbahagia dengan pernikahan impian Evelyn. Pernikahan itu di adakan di halaman mansion Kakek Tom yang berada di kawasan Kengsinton, London, salah satu kawasan elit yang ada di kota London.Tamu yang diundang tidak terlalu banyak, seperti yang dikatakan oleh Evelyn sebelumnya, hanya orang-orang terdekatnya saja yang hadir di hari bahagianya itu. Meski begitu dekorasi pernikahan Evelyn dan Jack nampak begitu indah dan meriah. Berbagai macam bunga menghiasai altar pernikahan dan juga sepanjang jalan menuju altar.Udara dingin tak berarti apa pun. Semua tamu undangan terlihat bahagia dan tak sabar untuk melihat penganti perempuan yang belum juga menampakkan diri. Jack, si mempelai pria pun terlihat tak sabaran untuk melihat calon istrinya, dia telah berdiri dengan gagah di depan altar, menunggu dengan gelisah kedatangan sang pujaan hati.Setelah

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-25
  • Heartbeat   Surprise?

    Waktu berlalu tanpa terasa, baik kedua mempelai maupun tamu undangan begitu terhanyut dalam pesta pernikahan siang itu. Mereka menghabiskan waktu dengan menari, menyanyi, bermain, dan bercanda bersama-sama. Meski tak banyak tamu undangan, namun suasananya begitu seru. Suasana kehangatan begitu terasa di tengah cuaca yang semakin dingin.Di luar ruangan salju mulai turun kembali setelah dua hari tak menampakkan diri. Evelyn nampak begitu bahagia di pesta pernikahnnya itu. Dia dan Jack adalah pasangan yang sangat serisi. Jack merupakan seorang arsitek terkemuka di London, pertama kali bertemu dengan Evelyn empat tahun lalu ketika Evelyn merenovasi hotelnya yang berada tak jauh dari Victoria Tower Gardens South. Saat itu Jack adalah arsitek untuk renovasi hotel Evelyn. Dari hubungan dalam bidang pekerjaan, lama ke lamaan mereka pun semakin dekat. Menjadi teman dekat dan akhirnya menjadi sepasang kekasih.Jack terlihat sangat menyayangi Evel

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Heartbeat   The Gift

    Sbastian berjalan ke dalam mansion dengan mengambil langkah panjang tanpa ragu. Ia menghampiri sang kakak yang sedang mengobrol dengan suami dan beberapa temannya sambil meminum anggur. Carla mengurungkan niatnya untuk keluar mansion, ia kembali menutup pintu utama dan mengekor di belakang Sbastian. Firasatnya tak enak. Ia tidak ingin dokter berhati dingin itu mengacaukan pesta Evelyn.“Evelyn,” panggil Sbastian dengan suara dingin khas miliknya. Saat itu posisi Evelyn dan Jack membelakangi posisi Sbastian, sepasang anak manusia yang baru menikah itu sedang asyik berbincang dengan kawan mereka sehingga tidak menyadari kedatangan Sbastian.Setelah mendengar suara seseorang yang begitu ia kenal memanggil namanya, Evelyn pun dengan cepat menolehkan pandangannya pada sumber suara. Saat itulah dia melihat Sbastian sedang berdiri di belakangnya. Evelyn tak mempercayai penglihatannya, ia dengan spontan membalikkan badannya.“Sbastian? Kau datang?&rdqu

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • Heartbeat   The Fight

    Satu pukulan itu pada akhirnya menjadi awal mula perkelahian yang terjadi antara Sbastian dan Jack. Dokter berhati dingin itu tak tentu saja tidak akan tinggal diam saat kakak iparnya memukul wajahnya yang tampan.Suasana pesta pernikahan yang ceria dan penuh kebahagian itu berubah menjadi arena perkelahian antara kakak dan adik ipar. Para tamu berseru histeris melihat perkalihan itu. Air mata Evelyn semakin mengalir deras. Ia berteriak agar suami dan adiknya itu menghentikan pertengkaran bodoh mereka, tetapi kedua pria perkasa itu telah dikuasai amarah sehingga tidak lagi bisa mengendalikan diri.Carla ikut berteriak pada kedua pria yang sedang bertengkar di hadapannya itu. Gadis bermata abu-abu itu berusaha melerai pertengkaran keduanya, ia juga meneriaki beberapa tamu yang hanya menyaksikkan perkelahian itu untuk berusaha memisahkan keduanya.Beberapa tamu pria akhirnya maju dan berusaha untuk memisahkan Jack dan Sbastian, namun tenaga kedua saudara ipar itu

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-28
  • Heartbeat   The Room

    Sbastian membaringkan Carla di tempat tidur yang ada di ruangan itu. Saat pertama kali masuk ke sana, Sbastian merasa terkejut karen ternyata di mansion mewah sang kakek terdapat ruangan medis yang dilengkapi denagn berbagai peralatan medis. Ia tidak tahu bahwa selama ini sang kakek masih senang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan medis.Di ruangan itu, Sbastian mulai mengobati Carla. Evelyn duduk di di sofa ruangan bersama sang suami. Ia mengobati luka-luka suaminya itu dengan air mata yang masih mengalir. Ia tak menyangka bahwa pernikahannya yang harusnya menjadi hari bahagia untuknya berubah menjadi tragedi yang menyedihkan. Tidak hanya melukai sang suami tetapi juga melukai sang sahabat.“Aku tidak menyangka kau memiliki alat-alat medis yang cukup lengkap di mansion ini,” ucap Sbastian dengan dingin.“Aku mencintai dunia medis. Ini adalah alat-alat yang aku beli sendiri dengan uangku. Aku menyimpan ini sebenarnya untuk dirimu. Saat

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-29
  • Heartbeat   Don't Worry!

    “Berhentilah mencemaskan orang lain, pikirkan dirimu sendiri! Kau pingsan selama hampir satu jam,” ucap Sbastian dengan dingin.Carla menatap sinis pada Sbastian, “Aku seperti ini kan karenamu.”Sbastian mendengus kesal, “Itu salahmu karena mencoba untuk memisahkan perkelahian kau pria,” Sbastian berusaha menutupi rasa bersalahnya.“Aku tidak bisa hanya diam saja saat ada perkelahian yang terjadi di depan matak kepalaku,” ucap Carla sambil mengerucutkan bibirnya.Sbastian tak lagi menanggapi ocehan gadis bermata abu-abu itu. Si pria bermata hijau itu kini duduk di atas tempat tidur yang ditempati oleh Carla, lalu ia menutup kedua telinga gadis itu dengan tangannya, “Apa kau merasakan dengung di telingamu?” tanya Sbastian sambil menatap lamat-lamat mata indah gadis itu. Carla menggelengkan kepalanya pelan sebagai jawaban.Sbastian pun menarik kembali tangannya, “Apa kau merasa mual?&r

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-31
  • Heartbeat   Another Surprise?

    Sbastian keluar dari tempat perawatan Carla. Ia akan mengisi teko air putih yang telah kosong sekaligus mengembalikan peralatan makanan bekas makan malam dirinya dan Carla. Saat itu, ketika dokter berhati dingin itu pergi menuju dapur, sesuatu mengejutkannya. Di ruang makan yang letaknnya tepat berada di depan dapur ia melihat sosok perempuan yang begitu ia benci selama lima belas tahun terakhir. Seseorang yang menjadikan sikap hangatnya menghilang digantikan sikap dingin. Sosok perempuan dengan potongan rambut bob pendek berwarna cokelat itu menatap Sbastian dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada rasa sakit yang Sbastian rasakan di ulu hatinya. Rasa terkejut yang menyerang dirinya membuat pria bermata hijau itu menjatuhkan teko dan peralatan makan yang ada di tangannya. Semua orang yang ada di ruang makan terkejut dengan bunyi alat-alat yang jatuh itu. Mereka semua mengalihkan pandangannya pada sumber suara. Para penghuni ruang makan itu merasa terkejut melihat so

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-08
  • Heartbeat   Behind the Tragedy

    Sbastian, Kakek Tom, Evelyn, dan perempuan berambut bob pendek itu kini telah berada di ruang kerja Kakek Tom yang berada di sebelah kanan pintu utama mansion mewah Kakek Tom. Mereka duduk di sofa panjang yang ada di tengah ruang kerja Kakek tua itu. Jack menunggu di luar ruangan dan Suster Jane pergi ke tempat Carla dirawat karena suster separuh baya itu tidak tega meninggalkan Carla sendirian.Sbastian nampak tak senang. Wajahnya menegang. Sorot matanya tajam. Ia tidak menyukai perkumpulan keluarga yang begitu menyebalkan itu.“Kalian tadi bersikeras mengajakku untuk berbicara, sekarang kita di sini, kenapa tidak segera mengatakan apa yang ingin kalian katakan?” Sbastian membuka pembicaraan dengan nada dingin dan wajah kesal.Kakek Tom mengetuk-ngetukkan tongkat kayu yang ada di tangannya, pria tua itu terlihat sedang berpikir, memilih kalimat terbaik untuk memulai pembicaraan malam itu.“Ada hal yang tidak kau ketahui tentang ay

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-09

Bab terbaru

  • Heartbeat   The Message

    Berbagai macam bunga dengan warna yang bermacam-macam pula memenuhi pembaringan terakhir Carla. Prosesi pemakaman itu telah usai sejak beberapa jam yang lalu. Namun, Sbastian nampaknya enggan untuk meninggalkan kuburan gadis penjual bunga itu.“Semua orang sudah pergi, apa kau akan tetap di sini?” tanya seorang perempuan berambut pirang. Ada beberapa luka memar di wajah perempuan itu.Sbastian mengalihkan tatapannya dari nisan bertuliskan nama Carla ke sosok yang mengajaknya berbicara, “Kau sendiri masih di sini,” ucap Sbastian dengan nada dingin.Perempuan berambut pirang itu tersenyum getir, lalu ia duduk bersimpuh di samping kuburan Carla, tepat di samping Sbastian, “Aku hanya ingin sedikit lebih lama lagi di sini. Saat dia masih hidup tidak banyak waktu yang kami habiskan bersama. Aku tidak begitu menyukainya karena sejak Mom menikah dengan Daddy Carla, Mom lebih perhatian padanya,” perempuan ber

  • Heartbeat   You Will...

    Sbastian dengan menggunakan kursi roda membawa Carla menuju taman rumah sakit yang terlihat lenggang siang itu karena udara yang cukup dingin. Wajah Carla nampak berseri karena dapat menghirup udara segar musim dingin. Setelah tiba di taman itu, Carla meminta Sbastian untuk membantunya duduk di bangku panjang taman.Sbastian dengan hati-hati pun mengangkat tubuh gadis bermata abu-abu itu dari kursi roda dan mendudukkannya di bangku taman. Setelah duduk di atas bangku panjang taman Carla menyandarkan punggungnya ke sandaran bangku itu. matanya mengamati pemandangan di sekitarnya. Sbastian ikut duduk di samping Carla. Pria itu menatap wajah pucat Carla dengan tatapan yang sulit diartikan.“Aku suka musim dingin, tapi aku lebih suka lagi musim semi,” ucap Carla sambil menatap pepohonan-pepohonan gundul yang ada disekitarnya.“Aku suka semua musim kecuali musim gugur,” ucap Sbastian sambil menatap wajah Carla lamat-lamat.Carla mengali

  • Heartbeat   Miss You

    Sbastian berlarian di lorong-lorong rumah sakit menuju ruang perawatan Carla. Saat itu dia sedang berada di salah satu ruang rawat pasiennya untuk melakukan pemeriksaan berkala. Saat dia berbincang dengan pasiennya itu, tiba-tiba ponsel miliknya berbunyi. Sebuah panggilan dari sang kakak yang mengabarkan berita begitu mengejutkan.Tanpa membuang waktu dan tanpa memdulikan pasien yang sedang diperiksanya, Sbastian pun berlari dengan cepat. Ia beberapa kali bahkan harus menabrak suster atau pasien yang sedang berjalan di lorong-lorong rumah sakit St Thomas’. Dokter bermata hijau itu tidak memedulikan keadaan sekitarnya yang ia pedulikan saat ini adalah segera tiba di ruang perawatan Carla.Jarak yang sebenarnya tak begitu jauh terasa sangat jauh. Sbastian mengumpat dalam hati karena tak juga tiba di ruang perawatan Carla. Ia semakin menambah kecepatan larinya, tak peduli dengan tatapan orang-orang yang ia lewati. Tatap penuh tanda tanya dan wajah penuh keheranan di

  • Heartbeat   Sadness

    “Kakek sepagi ini di sini?” tanya Sbastian dengan wajah terkejut ketika menemukan sang kakek sedang duduk di samping ranjang Carla.Pria tua itu mengalihkan pandangannya dari tubuh Carla pada sang cucu laki-laki, “Saat aku dirawat di rumah sakit ini, dia selalu mendatangiku pagi-pagi dan memaksaku untuk berolahraga di taman. Sekarang giliranku untuk melakukan itu. Aku ingin membangunkan gadis nakal ini,” ucap Tuan Tom dengan wajah yang dipenuhi oleh gurat kesedihan.Sbastian menghela nafas berat, ia dapat merasakan kesedihan yang dirasakan oleh sang kakek, “Carla belum bangun, Kakek bisa membujuknya untuk berolahraga saat dia bangun nanti,” ucap Sbastian sambil menatap nanar tubuh lemah Carla.Tuan Tom tersenyum getir, kini pandangannya kembali menatap Carla, “Dia terlihat sangat manis saat sedang tertidur, berbeda ketika dia sedang bangun. Saat dia bangun, dia gadis yang nakal dan pemaksa, aku merindukan gadis nakal itu

  • Heartbeat   Take Care of You

    Sudah satu minggu berlalu sejak Sbastian mengetahui tentang keadaan Carla yang sesungguhnya. Tua Tom dan Evelyn kini juga telah mengetahui kebenaran itu, Sbastian mengabarkan pada kakek dan kakaknya tentang kondisi Carla keesokan harinya setelah di malam sebelumnya Suster Jane mengatakan kejujuran padanya.Sejak tahu Carla sedang terbaring koma di ruang perawatan intensif bangsal VVIP, secara berkala Sbastian mengunjunginya. Meski saat sedang berkunjung, pria bermata hijau itu hanya menatap gadis bermata abu-abu itu dalam diam. Dia tidak pernah mencoba untuk mengajak Carla berkomunikasi.Sbastian bahkan pernah semalaman menunggui Carla hanya dengan duduk diam di kursi samping ranjang Carla terbaring. Menatap perempuan penjual bunga itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Suster Jane selama ini diam-diam memperhatikan tingkah si dokter mud aitu dan dia masih belum mengerti apa yang sebenarnya Sbastian pikirkan dalam diamnya.Tuan Tom dan Evelyn pun secara

  • Heartbeat   About Her

    Sbastian melajukan mobilnya di atas kecepatan rata-rata. Wajahnya terlihat gusar. Suster Jane yang duduk di kursi penumpang samping Sbastian menatap ngeri jalanan. Dokter muda itu menyetir mobilnya seperti orang yang kesetanan. Suster berusia hampir setengah abad itu berusaha untuk menyadarkan Sbastian dan meminta dokter bermata hijau itu untuk menurunkan laju mobilnya, namun Sbastian nampaknya tidak memedulikan hal itu.Dokter tampan itu sudah tidak sabar lagi untuk tiba di tempat gadis yang dicari-carinya selama beberapa hari belakangan ini. Setelah mengetahui hal yang sebenarnya dari Suster Jane berbagai perasaan yang tak dimengerti oleh Sbastian berkecamuk di dalam hatinya. Rasa khawatir, marah, kesal, sedih, dan kecewa beradu menjadi satu. Membuat dirinya merasa berada pada dunia yang sunyi.Mobil mewah Sbastian di parkir sembarang di depan pintu masuk utama Rumah Sakit St Thomas’. Pria itu tidak memedulikan teriakan satpam yang memintanya untuk memindahkan

  • Heartbeat   Bring Madness

    Suster Jane kini duduk di dalam mobil Sbastian dalam diam sambil menatap jalanan London yang terlihat sepi malam itu. Udara terasa dingin meski salju sedang tidak turun. Sbastian melajukan mobilnya berputar-putar tak tentu arah. Dia sendiri tidak tahu tujuan sebenarnya akan ke mana. Dia hanya ingin menjadikan Suster Jane sebagai tawanannya agar suster itu mengatakan keberadaan Carla.“Besok pagi saya ada jadwal jaga. Jika saya terlambat ini semua salah Dokter,” ucap Ssuter Jane dengan nada dingin.Sbastian tak peduli dengan hal itu yang ia pedulikan saat ini adalah mengetahui tentang keberadaan dan keadaan Carla, “Jika kau ingin aku mengantarmu pulang, cepat katakan di mana Carl!” ucap Sbastian dengan tegas.Suster Jane menghela nafas berat, ia menatap Sbastian dengan tatapan kesal, “Aku tidak tahu,” ucap Suster Jane singkat.Sbastian mengalihkan pandangannya dari jalanan di depannya, kini dia menatap wajah suster itu,

  • Heartbeat   Quite

    Sbastian tidak dapat menunggu hingga esok hari. Dia sudah merasa sangat penasaran dengan keberadaan Carla. Pemuda bermata hijau itu sendiri bingung kenapa dirinya tiba-tiba mencemaskan Carla dan ingin tahu keberadaan gadis penjual bunga itu padahal selama ini dirinya selalu mengusir Carla jika gadis itu mengganggunya.Tidak dapat dipungkiri oleh Sbastian, sejak Carla tiba-tiba menghilang, hidupnya terasa sepi. Tidak ada lagi yang menyambutnya dengan ocehan tidak penting di pagi hari. Tidak ada lagi yang tiba-tiba datang membawakan makanan untuknya. Kehadiran Carla dalam hidup Sbastian beberapa bulan terakhir ini memang telah meramaikan dunia pria itu yang sebelumnya sepi.Sbastian memarkir mobilnya tepat di depan toko bunga milik Carla. Saat Sbastian tiba, toko itu ternyata masih menyala. Buru-buru dokter muda itu pun masuk ke dalam toko. Ia memanggil-manggil nama Carla, namun sayangnya gadis yang dipanggil itu tidak juga menampakkan diri.Seorang pegawai peremp

  • Heartbeat   Where is She?

    “Sudah cukup lama aku tidak melihatnya. Terakhir kali kami bertemu waktu pesta pernikahanku,” ucap Evelyn setelah berusaha menggali ingatannya.“Kakek terakhiar kali bertemu dengannya sekitar satu minggu lalu saat pemeriksaan rutin,” ucap Tuan Tom setelah itu.Sbastian terdiam. Wajahnya terlihat bingung. Evelyn memberikan tatapan curiganya, “Ada apa sebenarnya Sbastian? Kenapa kau jadi penasaran dengan Carla? Jangan-jangan kau mulai tertarik ya dengannya?” ledek Evelyn.Sbastian mendengus kesal. Ia memberikan tatapan tajamnya pada sang kakak, “Jangan bicara sembarangan!” ucap Sbastian dengan nada dingin.“Kalau begitu kenapa kau menanyakan hal itu?” Evelyn terlihat sangat penasaran.“Aku terakhir kali bertemu dengannya juga satu minggu lalu. Tiba-tiba saja dia menghilang. Tidak pernah lagi datang ke kantorku,” ucap Sbastian sambil menatap gelas berisi anggur yang ada di hadapan

DMCA.com Protection Status