Share

Perpisahan Berakhir Tangis

Penulis: Komalasari
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-18 19:00:51

“Bu.” Emma melayangkan tatapan protes pada Grace, yang mulai menyantap makanan di piring. “Jangan membahasnya di sini,” ujar saudara kembar Laura tersebut. 

“Apanya yang salah? Memang begitu, kan?” balas Grace tak acuh. “Jamie datang setelah pemakaman James. Dia mengatakan sendiri padaku, ingin meminang Emma. Aku tahu siapa Samuel Riise Carson, meskipun tidak mengenal putranya secara langsung,” jelas wanita paruh baya tersebut. 

“Ya, aku juga sudah beberapa kali bertemu dengan Jeremy Carson. Kami pernah menjalin kerja sama bisnis. Menurutku dia pria yang tampan dan kharismatik, meskipun ….” Laura tak melanjutkan kata-katanya, setelah mendengar Lewis berdehem pelan. Ibu satu anak itu tersenyum, seraya menoleh pada pengusaha tampan yang tak lama lagi akan menjadi suaminya. 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Love At First Sight

    Setelah menempuh perjalanan udara sekitar tujuh sampai delapan jam, Laura dan Lewis akhirnya tiba di tempat tujuan mereka. Boston. kota terbesar di Massachusetts. Sedan hitam yang menjemput Laura dan Lewis ke bandara, berhenti di pinggir jalan depan rumah yang terletak di salah satu kawasan elite kota itu. Lewis bergegas turun, lalu membukakan pintu untuk calon istrinya. “Terima kasih, Alex,” ucap sang pengusaha, pada sopir yang juga turut keluar dari kendaraan. “Sama-sama, Tuan. Selamat datang kembali di sini,” balas Alex, yang segera membuka bagasi. Dia begitu cekatan mengeluarkan barang-barang milik sang majikan.“Langsung saja bawa masuk,” titah Lewis penuh wibawa. “Baik, Tuan,” sahut Alex. Seakan tak terbebani sama sekali, pria dengan perawakan tegap itu mengangkat dua koper besar menaiki undakan anak tangga menuju pintu masuk. Sementara itu, Laura sibuk mengedarkan pandangan ke sekitar. Keadaan di sana jauh berbeda dengan Inggris. Meski begitu, Laura menyukai suasana tempat

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-18
  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Tempat Tujuan yang Sama

    Sesuai yang sudah direncanakan, Lewis menemui kenalannya untuk membahas segala hal yang berkaitan dengan pesta pernikahan. Dia berdiskusi terlebih dulu, sebelum membawa Laura pergi melihat lokasi yang akan dijadikan tempat pesta. Perundingan itu diikuti Laura melalui sambungan video call. Lewis melarangnya ikut pergi, berhubung mengkhawatirkan kondisi kesehatan Harper. Pria itu takut jika sang bayi terlalu kelelahan, akibat perjalanan jauh kemarin. Meskipun hanya melalui sambungan video call, tetapi Laura dapat mengikuti perbincangan dengan baik. Dia menyimak dan sesekali menanggapi serta mengemukakan pendapat. Sekitar satu jam kemudian, pertemuan itu berakhir dengan kesepakatan yang langsung didapat. Lewis langsung kembali ke rumah. Dia juga ingin beristirahat beberapa saat. Bercengkrama dengan Laura dan Harper, akan membuat suasana hatinya jadi lebih ceria. Namun, niat tersebut sirna, ketika ponselnya berdering. Satu pesan masuk dari nama kontak bernama Dakota Anderson.[Apa kau

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-18
  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Andaikan

    “Astaga, Lewis. Kau tidak perlu melakukan itu. Sudahlah,” cegah Laura, yang berdiri di dekat stroller. Dia merasa tak enak dengan apa yang akan calon suaminya lakukan.“Tidak, Sayang. Kau harus masuk dan menemaniku. Kau sudah tahu apa yang menjadi hobiku di sela semua rutinitas pekerjaan. Aku tidak ingin melewatkan hal ini. Namun, aku juga tidak akan membiarkanmu pulang seorang diri,” tegas Lewis. Pria itu bersikukuh pada pendiriannya.“Memangnya kau datang jam berapa kemari? Sampai-sampai kehabisan tiket masuk lagi,” tegur pengusaha tampan itu pada Dakota.Dakota tidak terima terus disalahkan Lewis. Namun, dia tak bisa membantah lebih keras dari yang sudah dilakukannya tadi. “Mereka mengatakan sudah menyediakan tiket tambahan yang akan dijual langsung saat acara. Akan t

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-19
  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Tak Disengaja

    Dari jarak beberapa langkah, Christian memperhatikan setiap gerak-gerik wanita yang berdiri di sudut ruangan. Dia tak tahu apa yang sedang wanita itu lakukan, hingga seorang pria datang menghampiri. Pria yang tak asing lagi bagi Christian. “Lewis Bellingham?” gumam ayahanda Mairi tersebut, bersamaan dengan Delila yang kembali setelah menghubungi Alfred.“Tuan ….”“Laura …,” ucap Christian tanpa sadar, saat wanita yang sejak tadi diperhatikannya mulai berbalik.Mendengar nama itu disebut Christian, Delila langsung mengarahkan perhatian pada sosok yang menjadi fokus sang majikan. Seketika, wanita paruh baya tersebut diam membeku. Rasa rindu terhadap Laura, sedikit terobati hanya dengan melihat mantan istri Christian tersebut. “Nyonya Laura.” Tan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-19
  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Rahasia Masa Lalu Lewis

    “Apa maksudmu, Delila?” Christian menatap tak mengerti.“Entahlah, Tuan. Aku tidak yakin wanita seperti Nyonya Laura akan membiarkan dirinya dihamili pria lain, saat masih berstatus sebagai istri Anda,” jawab Delila. Ucapan Delila, terus mengusik Christian. Hingga malam tiba, dia tak juga bisa memejamkan mata. Padahal, Mairi sudah terlelap sejak beberapa jam yang lalu. Christian berdiri di dekat jendela kaca. Dari sana, dia dapat melihat pemandangan Kota Boston di malam hari. Begitu indah berhiaskan lampu kelap-kelip. Christian tahu Laura ada di salah satu sudut kota itu. Entah di mana tepatnya. Namun, setelah mendengar apa yang Delila katakan tadi, pria tampan berambut gelap tersebut jadi berpikir ulang. “Itulah bodohnya dirimu, Christian.” Dia bergumam pada diri sendiri. Sang pemilik Lynch Company tersebut menyadari kesalahannya, yang selalu mengambil keputusan saat dikuasai amarah. Sama seperti saat dirinya menikahi Laura. Dia tak mempertimbangkan apa pun, selain balas dendam.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-19
  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Tamu Tak Diundang

    “Dakota Anderson?” ulang Laura. Ingatannya langsung tertuju pada wanita cantik berambut cokelat gelap, yang ditugasi membeli tiket saat pameran. Laura manggut-manggut pelan, seakan memahami sesuatu. “Apa kau tahu siapa wanita itu?” tanyanya, beberapa saat kemudian.“Setahuku mereka bersahabat. Entah pertemanan seperti apa, yang membuat suatu hubungan sampai kandas di tengah jalan. Ah, aku tidak bermaksud menakutimu. Namun, tak ada salahnya berhati-hati terhadap wanita itu.” Mara sedikit menjauh dari Laura, untuk mengamati gaun hasil rancangannya secara saksama. Setelah dirasa sempurna, transgender cantik tersebut kembali mendekat.“Lewis pria baik. Aku yakin dia tak akan melakukan kesalahan yang sama. Dari caranya memperlakukanmu, kurasa dia serius dengan hubungan kalian. Jadi, seharusnya tak ada masalah. Kau hany

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-20
  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Mengawasi Diam-diam

    “Hai, Sayang,” sambut Laura dengan wajah yang tiba-tiba ceria, saat menggendong Harper. Dia mencium gemas sang putri. “Terima kasih, Adelle,” ucapnya.Wanita bernama Adelle yang tadi membawa Harper ke sana, segera membalas dengan anggukan disertai senyum. Meskipun bertugas menjaga bayi itu selama pesta berlangsung, tetapi dia tak berani terus berada di dekat sang majikan. “Panggil saja jika sudah selesai, Nyonya,” ucapnya sopan, seraya undur diri.Laura mengangguk. Dia kembali fokus pada bayinya.“Apakah itu putri Anda, Tuan?” tanya Dawson basa-basi.“Um, iya,” jawab Lewis yakin.Namun, tidak dengan raut wajah Laura, yang kembali memperl

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-20
  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Teman Lama dan Hukum Alam

    “Menyingkirlah, Dakota. Kau hanya membuat suasana hatiku makin tak nyaman.” Lewis segera melepaskan tangan Dakota, yang melingkar di perutnya. Pria itu merapikan jas, kemudian berlalu dari sana. “Tunggu, Lewis,” cegah Dakota. Lewis yang hendak keluar dari ruangan itu, menghentikan langkah. Namun, dia tak menoleh, apalagi sampai membalikkan badan. “Tak masalah bagiku jika kau membagi perhatianmu dengan Laura, asalkan —”“Aku ingin kau menjaga jarak denganku,” sela Lewis dingin. “Jangan lupa. Aku sudah menikah. Tak ada niat sedikit pun untuk mempermainkan ikatan suci yang telah terjalin bersama Laura. Alasannya sudah jelas. Aku jatuh cinta dan sangat tergila-gila pada wanita itu.” Lewis menegaskan, meski tidak sambil bertatapan langsung dengan Dakota. Akan tetapi, bukannya mengerti. Dakota justru menanggapi dengan tawa renyah. Wanita cantik berambut cokelat gelap tersebut berjalan mendekat, bahkan sampai menyentuh pundak Lewis. “Kau mengatakan hal yang sama tentang Sophia. Namun, bu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-20

Bab terbaru

  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Senja di Akhir Kisah yang Sempurna

    Semenjak itu, Laura memutuskan kembali menetap di Inggris. Dia membiarkan rumah peninggalan Lewis, meskipun masih sering memantau dengan menghubungi asisten kepercayaannya. Bagaimanapun juga, semua aset peninggalan Lewis merupakan amanat yang harus dijaga. Laura tak ingin mengkhianati pria yang telah begitu baik terhadapnya dan Harper. Dia akan tetap melakukan kewajiban, menjalankan bisnis yang diwariskan Lewis. Setidaknya, itu membuat rasa bersalah sedikit tertutupi karena memilih kembali pada Christian. ********** Waktu terus berlalu. Musim pun, silih berganti. Laura menjalani biduk rumah tangga yang harmonis dengan Christian. Saat ini, dia bahkan tengah mengandung. "Kuharap kau tidak kecewa karena tak jadi memiliki tiga bidadari cantik," ujar Laura, diiringi senyum lembut. Dia menatap penuh cinta pada Christian, yang tengah fokus mengemudi. "Ini sangat menggembirakan. Hidupku terasa begitu sempurna," ucap Christian. Dia tak henti tersenyum. Hasil USG yang sudah dilakukan tadi,

  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Pernikahan Kejutan

    Semenjak malam itu, hubungan Laura dan Christian mulai menghangat. Christian tak sungkan berkunjung, bertemu dan berbincang dengan Grace. Begitu juga Emma dan Jamie, yang akan melangsungkan pernikahan. Hanya tinggal menghitung hari. Momen istimewa yang sudah Jamie nantikan selama bertahun-tahun akan terwujud. Pria itu sudah tak sabar menantikan dirinya dan Emma berdiri di altar, untuk mengucap janji suci pernikahan. Sementara itu, kedekatan antara Harper dan Mairi kian terjalin erat. Mairi yang mengetahui bahwa Harper belum diperbolehkan menari, selalu mengajak putri Laura tersebut melakukan banyak hal menyenangkan. “Kami sangat sibuk hari ini. Kau sudah tahu besok adalah hari pernikahan Emma dengan Jamie,” ucap Laura, saat menjawab panggilan telepon dari Christian. “Sayang sekali karena aku harus menghadiri acara penting sampai sore,” balas Christian, diiringi embusan napas berat. “Bagaimana Mairi? Kuharap dia tak merepotkanmu.” “Oh, tenang s

  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Dalam Dekapan Hangat Christian

    “Christian …,” desah Laura pelan, merasakan sentuhan lembut menjalari tubuhnya. Dia membiarkan pengusaha tampan itu menurunkan tali kecil dari pundak, hingga bagian atas slip dress yang dikenakannya terbuka lebar.Christian beranjak dari tempat tidur, lalu menarik dress satin merah marun itu. Dia melemparnya sembarang ke lantai. Pria bermata gelap itu terdiam sejenak, memandangi seonggok daging putih mulus yang dulu sering dinikmati kapan saja dirinya inginkan.Perlahan, Christian mencondongkan tubuh. Dia menarik celana dalam Laura. Pelan tapi pasti, segitiga pengaman dengan pinggiran berbahan lace itu terlepas dari kaki kiri Laura dan berhenti di mata kaki sebelah kanan. Christian seperti sengaja melakukannya.“Kau masih secantik dulu,” ucap Christian pelan dan dalam, sera

  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Kembalilah

    Laura tersenyum kikuk. Dia berusaha menyembunyikan rasa gugup karena ucapan Christian tadi. Laura mengalihkan semua itu pada anak-anak, yang tengah berbincang asyik. Wanita itu bergabung dengan mereka berdua.Sementara Christian hanya diam memperhatikan interaksi antara Laura dengan kedua gadis kecil itu. Laura tak membeda-bedakan Harper dengan Mairi.Christian teringat pada waktu Laura menyarankan untuk mengambil bayi Chelsea setelah dilahirkan, seakan-akan bersedia merawatnya. Padahal, saat itu dia mengira bayi dalam kandungan Chelsea merupakan darah daging Christian. Oleh karena itulah, kini Laura bersikap baik terhadap Mairi.Malam terus merayap. Jarum jam di arloji Christian telah menunjuk angka sembilan lewat beberapa menit. Setelah berbagai keseruan yang dilakukan, pengusaha tampan tersebut

  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Tidak Berubah

    “Apa? Tapi, kau tahu aku sedang sibuk membantu persiapan pesta pernikahan Bibi Emma. Bukankah itu tujuan kita datang kemari?” Laura menolak ajakan itu secara halus. “Kurasa, kau bisa berkemah lain waktu atau … atau kita bisa melakukannya di sini dengan nenek dan —”“Kau tidak mengizinkanku pergi, Bu?” tanya Harper, menyela ucapan Laura. Gadis kecil itu langsung terlihat murung. Dia menundukkan wajah, kemudian berbalik. Tanpa mengatakan apa pun, Harper meninggalkan Laura dan Christian yang berdiri di ambang pintu.“Harper!” panggil Laura.Namun, gadis kecil itu tak menyahut. Dia bahkan sudah menghilang di balik dinding penyekat ruangan.“Bagus, Laura

  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Hadiah Istimewa untuk Harper

    Laura tertegun sejenak, lalu menoleh pada Harper yang terbelalak tak percaya. Setelah itu, dia kembali mengalihkan perhatian pada pria tadi, untuk membubuhkan tanda tangan sebagai bukti penerimaan barang kiriman.Sepeninggal kedua pria yang sudah menyelesaikan pekerjaan mereka, Laura menatap aneh putrinya. Dia tak percaya Christian melakukan sesuatu yang dinilai sangat berlebihan. Namun, Laura tak bisa berkomentar apa-apa, melihat antusiasme Harper yang begitu takjub menghadapi setumpuk hadiah bagus.“Ibu tahu kenapa Paman Christian mengirimkan hadiah ini untukku? Apa hari ini aku berulang tahun?” tanya Harper, seraya menoleh pada Laura.“Tidak, Sayang. Ulang tahunmu masih empat bulan lagi,” jawab Laura, diiringi gelengan pelan. Dia mengalihkan pandangan pada Grace, yang memasang

  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Terungkap

    "Ampuni aku, Christian," ucap Laura, di sela isak tangis pelan. Dia menundukkan wajah, tak berani melawan tatapan penasaran yang dilayangkan pria empat puluh tahun di hadapannya."Untuk apa? Kenapa aku harus mengampunimu?" tanya Christian tak mengerti."Aku ... aku sudah melakukan dosa tak termaafkan," sahut Laura, masih terisak pelan.Christian menatap lekat Laura. Pria itu memicingkan mata, mencoba menerka ke mana arah pembicaraan yang Laura maksud. Sesaat kemudian, pengusaha tampan tersebut seperti memahami sesuatu. "Apa ini ada hubungannya dengan Harper?"Laura menghentikan tangisnya, lalu mengangkat wajah. Dia membalas tatapan sang mantan suami. "Aku sangat marah dan membencimu, Christian," ucapnya lirih. "Saat itu, aku tak ingin melihat apalagi sampai bersinggungan denganmu. Tidak. Kau harus kubuang jauh. Sangat jauh. Penolakanmu membuatku terhina dan sakit. Teramat sakit," tuturnya pilu.Christian diam menyimak, tanpa mengalihkan perhatian s

  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Dosa Besar

    Christian mengembuskan napas pelan. "Aku ingin memaksamu agar bersedia menerimaku lagi. Namun, entah ini jadi ide baik atau sebaliknya," ucap pria itu, tanpa mengalihkan pandangan sedikit pun dari paras cantik Laura."Jangan memaksakan kehendak lagi, Christian. Kau tahu itu tak akan berakhir baik," ucap Laura menanggapi."Apakah itu berarti kau bersedia kembali padaku dengan sukarela?"Laura tertawa pelan mendengar pertanyaan konyol Christian. Wanita itu menggeleng, lalu mengalihkan perhatian ke sekeliling. Tatapannya tertuju pada kolam renang berbentuk bulat di ujung ruangan, yang dibatasi kaca tebal di sisi sebelah luar.Laura melangkah ke sana. Dia berdiri di tepi kolam renang, lalu meletakkan gelas berisi anggur yang sedari tadi digenggam. "Apa kau pernah berenang di sini?" tanyanya, seraya menoleh pada Christian.Christian menggeleng, sembari berjalan mendekat. Dia berdiri di sebelah Laura. "Aku ingin kau jadi orang pertama yang berenang

  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Hadiah Ulang Tahun

    “Apa? Kau memberitahu Paman Christian bahwa kita ada di London?”Harper mengangguk, dengan ekspresi teramat polos. “Aku rindu Mairi, Bu,” ujarnya.Laura tak bisa membantah, bila sudah menyebut nama Mairi. Dia tersenyum lembut. “Memangnya, kapan Mairi akan kemari?” “Terserah Paman Christian,” jawab Harper enteng. Gadis kecil itu merebahkan tubuh. “Selimuti aku, Bu,” pintanya.“Kau mau tidur sekarang?” Laura menaikkan sebelah alis.“Aku lelah dan kekenyangan, Bu,” sahut Harper seraya memejamkan mata.Laura kembali tersenyum. Dia meraih ujung selimut, lalu menariknya hingga me

DMCA.com Protection Status