Aliika tengah mengajak bermain Aeera dan Arjuna yang genap berusia satu tahun. Wanita itu tak seorang diri karena sudah ada Vita yang tadi diantarkan oleh Radit sebelum pria itu pergi bersama Sagara ke kantor.Vita asyik bermain boneka dengan Aeera dan Aliika bermain bola dengan Arjuna. Mereka nampak riang lepas. Hingga suara bel mengganggu kegiatan mereka. Masuklah dua orang yang sangat Aliika kenali. Andrian dan Lola.“Cie-cie yang bentar lagi mau nikah.” Cibir Aliika meledek dua manusia di hadapannya ini. Lola hanya tersenyum malu, namun Andrian mengernyit penasaran pada sosok gadis yang sedang bermain dengan Aeera.Andrian mendekati gadis itu, “Kamu siapa? Sepertinya aku pernah melihatmu di acara pertunanganku. Tapi aku masih belum mengenalmu.” Ucap Andrian. Laki-laki itu mengulurkan tangan, “Namaku Andrian. Sepupu Aliika.” Ucap Andrian memperkenalkan diri.“Vita.” Gadis itu membalas uluran tangan Andrian seraya tersenyum.Andrian kembali mendekat pada Aliika, “Al. Siapa perempuan
Andrian terus menghujam Sagara yang sudah terkapar lemas di lantai karena tak siap dengan tinjuan Andrian. Lola yang berada di kursi roda hanya bisa berteriak memerintahkan Andrian untuk berhenti. Telinga Andrian sudah tertutup rapat oleh emosinya.Kemarahan laki-laki itu sudah diujung tanduk. Vita yang tak mengerti alasan apa hingga bisa membuat Andrian semarah dan se beringas itu kepada Sagara hanya mampu terdiam dan menjauh untuk mengamankan Aeera dan Arjuna.Radit langsung memeluk Andrian dari belakang ia menahan laki-laki itu agar Aliika bisa segera membantu Sagara berdiri dan pergi dari sana. Aliika membawa masuk Sagara ke dalam mobil, ia yang akan menyetir langsung untuk membawa suaminya yang sudah babak belur itu ke Rumah Sakit.Bahkan untuk memasukkan kunci mobil saja seperti sangat sulit sekali, tangan wanita itu gemetar ia panik. Setelah berhasil Aliika langsung melajukan mobil, gerbang juga sudah dibuka oleh satpam disana.Tepat setelah gerbang tertutup Andrian ternyata be
Hari pernikahan Lola dan Andrian pun telah tiba. Jarak waktunya satu bulan setelah ulang tahun Aeera dan Arjuna. Acara pernikahan diadakan di sebuah gedung dan sebelumnya mereka telah melaksanakan pemberkatan di gereja. Setelah kejadian kemarin Andrian memilih berbaikan dengan Sagara. Toh juga mereka sudah sama-sama dewasa dan membiarkan yang lampau berlalu begitu saja. Kali ini acara pernikahan diadakan mewah sesuai dengan request Andrian, Andrian memang sangat menyukai glamour. Tapi dia tidak pernah berpenampilan se nyentrik itu jadi karena pernikahan satu seumur hidup. Andrian ingin mengenang dengan merayakannya semeriah mungkin. Bahkan yang biasanya tamu diundang hanya kerabat dekat, kali ini tamu umum karyawan perusahaan semua diundang untuk meramaikan acara ini. Danu dan Soraya sudah berada disana, mereka nampak mesra. Aliika senang karena Danu mau menerima Soraya kembali. Aliika sudah datang sedari awal bahkan lebih dulu dari para tamu yang datang, ia tidak ingin melewatkan
Suara dentingan dari sendok dan garpu terdengar di ruang makan itu. Aliika dan Sagara sedang sarapan bersama. Mereka terlihat sudah siap dengan pakaian kantornya. Karena mulai hari ini Aliika akan kembali bekerja. Berat rasanya meninggalkan Aeera dan Arjuna dirumah, namun hari ini ada klien penting yang harus ia temui. Mau tak mau Aliika harus menemuinya. “Nanti mau dijemput?” tanya Sagara. Aliika menggeleng, “Nggak usah. Aku bawa mobil sendiri aja.” Ucap Aliika membuat Sagara menatap tajam istrinya itu. “Biar bisa langsung pulang kalau meeting nya udah selesai. Kasian Aeera sama Arjuna ditinggal terlalu lama.” Jelas Aliika. Paham akan situasi mencekam akibat tatapan Sagara. Ia tidak mau suaminya salah paham dan marah. “Hati-hati, kamu udah lama ga bawa mobil sendiri kan?” “Iya, Mas.” “Jangan ngebut.” Ucap Sagara lagi. Cara bicaranya sudah seperti bapak-bapak yang menasehati anaknya. Aliika tersenyum manis dengan tingkah Sagara, “Iya suamiku Sayang.” Balas Aliika berbeda dari
Sagara dan Aliika sampai di tempat pemakaman dalam waktu yang sama. Mereka keluar dari mobil masing-masing, kemudian Sagara mengulurkan tangannya untuk menggandeng tangan Aliika. Mereka berjalan bersama menuju kerumunan orang yang sedang menyaksikan pemakaman seseorang. Semilir angin disana terasa tidak enak di tubuh mereka. Saat sampai disana, terlihat Danu sedang menaburkan bunga diatas makam yang tanahnya masih terlihat basah itu. Kemudian Danu bersalaman dengan beberapa orang disana yang mengucapkan belasungkawa padanya. Satu per satu orang mulai pergi, hingga akhirnya Danu menangkap sosok Sagara dan Aliika yang berada di sana dengan bergandengan tangan. Aliika dengan mata berkaca-kaca dan Sagara dengan wajah dinginnya. Aliika melepaskan genggaman Sagara, kemudian ia berjongkok di sebelah makam itu dan mengelus batu nisannya. “Selamat jalan Soraya, aku udah maafin semua kesalahan kamu. Dan semoga kamu juga udah maafin kesalahanku. Semoga kamu tenang disana ya.” Lirih Aliika k
Sudah pukul dua belas malam, Aliika nampak panik. Ia menggigit jari khawatir. Berjam-jam wanita itu menunggu Sagara pulang. Namun tak terlihat batang hidung laki-laki itu di rumah. Bahkan saat ini Radit sudah ke lokasi dimana ban Sagara pecah untuk mencari keberadaan suaminya itu.Aliika mondar mandir di depan pintu keluar rumahnya, ia tak sabaran menunggu kabar tentang Sagara. Wanita itu terperanjat kaget saat pintu terbuka ia langsung menghampiri Radit, “Bagaimana Radit? Mas Sagara ada disana?” tanya Aliika panik.Radit menggeleng, “Kami tidak menemukan Tuan Sagara disana Nyonya. Sudah kami cari sekeliling juga tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Tuan.”“Bahkan cctv juga tidak ada disana Nyonya. Jadi kami sedikit kesulitan untuk mengetahui pelaku dari penculikan Tuan Sagara.” Lanjut Radit menjelaskan apa yang terjadi.Aliika menangkup wajahnya frustasi. Wanita itu mulai menangis kencang, ia tak siap jika harus kehilangan Sagara. Radit hanya bisa terdiam di sana, ia tidak mungkin
“Jika boleh saya tahu, urusan apa hingga membuat kalian nampak panik dan terburu-buru?” tanya Lintang mengedarkan mata keseluruh orang yang ada disana dan berhenti tepat menatap Aliika.“Kami sedang menuju tempat dimana Tuan Sagara diculik..-”“Radit.”Ucapan Radit terjeda saat Aliika langsung menyergahnya. Membuat laki-laki itu menunduk. Aliika berdehem, “Maaf Tuan. Kami benar-benar sedang ingin bergegas. Jadi kami permisi dan tidak bisa menerima tamu untuk sementara waktu.” Ujar Aliika ramah. Lintang mengangguk tersenyum. Kemudian ia berencana untuk membantu Aliika mencari Sagara. Awalnya Aliika menolak, namun akhirnya menyetujuinya karena ia berpikir Lintang adalah rekan kerja jadi tak apa.Mereka semua bersama-sama menuju TKP. Disepanjang perjalanan Aliika hanya melamun. Beberapa menit kemudian mereka telah sampai di TKP. Disana sudah ramai dengan polisi dan bodyguard lain. Juga terlihat mobil Sagara yang masih terparkir di sana.Aliika mendekati mobil itu. Saat membuka mobil itu
Sepertinya hujan sudah reda, Aliika mulai tersadar dari tidurnya saat mendengar suara ketukan dari luar. Ia membuka mata perlahan, betapa terkejutnya Aliika saat menyadari jika ia tertidur di bahu Lintang. Aliika langsung menegakkan tubuh dan menjauh dari Lintang.Lintang yang merasakan pergerakan Aliika lalu tersenyum sinis, ia mengucek mata untuk memfokuskan pandangan. Laki-laki itu menoleh pada Aliika yang masih terkejut itu. Ia kembali tersenyum sinis, “Ada apa Al? Apakah kau berpikir aku melakukan sesuatu padamu. Hm?”Wajah Aliika tampak panik, “T-tidak. Sudahlah sepertinya Radit sudah datang a-aku akan segera pulang. Terimakasih karena s-sudah menemani.” Ujar Aliika sedikit terbata-bata. Aliika langsung keluar dan masuk ke dalam mobil Radit, meninggalkan Lintang sendiri disana.Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Aliika menatap Aeera dan Arjuna yang sudah tertidur bersama di ranjang kamar utama.Mengusap lembut puncak kepala kedua anaknya itu. Mata Aliika berkaca-kaca
“Vion! Aku punya berita bagus buat kamu.” Teriak Aeera berlari ke arah Vion yang sedang terduduk diam di pojok ruangan sambil bermain lego yang ia tumpuk seperti istana.Vion menoleh malas ke arah Aeera, “Apa?” tanya Vion singkat.“Kamu marah sama aku? Kan yang buat salah Arjuna bukan aku Vion. Lalu kenapa kamu malah marah sama aku?”Vion berdecak, “Aku sepertinya ada pr. Jadi kalau mau ngomong, langsung ngomong aja.”“Ish jangan gitu dong. Oke aku ngomong sekarang. Besok pas acara natal, Mommy aku ngajak keluargamu buat main kerumahku.” Aeera menggandeng lengan Vion. Anak itu langsung melepaskan rengkuhan tangan Aeera.“Nanti aku tanyakan dulu sama Mamah.” Ucap Vion kemudian berlalu darisana. Aeera nampak sedih dengan sikap Vion yang berubah dingin padanya. Dan ini semua karena Arjuna. Aeera kembali mendekati Vion.Anak itu sedang berkutat dengan buku tulis. Ternyata benar Vion sedang mengerjakan pr. Aeera duduk disamping Vion, meletakkan kepala di meja dan menoleh menatap Vion. Anak
Aliika masih terngiang dengan ucapan Aeera hari itu. Pasti Vion anak yang dibicarakan oleh Aeera telah kehilangan salah satu orangtuanya. Aliika berharap Vion adalah anak baik yang bisa menjadi teman untuk Aeera.“Permisi.” Ucap seorang wanita yang sudah membawa sebuah kain bahan berwarna putih dan merah. Aliika mendongak setelah tadi fokus di depan laptopnya.“Iya? Ada yang bisa saya bantu?”“Maaf apakah saya bisa meminta tolong anda untuk membuatkan baju dari bahan ini?” tanya wanita itu. Aliika tersenyum dan mengangguk lalu mengambil bahan itu untuk ia lihat.“Apakah baju untuk anda Nyonya. Jika iya saya bisa mengukurnya langsung sekarang.” Ujar Aliika.Wanita itu tersenyum canggung, “Sebenarnya untuk saya dan kedua anak saya. Untuk perayaan natal mendatang.”Aliika mengangguk, “Baiklah tapi saya perlu anak anda untuk datang kesini agar saya mudah untuk mengukurnya. Karena jika hanya di kira-kira nanti takut hasilnya tidak sesuai.” Jelas Aliika ramah.“Baiklah besok saya akan bawa
Aeera dan Arjuna sekarang sudah berumur 7 tahun dan telah memasuki kelas 1 SD. Mereka sekolah di asrama elite di daerah Jakarta. Dan pagi ini Aliika akan mengantar kedua anaknya itu ke sekolah. Bersama tubuhnya yang sudah berbadan dua dengan usia kandungan telah menginjak satu bulan.Kehamilan Aliika bukan tanpa sebab, Aeera dan Arjuna lah yang menginginkan untuk memiliki adik. Dan keinginan mereka saling bertolak belakang. Aeera yang menginginkan adik perempuan dan Arjuna yang menginginkan adik laki-laki. Dan untuk pemeriksaan terakhir dokter mendiagnosis jika anaknya laki-laki. Tapi tidak tahu nanti perkembangan selanjutnya.“Okeh siapa yang sudah siap untuk berangkat sekolah angkat tangan.” Riang Aliika bertanya kepada kedua anaknya.“Aku!” seru mereka bersama sambil mengacungkan tangan ke atas. Aliika tersenyum simpul dengan tingkah mereka yang terlihat menggemaskan itu.Aliika menggandeng kedua anaknya di sisi kanan dan kiri. Kali ini ia yang akan mengantar sendiri anaknya. Kare
Aliika membawakan air bersih dan juga kotak obat untuk Sagara. Wanita itu harus segera mengobati suaminya karena takut akan infeksi. Sagara sudah duduk di sofa ruang keluarga. Disana sudah ada seluruh keluarga besar tak terkecuali Danu, Vita, dan Radit.Sagara terlihat sangat memprihatinkan, banyak luka di sekujur tubuh dan wajah. Membuat Aliika menatapnya sedih. Dengan telaten dan hati-hati Aliika mengoleskan antiseptik ditubuh dan wajah Sagara.Sagara terlihat diam dan senyum-senyum sendiri menatap Aliika. Membuat wanita itu seketika kesal, ia lalu memukul lengan Sagara membuat suaminya itu mengaduh kesakitan.“Kok aku dipukul si? Emangnya aku salah apa, Sayang?” tanya Sagara menampakkan wajah bersedih seperti anak kecil.“Ya lagian kamu mah orang lagi luka gitu masih sempet-sempetnya tengil.” Kesal Aliika. Ia lalu kembali mengobati luka Sagara.Miranda terkekeh pelan dengan kedua manusia di hadapannya ini, “Mama bersyukur kamu sudah kembali Sagara. Mama khawatir banget sama kamu.”
Aliika membuka matanya perlahan, kepalanya terasa pusing dan sangat berat. Ia mencoba bangkit dan menyandarkan tubuh di kepala ranjang. Ia mulai mengedarkan pandangan dan bertanya-tanya ada dimana dirinya saat ini.Aliika kembali mengingat kejadian tadi siang, matanya membelalak, “Lintang. Ya saat itu aku dilecehkan oleh Lintang. Lalu ia membiusku.” Gumam Aliika. Ia kembali mengedarkan pandangan dan mulai berpikir bagaimana cara untuk pergi dari sini.Ia lalu berdiri dan berjalan menuju pintu, dan saat ia menekan handle itu ternyata terkunci dari luar. Aliika semakin kesal ia kembali mengedarkan pandangan untuk mencari celah yang bisa digunakan untuk kabur.Aliika mengernyit dan tersenyum senang saat melihat sebuah jendela. Ia berlari ke arah jendela itu. Mencoba untuk membukanya. Namun sial karena jendela itu macet dan sulit untuk dibuka. Ia semakin bingung harus lewat mana lagi.Aliika terus memukul jendela itu sampai ia mendengar suara kunci membuka pintu itu. Aliika tak menyerah i
“Apa kau yakin Al, jika pelacakan nomor itu berada di rumah Danu.” Tanya Andrian.Aliika mengangguk mantap, “Aku melihat sendiri kode lokasi itu dan tepat berada dirumah Danu Kak.”Andrian bertopang dagu, berpikir tentang kebetulan ini. Bagaimana bisa lokasi itu dirumah Danu. Ataukah Danu ingin membalas dendam pada Sagara. Dan merebut kembali Aliika.Bahkan sudah sekian tahun tapi kenapa Danu masih ingin memiliki Aliika. Sebegitu cinta kah dia dengan sepupunya ini?“Tapi masalahnya Danu tidak mau mengakui jika ia menculik mas Sagara. Dan ya memang wajahnya meyakinkan jika dia tidak terlibat dengan penculikan ini.” Jelas Aliika.Andrian mengepal, rahangnya mengeras. Jika memang Danu menculik Sagara untuk memiliki Aliika dan malah membuat Aliika menjadi tersakiti. Ia tak akan segan untuk membunuh Danu.Andrian berdiri dan langsung menyambar jaket. Membuat Aliika terkejut begitu juga Lola. Aliika segera mengikuti langkah Andrian yang berjalan keluar rumah.“Kak stop stop.” Tahan Aliika,
“Kamu ngapain tadi kesana?” tanya Radit pada Vita. Mereka saat ini sudah berada di apartemen Vita. Setelah mengantar Aliika, Radit langsung membawa Vita ke apartemen. Lelaki itu nampak emosi. Vita memutar mata jengah, “Ya aku ingin menemui kak Aliika lah. Yakali bertemu sama kamu, jijik kali.” Ekspresi Radit terkejut saat mendengar ucapan Vita ia mondar mandir mencengkram rambut frustasi, “Wahh memang kurang ajar ya kamu Vit. Terus kesana cuman mau genit sama cowok lain gitu?” Radit tak habis pikir dengan gadis satu ini. Sepertinya sok cantik dan caper. “Kamu kenapa sih, marah-marah ga jelas.” Vita memicing, “Cemburu ya?” goda Vita sambil menaik turunkan alisnya. “Apa sih ga usah kepedean deh. Siapa juga yang cemburu.” Ujar Radit nampak panik. Raut wajah laki-laki itu sudah memerah dan panas. Laki-laki itu pun memilih untuk pergi dari sana. Dan melanjutkan mengulik informasi mengenai Lintang sesuai yang diperintahkan oleh Rama sebelumnya. ***** Aliika sedang berada di balkon me
Setelah menyimpulkan fakta jika itu hanya sebuah jebakan Aliika kemudian memilih untuk pamit dari sana. Begitu juga dengan Lintang ia juga memilih pamit dan menyusun kembali rencananya. Saat akan melangkah menuju pintu, Danu dengan cekatan membalik badan Lintang dan langsung menghantamnya dengan bogeman hingga Lintang beringsut ke bawah.“Danu!” teriak Aliika. Seakan tuli Danu kembali mendekati Lintang dan menarik kerahnya dan terus menghujamnya dengan tinjuan.Aliika yang panik hanya bisa terus berteriak untuk Danu berhenti namun usaha itu sia-sia, “Kau cepat pisahkan mereka Radit.” Perintah Aliika kepada Radit. Radit sebenarnya malas untuk memisahkan mereka. Biarkan saja Danu menghajar Lintang yang memang kurang ajar itu. Tapi mau bagaimana lagi ia harus patuh pada Nyonya nya.“Baik Nyonya.” Radit mendekat ke zona perkelahian itu dan langsung menarik paksa Danu. Laki-laki itu sedang dilanda emosi jadi Danu menepis kasar Radit membuat Radit sedikit kesal.“Sialan.” Umpat Radit. Radi
Sudah seminggu Aliika sendiri tanpa kehadiran sang suami. Belum ada tanda-tanda mengenai nasib Sagara. Hidup harus terus berjalan karena sekarang Aliika punya Aeera dan Arjuna. Ia harus berusaha untuk tetap tegar dalam mengurus kedua anaknya tanpa suami. Wanita itu tengah bermain di ruang keluarga bersama Aeera dan Arjuna. Tadi ia juga sempat menelepon Vita untuk datang. Namun gadis itu tidak bisa karena sedang bekerja. Alhasil Aliika tidak bisa memaksanya. Tadi juga Lola mengatakan akan datang berkunjung namun entahlah jadi atau tidaknya Aliika juga tidak bisa berharap lebih. Tok tok tok Ketukan pintu membuat fokusnya teralihkan. Aliika menebak jika itu pasti Lola, namun kenapa wanita itu tidak langsung masuk saja. Aliika pun memilih untuk berjalan membuka kan pintu. Betapa terkejutnya Aliika saat mengetahui siapa yang datang. Aliika menatap jengah laki-laki di hadapannya ini, “Aku sudah lelah dengan perlakuanmu Lintang. Jadi kumohon enyahlah, jika kau ingin membantuku untuk menc