Beberapa bulan setelahnya. Bryan dan Monica ke Bali untuk mengadakan pernikahan mereka. Yang di mana kedua orang tua Bryan berada di Bali, Indonesia. Setelah melewati berbagai prosesi, Bryan dan Monica akhirnya bisa masuk ke dalam kamar pengantin mereka berdua tanpa hambatan dan keisengan para kakak – kakak mereka.Masih mengenakan gaun pengantin berwarna putih yang terlihat simple namun sangat indah memperlihatkan tiap lakukan tubuh istrinya. Gaun pengantin yang tertutup dan berlengan panjang, justru malah memberikan kesan yang seksi di kenakan oleh Monica. “Kamu sangat cantik sayang.” Puji Bryan menatap istrinya penuh cinta.Mulai hari ini hubungan mereka resmi menjadi pasangan suami istri. “Kamu juga sangat tampan sayang,” balas Monica tersipu malu mengucapkan pujian terhadap suaminya yang masih lengkap mengenakan tuxedo berwarna putih. Kamar pengantin yang sudah di hias sedemikian rupa oleh pihak Hotel yang merupakan salah satu Hotel dari Keluarga Barata di Bali. Kelopak mawar
Kedua tangan Bryan bukan hanya memilin puting Monica, Tangannya pun mulai meremas lembut dan wajahnya kini sudah berhadapan dengan dua gundukan yang begitu indah itu. Bryan meremasnya membuat payudara itu semakin membulat. Monica yang melihatnya menggigit bibirnya, dan jeritan manja lolos dari Monica. “Akh Geli sayang… Euhmm…” Bryan menjilati cherry payudara Monica dan menghisapnya seperti bayi. Bryan membuat Monica tersipu malu di sela mulutnya yang terus terbuka karena mendesah nikmat. Rasa yang menyerang terasa sungguh luar biasa. Semua nadi ditubuhnya seolah mengalir begitu cepat. Monica membusungkan dadanya. Membuat Bryan semakin gila menikmati kedua payudara istrinya. Bryan menghisapnya bergantian, menjilati, menyesap hingga memberikan tanda cinta yang begitu indah. Tangan kanan nya mulai turun mengusap paha istrinya. Bryan memiringkan posisiny, berbaring di atas kasur. Monica di buat semakin merinding. Sapuan tangan Bryan membuat tubuhnya terus terasa ngilu di tiap sendin
Monica meringis ketika setengah batang milik Bryan memasuki liang miliknya. Monica memeluk erat suaminya. Bryan kembali melumat dan menciumi istrinya, tangannya meremas payudara Monica dan dengan satu kali dorongan. Blessss“Akh!" Jeritan Monica dan Bryan ketika Bryan berhasil memasuki semua miliknya ke dalam liang istrinya. Bryan tidak bergerak, menikmati remasan kuat di dalam sana yang berdenyut – denyut. Milik Monica sangat sempit. Miliknya seperti di hisap begitu kuat di dalam sana. Monica memejamkan matanya merasakan milik suaminya memenuhi tubuhnya. Rasanya sangat aneh tetap memberikannya kenikmatan yang tidak dapat ia gambarkan. “Kamu sangat sempit sayang,” bisik Bryan dengan nafas beratnya. Kilatan matanya memperlihatkan betapa bergairahnya sang suami. Bryan lagi – lagi mencium istrinya dengan rakus dan perlahan menggerkakkan pinggulnya. Desahan Monica terdengar sangat seksi. “Ohh damn! Ini terlalu kuat sayang! Tubuhmu benar – benar menghisapku di dalam sana!” seru Bryan
Tiga tahun pun berlalu, di sebuah pergelaran seni terlihat Radmond Teodorko di sambut dengan sangat antusias. Kali ini tengah bergelar sebuah auction atau pelelangan untuk membeli barang senin apa saja.Dan salah satu barang yang di jual malam ini adalah lukisan dari Radmond Teodorko. Dan malam ini lukisan Radmond menjadi pelelangan yang tertinggi.Setelah acara pelelangan selesai, di lanjutkan dengan memamerkan isi gallery para pecinta seni itu. Mulai dari lukisan hingga patung sekalipun. “Pasti saat ini Paman Radmond di kerubungi fans lagi di sana… hehehe,” ucap Bella kepada sang suami.Austin ikut tertawa kecil, “Hahaha, kamu benar sayang. Terakhir kali dia cerita sampai dia terkena cakaran dari seorang wanita.”“Pffftt… iya sayang.”Sedangkan Arion saat ini tengah bermain di halaman rumah. Austin dan Bella sedang duduk bersantai di kursi taman sambil menikmati quality time bersama mereka di kediaman Edelmiro.Dan tiba – tiba terdengar suara langkah mendekat dengan begitu cepat. “
Begitu tiba di dekat istri masing – masing. Austin merangkul pinggang Bella, begitu juga dengan Bryan yang langsung memeluk pinggang Monica.“Bagaimana kalau kalian berdua istirahat,” ujar Bella kepada Monica dan Bryan.Monica menoleh ke arah suaminya. “Iya boleh, sekalian kita masuk menyapa Paman Ed dan Bibi Agatha.” Membuat istrinya mengangguk.“Chelsea, ayo masuk nak…” ujar Monica.“Tidak usah, kalian masuk saja. Biar aku dan Austin yang menjaga Arion dan Chelsea di sini.” Imbuh Bella.“Baiklah Kak… terima kasih.”Bryan membantu sang istri tercintanya berjalan masuk ke dalam rumah dengan penuh kasih sayang.Austin dan Bella kembali memperhatikan Arion dan Chelsea yang sedang bermain. “Daddy!! Mommy!” seru Arion memanggil kedua orang tuanya sambil berlari – lari.Austin memegang tangan istrinya dengan mesra. Pria itu menyandarkan kepalanya di pundak istrinya dengan manja. “Sayang, bagaimana kalau kita buat anak lagi?”Bella tersenyum kecil, “Bukannya hampir tiap hari sayang?”“Hmm… M
Satu minggu setelah kepulangan Monica, Bryan dan Chelsea dari kediaman mereka. Austin mengajak istrinya untuk berbulan madu selama satu minggu penuh. Sedangkan Arion akan di jaga oleh Edelmiro dan Agatha.“Hmm, nikmati waktu liburan kalian berdua nak… Mommy dan Daddy akan jaga Arion.” Ucap Agatha lembut kepada Bella.Bella tersenyum, “Terima kasih Mom…” jawabnya lembut dan memeluk Agatha dengan manja.Setelah selesai berpamitan. Austin dan Bella naik mobil di antar oleh Max. Mereka langsung menuju bandara. Private jet sudah menanti mereka. Destinasi mereka adalah Zurich, Swiss.Sesuai keinginan Bella yang ingin berkunjung ke sana, mereka akan berkeliling Swiss dalam beberapa hari, menikmati keindahan yang ada di sana.“Terimakasih Max!” ucap Bella dan Austin.“Sama – sama Tuan, Nyonya.”“Kamu juga ambillah liburan bersama Hanna dan putrimu Eleanor.” Sambung Austin kepada Max.“Tapi Tu – ““Ini perintah,” potong Austin cepat.Max tersenyum dan mengangguk paham. “Terima kasih Tuan. Dan s
“Hmm?” Gumam Bella dan berbaring terlentang di atas tempat tidur.Setelah Bella terlentang di atas tempat tidur. Austin berdiri dan mengambil baki buah. Potongan buah kiwi, strawberry, anggur, dan beberapa jenis buah lainnya di atur sedemikian rupa di atas tubuh istrinya. Tidak banyak, hanya ada di beberapa titik sensitifi istrinya, seperti bagian kedua payudara, perut, di bawah perut, hingga tepat di atas kewanitaan istrinya.“Oh my! Love!” gumam Bella tertawa kecil melihat tingkah suaminya.Austin ikut tertawa, “Aku ingin menikmati buah – buah ini sayang, dan aaaa…” Austin meminta Bella kembali membuka mulutnya.Bella membuka mulutnya dan Austin kembali meletakkan potongan buah strawberry. Kemudian pria itu berdiri dan menatap tubuh indah istrinya dengan berhiaskan potongan buah segar. “Oh my! Love ! Ini terlalu…! Arghhh! Aku sudah tidak tahan!”Baki yang ada di tangannya dia letakkan asal di nakas. Dan langsung mencumbu Bella begitu dalam sambil memakan buah strawberry yang ada di m
“Tahan sayang!” Seru Austin yang sengaja menahan pencapaian istrinya. Lalu pria itu berpindah posisi. Berada tepat di atas tubuh Bella. Dan melebarkan paha istrinya itu.Dan Blessss….“Ahh… Oughhh !! Ini sangat enakkk sayang!!” racau Austin merasakan miliknya di hisap dengan sempurna di bawah sana.Tubuh Bella yang sensitif membuat remasan di bawah sana semakin kuat.“Yesss sayang… Ahhh… Ini sangat enak!” balas Bella pelan yang membusungkan dadanya ke atas. Merasakan gesekan demi gesekan di bawah sana saat suaminya mulai bergerak.Ukuran kejantanan suaminya yang selalu berhasil membuatnya tidak berdaya. Hantaman serta desakan yang luar biasa membuat ingin terus di hujam dengan kasar.“Ohhh sayang!!! Lebih dalam sayang! Lebih dalam!!” teriak Bella sambil terus membuka mulutnya. Menjerit dan mendesah.Sekujur tubuh mereka sudah basah akibat keringat. Austin menurunkan wajahnya lalu melumat bibir istrinya dengan dalam. Lalu membantu Bella untuk bangun dan duduk di atas pangkuannya. Dengan
Elle keluar dari kamarnya setelah berpakaian dan menyusul Ludwig yang ada di dapur.“Mau makan apa? Pizza, Burger, Spaghetti, atau Steak?” tanya Ludwig sambil tersenyum.Wanita berhazel itu seketika terbengong, “Apa semuanya ada di sini?” gumamnya dalam hati.“Tapi karena kamu pertama kali ke desa ini, aku akan perkenalkan kamu dengan makanan yang ada di sini.” Sambung Ludwig sambil mengeluarkan dua piring sayur lengkap dengan ubi rebus sebagai asupan karbohidrat mereka sambil tersenyum dan mengedipkan satu matanya, menggoda Elle.Elle akhirnya sadar kalau saat ini Ludwig sedang menggodanya, Kemudian wanita cantik itu berdiri dan meninggalkan Ludwig begitu saja.Ludwig dapat mendengar suara ribut – ribut dari dalam kamar Elle. Dan tidak lama kemudian Elle keluar dengan membawa beberapa kotak makanan yang cukup besar.Wanita cantik itu menatanya di atas meja dengan rapi. Elle mengeluarkan empat macam lauk yang membuat Ludwig terkejut.Elle duduk dan tersenyum, “Malam ini kita makan in
Elle sontak menoleh ke asal suara dan blush… Wajahnya kembali memerah karena tepat di depannya ada Ludwig dengan senyuman manisnya tengah melihatnya. Jarak wajah mereka begitu dekat.“Ludwig? Kamu sudah selesai?”“Iya, dan kenapa kamu ada di sini bukannya beristirahat?” balas Ludwig lalu berdiri terlebih dahulu, sambil membantu Elle untuk berdiri dengan mengulurkan tangannya.Elle menerima bantuan Ludwig dan meraih tangan pria tampan di depannya.“Terima kasih,” Elle berdiri. Dengan sigap Ludwid mengambil lukisan yang ada di tangan Elle.“Aku kesini karena aku sempat berpikir kenapa orang yang mengatakan suka padaku tidak kunjung datang setelah aku ada di sini padahal sudah lebih 3 jam sejak dia meninggalkan aku.”“Hmm, aku jadi ragu kalau dia sungguh menyukaiku,” sambung Elle menggoda Ludwig.Ludwig seketika panik, “Bu… bukan begitu… Maaf… bukan mak – ““Hahahhaa…” Elle tertawa melihat wajah panik Ludwig.“Kamu menggodaku?”Wanita cantik berhazel biru itu mengangkat bahunya, “Hmm…”“
Ludwig langsung menghampiri Elle begitu melihat wanita pujaannya itu. Pria itu benar – benar di buat shock tapi juga bahagia.“Kamu di sini Elle?” tanya pria itu masih tidak percaya.Elle tersenyum dan mengangguk.Kepala desa bingung melihat Pak Dokter terlihat akrab dengan tamunya.“Ehm, Pak Dokter.” Imbuh Kepala Desa.“Ah iya Pak. Maaf. Lalu bagaimana Pak?” tanya Ludwig begitu sadar. Membuat Elle tertawa kecil.“Begini Pak, saya mau menjelaskan rumah tinggal untuk Nona Elle, beliau akan tinggal di rumah yang – ““Tidak perlu Pak, Nona Elle akan tinggal bersamaku.” Potong Ludwig dengan cepat.Tentu saja Elle terkejut, begitu juga dengan Kepala Desa.“Ludwig? Kenapa aku tinggal denganmu?” seru Elle.“Iya, aku sangat sibuk setiap harinya. Setidaknya kalau kamu di rumah singgahku. Aku akan merasa jauh lebih tenang menjagamu dari para kawanan serigala seperti mereka.” Jelas Ludwig sambil menunjuk ke arah tiga pria yang tengah melihat mereka dengan wajah penuh tawa.Elle menoleh ke arah
Begitu Elle tiba di rumah Cath. Wanita cantik itu mulai mengurus dokumen – dokumen yang ia perlukan untuk bisa berkeliling dengan bebas di Afrika. Setidaknya butuh waktu seminggu baru ia bisa mulai beraktifitas. Selama satu minggu ini pula Elle terlihat akrab dengan anak – anak di sekitar lingkungan tempat tinggal Cath.Elle setiap hari duduk di depan rumah dan melukis suasana yang ada di depan matanya. Baik tawa polos anak – anak yang tidak paham dengan kondisi mereka saat ini dan raut muram dari beberapa anak yang merasa kelaparan.Hal inilah yang membuat dada Elle merasa miris akan kemiskinan di negara yang ia pijak sekarang.“Huftt seandainya semua orang kaya di dunia ini menyisihkan kekayaan mereka untuk berinvestasi atau memperbaiki system kehidupan di negara ini, aku pikir mereka semua bisa berkembang.” Gumam Elle menghela nafas di suatu sore. Tapi entahlah. Apa memang ini adalah solusinya atau memang tidak ada solusi sama sekali.“Hei Elle, kamu di luar?”“Hai Cath, iya nih la
Niat awal ingin mengerjai Ludwig. Elle malah ketiduran di dada bidang Ludwig. Hawa tubuh hangat Ludwig tanpa sadar membuat wanita cantik itu merasa nyaman.Di kala ngantuk menyerang, Elle memejamkan matanya dan merngakul lengan Ludwig. Sedangkan Ludwig yang mulai bisa mengendalikan dirinya memegang perlahan kepala Elle, dan memperbaiki posisi tidur Elle agar jauh lebih nyaman.Ludwig memindahkan kepala Elle dengan hati – hati agar tidak membangunkan wanita cantik itu.Kini kepala Elle sudah bersandar nyaman di dadanya dan Ludwig merangkul Elle. Sedangkan pria itu memilih untuk memejamkan matanya dan bersandar di sandaran kursi.Ludwig dengan lembut merangkul Elle dengan kedua tangannya.”Goodnight,” ucap Ludwig pelan.Beberapa jam pun berlalu. Elle terkejut dengan posisi mereka berdua saat ini. Seutas senyum hadir di wajah Elle.Wanita cantik itu bangun dan duduk tegap. Melihat Ludwig yang masih terlelap. Begitu juga dengan para penumpang yang lain.“Thank you,” ucap Elle menatap waja
Mobil bus yang membawa mereka beberapa kali berhenti di beberapa titik pemberhentian untuk beristirahat.Perjalanan panjang mereka membuat Elle menjadi semakin akrab dengan Ludwig, bahkan Elle yang sedikit pemalu mulai bisa membaur dengan ketiga sahabat dekat pria itu, Hans, Bruno dan Stefan.Tingkah kocak ke empat pria yang baru dia temui selalu saja berhasil membuatnya tertawa, tak ada rasa takut yang Elle rasakan ketika berinteraksi dengan mereka. Dia malah merasa aman karena di jaga oleh empat bodyguard dadakan berparas tampan, dan tentunya dia tidak merasa bosan selama menempuh perjalanan berkat tingkat lucu ke empat pria itu.Seperti sore ini, mereka berlima menyantap hidangan dengan penuh canda tawa.“Hahahha…” suara tawa Elle terdengar begitu lepas.Suasana hatinya yang berantakan karena masalah keluarganya seketika bisa dia lupakan.Julian dan gengnya juga sudah tidak bertingkah lagi. Sekarang setiap berpas – pas dengan Ludwig dan teman – temannya. Pria itu langung membungkuk
Elle yang awalnya irit bicara, mulai terbiasa dengan celotehan Ludwig. Seolah pria ini tidak pernah kehabisan bahan untuk mengobrol.Sudah dua jam perjalanan, kini bus berhenti di tempat persinggahan, seperti rumah makan.“Yuk, turun makan.” Ajak Ludwig.“Iya,” jawab Elle singkat.Ludwig dan Elle turun bersama.Hanz, Bruno dan Stefan berjalan menghampiri Ludwig.“Ehem…ehem… Ada yang baru lupain yang lama nih….” Seloroh Bruno.Ludwig mengusir rekan – rekan nya yang terkenal jahil itu. “Bro, tukar tempat yuk!” celutuk Stefan.“Sial!! Kau mau aku hajar di sini!!” seru Ludwig yang langsung mengulurkan kepalan tangannya ke Stefan.“Hahhahahah!” tawa Hanz, Stefan dan Bruno.“Permisi nona cantik, kami titip Ludwig yang jomblo dari orok ini ya, semoga kalian sampai di pelaminan…” ujar Hanz.“AMIIIINNNN!” sahut Stefan, Bruno dan juga Ludwig.Wajah Elle kembali nge – blush. “Apakah mereka memang seiseng ini?” gumam Elle dalam hati.Begitu Hanz, Bruno dan Stefan pergi. Ludwig pun berkata, “Amiin
Mereka bertiga pun duduk di kursi mereka masing – masing.Sedangkan Ludwig begitu tiba di kursi kosong miliknya langsung menaruh barang di bagasi atas dan duduk di samping wanita pujaan hatinya itu.Tapi sepertinya wanita cantik ini tidak menyadari kehadiran Ludwig yang sudah ada di sampingnya karena terlalu serius menggambar.Ludwig yang penasaran pun menyandarkan punggungnya dan melihat apa yang di lukis oleh wanita cantik di sampingnya.Seketika terbersit senyuman cerah di wajah Ludwig, pria tampan itu memutuskan untuk diam dan menikmati setiap goresan pensil dari wanita cantik itu.Beberapa menit sebelumnya, Elle yang merasa bosan, membuka tasnya lalu mengambil buku sketsa dan pensil. Dua alat yang selalu ada di dalam tasnya.Elle menerawang menatap keluar jendela, memikirkan sesuatu. “Hmm, apa yang aku lukis ya?” gumamnya pelan.Tiba – tiba dia mengingat pria yang menabraknya tadi. Pria aneh dan unik. Elle tertawa kecil dan mencoba mengingat garis wajah pria tampan tersebut.Elle
Begitu turun dari bus yang mengantarnya ke terminal, Elle duduk di salah satu kursi tunggu setelah membeli tiket bus yang akan mengantarnya ke Afrika.Sembari menunggu bus, Elle menutup matanya. Wanita cantik ini mengingat moment di mana dia mengambil keputusan tiba – tiba untuk pergi ke Afrika hari ini juga setelah bertengkar hebat dengan kedua orang tuanya. Di mana kedua orang tua Elle menunjuk dirinya sebagai CEO sebuah perusahaan milik Ayahnya. Sedangkan dia sendiri tidak ingin berkutat di bidang bisnis, karena jiwanya ada di seni.Wanita cantik berhazel biru dan rambut blonde itu berasal dari Swedia, yang terletak di Eropa Utara. Di mana Elle memiliki orang tua yang merupakan seorang pengusaha ternama di Swedia, Elle juga di bangun seperti itu sejak kecil. Mulai dari segi pendidikan yang begitu tinggi hingga tinggal di lingkungan social elit. Berharap jika saat Elle dewasa nanti melanjutkan usaha mereka. Elle sendiri adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara. Sedangkan dua kakak l