Home / CEO / Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda / Bab 44 : Kesepakatan bersama

Share

Bab 44 : Kesepakatan bersama

Author: Parikesit70
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Papi ... Tunggulah sampai pak Dimas ke teras,” tahan Erlangga kala Herlambang akan meninggalkan dirinya di teras.

Tak berapa lama, Dimas pun muncul dari sisi kanan rumah besar dari arah belakang taman yang berjalan menuju teras depan.

“Pak Dimas, apa Elena ada di taman belakang?” tanya Erlangga saat Dimas berjalan ke depan teras.

Dimas yang yakin kalau Elena ada di ruang kerja Herlambang, langsung mengiyakan ucapan Erlangga dengan menganggukkan kepalanya.

“Tapi, aku kok nggak liat dia lewat sini?” tanya Erlangga menatap Dimas yang menaiki undakan menuju teras.

“Lewat belakang Tuan Er..., Nyonya Elena lewat pintu belakang dia,” tutur Dimas berbohong. Walaupun dia belum melihat Elena, tapi Dimas yakin Elena telah di kamarnya.

Untuk meyakinkan hal itu, Dimas pun menghubungi Indah lewat sambungan teleponnya.

“Indah ... Nyonya Elena sudah di kamarnya, kan? Ini Tuan Erlangga bertanya lewat ponselku,” tanya Dimas sengaja menyalakan speaker pada ponselnya.

“Sudah Pak Dimas..., Sekarang sedan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Parikesit70
Kondisi seseorang kadang membuat perubahan pada sikapnya. Itulah kesalahan bucin pertama Her dgn Tiara yg menyerahkan harta pada Tiara. seperti suamiku... menyerahkan harta semuanya wkt ketahuan selingkuh. wkwkwkwk... sakitnya masih terasa walau setumpuk sertifikat ditangan kita. love you kak(⁠•⁠ө⁠•
goodnovel comment avatar
Parikesit70
lanjut yaa Kak Franit(⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠) love you sekebon kakak(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)
goodnovel comment avatar
Parikesit70
uenak... Mas R ( kayaknya laen kali harus buat judul "Rahasia Mas R) seru yaa Mas... wkwkwkwkw makasih always hadir love u sekebon(⁠๑⁠♡⁠⌓⁠♡⁠๑⁠)
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 45 : Hari pertama bekerja

    Seminggu kemudian, setelah siap dengan ruang kantor yang diminta oleh Erlangga. Herlambang pun mengajak Erlangga untuk ke perusahaan keluarga mereka. Beberapa karyawan dan karyawati yang tahu kehadiran Erlangga ke kantor itu, menyapanya dengan tersenyum dan menganggukkan kepalanya.Kemudian, Herlambang pun mengajaknya ke lantai 14. Diruang besar itu, Erlangga akan berkantor. Lelaki tampan yang masih menggunakan penyangga pada bagian kanan bahunya berjalan mengelilingi ruangannya yang cukup besar. Sedangkan pada bagian kiri bahunya masih dibalut oleh gips akibat patah pada tulang bahu kirinya. Erlangga tampak menikmati pemandangan dari lantai 14 lewat jendela kaca dengan memandang gedung-gedung pencakar langit dari lantai 14 dan ia juga mengamati jalan raya yang mulai tampak padat merapat.Terdengar, Erlangga bergumam dan tersungging saat melihat pemandangan pagi dari lantai 14, “Bagus juga pemandangannya, kalau lihat kemacetan dari lantai 14 ini, ternyata seru dan tampak lucu, liat m

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 46 : Selisih Paham

    Tok ... Tok ... Tok ...“Masuk!” sahut Erlangga dari dalam ruang kerjanya.Ceklek!Pintu pun terbuka. Terlihat Anggun berjalan menuju meja kerja Erlangga dan berdiri persis di belakang kursi yang ada di hadapan Erlangga.“Ada apa?” tanya Erlangga menatap dingin Anggun.“Permisi Pak, ada lelaki bernama Alexander ingin menemui Bapak,” ucap Anggun.“Suruh dia masuk! Kenapa kamu menahannya di luar?” tanya Erlangga memojokkan Anggun.Anggun yang start awal sudah kesal karena didamprat oleh Erlangga pun membela diri. “Saya nggak tahu Pak, seberapa penting tamu itu bagi Bapak. Lain kali, saya mohon Pak Er, hubungi saya kalau memang sedang menunggu tamu.”Erlangga yang mendapat bantahan dari Anggun pun berucap, “Harusnya kamu yang lapor dulu ke saya kalau ada orang yang mau menemui saya. Jangan apa-apa masuk ke sini. Kamu nggak perlu masuk ke ruangan saya, kalau nggak saya suruh.”Anggun hanya terdiam dan menganggukkan kepala dan berbalik menuju pintu keluar untuk mengajak Alexander ke ruanga

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 47 : Kekesalan Elena

    Hari berganti hari dan waktu pun berjalan dengan cepatnya. Tanpa terasa, satu bulan pun berlalu. Satu hari sebelum Elena dan Herlambang melangsungkan pernikahan mereka, Tiara memutuskan untuk melakukan pengobatan di Singapura. Erlangga dan Bella pun ikut mengantar kepergian Tiara menuju ke Singapura. Saat Erlangga tengah bersiap-siap ke Bandara, lelaki tampan itu terlebih dahulu menyambangi kamar Elena untuk melihat putranya, sebelum ia mengatar Tiara ke Singapura. Tok ... Tok ... Tok ...“Lena...,” panggil Erlangga.“Ya, Er..., tunggu...,” jawab Elena dari dalam kamarnya.Ceklek! “Lama sekali. Siapa yang kamu sembunyikan di dalam kamar?” tanya Erlangga dengan alis meninggi.“Siapa yang aku sembunyikan? Nggak ada..., maksud kamu siapa? Papi Her?” tanya Elena dengan nada kesal pada Erlangga.“Hahahaha..., Baguslah kalau sudah nyadar. Bukannya selama ini kamu memasukkan lelaki itu ke kamarmu? Hal itu yang buat aku ingin mengambil Satrya dari kamu. Karena, kamu kasih contoh buruk bua

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 48 : Kemarahan berakhir kenikmatan

    Mendengar kemarahan Elena, membuat Herlambang tersenyum lebar dan memeluk wanita yang sudah membuatnya ingin hidup seratus tahun lagi dalam cintanya.“Lepas! Batal aja nikahnya,” rajuk Elena berupaya melepaskan tubuhnya dari Herlambang.“Sayang, aku suka sekali liat kamu marah. Ternyata kamu kalau marah buat aku tambah gemas.”Cup!Sebuah kecupan mendarat di bibir Elena, hingga wanita cantik yang sudah terlalu kesal dengan ucapan Herlambang justru menutup mulutnya rapat. Setelah itu, Herlambang membopong tubuh Elena masuk ke dalam kamar dan membawanya ke ranjangnya. Di tempat tidur itu, Herlambang memegang kedua tangan Elena dan menciumi lehernya.Namun, Elena yang memang sangat kesal pada Erlangga atas kata-katanya ditambah Herlambang yang seolah menyudutkannya, Elena pun memberontak kala Herlambang melakukan ciuman pada bagian leher jenjang Elena. Hingga membuat Elena yang sangat kesal bertambah kesal. Sesaat kemudian, tanpa diduga kaki Elena di pakainya untuk menendang perut Herlam

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 49 : Menikah

    Di sebuah hotel mewah, Elena dengan gaun indahnya bersanding dengan Herlambang, usai melakukan ijab kabul yang dilakukan pada sebuah ruangan yang khusus diperuntukkan bagi keluarga Elena dan keluarga Herlambang, pada pukul 9 pagi.Di perhelatan resepsi Herlambang dan Elena yang dilakukan pukul 10 pagi hingga pukul satu sing pun, dihadiri para kolega dan teman-teman kuliah Herlambang. Hadir pula segelintir anggota teman nongkrong Elena sewaktu SMA yang diundang lewat Jamila dan Alexander. Mereka duduk pada sebuah meja melingkar. Dimana, setiap tamu akan disapa oleh pengantin dengan menyambangi tiap meja yang bisa diisi oleh 6 orang.Beberapa kolega Herlambang menanyakan keberadaan Tiara yang memang telah dikenalnya dalam persatuan pengusaha Indonesia. Dimana, Tiara beberapa kali ikut dalam kegiatan sosial yang selalu diselenggarakan oleh para pengusaha setiap akhir bulan.Seorang wanita yang dikenal sebagai teman Tiara yang juga seorang pengusaha, menyindir Elena yang dikenalkan Herlam

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 50 : Keinginan Herlambang

    Satu minggu kemudian, Erlangga kembali ke Jakarta seorang diri tanpa di dampingi Bella. Lelaki tampan itu pulang ke rumah dengan menggunakan taxi tanpa minta di jemput oleh sopir pribadi Tiara. Dua orang sekuriti yang menghampiri taxi yang berhenti di depan pintu pagar rumah mewah itu dengan mengetuk kaca taxi.Tok ... Tok ...Kaca pintu taxi pun dibuka, dan seorang sekuriti yang tidak menyadari kalau Erlangga berada di belakang kursi penumpang, menegur sopir taxi tersebut.“Minggir dari depan pagar ini! Jangan parkir disini!” bentak sekuriti bernama Bento.“Buka pintunya!” bentak Erlangga membuka kaca belakang taxi.Bento yang mendengar dan melihat Erlangga di belakang kursi penumpang langsung membungkukkan kepalanya dan salah seorang sekuriti berlari ke pintu gerbang untuk membukakan pintu gerbang rumah mewah tersebut.“Maaf Tuan Erlangga, saya pikir ada taxi yang parkir disini. Silakan masuk Tuan....”Bento memberikan hormat kembali dengan tangan kanan memberikan jalan taxi kala te

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 51 : Pertengkaran

    Erlangga yang telah membersihkan diri pun, keluar kamar dan menghubungi Dimas.“Pak Dimas, minta Indah bawa Satrya ke ruang santai. Aku ingin melihatnya,” pinta Erlangga dalam sambungan telepon sebelum ia akan ke kantor.“Siap Tuan Er,” jawab Dimas dan menutup sambungan teleponnya.Sekitar lima menit berlalu, Erlangga yang tak melihat Indah membawa putranya kembali menghubungi Dimas.“Pak Dimas, mana Satrya? Mau berapa lama lagi aku bisa menggendong putraku? Cepat aku akan ke kantor!” sungut Erlangga.“Sebentar lagi Tuan,” jawab Dimas tanpa menjelaskan alasannya.“Ini udah lima menit berlalu. Mana Indah?! Panggil dia!” perintah Erlangga yang merasa jenuh menunggu hingga 5 menit.Dimas yang tak ingin menyampaikan kendala yang terjadi meminta Indah menemui Erlangga. Satu menit kemudian, indah pun telah menghadap Erlangga. Melihat Indah tidak membawa Satrya, membuat Erlangga berdiri dan menatap tajam ke arah netra Indah.“Untuk apa kamu menghadapku! Mana Tuan muda?!” tanya Erlangga bert

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 52 : Rencana Terselubung Erlangga

    Sesampai di kantor Erlangga langsung menuju ruang kerjanya dan menghubungi Anggun.“Ke ruangku,” perintah Erlangga dari sambungan telepon direct.Satu menit kemudian, Anggun yang ruangnya berada di sebelah ruang Erlangga pun, telah masuk ke ruangan tersebut tanpa mengetuk pintu.“Pagi Pak,” sapa Anggun masuk dan menghadap Erlangga.“Anggun duduklah,” sambut Erlangga. Anggun pun duduk di hadapan Erlangga.Dengan bolpoin dan sebuah notes di tangannya Anggun menunggu perintah yang akan diberikan oleh Erlangga.“Anggun, undang beberapa kepala divisi ke sebuah restoran. Aku ingin mengadakan rapat diluar dengan menjamu mereka makan malam,” perintah Erlangga.“Maaf, untuk tempatnya, restoran mana Pak?” tanya Anggun.“Cari restoran yang ada di hotel bintang 5 di dekat kantor ini saja. Undang mereka dengan email resmi dengan subject membahas kendala dalam perusahaan,” perintah Erlangga kembali.“Baik Pak. Berarti Bapak mengundang 5 divisi? Operasional, Marketing, Keuangan, Produksi dan HRD?” t

Latest chapter

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 90 : Erlangga & Elena Tewas?!

    Erlangga yang mengetahui kedatangan Herlambang, membuat lelaki tampan itu uring-uringan. Di rumah, Erlangga yang tak pernah membentak Bella atas kesalahan kecil yang diperbuatnya, di pagi hari itu saat lelaki tampan itu akan ke kantor, membuat Bella menangis atas hal kecil yang tak diduganya.“Lain kali, kamu itu mikir! Masa iya aku ke kantor pakai pakaian ini? Apa kamu pikir ini cocok aku pakai? Padahal sejak awal kamu pilihkan pakaian ini, aku sudah ngomong..., singkirkan dari lemari pakaianku! Dasar perempuan nggak bisa buat suami bahagia!” teriak Erlangga pada Bella kala wanita cantik itu mengambilkan pakaian yang tak disuka oleh Erlangga.Elizabeth yang mendengar putrinya dibentak oleh Erlangga pun masuk ke dalam kamar itu dan menegur menantunya, “Ada apa sih sama kamu? Masalah pakaian saja sampai memaki-maki Bella! Apa putriku kurang baik mengurus putramu?!” Erlangga yang terkejut dengan kehadiran Elizabeth yang datang ke kamar mereka pun melirik ke arah wanita yang telah cukup

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 89 : Herlambang datang Elena kelelahan

    Perselingkuhan yang dimulai oleh libido yang tak tersalurkan oleh Elena, membawanya dalam pusaran ketakutan dan hasrat yang kian tak terbendungkan. Karena sejak saat itu, mereka sering melakukan hubungan intim di ruang kerja Erlangga. Terlebih, Bella kini sudah sangat percaya pada Erlangga sejak sang suami mempunyai sekretaris seorang lelaki.Seperti pagi ini, Erlangga berpamitan di pagi hari dengan alasan akan ada kunjungan dari investor sehingga ia harus mengecek seluruh data yang diminta oleh investor tersebut. Dan Erlangga juga meminta pada Elena untuk datang pukul 7 pagi, dengan alasan yang sama. Maka, saat Erlangga telah berada di ruangan kerjanya, lelaki tampan yang telah mempersiapkan diri dengan meminum vitamin dan suplemen serta obat kuat pun, menunggu kedatangan Elena.Tok ... Tok ... Tok ...“Ya masuk,” ucap Erlangga seraya tersenyum lebar kala melihat jam baru menunjukkan pukul 7 kurang sepuluh menit.Lelaki tampan itu beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Elena y

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 88 : Hasrat Liar Elena

    Kepergian Herlambang dalam menjajaki pembukaan perusahaan baru atas nama putranya Sakti, membuat Elena merasa kesepian saat berada di rumah. Wanita cantik itu lebih suka menghabiskan waktu di kantor, karena lebih cepat waktu berlalu dibandingkan saat ia berada di rumah. Terlebih saat ini, Sakti yang kini telah berusia 9 tahun, lebih banyak kegiatan ekstra di sekolah atau pun di tempat bimbel serta tempat olah raga.Seperti saat ini, setelah dua minggu berlalu, Elena yang merasa kesepian karena sang putra harus melakukan kegiatan olah raga memilih untuk ke rumah Herlina. Di rumah Herlina, Elena biasanya mengobrol banyak hal pada sang mama yang telah semakin menua.“Lena..., mama kangen sekali sama Jamila. Apa kamu bisa menghubungi Jamila?” tanya Herlina.“Ya Maa.., sekarang Lena hubungi Mila,” jawab Elena.Satu jam kemudian, Jamila yang diminta datang ke rumah Herlina pun, menyambangi wanita yang telah dianggap mamanya pula. Mereka bercengkerama dan bercerita pada masa tinggal di sebua

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 87 : Curhat & Hasrat Elena

    Sejak Erlangga mengajak makan siang Elena, hubungan mereka kian akrab. Keakraban mereka tanpa diketahui pasangan masing-masing telah terjalin selama 2 tahun sejak Elena menjadi kepala cabang dari perusahaan EDC tersebut. Namun, selama ini keakraban mereka hanya sebagai atasan dan bawahan, ayah dan ibu dari seorang pewaris utama. Dan mereka juga sering bercerita tentang rumah tangga masing-masing dengan kebahagiaan masing-masing serta membicarakan tumbuh kembang Satrya di bawah pengawasan Bella, ketika mereka makan bersama di saat Herlambang keluar kota. Hal ini mereka lakukan, agar tidak adanya kesalahpahaman atas hubungan yang kini terjalin di antara mereka. Seperti saat ini usai mereka mengikuti rapat di sebuah Bank Swasta, mereka pun makan bersama pada sebuah restoran. Di momen ini, Elena mulai mengeluhkan perihal diri Herlambang pada Erlangga. Dan hal itu jelas membuat Erlangga terkejut. Karena selama ini, Elena sangat bersemangat jika membicarakan tentang Herlambang yang sering

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   BAB 86 : Elena & Erlangga CLBK ?

    Erlangga yang sejak awal ingin memutuskan hubungan dengan Anggun akhirnya dapat dengan mudah melempar wanita yang semakin ingin memilikinya. Sementara, Elena yang telah dua kali ditolong Erlangga saat menghadapi kendala di tempatnya bekerja merasa berhutang budi atas segala tindakan yang telah dilakukan oleh Erlangga pada dirinya. Maka, usai pemecatan yang dilakukan langsung oleh HRD, Erlangga memanfaatkan kejadian itu dengan mengajak Elena untuk keluar makan bersama, kala wanita nan cantik jelita itu sedang menghadap di ruang kerjanya. “Terima kasih Pak, sudah menolong saya dari kekasaran sekretaris Bapak,” ucap Elena tersenyum samar.“Sama-sama. Memang selama ini, aku sempat dengar beberapa staf komplain ke HRD perihal perangai Anggun yang arogan dan kurang bisa diajak kerja sama. Finalnya ya tadi itu. Berarti dia itu orang yang nggak bisa menghormati orang lain, terlebih orang baru seperti kamu,” tutur Erlangga basa-basi dengan memikirkan siasat agar Elena bisa diajak makan bersam

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 85 : Anggun Cemburu pada Elena

    Sejak Elena bekerja di perusahaan milik keluarga Erlangga dan Herlambang, lelaki tampan itu sudah membuka percakapan untuk memberitahukan istrinya perihal Elena. Namun, setiap kali Erlangga membuka percakapan tentang Elena. Bella selalu menolaknya dan hal itu telah dilakukan beberapa kali, hingga akhirnya Elena telah bekerja di bawah kepemimpinan Erlangga selama tiga bulan.Erlangga kembali memberitahukan Bella perihal Elena pada pagi hari sebelum lelaki tampan itu berangkat ke kantornya di sebuah meja makan saat mereka sarapan pagi. “Sayang, aku ingin memberitahu kamu tentang Elena,” ucap Erlangga saat menyelesaikan suapan terakhir sarapannya.“Aku nggak mau tau!” ujarnya sembari meletakkan gelas usai ia meneguk air mineral yang ada dalam gelas panjang bening miliknya.“Sayang ... Mau nggak mau kamu harus mendengar penjelasanku sebelum kamu menuduhku macam-macam,” ujar Erlangga menyeka bibirnya dengan serbet putih.“Menuduh...? Maksudnya menuduh siapa?” tanya Bella menghentikan sua

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 84 : Elena digoda Erlangga membela

    Tiga bulan setelah Elena menyandang gelar sarjana manajemen and Business, wanita cantik itu pun mulai memberanikan diri untuk terjun langsung dalam bisnis yang digeluti oleh Herlambang setelah suami tercintanya menjelaskan secara rinci perusahaan yang selama ini dimiliki oleh Erlangga dan dirinya. Dimana, perusahaan tersebut telah bekerja sama dengan beberapa Bank yang menawarkan jasa dalam pengembangan digital seperti mesin EDC.Selama ini, perusahaan tersebut telah menjadi distributor utama mesin EDC, sebuah mesin yang digunakan untuk bertransaksi di beberapa merchant seperti resto, butik, swalayan termasuk hotel-hotel. Kalau selama ini, perusahaan ini hanya sebagai pemasok mesin EDC atau mesin gesek untuk transaksi yang dilakukan beberapa merchant terkait, kini sejak kehadiran Erlangga dan menyandang sebagai CEO, lelaki tampan itu melakukan terobosan baru dengan mendirikan anak perusahaan yang mengelola mesin EDC berikut System IT yang dikembangkan sebagai inovasi dari mesin EDC ya

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 83 : Permintaan Maaf Erlangga

    Bella yang telah kesal dengan Elena tak mampu melampiaskan kemarahannya pada wanita cantik itu. Untuk melampiaskan kekesalannya pada Erlangga pun, bukan suatu yang bisa ia lampiaskan. Apa lagi mengikuti cara Elizabeth. Kalau saja dirinya tidak mandul, mungkin ia sudah memaki-maki dan melampiaskan kekesalannya pada Erlangga dan Elena. “Sekarang, Bella harus gimana Maa?” tanya wanita cantik nan judes itu sembari memegang dan memijat-mijat dahinya.“Kasih aja foto ini, tanya baik-baik pada Erlangga. Kenapa dia harus bohong jika harus bertemu dengan Elena? Dengan begitu, Erlangga akan semakin menghormati dan menganggap dirimu memang berkelas. Jangan marah-marah ... Pakai akalmu,” nasihat Elizabeth.“Mama sih, gampang. Pakai akal ... Mama aja yang tahu Papa nikah sama sekretarisnya langsung labrak dan buat Papa malu di kantornya dan lebih memilih wanita itu...,” cibir Bella yang kesal atas nasihat Elizabeth.“Bella, kenapa Mama minta cerai? Karena untuk apa juga Mama urus Papa kamu yang u

  • Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda   Bab 82 : Semua kebohongan Erlangga

    Bella yang penasaran atas cerita Elizabeth atas diri Erlangga sedikitnya merasa penasaran atas apa yang dikatakan mamanya. Karena itu, usai ia melakukan Nail pada kuku jemari tangan dan kakinya, wanita cantik itu dengan keraguan di hatinya beberapa kali meraih ponselnya dan meletakkannya kembali dengan bermonolog.“Aku nggak bisa curiga seperti itu terus menerus sama Erlangga. Kalau ternyata kecurigaanku salah dan apa yang dituduhkan mamaku hanya berita kebohongan, bagaimana cara aku mempertahankan mama tinggal disini?” tanyanya pada diri sendiri.Bella yang ragu untuk menghubungi Erlangga, kembali meletakkan ponselnya untuk ke sekian kalinya. Hingga akhirnya, wanita cantik itu memanggil Indah yang biasanya sedang menonton televisi di kamar Satrya.“Indah...! Indah...!” panggil Bella setengah berteriak hingga membuat beberapa pelayan di rumah itu, berlari ke ruang keluarga.Melihat dua orang pelayan di rumah itu tergopoh-gopoh berlari ke arah Bella yang ada di ruang keluarga, membuat

DMCA.com Protection Status