Share

Bab 12: Bangkit, Dam!

Author: Bemine
last update Last Updated: 2022-12-06 11:00:20

Toke Jaya menunggu dengan sabar. Pemuda yang baru saja kehilangan impiannya itu meringkuk tidak berdaya di atas sofa ruang kerjanya yang mulai kusam. Ekspresi Adam sudah menjelaskan semua hal yang ingin diketahui oleh Toke Jaya tanpa harus bertanya.

Toke Jaya memilih menyesap lagi kopi hitamnya yang nikmat. Lalu, memandangi bergantian antara cangkir kopi dengan Adam yang diam di sofa.

Di mata Toke Jaya, keduanya terlihat mirip. Bibir hitam Toke Jaya melengkung sesaat, telunjuknya mengitari bibir cangkir yang basah dengan cairan hitam beraroma pekat.

“Kamu tahu, Dam ... nasibmu itu seperti kopi di mata orang yang tidak menyukai kopi.”

Adam menoleh sejenak, setelah menemukan keberadaan Toke Jaya, dia kembali memejamkan mata. Ingin dirasakannya ketenangan dari apapun yang ada di sekitar, termasuk Toke Jaya sekalipun.

“Kamu itu, ditolak, bukan berarti kamu buruk. Kalau orangnya tidak suka kopi, mau diceritakan nikmatnya segelas kopi p

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Harta, Cinta dan Mahar Emas yang Orangtuamu Minta   Bab 13: Pertemuan Menyakitkan

    Mereka terlibat dalam pertempuran sorot mata dalam hening. Baik itu Naya atau Adam sekalipun, sibuk memandang. Naya menyoroti Adam, sedang pemuda itu menjatuhkan pandangannya pada seorang pemuda nan gagah di belakang Azizah.Pemuda yang disebut oleh Toke Sofyan sebagai orang yang paling tepat untuk Azizahnya itu, kini hanya berjarak tiga meter darinya. Dia baru saja menuruni mobil pajero yang berharga fantastis, kemudian membukakan pintu untuk wanita yang berumur namun tetap terlihat menawan dalam balutan gamis gelap serta kerudung panjangnya.Wanita itu menggenggam satu tas mungil yang berkilauan saat binar matahari menimpa. Indah, dan tentunya menjelaskan stratanya kepada siapapun yang melihat.“Pak! Syarat apa yang Bapak terima dari ayah kemarin, huh?” cerocos Naya di tengah gemuruhnya dada Adam. Gadis itu tidak mau menunggu lebih lama, mengingat jika dia merasa dikhianati oleh Toke Jaya. Seharusnya, kemarin, saat keduanya berbicara

    Last Updated : 2022-12-07
  • Harta, Cinta dan Mahar Emas yang Orangtuamu Minta   Bab 14: Syarat

    “Ayah!” Naya berseru begitu mendapati keanehan dari cara bicara Adam terhadap Toke Jaya.Gadis muda itu meringsek masuk, melewati Adam hingga berhadapan langsung dengan pria yang darahnya mengalir di dalam tubuhnya. Naya mengangkat dagu, menatap balik paras tirus dari Toke Jaya tanpa rasa gentar sedikitpun.“Ayah harus jelasin ke aku!” tuntutnya.“Jelasin apa, Naya? Kamu ini ... sekolah saja yang benar, ya? Jangan mikirin urusan orang dewasa. Kalau sudah kuliah nanti, Ayah belikan mobil yang kamu mau. Sekarang, kamu keluar dulu!” balas Toke Jaya.Pria itu memutar paksa tubuh Naya walau gadis itu meronta. Baginya, pembiaraan nan rahasia antara dirinya dan Adam tidak boleh terdengar oleh siapapun, walau hanya seekor semut. Segalanya begitu rahasia dan harus dijaga agar tidak mengundang petaka.Toke Jaya mendorong pelan tubuh anak gadisnya melewati Adam, menyebabkan kaki gadis itu menggesek lantai hingga bunyi yang

    Last Updated : 2022-12-07
  • Harta, Cinta dan Mahar Emas yang Orangtuamu Minta   Bab 15: Perasaan Dua Anak Adam

    Langit kebiruan di puncak kepala dua anak adam itu menandakan malam yang mulai menggantikan siang. Keduanya berjalan di antara selipan motor dan mobil yang berlomba-lomba mencapai sarang. Sesekali klakson beradu kencang, meminta kendaraan di depan agar terus bergerak.Naya begitu cekatan dengan tubuhnya yang terbiasa meliuk-meliuk saat meniru artis idolanya. Adam di belakang hanya memerhatikan gadis itu, memastikan Naya aman dalam jangkauan, meski pikiran Adam terus berkelana pada Azizah dan Teuku Idris. Dua insan yang akan mengikat janji suci di depan Rabbi dalam waktu dekat.Sesaat, pria itu berhenti berjalan. Meski Naya di depannya terus melangkah, Adam memutuskan untuk mengangkat wajahnya ke langit sedetik. Di atas sana, gumpalan awan berarak dalam jumlah besar, entah seluas apa jangkauannya, Adam tidak akan pernah mampu menghitung luasnya langit Sang Ilahi di atas sana. Namun, benarkah antara dirinya dan Azizah juga sejauh ini? Semuanya begitu sulit, rumit dan sak

    Last Updated : 2022-12-08
  • Harta, Cinta dan Mahar Emas yang Orangtuamu Minta   Bab 16: Sepucuk Nasihat I

    “Contohnya aku! Ada aku yang suka Bapak, bahkan lebih dari Kak Azizah. Apa menurut Bapak akan ada gadis lain yang mengusahakan mahar untuk lelaki yang disukainya? Bahkan seratus mayam. Kalaupun ada, sudah pasti dia gila. Sama seperti aku, yang gila karena orang yang aku suka bodohnya sudah akut.” Naya terus meneriaki Adam tanpa henti.Saat itu, suara Azan melantun tinggi di langit. Orang-orang yang semula memerhatikan mereka, kembali sibuk mengejar waktu. Detik terus berlari dan waktu magrib semakin menipis. Tersisa Adam dan Naya di ruangan terbuka itu, terdiam untuk beberapa saat setelah Naya berteriak tentang perasaan dan kebodohan yang dipelihara oleh Adam.“Bapak jangan pernah berharap setelah hari ini aku akan bersikap baik, Pak. Aku nyesal sudah suka sama orang bodoh seperti Bapak. Sana! Kejar saja Kak Azizah sampai ayahnya memaki Bapak lagi. Perjuangkan saja cinta Bapak sendirian, di saat yang dilakukan Kak Azizah hanya pasrah dan menunggu. Harusnya, cinta itu diperjuangkan ber

    Last Updated : 2022-12-12
  • Harta, Cinta dan Mahar Emas yang Orangtuamu Minta   Bab 17: Sepucuk Nasihat II

    “Ya, tapi Ayah good rekening, Naya!” Toke Jaya mencoba membela harga dirinya di depan Naya.Ya, siapapun bisa melihat perbedaan yang kontras ini. Istri bagaikan bulan purnama, dan dirinya adalah burung punguk yang bertugas merindu. Dalam hati terdalamnya, pria itu bersyukur Naya serupa dengan sang istri, meski sikapnya jelas jauh berbeda, bahkan lebih mirip sikap saudaranya sendiri– Toke Sofyan si pemarah itu.“Dulu enggak, tuh!”“Mamak terima Ayah, karena satu alasan ....” Toke Jaya terus memandangi putrinya. Kali ini, dia lebih serius dibanding sebelumnya. Pria bijak itu hanya menginginkan kebaikan bagi sang putri, meski sulit untuk membuat Naya mengerti.“Apa?” Naya menjawab tanpa berbalik.“Ketulusan.”“Ih, Ayah gaje, lebay juga. Ketulusan, dong! Memang apa yang sudah Ayah lakukan sampai mamak menganggap Ayah tulus? Apa Ayah menyeberangi danau dengan berenang? Lompat

    Last Updated : 2022-12-13
  • Harta, Cinta dan Mahar Emas yang Orangtuamu Minta   Bab 18: Pergolakan Batin

    Adam tidak banyak berubah setelah kejadian di toko emas milik Toke Jaya. Pria santun itu tetap mengajar seperti biasa, lalu siang sampai malamnya bekerja di toko emas untuk menambah penghasilan.Hal ini berbeda jauh dengan yang dialami Naya, gadis itu bagaikan kehilangan bagian penting dari dalam hidupnya, hingga lebih sering murung saat di kelas. Naya yang biasanya ceria, banyak bicara dan suka mengusik kedamaian di kelas saat Adam mengajar, kini berubah bagaikan sebalok es. Dia duduk dengan tenang di mejanya, memandangi buku atau sesekali menjatuhkan pandangan pada papan tulis di depan gadis itu. Naya berubah, seutuhnya berbeda dibanding sebelumnya.Tidak ada lagi keusilan Naya saat Adam mengajar. Tidak ada lagi panggilan Naya untuknya. Jika ada yang tidak dimengerti oleh gadis itu, Naya lebih senang bertanya pada temannya dibanding mengacungkan jari di udara dan menyebutkan nama Adam.Sontak saja, perilaku ini terendus oleh Adam. Dia yang terbiasa merasakan k

    Last Updated : 2022-12-14
  • Harta, Cinta dan Mahar Emas yang Orangtuamu Minta   Bab 19: Harapan dalam Penolakan

    Mendung menyambut kehadiran Adam di Rumah Sakit Melati sore itu. Dia berdiri di parkiran, tepat di sebelah motor matiknya yang tua. Tatapannya tertaut pada bangunan tiga lantai dengan cat orange yang terang. Beberapa orang lalu lalang tanpa tertarik pada dirinya. Sebuah ambulance juga masuk, menurunkan seorang pasien yang terbaring lemah di atas brankar.Setiap yang dipandanginya saat ini, mengundang ingatan Adam akan kejadian yang dialaminya saat sang ayah meninggal dunia. Keuangan yang terbatas, serta sanak keluarga yang tidak ramah membuat dirinya sulit mendapatkan bantuan. Ayah Adam hanya menerima perawatan di rumah sakit umum, melalui kartu sehat yang diangsurnya setiap bulan. Sedang Azizah, terbaring di rumah sakit swasta yang harga permalamnya melebihi gaji honor pria itu.Adam menarik dalam napas. Dadanya membusung, sesak terasa di pucuk hati. Bahkan perkara sehatnya, terasa jelas bedanya. Azizahnya di atas sini, sedangkan kemampuan pria itu masih d

    Last Updated : 2022-12-15
  • Harta, Cinta dan Mahar Emas yang Orangtuamu Minta   Bab 20: Pertemuan dalam Luka

    Adam melangkahkan kedua kakinya. Perasaannya terus bergetar kala menyadari di dalam sana Azizah terbaring lemah di brankar. Wajahnya kian pucat dan jauh lebih kurus dibanding sebelumnya. Lebih dari itu, Adam menyadari jika raut wajah Azizah telah berubah terhadapnya.“Assalamualaikum ...,” sapanya. Adam menundukkan kepala sedikit demi menghormati kedua orangtua Teuku Idris, Toke Sofyan serta pria itu sendiri. Mereka hanya membalasnya dengan senyum tipis tanpa mempersilahkannya duduk atau mengambil tempat di kamar luas itu.“Jangan lama-lama!” Toke Sofyan segera memberi peringatan. Padahal, jarak Adam dengan Azizah masih dua meter lagi. Mereka belum sempat bertukar kata sepatah pun, namun Toke Sofyan begitu gencar melarang Adam mendekati putrinya yang berharga.“Yah ... sabar.” Istrinya mengingatkan dari arah belakang.Adam terus berjalan menuju Azizah. Manik matanya yang semula cerah menjadi berkabut hebat. Perasaannya

    Last Updated : 2022-12-16

Latest chapter

  • Harta, Cinta dan Mahar Emas yang Orangtuamu Minta   TAMAT - Bab 48: Penjelasan (2)

    “Seorang ayah akan melakukan apapun untuk anaknya, Ayah. Saya sekarang seorang ayah, sedikit banyak saya mulai memahami perasaan Ayah untuk Naya.”Adam mengulurkan tangan, dia menjabat Toke Jaya, menundukkan kepala dan menciumi punggung tangan mertuanya. Kata maaf terus terucap dari mulutnya, disertai rintik kecil dari air mata.Hari kedua, Adam mulai aktif mengurusi Naya dan putranya. Dia mengajak Naya mengobrol, membantu Naya ke kamar mandi, menyuapi dan menggantikan pakaian sang istri. Ibu mertuanya bahkan tidak perlu turun tangan sama sekali, kecuali saat mengurus bayi kecil Adam.Kabar soal Naya melahirkan mulai tersebar. Banyak kerabat, tetangga dan teman Naya berdatangan ke rumah sakit. Mereka berkunjung dalam kelompok besar, sampai beberapa kali pihak Rumah Sakit memberi teguran.Lalu, saat sore menjelang magrib, Toke Sofyan muncul dengan keluarganya. Tidak ada Azizah di antara mereka. Rupanya, Azizah sudah datang kemarin, dia dihubungi oleh Toke Jaya dan diminta untuk datang

  • Harta, Cinta dan Mahar Emas yang Orangtuamu Minta   Bab 48: Penjelasan (1)

    [10 panggilan tak terjawab]Adam hanya melirik layar gawainya. Ini sudah hari kedua dia memilih bungkam. Apa yang ditemukannya di rumah Toke Jaya membuatnya banyak berpikir. Entah apa yang sebenarnya terjadi sampai emas itu kembali ke rumah Toke Jaya. Satu-satunya orang yang terpikir oleh Adam hanyalah Naya-istrinya sendiri.Pesan serta telepon dari beberapa orang diabaikan oleh Adam. Pria itu memilih memusatkan perhatiannya di layar komputer, menyelesaikan sisa pekerjaan sebelum jam pulang kerja. Namun, sisi lain dari hatinya terus menanyakan keadaan Naya.Drt[Naya sudah melahirkan di rumah sakit S, Bang Adam. Belum diazankan bayinya, semua menunggu Bang Adam.]Membaca pesan yang dikirimkan oleh Azizah, Adam terenyak. Pria itu berdiri dari kursinya, kemudian menatap kosong ke layar gawai.Apa yang sudah dilakukan olehnya sampai Naya melahirkan tanpa dirinya?“Kenapa, Dam?” salah satu rekan kerjanya bertanya.Pria itu menjambak rambut, kebingungan. Ini semua terasa tidak nyata. Tinda

  • Harta, Cinta dan Mahar Emas yang Orangtuamu Minta   Bab 47: Tuduhan

    “Memang kau itu bawa sial! Sudah yatim piatu, sekarang kau buat anakku jadi janda.” Toke Sofyan menggebu-gebu.Teriakannya itu membuat semua orang datang ke toko emas Toke Jaya. Mereka memandangi apa yang terjadi, menceritakan bahkan juga merekam.Hal yang membuat Toke Sofyan kesal dan ingin meluapkannya pada Adam adalah, Azizah dan teuku Idris belum juga hamil, sedangkan Naya dan Adam yang menikah belum lama sudah lebih dulu menanti kelahiran anak pertama. Tentu saja Toke Sofyan merasa sangat kalah dari Toke Jaya dan Adam.Hinaan demi hinaan terus dialamatkannya pada Adam. Pria itu juga menunjuk kening Adam, bahkan menyumpahinya. Adam lebih banyak diam, dibiarkannya Toke Sofyan banyak bicara sampai Toke Jaya sendiri yang melerai.“Sudahlah! Jangan salahkan mantuku dengan apa yang terjadi pada anakmu, Bang. Semua orang juga tahu kalau perceraian Azizah itu karena kamu sendiri. Azizah tidak cinta sama Idris, tapi kamu paksa, setelah menikah kamu selalu mengatur rumah tangga mereka. Sek

  • Harta, Cinta dan Mahar Emas yang Orangtuamu Minta   Bab 46: Ujian Pernikahan

    “Apa saya boleh bertemu Naya?” Adam bertanya pelan.Pria itu terlihat bingung saat mampir ke rumah Toke Jaya. Tangannya menenteng plastik berisi beberapa kue kesukaan Naya.Tidak habis keterkejutan Adam dengan tidak adanya Naya di rumah serta tidak aktifnya gawai sang istri, kini Naya malah menolak bertemu dengannya. Dia mengurung diri di kamar, enggan makan, hanya tiduran.Dengan izin Toke Jaya, Adam masuk ke kamar Naya. Pria itu mengetuk pintu, lalu mendorong pintu kamar dengan pelan. Diintipnya dahulu, Naya bersembunyi di balik selimut, bahkan mengencangkan pegangannya agar Adam tidak bisa menarik.Pria itu hanya menghela napas. Dia mendudukkan diri di samping Naya.“Ayah sudah cerita semuanya, Dek.” Ucapan pertama Adam pada Naya.“Hm ....”“Bangun dan bicaralah. Ini semua pesan dari Zizah!” ucap Adam kemudian.Naya sempat menolak, tapi dia juga penasaran dengan apa yang selanjutnya terjadi. Akhirnya, Naya menyibak selimut. Dia mendapati Adam sedang mengulurkan gawainya pada Naya.

  • Harta, Cinta dan Mahar Emas yang Orangtuamu Minta   Bab 45: Naya Cemburu

    Sepeninggal Adam, Naya membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Dia memastikan jika Adam tidak ada lagi di dekatnya. Naya merasa sangat malu dengan apa yang telah terjadi semalam. Memang salahnya sudah memancing Adam, tapi jika dirinya tidak memulai maka Adam hanya akan tetap jalan di tempat. Lalu, saat sedang sibuk dengan pikirannya sendiri, Naya mendengar bunyi getar dari meja nakas. Awalnya Naya mengira jika itu adalah gawainya, tapi ternyata gawainya sepi, sedangkan gawai milik suaminya bergetar berulangkali. Naya ragu, apakah sopan jika dia melihat siapa yang menghubungi suaminya di pagi hari. Tapi, saat Naya melirik ke layar gawai yang menyala, hatinya seketika merasa sakit. Ada nama Azizah yang muncul. Kakak sepupu sekaligus mantan kekasih dari suaminya mengirimi pesan beruntun. Naya kalap, dia langsung mengambil gawai Adam dan membaca semua pesan yang dikirimkan oleh Azizah. [Bang, Zizah minta maaf karena tidak mampu mempertahankan hubungan kita dulu. Zizah minta

  • Harta, Cinta dan Mahar Emas yang Orangtuamu Minta   Bab 44: Rumah Tangga Adam (2)

    “Kita mau makan malam apa, Dek?” tanya Adam saat sedang menyetir. Pria itu baru saja menjemput istrinya dari kampus. Jam sudah menunjukkan angka lima sore saat mereka bergerak menuju Kota Lhokseumawe. “Hm, hm ....” Naya menggumam. Istri dari pria dengan paras menenangkan itu malah sibuk menggigit roti isi miliknya. Adam benar-benar tahu cara membahagiakan sang istri. Semalam, Naya bercerita soal teman kelasnya yang dibelikan roti isi dari sebuah toko roti ternama di kota. Ada berbagai jenis roti dengan isian yang melimpah dan masih cukup terjangkau. Hal itu dipahami oleh Adam sebagai sebuah permohonan, hingga Adam langsung mampir ke toko roti yang disebut Naya sebelum pergi menjemputnya. “Apa mau mampir dan makan di rumah ayah?” tawar Adam. Pria itu menatap jalanan yang sesak. Menuju kota Lhokseumawe, mereka dihadapkan dengan situasi yang macet. Jam sibuk, akses jalanan yang sempit, serta banyaknya orang yang lalu lalang membuat keadaan jadi sulit. “Makan di luar saja, makan di r

  • Harta, Cinta dan Mahar Emas yang Orangtuamu Minta   Bab 43: Rumah Tangga Adam (1)

    “Hm ...” Naya bergumam ringan. Diliriknya Adam dengan ekor mata.Pria itu sedang duduk di sudut ranjang, berlawanan dengan Naya. Keduanya berada dalam jarak satu meter lebih, berbeda jauh dengan pengantin baru pada umumnya yang selalu berdekatan, berimpitan, tidak mau berjauhan.Naya dan Adam malah kikuk, malu dengan keadaan mereka saat ini. Di rumah ini, di ruangan ini, mereka hanya berdua dan sudah resmi menjadi suami istri.“Kenapa, Nay? Kamu butuh sesuatu?” tanya Adam.Barulah pria itu menolehkan muka. Saat itulah tatapan keduanya beradu, wajah mereka bersemu merah di bawah lampu kamar yang remang. Naya malah menarik bantal, menutupi diri, sedang Adam mencoba untuk mengalihkan pandangan.“Tidak, tidak ada. Memang harus butuh sesuatu dulu, ya?” balas Naya yang membuat Adam mengernyitkan kening.Lalu, Naya tertawa keras. Dia bahagia mendapati Adam kebingungan dengan tingkahnya. Dua insan itu kemudian larut dalam obrolan sederhana, ringan dan penuh makna. Tidak ada malam pertama yang

  • Harta, Cinta dan Mahar Emas yang Orangtuamu Minta   Bab 42: Kehadiran Azizah

    Dia muncul membawa keluarganya, membawa Azizah dan menantu yang dibanggakannya itu. Toke Sofyan datang setelah memastikan tokonya senggang dan ditinggalkan bersama karyawannya. Pria itu bahkan tidak mau menutup toko meski ponakannya sendiri yang menikah.“Mantap, luar biasa memang!” Tamu undangan yang lain memuji. Semakin besar kepala Toke Sofyan. Dia langsung berjalan, berlagak, menghampiri Toke Jaya.Keduanya bersalaman, kemudian diikuti oleh sang istri, Azizah dan menantunya. Mereka semua datang dengan penampilan terbaik, pakaian mahal, perhiasan dan beraroma harum. Bahkan Toke Sofyan membawakan kado berupa satu set perhiasan untuk Naya. Sedang Azizah, membawa amplop tebal untuk sepupunya itu.Kehadiran keluarga Toke Sofyan membuat Adam tercengang. Pria itu berhenti berpose, bahkan langsung berpaling muka. Sedang Naya berusaha menahan diri untuk tidak bersikap kurang pantas.“Wah, lihat siapa yang kau jadikan mantu,” ucap Toke Sofyan pada Toke Jaya.Pria kaya itu melirik Adam. Mulu

  • Harta, Cinta dan Mahar Emas yang Orangtuamu Minta   Bab 41: Mimpi yang Jadi Nyata

    “Iyakah?” tanya Adam heran.Dia tidak menduga jika respons Naya akan setenang ini.“Iyalah, mana mungkin juga Bapak mau nikahin gadis kaya aku. Mantan Bapak saja Kak Azizah. Dibanging Kak Azizah, aku enggak ada apa-apanya.” Naya berkilah. Tapi, sorot mata gadis muda itu berubah. Awalnya dia menatap Adam, namun di akhir kalimatnya Naya menatap buku tulisnya.Gadis itu jadi getir, digigitnya bibir.“Naya, kenapa bicara begitu?”“Bapak, sih ... nggak baik loh ngegodain cewek begitu. Nikah itu hal sensitif buat cewek manapun.” Naya mengomel. Namun, Adam sendiri bisa menemukan perubahan dari nada bicara sang gadis. Suaranya jadi sengau, Adam tahu Naya tersentuh.“Nanti malam setelah ayah pulang, bicarakan ini, ya? Kalau sudah dapat jawabannya, kabari Bapak. Biar Bapak yang mengurus semuanya. Kamu tidak perlu khawatir!” ujar Adam lagi dengan suara tegas.Pria itu berusaha membuat suasana menjadi tenang kembali, dia ingin Naya tahu bahwa ucapannya barusan bukanlah candaan semata. Akibatnya, N

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status