Home / Romansa / Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya / Bab 30 Kesepakatan Sebenarnya

Share

Bab 30 Kesepakatan Sebenarnya

Author: Nyx Rai
Sudut pandang Valerie:

Apa aku salah dengar? Marcel tidak pernah menganggapku sebagai istrinya dan tetap berhubungan dengan saudaraku selama menikah denganku. Dia menyiksaku selama 5 tahun seolah-olah aku ini musuhnya. Namun, sekarang dia malah menuduhku menganggap pernikahan sebagai masalah sepela?

Jadi, Marcel menganggap pernikahan kami sebagai apa? Sampah! Aku berusaha menahan amarahku agar tidak meneriakinya.

Hanya saja, aku berbicara dengan dingin, "Ini memang pernikahan palsu! Tapi, setidaknya aku lebih menghargainya darimu."

"Apa kamu mau bercerai karena ingin bersama Adrian?" tanya Marcel. Dia tertawa sinis.

Adrian? Aku hanya mengirim pesan kepada Adrian dan dia menuduhku berselingkuh dengan Adrian? Aku menyahut, "Nggak. Bagaimana kalau aku bilang karena suamiku diam-diam mencium saudaraku?"

Akhirnya aku memberi tahu Marcel hal ini. Aku tidak ingin mengungkitnya karena tidak ingin mempermalukan diriku sendiri lagi, tetapi Marcel terus mendesakku.

Aku mengira bisa melupakannya.
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 31 Memenangkan Hatimu

    Sudut pandang Valerie:Marcel menyahut, "Kamu memintaku menikahimu ...."Aku mengangkat tanganku lagi. Kali ini, Marcel menahan tanganku sebelum aku menamparnya. Dia menegur, "Cukup, Valerie! Apa maksudmu?"Aku menatap Marcel lekat-lekat sembari menjelaskan, "Kesepakatannya itu aku akan menyumbang darah, sumsum tulang belakang, dan organ lainnya yang dibutuhkan Alisa dariku. Kamu, orang yang kusukai selama bertahun-tahun, memberiku kesempatan untuk memenangkan hatimu."Hatiku sakit. Aku menambahkan, "Marcel, kamu yang datang mencariku dengan mengajukan kesepakatan ini. Apa kamu lupa?"Akhirnya, aku mengatakan hal ini. Air mataku mengalir saat aku menegaskan, "Kamu yang nggak mengikuti kesepakatannya!"Marcel memelotot dan mundur. Dia berkata terbata-bata, "Aku ... aku kira itu yang kamu inginkan ...."Aku menyela, "Kamu tahu aku mencintaimu dan kamu bisa membuat kesepakatan dengan melemparkan surat nikah kepadaku. Jadi, sebenarnya siapa yang dipermainkan?"Aku pikir aku akan marah saat

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 32 Tatakan Usang

    Sudut pandang Valerie:Siapa bilang menjaga etiket baik lebih bagus daripada marah-marah? Sebelumnya aku selalu menjaga etiket baik, tetapi yang kudapatkan hanya penghinaan, rasa sakit, dan ucapan terima kasih yang terlambat. Aku tidak ingin marah-marah. Namun, hatiku terasa lebih lega setelah meluapkan amarahku!Setelah marah-marah pada Marcel malam itu, aku melihat harapan baru dalam hidupku. Hatiku tidak sakit lagi karena Marcel dan aku bisa fokus memulai lembaran baru. Aku belum siap untuk melanjutkan hidupku saat menandatangani surat cerai, tetapi sekarang aku sudah siap.Aku merasa seperti terlahir kembali. Aku pikir aku membutuhkan waktu yang lama untuk menerima Marcel yang bersama Alisa setelah bercerai. Aku mengira aku masih bisa sakit hati, tetapi aku sudah mati rasa.Ternyata yang kubutuhkan hanya mencurahkan isi hatiku dan melupakan masalahku. Aku sudah mengakhiri hubunganku dengan Marcel."Bu Valerie?" panggil resepsionis kantor pusat Grup Malik. Dia tersenyum dan berucap,

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 33 Cerita yang Bagus

    Sudut pandang Valerie:"Maaf!" celetukku sambil mengalihkan pandanganku dari meja. Aku makin gugup saat berkata, "Aku ... maksudku ...."Aku merasa sangat malu. Aku memang tidak pandai bersosialisasi. Aku lebih memilih menulis naskah daripada menghadapi orang, apalagi pebisnis seperti Adrian."Tenang, aku cuma bercanda," ucap Adrian. Dia tertawa, lalu mengulurkan tangan dan melanjutkan, "Aku nggak menyangka kamu tertarik padanya."Aku tidak tahu bagaimana menanggapi komentar Adrian yang sepertinya memiliki makna terselubung. Jadi, aku memutuskan untuk mengabaikannya dan menanggapi ucapan Adrian sebelumnya, "Terima kasih atas perhatianmu. Perjalanannya nggak terlalu buruk."Aku berjabat tangan dengan Adrian dan menambahkan, "Aku naik MRT."Adrian tertawa. Aku tahu dia mempunyai reputasi buruk di sekolah sehingga tidak ada yang berani mencari masalah dengannya. Jadi, aku merasa terhibur melihat sikap Adrian yang ramah kepadaku. Aku pun merasa lebih tenang."Aku khawatir kamu nggak akan d

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 34 Calon Bos

    Sudut pandang Valerie:Ketika selesai mempresentasikan idenya, aku merasa malu sekaligus terkejut. Aku bisa-bisanya bicara selama dua jam tanpa henti? Di dalam lift, aku tak kuasa menutupi wajah sambil memikirkan apa yang baru saja terjadi.Adrian tersenyum padaku dengan tatapan penuh semangat, bahkan mengangguk sepanjang pembicaraan dan mengajukan beberapa pertanyaan sederhana hingga aku benar-benar lupa waktu.Bayangkan saja, aku baru menghabiskan seluruh pagi seorang miliarder yang urusan bisnisnya jauh lebih penting daripada filmku ....Aku tidak tahu bagaimana harus menghadapi Adrian saat itu. Ketika aku mendongak, dia tersenyum licik dan seakan-akan bisa membaca pikiranku lagi."Um, aku sebaiknya ...." Aku meletakkan iPad sambil menunjuk ke pintu, lalu memberi tahu, "Makasih banyak sudah mendengarkan!"Mendengar itu, Adrian sontak tertawa. "Kamu bahkan nggak mau tahu keputusanku?" tanya Adrian sambil tersenyum. Tatapannya yang dalam dan berkilau terlihat menggoda di balik kacamat

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 35 Undangan Marcel

    Sudut pandang Valerie:Aku berbalik ke arah Adrian dengan jantung berdebar dan kepala pusing setelah mendengar kata-kata provokatif Marcel. Kemudian, aku berujar, "Pak Adrian, mohon maaf!" Apa mereka memang selalu bicara dengan cara seperti ini? Rasanya lebih mudah untuk memercayai hal itu daripada berpikir bahwa Marcel bersikap agresif karena aku."Kenapa kamu minta maaf untuknya?" Adrian menyeringai padaku. Reaksinya benar-benar di luar dugaanku."Mungkin kamu lupa, dia itu istriku!" jawab Marcel dengan cepat, seolah sudah lama menunggu kesempatan untuk menyatakan hal tersebut."Aku bukan istrimu!" Aku menyentaknya, lalu menarik napas dalam-dalam. Kemudian, aku menoleh ke arah Adrian sambil memberi tahu, "Pokoknya, aku minta maaf. Soalnya kamu mungkin tersinggung karenaku ....""Nggak perlu minta maaf," ucap Adrian yang kembali tersenyum. Dia menatap Marcel, tetapi lanjut berbicara padaku, "Aku nggak merasa kalian ini masih pasangan, jadi nggak ada alasan untuk bikin kamu bertanggun

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 36 Pura-Pura Menjadi Pasangan Mesra

    Sudut pandang Valerie:Aku sebenarnya tidak ingin pergi. Sebab, aku tidak tahu bagaimana harus menghadapi Nenek. Akulah yang meminta pernikahan ini dan aku pula yang mengakhirinya. Sebenarnya, aku mengakhirinya karena Marcel tidak pernah benar-benar ada di dalamnya.Namun, aku memang berutang pada Nenek. Dia benar-benar sudah berusaha mengenalku. Nenek mengubah sikapnya dari marah padaku menjadi menerimaku sebagai bagian dari keluarganya. Dia selalu memperlakukanku dengan adil. Hanya saja, aku mengecewakannya lagi sekarang.Aku tidak tahu bagaimana harus memberitahunya tentang perceraian ini. Satu-satunya penghiburan adalah Marcel berjanji tidak akan mengumumkan kabar ini sebelum pesta ulang tahun Nenek.Kurasa itulah alasan Marcel terus menunda menandatangani surat cerai. Sebab di sisi lain, Nenek benar-benar ingin kami bahagia.Aurel mencubit wajahku sambil meledek, "Kenapa wajahmu muram begitu? Kamu nggak terlihat seperti akan pergi ke pesta, tapi lebih mirip ke tempat eksekusi mati

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 37 Bencana

    Sudut pandang Valerie:Alisa tidak pernah bersikap jahat padaku di depan orang banyak. Maksudku, timnya itu bukan "orang" baginya. Dia tidak peduli untuk menyembunyikan sifat aslinya di depan mereka.Mereka juga tidak akan berani mengatakan apa-apa. Inilah alasan Aurel dan Liana tidak tahu banyak tentang konflikku dengannya."Aku baik-baik saja, makasih," jawabku. Aku memang tidak sedang dalam kondisi terbaik, tetapi aku akan lebih menderita menghabiskan waktu dengan Alisa daripada berjalan lebih dari satu kilometer.Aku tidak suka bermain dalam sandiwara yang Alisa buat. Aku tidak pernah mengerti tujuannya berpura-pura ramah padaku di depan orang lain, seolah-olah ada yang peduli apakah dia memperlakukanku dengan baik.Sementara itu, aku sendiri tidak pernah memercayai kepura-puraan Alisa. Itu lebih seperti sebuah pertunjukan tanpa penonton.Tak lama kemudian, mobil pun berhenti. Marcel keluar dari sisi pengemudi, lalu menatapku dengan dingin sambil berucap, "Masuklah."Aku memutar ma

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 38 Diracuni sampai ke Ubun-Ubun

    Sudut pandang Valerie:"Val, ada apa?" tanya Aurel sambil mengernyit. Seolah menyadari sesuatu, dia perlahan melihat ke hotel mewah itu dan bertanya dengan suara bergetar, "Hari ini, pesta apa lagi ...?" Segera setelah itu, Aurel tersentak."Ya ...." Pikiranku langsung hampa. Sebelum bisa melakukan apa-apa, aku melihat sebuah mobil polisi berhenti, lalu Liana keluar dari mobil itu."Kamu yakin ini tempatnya? Tempat ini nggak terlihat cocok untuk orang seperti kita .... Ana!" Suara Dylan menyusul Liana saat dia berlari ke arah kami."Val!" Liana memelukku erat, lalu menoleh sambil membuat wajah nakal ke arah Dylan. Dia memberi tahu, "Aku bilang juga apa, aku nggak salah alamat!"Dylan mengintip keluar. Dia menatapku dan Aurel sambil berujar, "Maaf, aku meninggalkan pembuat onar ini pada kalian. Tapi aku lagi menangani kasus sekarang, jadi benar-benar nggak bisa ....""Nggak apa-apa, kami akan mengurusnya," balas Aurel sambil mengangguk padanya. Aku menundukkan pandangan ke jalan.Kami t

Latest chapter

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 50 Restu Nenek

    Sudut pandang Valerie:Nenek menghela napas panjang sebelum berucap, "Mata kamu sudah nggak lagi mengikuti dia ke mana pun. Saat kamu memandangnya, yang ada cuma kesedihan mendalam di sana. Akhir yang terburuk akhirnya terjadi ....""Aku nggak mau kamu melanjutkan pernikahan ini karena aku nggak mau hal seperti ini terjadi padamu. Cucuku yang malang, aku nggak mau kamu terluka begitu parah sampai cahaya berharga di matamu meredup .... Tapi pada akhirnya, aku tetap gagal melindungimu," tambah Nenek."Nenek ...!" bisikku dengan terkejut. Aku tidak pernah tahu hal ini. Nenek ternyata bisa melihat semuanya dengan jelas. Aku mengira, kami berhasil menipunya selama ini."Kali ini, dia melukaimu dengan sangat parah, 'kan?" tanya Nenek dengan nada dingin. Kali ini, dinginnya diarahkan pada Marcel. Entah kenapa, itu justru menghangatkanku lebih dari apa pun.Nenek adalah keluarga Marcel. Dia bahkan tidak akan menjadi bagian dari keluargaku kalau aku tidak mengancam cucunya dengan cara licik.Ha

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 49 Pria Paling Bahagia di Dunia

    Sudut pandang Valerie:Aku tidak bisa menjawab Nenek. Aku hanya berdiri di sana, melihat Marcel dan Alisa berbicara, tertawa ... berpelukan. Nenek juga terdiam tanpa ekspresi terkejut.Kalau Nenek bisa menerima Alisa datang ke pesta ulang tahunnya dan menunjukkan kedekatannya dengan Marcel di depan umum seperti ini, lalu kenapa dia bahkan melontarkan pertanyaan itu padaku? Jelas, Alisa adalah masalahnya."Apa ini karena Alisa?" tanya Nenek yang tiba-tiba menoleh padaku.Aku mengalihkan pandanganku dari pelukan panjang dan penuh kehangatan yang sedang Marcel bagikan dengan Alisa. Dia bilang, dia sudah menyiapkan surat cerai. Jadi aku rasa, aku tidak lagi punya hak untuk menghakimi. Namun, bukan berarti pemandangan ini tidak menyakitkan.Aku seharusnya marah ketika pria itu menarik Alisa ke dalam pelukannya seperti dia adalah harta paling berharga di dunia. Apalagi, di sebuah pesta di mana dia memintaku untuk datang dan berpura-pura menjadi pasangan mesra dengannya untuk terakhir kalinya

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 48 Harta Kecilku yang Pemberani

    Sudut pandang Marcel:Aku tidak tahu harus bagaimana dengan apa yang terjadi hari ini. Olivia sudah menjadi salah satu gadis jahat sejak masa sekolah, jadi aku tidak pernah percaya pada ucapannya.Namun, Alisa tidak pernah dekat dengannya. Jadi, aku tidak bisa membayangkan bagaimana kesalahpahaman itu bisa terjadi ... jika itu memang hanya kesalahpahaman.Tidak peduli apa pun yang Alisa katakan, aku tidak pernah meragukannya sebelumnya. Hanya saja sekarang aku tidak bisa yakin seperti dulu, terutama setelah dia berbohong soal memberi tahu Joshua tentang pesan Val.Apalagi setelah Gerry dengan panik menyuruhku mengabari Alisa kalau Val mencoba kabur ke rumah. Alisa bisa berbohong. Itu adalah konsep yang sebelumnya tidak pernah bisa kuterima."Marcel, ada apa?" tanya Alisa yang memiringkan kepalanya dengan polos ketika aku membawanya ke sudut ruangan ini. Senyum hangat terpancar dari matanya. Itu adalah mata yang sudah kupercayai seumur hidupku.Aku ingin percaya padanya, tetapi kini aku

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 47 Diego Kumala

    Sudut pandang Diego:Aku sedang mencari adikku. Dia menghilang 20 tahun yang lalu. Sejak saat itu, aku terus mencarinya. Yang kutahu hanyalah dia menghilang di Dasira. Itulah tempat di mana kami menemukan jasad Ibu. Namun, adikku tidak ada bersamanya.Polisi mengumumkan kematiannya bertahun-tahun yang lalu dan mengatakan bahwa mungkin dia sudah dimakan binatang. Sungguh alasan yang konyol untuk diberikan kepada keluarga yang sedang berduka.Aku memohon pada polisi untuk tidak menyerah, tetapi mereka tetap menutup kasusnya. Aku bahkan ingin menggugat mereka, tetapi Ayah melarangku. Ini memang bukan salah mereka. Aku yang salah. Akulah tidak bisa hidup dengan fakta itu. Itu sebabnya, aku menjadi pengacara.Aku telah melihat sisi gelap manusia. Aku ingin bisa melakukan sesuatu saat ketidakadilan seperti ini terjadi, baik kepadaku maupun orang lain.Selain itu, memiliki firma hukum adalah penyamaran terbaik untuk melakukan penyelidikan. Aku lulus lebih cepat dan melewati masa sekolah secep

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 46 Satu Pemilik Sejati

    Sudut pandang Valerie:Semua orang bisa melihat bahwa Alisa berbohong pada titik ini, termasuk Olivia. Olivia memilih untuk mengorbankan Alisa daripada dirinya sendiri.Olivia yang melontarkan hinaan kepada Liana. Apabila meminta maaf, dia akan terlihat sebagai perundung. Namun dia bersikeras bahwa semua itu dilakukannya demi keadilan untuk sahabatnya. Sekarang, sahabat yang berbohong itu harus menanggung semua akibatnya."A ... aku nggak pernah menunjukkan gaun apa pun padamu! Olivia ...." Alisa mendongak, lalu menatap Olivia dan berbicara dengan suara bergetar penuh rasa sakit, "Maaf kalau kamu salah paham, tapi aku nggak pernah bilang bahwa gaun Liana itu KW ....""Tapi, kamu bilang ...," balas Olivia dengan nada tajam. Dia membeku dengan ekspresi ketakutan di wajahnya.Aku menggelengkan kepala perlahan. Olivia terlalu naif. Dia tidak tahu bahwa Alisa sangat pandai berbohong dan tidak pernah meninggalkan celah saat melakukannya.Yang paling mungkin adalah Alisa hanya "mengisyaratka

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 45 Mengatakan yang Sebenarnya

    Sudut pandang Valerie:Lingkaran itu terdiam dalam keheningan yang mengejutkan. Aurel terlihat mengernyit. Nenek sebenarnya sedang menyelesaikan situasi untuknya, tetapi pria itu sepertinya tidak sadar.Alisa tersenyum sopan dengan sedikit pengekangan. Dia berhasil menyampaikan kekecewaannya terhadap "pembohong yang tidak masuk akal" dengan sempurna. Bahkan, Nenek juga terkejut.Liana pun melirik pria itu dengan cemas, tetapi dia membalasnya dengan senyum yang menenangkan.Di sisi lain, para wanita jahat mulai melemparkan ejekan yang disertai serangan, tetapi tidak satu pun yang tampaknya berhasil menyentuh pria asing itu. Dia hanya berdiri di sana dengan senyum sopan, lalu menatap langsung ke arah Alisa."Aku nggak mau jawab," ucap Alisa sambil memasang ekspresi sedikit cemberut. Dia melanjutkan, "Soalnya kamu juga nggak menjawab pertanyaanku."Tentang namanya? Maksudku memang benar dia tidak menjawab, tetapi aku tidak akan menganggap itu sebuah penghinaan ...."Kenapa kamu ...." Pria

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 44 Gaun Ratusan Juta

    Sudut pandang Valerie:"Jadi, maksudmu aku beli barang KW gitu?" tanya pria tampan itu. Dia tidak melepaskan Liana, melainkan mengarahkan pandangannya ke kelompok wanita-wanita jahat sambil mengangguk. Tiba-tiba semua gerakannya terlihat begitu anggun di mataku, entah kenapa itu sangat menyenangkan untuk dilihat.Aku rasa, Liana merasakan hal yang sama. Sebab, dia menatap pria itu dengan ekspresi terpesona sekaligus terkejut dari balik dadanya."Aku ...." Para gadis jahat itu serempak melirik Olivia Wiguna, sahabat Alisa yang berdiri di tengah. Olivia berucap dengan tergagap, "Maksudku ...."Matanya melirik ke arah Alisa dan terlihat sangat gugup. Jelas, dia membutuhkan arahan dari pemimpinnya."Maaf, siapa namamu?" Alisa berdeham dan melangkah maju. Nadanya sopan, sementara suaranya terdengar menyenangkan. Ini adalah nada suara yang selalu dia gunakan saat ingin membuat seseorang terkesan.Sepertinya semua orang setuju bahwa pria asing ini memang tampan. Namun, mungkin Alisa hanya me

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 43 Orang Asing yang Aneh

    Sudut pandang Valerie:Dulu aku sering berdebat dengan Alisa, ketika aku masih peduli. Sekarang, aku tidak peduli lagi dengan Marcel.Aku tidak punya keinginan sedikit pun untuk "mengalahkan" Alisa, terutama dalam perdebatan yang tidak berarti. Dia sudah memiliki hati Marcel. Yang ingin aku lakukan sekarang hanyalah melindungi temanku.Alisa selalu memenangkan pertengkaran kami dengan membuatku terlihat seperti pelaku intimidasi. Dia tidak tahu bagaimana menghadapi diriku yang menyerah. Lantaran kehabisan kata-kata, dia menggigit bibirnya dalam diam. Teman-temannya pun mundur dengan ragu.Aku meraih pergelangan tangan Liana, lalu berbalik ke arah Nenek dan berucap, "Nek, mohon maaf sekali ....""Mau ke mana?" Aku hampir menabrak seorang pria. Langkahku terhenti karena tiba-tiba mendengar ucapannya. Dia menggantikan posisi kelompok wanita kejam tadi untuk berdiri menghalangi jalanku. Dulu, aku sempat berpikir warna mata kami yang sama itu menarik. Sekarang, aku hanya ingin memukul kepa

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 42 Gaun KW Nolanza

    Sudut pandang Valerie:"Nek, aku akan lihat apa yang terjadi!" Aku sedikit mengangkat gaunku, lalu bergegas pergi."Aku ikut," ucap Nenek. Dia mengernyit ketika menatap ke arah keributan itu. Nenek tidak suka keributan di pestanya, apalagi kalau sampai dia tahu siapa sebenarnya Liana.Aku buru-buru berucap, "Nggak perlu, Nek. Aku bisa menyelesaikannya sendiri ...."Namun sebelum aku selesai, sebuah suara lembut dan manis menyelaku, "Nek, nggak perlu repot-repot. Aku yakin Val bisa menangani situasinya ... soalnya orang itu adalah temannya."Alisa yang licik tentu saja akan muncul di saat seperti ini. Aku yakin apa pun yang terjadi dengan Liana, pasti ada hubungan dengannya. Dia adalah satu-satunya orang yang punya motif untuk menarik perhatian buruk kepada Liana.Yang mengejutkanku, Nenek tidak menangkap kata-kata kunci dari Alisa. Sebaliknya, dia bertanya dengan dingin, "Siapa yang kamu panggil Nenek?"Senyum di wajah Alisa membeku. Dia segera beringsut ke sisi Marcel dan berbisik, "M

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status