Share

Salah Paham

Penulis: CitraAurora
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-23 22:20:46

Buru-buru Amira melepaskan diri, dia segera menunduk, "Maafkan saya Pak."

"Tidak apa-apa." Sahut Rangga.

Amira segera pamit pergi sementara Rangga terus menatap punggung wanita itu.

"Apa dia yang kupaksa malam itu?"

Tak ingin terus memikirkan Amira, Rangga kembali ke ruangannya.

Di atas mejanya sudah banyak berkas yang menumpuk, padahal ketika dia pergi tadi mejanya sudah kosong.

"Apa lagi ini." Gumamnya yang merasa malas mengerjakan berkas-berkas tersebut.

Tak selang lama, Gilang datang melapor. Dia menunjukkan salah satu desain yang perusahaan perlukan.

"Bagus sekali siapa yang mendesain?" tanya Rangga sambil menelisik desain yang diberikan oleh Gilang.

"Amira salah satu pegawai magang." Jawab Gilang.

Rangga mengerutkan alisnya, "Apa dia yang tadi menghadap?" Kini tatapannya beralih ke Gilang.

Asisten itu mengangguk, dia kembali menunjukkan desain Amira yang lain.

CEO tampan nan hangat itu mengukir senyuman, "Dia lagi."

Sungguh Rangga tak menyangka, jika seorang
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Fahriani Bidaria
berharap Vina jujur deh
goodnovel comment avatar
Fahriani Bidaria
yuk Rangga ikuti kata hatimu SM amira
goodnovel comment avatar
Mega
Vina singkirkan dulu thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Ciuman Kembali

    Pagi itu Amira datang menghadap dengan membawa desainnya. Dia mempreseantasikan kepada Rangga detail desainnya itu. Pria itu puas akan kerja keras Amira, inilah desain yang dia cari. "Desain kamu sangat bagus Amira." Puja-puji keluar dari mulut Rangga, sehingga membuat Amira tersipu malu. Sebagai bentuk apresiasi akan kerja keras Amira, Rangga mengajak pegawai magang itu untuk makan siang bersama. "Jangan lupa nanti makan siang bersamaku." Titah pria itu. "Baik Pak." Sahut Amira lalu pamit. Di ambang pintu ada Monica yang juga ingin menghadap, dia juga membawa desain yang akan dia tunjukkan kepada Rangga. Mendengar Rangga ingin mengajak Amira makan siang membuat Monica kesal, bagaimana bisa seorang pegawai magang mendapatkan keistimewaan seperti itu sementara dia yang merupakan senior belum pernah sekalipun diajak makan siang oleh orang nomor satu siputra Group itu. Jam makan siang telah tiba, Amira sudah bersiap untuk pergi makan siang, dia menunggu sang CEO di park

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Begadang Bersama

    "Meskipun pegawai magang tapi tak seharusnya kamu memperlakukannya semena-mena Monica." Suara dari belakang mengejutkan Monica, Amira yang tau jika pemilik suara itu Rangga pun segera menunduk. Sementara Monica perlahan membalikkan badan. P-pak Rangga." Dia terbata. Rangga menatap bawahannya itu dengan tatapan kecewa, ternyata di perusahaannya ada atasan yang menindas bawahan. "Jelaskan padaku apa maksud kamu melempar pekerjaan ke Amira?" CEO itu meminta penjelasan kepada Monica. Tak tau harus menjelaskan apa, Monica hanya menunduk. Dia meminta maaf atas sikapnya. "Orang yang kamu tindas adalah Amira jadi minta maaflah pada Amira." Ujar Rangga. Monica memelotot, harga dirinya cukup tinggi untuk meminta maaf pada Amira yang notabennya hanya seorang pegawai magang. "Tapi Pak... " Dia nampak protes. Rangga melempar tatapan tajamnya, yang sontak membuat Monica takut. Tak ingin membuat Rangga marah, Monica akhirnya setuju meminta maaf. "Maafkan aku Amira.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Lembur Bersama

    Pagi itu Rangga tersentak, dia sungguh terkejut karena hari sudah pagi. "Astaga aku malah tertidur disini." Gumam Rangga. Pria itu pun bangkit dan saat bersamaan Amira keluar dari kamarnya. "Pak Rangga sudah bangun?" Amira menunjukkan senyum manisnya. "Iya, maaf aku malah tidur disini." Sahut Rangga. "Tidak apa-apa Pak, semalam anda tidur sangat lelap jadi saya tidak berani membangunkan." Wanita itu berbicara sambil menyiapkan desainnya semalam. Rangga yang melihat hasil kerja Amira sangat puas karena sama seperti yang rusak kemarin. "Perfect." Satu kata pujian untuk bawahannya. Ada CEO menginap di rumahnya tentu Amira ingin melayani atasannya itu dengan baik. Sebelum berangkat kerja Amira memasak dulu untuk Rangga. Menu simpel pilihannya adalah nasi goreng. "Tidak perlu repot-repot aku sarapan di rumah saja." Rangga meminta Amira untuk tidak repot. Namun agaknya wanita itu lebih memilih repot daripada membiarkan Rangga pergi dari rumahnya dalam keadaan perut kosong. "Nas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Malu Setengah Mati

    Amira segera mendorong tubuh Rangga, dia buru-buru berdiri karena dilihat Gilang dan beberapa teknisi. Melihat aksinya diketahui Rangga hanya bisa tersenyum lalu keluar. "Aku sudah keluar, kenapa kalian masih saja berdiri disini." Ujarnya. Dia mengkode Amira untuk segera pergi karena waktu jam makan siang sudah kepotong cukup lama di lift tadi. Gilang dan beberapa teknisi hanya bisa menggeleng sambil melihat punggung pimpinan Siputra Group menjauh. "Aneh." Di dalam mobil, Amira terus saja diam. Dia sungguh malu pada Gilang dan terknisi tersebut, entah mau ditaruh mana wajahnya apabila bertemu dengan mereka semua. "Kenapa kamu hanya diam saja, kamu jadi traktir aku dimana?" Pertanyaan Rangga membuat Amira tersentak. Dia mengamati jalan tapi arah jalan yang Rangga tuju bukan jalan menuju depot masakan padang yang dia maksud. "Pak kita salah jalan." Meskipun salah jalan tapi hal itu tak membuat Rangga kesal justru dia merasa senang karena bisa lebih lama. Setibanya di tempat ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Kelakuan Random Rangga

    Kedekatannya dengan Amira membuat Rangga tak kuasa, setiap saat setiap waktu bayangan wanita itu menghantuinya bahkan kini perlahan menyingkirkan Lalita di hatinya, apa ini artinya dia telah jatuh cinta pada pegawai magangnya itu? Pagi itu Rangga memanggil Amira untuk menghadap, sebenarnya tidak ada urusan yang mengharuskan bawahannya itu menghadap hanya saja ada rasa rindu yang tidak bisa Rangga tahan. "Ada urusan apa Pak? apa saya harus mendesain lagi?" tanya Amira yang kini telah berada di hadapannya. Rangga menatap wanita itu dengan senyuman tapi sesaat kemudian rasa bingung mulai datang, dia tak tau harus menjawab apa. Pria itu masih bergeming hingga suara Amira kembali mencuat. "Pak." Kini Amira yang menatap Rangga dengan tatapan bingung. "Iya." Sahutnya. Untung saja laptopnya kini membuka file desain sebelumnya sehingga Rangga berpura-pura meminta Amira membenahi apa yang ada di dalam file tersebut. CEO itu mengajak Amira untuk pindah ke sofa agar dia bisa melihat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Hadiah dan Hukuman Bersamaan

    "A-aku...." Amira bingung mau menjawab apa, karena tidak mungkin dia mengatakan alasannya datang ke ruangan Rangga. Karena tak mendapatkan jawaban dari Amira, Monica segera memecat Amira.Hal ini tentu membuat wanita itu terkejut, dia tahu masuk ruangan CEO adalah sebuah kesalahan tapi minimal surat peringatan dulu yang dia dapat bukannya pemutusan kerja sepihak seperti ini. "Tapi saya tidak melakukan kesalahan apapun." Amira protes akan keputusan Monica. Di sisi lain, Rangga yang baru datang terkejut mendapati hadiah pemberiannya dikembalikan oleh Amira. Segera Rangga pergi menemui Amira untuk bertanya alasannya, namun setibanya di meja kerja Amira dia kembali terkejut, pasalnya dia melihat bawahannya itu sedang berkemas. "Kamu mau kemana?" tanya Rangga heran. "Pergi dari sini Pak, karna saya sudah dipecat." Jawab Amira. Rangga menatap semua pegawai disana, kini tatapannya tertuju kepada Monica yang sudah menunduk setelah dia datang. "Apa kamu yang memecatnya?" tanya Rangga.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Tolong Aku, Amira.

    Hasrat bercinta begitu menggebu, membuat pria itu tak tahan. Melihat Vina yang memakai pakaian dinas membuat pria itu tak kuasa, ingin rasanya segera melampiaskan hasratnya tapi entah mengapa ada keraguan yang timbul. Dengan buru-buru pria itu keluar tempat tinggal Vina, dia segera pulang untuk meredam hasratnya. Namun ketika baru sampai di runah Amira justru menghubunginya, wanita itu mengatakan ada sedikit kendala jadi Rangga harus mengecek langsung. Tak mungkin lagi datang ke kontrakan Amira, Rangga meminta Amira yang datang ke rumahnya. Awalnya Amira menolak karena tidak sopan datang ke rumah pria malam-malam tapi Rangga mengatakan tidak apa-apa. Akhirnya demi pekerjaan Amira bersedia datang. Beberapa menit kemudian, Amira datang dengan membawa laptop miliknya. Dia diantar pelayan menuju kamar pribadi milik Tuan Muda mereka. "Silahkan masuk Nona." Pelayan nampak menunduk meminta Amira untuk masuk. Perlahan Amira melangkahkan kaki untuk masuk, desain kamar yang sangat i

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Pria itu Siapa?

    Semenjak kejadian itu Amira mulai menjaga jarak dengan Rangga, biasanya dia akan terbuai apabila dekat dengan sang CEO namun kali ini dia benar-benar menahan diri. Hal ini membuat Rangga sangat frustasi, di sisi lain Vina menggunakan kelemahannya untuk mendesak sementara rasanya untuk Amira semakin kuat. Beberapa penyelidikan juga tidak membuahkan hasil, tidak ada rekaman CCTV sama sekali di club yang bisa membuktikan siapa yang dia paksa waktu itu. "Gilang panggilkan Amira, dia harus ikut aku ke Winata Grup." Titah Rangga. Sebenarnya Monica lah yang dia tunjuk sebelumnya tapi tiba-tiba dia berubah pikiran. Amira semakin kesal dengan sikap Rangga, jelas ini bukan tugasnya tapi entah mengapa dialihkan ke dia. Di dalam mobil Amira terus saja diam, dia yang patah hati dan kesal dengan Rangga tidak ingin bicara apapun diluar urusan kerjaan. Setibanya di Winata Group, Rangga mengajak Amira pergi ke ruangan CEO. "Rangga!" Arga yang sibuk dengan kerjaannya nampak terkejut dengan k

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02

Bab terbaru

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Akhirnya

    "Pak Rangga kenapa anda disini?" Vina nampak terkejut, pikirannya kemana-mana. Apa dia sudah tau jika yang tidur dengannya malam itu adolah Amira? "Tentu mengunjungi calon istri aku." Rangga malas untuk berdrama lagi, dia ingin segera mengungkap semua kebenarannya. "Mas...." Amira mengkode Rangga agar bisa menahan diri tapi pria itu sudah muak pada Vina terlebih Vina telah membunuh calon bayinya. "Apa anda sudah tau semuanya?" Ucap Vina gugup. "Menurutmu!" Sahut Rangga. Wajah Vina menjadi pucat pasi, tak ada harapan lagi akhirnya dia meminta maaf. Wanita itu juga memohon pada Amira agar dimaafkan. "Aku sangat mencintai Pak Rangga Mir mangkanya aku berbohong." Vina memegang tangan Amira. Namun Amira yang sudah kecewa dan sakit hati pada sahabatnya dengan segera melepas tangan Vina. "Amira kita kan sahabat." Vina kembali berekspresi sedih berharap Amira berubah pikiran namun Amira tidak mau tertipu lagi. Mungkin jika dia hanya ingin bersama Rangga tidak masalah tapi

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Kamu Salah

    Sore itu sepulang dari kantor, Rangga pergi ke Villa untuk menemui Vina, dia tidak bisa mengulur waktu lagi untuk mengungkap kedok wanita jahat itu. Rencananya dia akan menjebak Vina agar mengakui semua di hadapannya dan Amira. Melihat kedatangan Rangga, Vina sangat senang. Dia langsung menyambut mantan atasannya itu. "Sore Pak Rangga." Sapanya dengan tersenyum manis. Rangga membalas senyuman Vina. meski sebenarnya hatinya enggan bersikap manis terhadap wanita yang telah membunuh calon bayinya. "Sore." Dia duduk lalu menyandarkan kepalanya dia sofa. "Vina, waktu itu di club aku tidak memakai pengaman apa kamu tidak merasakan tanda-tanda kehamilan?" Pertanyaan Rangga membuat Vina berpikir, bagaimana bisa hamil sedangkan yang tidur dengan Rangga adalah Amira. "Memangnya kenapa Pak?" tanya Vina was-was. "Tidak apa-apa, aku ingin mengumumkan pernikhaan secepatnya." Jawaban Rangga membuat Vina senang, saking bahagianya dia segera memeluk CEO itu. "Sudah lepas,

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Vina lagi Vina lagi!

    Dari rumah sakit Rangga kembali ke kontrakan Amira lagi, dia mengkonfirmasi Amira terkeit obat penggugur kandungan. Mendengar ucapan Rangga, Amira sangat shock. Bagaimana bisa vitamin menjadi obat penggugur kandungan? "Aku sungguh tidak tahu." Dengan raut wajah sedih Amira menunduk. Sementara Rangga berpikir keras, secara logika tidak mungkin ada dokter yang sengaja memberikan obat penggugur kandungan, pihak farmasi juga tidak mungkin melakukan kelalaian yang fatal jadi permasalahannya di Amira. Apakah obat itu tertukar atau gimana? "Apa ada yang kesini sebelum kamu keguguran?" Tanya Rangga dengan menatap sang wanita. Amira terperangah menatap Rangga, dia baru menyadari kedatangan Vina beberapa hari lalu. "Mas Vina datang kesini, dia menginap juga." Ucapan Amira membuat Rangga mengepalkan tangan, dia yakin Vina lah yang membunuh calon bayinya. "Beraninya dia melenyapkan calon bayiku." Ujar Rangga. Rangga bangkit, dia ingin membuat perhitungan dengan Vina, dia

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Keguguran

    Amira terus kesakitan, dia mencoba menghubungi Rangga tapi Pria itu tidak mengangkat panggilannya. Berkali-kali Amira menghubungi Rangga tapi tetap sama, Rangga tidak menerima satu pun panggilan darinya. Sakit yang semakin menusuk membuat Amira tak tahan. Saat bersamaan terdengar pintu diketuk. Sambil menahan rasa sakit, wanita itu membukakan pintu. "Andi." Kata Amira pelan. Melihat sahabatnya yang sangat pucat dan kesakitan membuat Andi khawatir, "Kamu kenapa Amira?" tanyanya panik. "Perut aku sakit." Jawabnya. Tak tahan akan sakit di perutnya, Amira lalu pingsan. Andi sempat kebingungan hingga akhirnya dia membawa Amira ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit, dengan tangannya Andi membawa tubuh Amira masuk ke dalam. "Dokter Dokter! " Teriak Andi. Beberapa dokter yang mendengar teriakan segera sigap, lalu menggiring Andi ke ruang gawat darurat.Tau jika pasien mengalami keguguran, Dokter segera melakukan tindakan. "Bagaimana keadaannya Dok?" tanya Andi cem

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Kedatangan Vina

    Tatapan Lalita kini mengarah ke Amira, dia tersenyum melihat Rangga datang dengan seorang wanita. "Kekasih kamu ya Mas." Goda Lalita. Rangga tersenyum lalu mengangguk. Lalita cukup senang akhirnya Rangga sudah menemukan wanita. Masih mempertahankan senyumannya Lalita duduk di samping Amira. "Hay, aku Lalita." Dia menyodorkan tangan pada Amira. "Hay, saya Amira." Amira melakukan hal yang sama. Lalita dan Amira mengobrol, dan bersamaan dokter keluar dari ruang operasi. "Bagaimana keadaan istri saya Dok?" Damar segera bertanya. "Baik, kedua bayinya juga sehat." Ucapan Dokter membuat Damar menitikkan air mata, kini statusnya berubah menjadi seorang ayah. Rangga yang melihat teman serta rekan kerjanya bahagia pun turut bahagia, dia dapat merasakan kebahagian Damar. "Selamat atas kelahiran anak kamu." Ujarnya dengan senyuman hangatnya. "Terima kasih Pak Rangga." Pria itu memeluk Rangga. Tak selang lama, dua orang suster keluar membawa dua bayi mungil,

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Kania Di Opersi

    Mual dan muntah semakin parah, hingga Amira ijin tidak masuk karena lemas. "Apa yang kamu perlukan Amira? akan aku belikan." Vina menunjukkan wajah khawatirnya. Bukan khawatir karena sahabatnya sakit tapi dia khawatir jikalau Amira hamil. "Tidak perlu Vin, terima kasih." Ujar Amira. Karena harus kembali ke villa, Vina pun pamit dan sebelum pergi dia bilang jika akan datang lagi. Amira mengangguk, meski dia sedikit heran dengan sikap Vina yang tiba-tiba berubah jadi perhatian. Tak ingin ambil pusing, Amira mengabaikan kecurigaannya.Di sisi lain, Rangga yang mendengar kabar jika Amira sakit jadi panik, dia segera pergi ke kontrakan Amira untuk menjenguk kekasihnya itu. "Pak Rangga." Kedua bola mata Amira membulat melihat kedatangan sang pria. "Masih saya panggil Pak." Rangga menjentikkan jarinya pelan dia dahi sang wanita. Amira menggosok dahinya dengan tangan, meski jentikn tangga Rangga tidak sakit tapi dia sedikit lebay di hadapan CEO itu. "Iya Mas." Ujarnya. Ingat akan

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Gagal Total

    "Sa-saya.... " Belum sempat melanjutkan kata-katanya Rangga sudah menjatuhkan bibirnya, hal ini membuat Amira terkejut lalu mendorong tubuh Rangga. "Pak, jangan seperti ini." Katanya dengan marah. "Kamu telah membohongi aku Amira." Rangga menatap sendu Amira. Melihat tatapan Rangga, Amira nampak iba. Dia tahu dia berbohong tapi mereka tidak ada hubungan apa-apa. "Dimana letak salahnya Pak, kita juga tidak ada hubungan apa-apa." Ujar Amira. Pria itu mematung, memang benar mereka tidak ada hubungan apa-apa tapi apa yang telah dia lakukan seharusnya Amira paham jika itu adalah bentuk dari rasa cintanya. "Meskipun tidak diungkap, seharusnya kamu bisa merasakan gelagatku Amira," ungkap Rangga. "Iya Pak," cicit Amira pelan. Untuk mengikat Amira, akhirnya Rangga mengungkap perasaannya, dia juga mengajak wanita itu untuk melanjutkan ke tahap yang serius mengingat ucapannya dulu jika dia akan bertanggung jawab. #### Hari ini semua bagian desain sangat sibuk, terlebih Moni

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Ketahuan

    "Hubungi Amira suruh datang ke pameran." Titah Rangga. "Tapi kita masih disini Pak." Gilang mencoba protes. Rangga hanya melempar tatapannya. Tak ingin membantah asisten itu menuruti kemauan sang CEO. Niat awalnya, Rangga ingin datang ke Villa untuk mengambil sesuatu tapi setelah melihat Amira dan Andi, pria itu meminta Gilang putar balik dan kembali. Sementara itu, Amira tidak membuka pesan yang Gilang kirim dia juga tidak menerima panggilan dari asisten CEO-nya itu. Setelah susah payah mencari akhirnya Amira dan Andi, berhasil menemukan alamat Vina. "Pantas nggak ketemu," kata andi. Amira segera memencet bel lalu seorang satpam membukakan pagar. Setelah memberi tahu tujuannya, satpam meminta mereka masuk. Di depan rumah, Andi dan Amira menunggu Vina. Tak selang lama Vina keluar. "Kalian!" Mata Vina terbelalak melihat kedua sahabatnya datang. Dengan wajah gugup dia mendekat. "Bagaimana bisa kalian mendapatkan alamat Villa ini?" tanya Vina dengan menatap A

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Kenapa Berbohong?

    "Masih di atas tempat tidur, Rangga dan Amira berbincang tentang langkah selanjutnya, apa langsung meminta Vina mengaku? atau membuat permainan dan mengikuti alur Vina? " Bagaimana menurut kamu Amira?" tanya Rangga. "Kita lihat saja rencana Vina Pak Rangga setelah Anda tidak bisa menikahinya, tapi anda jangan bilang kalau saya sudah mengakui semua." Pinta Amira. Rangga mengangguk, jika itu yang Amira minta. Kalau sebenarnya dari dia pribadi ingin langsung mengusir Vina. Keesokannya, sepulang dari kerja Andi menemui Amira kembali bahkan kali ini Andi ikut Amira pulang. Di kontrakan, mereka berbincang kembali tentang Vina. "Andi apa Vina pernah dendam atau sakit hati padaku?" Dengan wajah nanar Amira menatap Andi yang duduk di sebelahnya. "Dendam gimana maksud kamu?" tanya Andi. "Barangkali aku pernah menyakitinya sehingga dia pergi dan seolah tidak menganggap aku temannya padahal selama ini kita selalu bersama." Jawab Amira. Andi menggeleng, dia tidak tahu. Selama

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status