Melahirkan Anak Ular
Bab 11
“Katakan pada Jani, Mama sekarang ada di mana?” tanya Anjani dengan nada memaksa.
Endah langsung mematikan ponselnya dan tak mau Anjani tahu keberadaannya. Ia berdecak kesal, bingung juga harus melakukan apa. Kalau Anjani sampai menemuinya ke sini, ia pasti akan dipaksa untuk pulang dan tentunya akan dipaksa untuk menceraikan Lucky juga.
Wanita yang sudah tak muda itu makin dilema, ia bagai ABG yang sedang galau. Level bucinnya semakin menggila semenjak bersuamikan Lucky yang usia memang terpaut jauh darinya itu. Endah seperti menjadi sosok yang berbeda semenjak menikahi mantan seles hama tanaman itu. Jiwa muda Lucky seolah telah menular kepadanya. Dulu, semasa masih berumahtangga dengan papanya Anjani, ia tak sebuncin ini karena papa Anjani sosok pendiam dan tak romantis.
Endah kembali mengaktifkan ponsel dan memblokir nomor Anjani agar putrinya itu tidak ikut campur dengan urusan rumah tangganya. Dibukanya
Melahirkan Anak UlarBab 12Lucky membuka mata saat ia merasa kesulitan untuk bernapas, ia meringis kesakitan. Kini seluruh tubuhnya telah dililit ular pyton sepanjang 2,5 meter itu. Ia berusaha untuk tidak panik dan tetap mengontrol pernapasannya.Dengan kesusahan, Lucky berusaha untuk bangun lalu mengamati lilitan Si Siti. Ia sedang mencari ekor ular pyton berwarna cokelat itu, sebab kunci dari belitan itu ada di ekor, ia sangat paham dengan sifat ular yang bisa membunuh dengan cara melilit ini.Napas Lucky semakin ngos-ngosan, saat lilitan itu terasa semakin kencang. Sebelum tulang-tulangnya remuk, ia harus segera menangkap ekor Si Siti. Ia masih berusaha untuk tenang. Mau berteriak minta tolong pun, takkan ada yang akan mendengarnya sebab rumahnya tunggal dan tak memiliki tetangga.Lucky semakin kesulitan untuk bernapas, walau kini tangannya sudah berhasil menemukan ekor si ular. Padahal, kalau ia sudah berhasil melepaskan lilitan p
#Melahirkan_Anak_UlarPart 13Sudah seminggu, Endah menempati rumah barunya, tinggal berdua saja dengan Manu. Di sini ia merasa nyaman, selain suasananya sepi, para tetangga juga ramah dan tak usil. Ia harus bisa membiasakan hidup tanpa Lucky, yang menurutnya tak ada gunanya terus dikasih hati.Pagi ini, Endah sedang duduk bersantai di depan rumahnya, di bawah pohon mangga yang memang tersedia kursi dan meja dari kayu. Manu ia dudukkan di dalam stroller sambil sesekali disuapin makan, bayi berusia satu tahun itu begitu lahab sekali makannya walau tubuhnya tidak terlihat montok, hanya semakin bertambah tinggi saja.Dari sebelah rumah Endah, keluarlah seorang pria dengan pakaian setelan kemeja putih dan celana hitam dengan menenteng sebuah tas kerja warna hitam juga jas putih. Dia tersenyum tipis sambil menganggukan kepala saat mata mereka beradu pandang. Endah mengeryitkan dahi, ia seperti pernah mengenal pria paruh baya itu yang mungkin umurnya sebaya den
#Melahirkan_Anak_UlarPart 14Pagi ini, seperti biasa, Endah mengajak Manu untuk bersantai di depan rumahnya. Putranya itu terlihat sangat senang, walau hanya sekedar dibawa berputar-putar di halaman rumah yang cukup luas itu.“Assalammualaikum.” Sebuah suara mengagetkan Endah.Endah langsung menoleh, lalu menjawab, “Waalaikumsalam.”Tetangga sebelah rumah, kini sedang menatapnya dari tembok pembatas rumah yang hanya setinggi pinggang itu.“Endah Puspita ‘kan?” tanya pria berkacamata itu.Endah menautkan alis lalu mendekat, ia sedang mengingat-ingat pria di hadapannya. Mungkinkah mereka teman lama?“Kamu benar Endah ‘kan?” tanya pria itu sekali lagi.Endah mengangukkan kepala, lalu berujar, “Apa kita saling kenal? Maaf ... saya pelupa.”Pria itu tersenyum miring, lalu berkata, “Hmm ... kita pernah satu SMA waktu masih muda dahulu. Te
#Melahirkan_Anak_UlarPart 15Endah dan Lina kembali ke rumah saat hari sudah beranjak sore. Perjalanan ke kota sungguh menyita waktu seharian.“Mbak Lina gak apa-apa nemami aku sampai seharian begini?” Endah meletakan segelas jus di depan tetangganya yang baik itu. “Apa suaminya nggak marah dan nggak nyariin?”Lina tersenyum lalu menjawab, “Suamiku kerja di luar kota, pulangnya sebulan sekali. Anakku ada tiga, yang pertama sudah menikah dan ikut suaminya. Yang nomor 2 kuliah di kota sebelah, dan yang nomor 3 masuk pesantren. Aku tinggal berdua sama asisten rumah tangga saja.”“Oh begitu.” Endah memasukkan Manu ke dalam roda dan mengajarinya untuk berjalan menggunakan kaki, tapi Manu malah tak bereaksi, ia hanya diam saja dan tak mau menggerakkan kakinya.“Eh, Mbak Endah, Dokter yang tadi itu ... kayaknya Dokter Gibran tetangga sebelah rumah Mbak Endah deh. Aku itu tahu dia dokter di ruma
#Melahirkan_Anak_UlarPart 16“Hay, sedang apa?” sapa pria dengan setelan kemeja putih dan celana hitam itu, kedua lesung pipi menghiasi senyumnya.Jantung Endah langsung berpacu cepat, ia membenci hatinya yang begitu mudah goyah jika bertemu pria tampan, padahal udah tua juga dan bukan saatnya lagi untuk berbunga-bunga jika ketemu mantan. Gibran dan Almarhum Jaylani memiliki ciri-ciri yang sama, yaitu sama-sama mempunyai lesung pipi namun sifat keduanya sungguh bertolak belakang. Mendiang papanya Anjani orang yang serius dan jarang tersenyum, dia juga pendiam, berbeda dengan Gibran yang suka bercanda namun tak berani menyatakan cinta. Itulah sebabnya PDKT sampai dua tahun lamanya. Dia mengutarakan isi hatinya juga karena dipaksa Endah yang tak digantung dalam hubungan tanpa nama.“Hey, kok bengong?” Dokter Gibran menggerakkan tangannya di hadapan Endah.“Eh, maaf .... “ Endah merasakan wajahnya memanas.&
#Melahirkan_Anak_UlarPart 17Malam ini, dengan perasaan tak tenang, Endah memaksakan matanya untuk tertidur. Besok ia akan berencana untuk menghubungi Lucky kembali atau juga dia akan pulang sebentar, walau ia belum berkeinginan untuk benaran pulang.“Mas, semoga kamu tetap baik-baik saja walau tanpa aku dan Manu.” Endah membatin sambil menarik selimut lalu memejamkan mata.Saat adzan subuh sudah berkumandang, Endah langsung membuka mata dan akan menunaikan sholat subuh. Akhir-akhir ini, ia sudah mulai menjalankan sholat lima waktu dan mulai mengaji walau dengan sambil melirik tulisan latin sebab ia tak mampu mengingat hurup hijaiyah yang kadang selalu ia lupakan karena daya ingat yang semakin merosot.Setelah selesai sholat subuh, Endah mengambil Al-Qur’an juga buku tuntunan doa yang kemarin ia beli sambil duduk di samping Baby Manu yang masih tertidur. Dipandangnya sang putra lalu tersenyum tipis. Ia mulai melantunkan Sur
#Melahirkan_Anak_UlarPart 18“Assalammualaikum.” Terdengar samar-samar suara orang memberi salam dari arah pintu disertai suara ketukan juga.Endah baru saja menidurkan Manu. Ia mengerutkan dahi dan mulai menduga kalau itu ada adalah Dokter Gibran. Ia jadi ragu untuk membuka pintu, diraihnya karet rambut lalu mengikat rambut panjangnya baru kemudian melangkah menuju pintu.“Waalaikumsalam.” Endah membuka pintu. “Mau apa .... “Endah tak melanjutkan kata-katanya karena yang berdiri di hadapannya sekarang adalah Lina, sang tetangga yang juga merangkap guru mengajinya.“Hmm ... mau ngajakin ngerujak, Mbak Endah. Sangar amat wajahnya! Kalo nggak nerima tamu, ya udah aku balik lagi.” Lina merengut sambil menunjukkan sekantong buah-buahan segar.“Eh, maaf ... aku pikir .... “ Endah menggaruk kepalanya.“Dikira siapa? Dokter mirip Sakhruk Khan itu?” Lina menahan
#Melahirkan_Anak_UlarPart 19Endah tertegun, air liur terasa tersangkut di tenggorokan, kini Lucky ayahnya Manu sedang berdiri di hadapan dengan wajah semringah. Wanita berambut panjang dengan setelan kaos oblong dan celana panjang itu jadi gelagapan, ia tak menyangka kalau sang suami bisa menemukannya di sini.Dengan langkah tegap, Lucky melangkah menghampiri stroller Baby Manu dan tersenyum senang. Dokter Gibran dan Lina saling lirik dan sama-sama mengerutkan dahi.“Hey, Manu, putra ayah ... apakabar, Nak?” Lucky meraih Manu ke dalam gendongannya lalu membawanya masuk dengan tak lupa melempar senyum kepada dua tamu istrinya itu.“Mbak Endah, aku pulang, ya,” ujar Lina sambil beranjak dari kursinya.“Aku juga pulang, merujaknya kita lanjut kapan-kapan lagi.” Dokter Gibran mengedipkan sebelah matanya.Endah tersenyum tak nyaman, ia masih dilanda shock atas kehadiran Lucky yang secara tiba-tiba. Ia ha
#Melahirkan_Anak_UlarBab 53 (Tamat)“Ayo!” Pangeran Rambo muncul tiba-tiba, ia langsung menarik tangan Anjani untuk menuju hutan.“Aku hanya bisa mengantar kalian ke hutan saja, sebab aku takkan bisa meninggalkan istana terlalu lama karena keselamatan Ibuku terancam ... jika Raja tahu siapa pengantinnya sekarang,” ujar Pangeran Rambo.“Baiklah, Rambo, tak masalah ... yang penting kamu bisa membawa kami keluar dari istana,” jawab Anjani.Dengan menggunakan ilmu menghilangnya, Pangeran Rambo sudah membawa Anjani dan Manu ke hutan larangan.“Segera cari pintu gaib itu! Berlarilah ke arah Timur, cari batu besar dan pohon kembar, di sanalah pintu ke alam nyata itu berada,” ujar Pangeran Rambo saat mereka telah tiba di hutan.“Baiklah, terima kasih, Rambo,” jawab Anjani.Pangeran Rambo hanya menganggukkan kepala dan kemudian kembali ke istana. Sedangkan Anjani dan Manu mula
#Melahirkan_Anak_UlarBab 51“Baiklah.” Anjani menariknya napas panjang, ia terpaksa menyetujui tapi takkan mau menikah dengan raja kobra. Ia kembali menyusun rencana di kepalanya.Raja Kobra menyunggingkan senyum kemenangan mendengar jawaban Anjani.“Baiklah kalau begitu, besok kita akan menikah lalu besoknya lagi Pangeran Aries akan menemanimu ke alam nyata. Oh iya, adikku juga akan turut serta.” Raja Kobra bangkit dari kursinya. “Perdana menteri, segera siapkan semuanya!” sambungnya kepada pria yang selalu mengekor di dekatnya itu.“Raja, mamaku sakit parah, jadi ... aku mohon kita tak menunda waktu. Pagi kita menikah, dan siangnya ... aku harus pulang ke alam nyata.” Anjani berusaha menawar.“Hmm .... “ Raja Kobra menautkan alisnya, padahal ia sudah membayangkan indahnya malam pertama mereka dan ia sudah berencana untuk segera membuat Anjani hamil anak-anak mereka lagi.&
#Melahirkan_Anak_UlarBab 50“Ibunda, Paman, Artha pamit mau berburu dulu, ya.” Artha menatap Ibu dan pamannya.“Iya, Nak, hati-hati!” jawab Anjani.“Permisi, Ratu Anjani, kami membawakan makanan,” ujar Dayang-dayang saat tiba di kamar Manu.“Hmm ... letakkan saja dulu di atas meja,” jawab Anjani.Saat Putri Artha hendak melangkah ke depan, ia malah bertabrakan dengan para Dayang yang hendak menyimpan makanan untuk Manu ke atas meja.“Aduh ... kok jalannya nggak lihat-lihat sih, Dayang .... “ Putri Artha mengomel kesal.“Ma—maaf ... Putri.” Para Dayang itu segera memunguti makanan yang berjatuhan.Anjani tak berkomentar apa pun. Sedangkan Pangeran Aries dan Putri Aruka yang memang sudah tahu sifat ceroboh saudara kembarnya itu, tak heran lagi karena Putri Artha memang sering menabrak siapa pun saat ia sudah memikirkan tentang rencana berburunya
Melahirkan Anak UlarPart 49Ustaz Bumi membuka matanya, lalu mengusap wajahnya sambil mengucapkan istighfar.Taklama berselang, istrinya Ustaz Bumi datang ke ruang tamu dengan membawakan minuman untuk suami dan tamu mereka."Ayo minum dulu, Ji," ujar Ustaz Bumi sambil meraih gelas minuman miliknya.Radji mengangguk dan meraih minuman itu, lalu menenggaknya separuh."Dugaanmu benar, Ji, istri dan adik iparmu memang ada di Kerajaan ular," ujar Ustaz Bumi setelah menghabiskan minuman di gelasnya."Astaghfirullahal'adzim ... Anjani ... Manu ... Saya harus bagaimana, Ustaz?" Radji mengusap wajah dan memegangi kepalanya bingung."Kita berdoa saja ... Agar Anjani dan adiknya segera kembali," jawab Ustaz Bumi.“Ustaz, bantu saya untuk bisa ke Kerajaan Ular ... saya tak bisa hanya berdiam diri saja ... saya ... ingin menjemput Anjani dan Manu .... “ ujar Radji dengan menatap Sang Ustaz.“Ini berat, Ji, k
#Melahirkan_Anak_UlarBab 48“Tinggallah di sini, Ratu Anjani, anak-anak butuh kamu. Mereka sangat senang dengan kedatanganmu,” ujar Raja Kobra setelah keduanya diam untuk beberapa saat.Anjani terdiam.“Putri Aruka yang selama ini selalu sakit-sakitan dan hanya menghabiskan waktunya hanya dengan berbaring saja di kamar, kini terlihat sehat dan tak pernah mengeluh sakit lagi ... dan itu karena kehadiran kamu. Tinggallah di sini, bersama anak-anak!” ujar Raja Kobra lagi dengan nada memohon dan tak arrogant seperti dulu lagi, tatapannya lembut.Anjani menelan ludah sembari membuang pandangan dari Raja ular yang pernah membuatnya hamil anak ular juga telah menghabisi nyawa Chiko, sahabatnya. Ia tetap membenci Raja bermata sipit itu, jelas saja ia takkan mau menghabiskan sisa hidupnya di negeri ular ini.“Bagaimana, Ratu Anjani?” desak Sang Raja, ia ingin mendengar jawaban d
#Melahirkan_Anak_UlarBab 47Raja Kobra segera keluar dari kamarnya saat mendengar keributan dari arah taman belakang yang tak jauh dari kamarnya. Ia melangkah mendatangi dua pengawal yang berjaga di ruang tengah.“Ada apa? Mana penyusupnya?” tanya Raja Kobra sambil menyentak pedangnya.“Sudah dimasukkan panglima ke penjara bawah tanah, Raja.” Salah satu pengawal menjawab sambil membungkukkan badan.“Siapa penyusupnya?” tanya Raja Kobra dengan nada berang, mengetahui adanya penyusup yang berani masuk ke Kerajaannya.“Dia bangsa manusia, Raja,” jawab Sang Pengawal itu lagi.“Kurang ajar, beraninya!” Raja Kobra mengepalkan tangannya. “Bagaimana bisa kalian lengah, hah?!” sambungnya sambil mendorong dua orang pengawal itu.“Ampun, Raja .... “ Dua pengawal itu menyimpuhkan tangannya di atas kepala.Raja Kobra membalikkan badan lalu menuju hal
#Melahirkan_Anak_UlarBab 46Manu telah menyisir seisi istana hingga ia bisa menemukan juga kolam yang ternyata berada di dekat taman belakang, tak jauh dari kamar Raja Kobra. Dengan mata yang berbinar-binar dengan harapan bisa segera berubah menjadi manusia seutuhny, ia hendak berlari ke sana. Akan tetapi, sebuah tangan malam menarik bahunya."Hey, mau ke mana kamu? Cepat kembali ke depan, berjaga-jagalah di sana!" Kepala Pengawal menarik Manu untuk kembali ke halaman, posisi jaga mereka."Eh .... " Manu membuang napas kasar dan terpaksa menghentikan misinya, sebab ia harus bersikap baik agar tak ada yang curiga kepadanya yang sedang dalam penyamaran.Manu kembali menatap ke aula istana saat mereka melewati ruangan itu untuk kembali ke halaman."Tetaplah berjaga-jaga di sini, jangan ke mana-mana! Teman-teman yang lainnya sedang menikmati pesta," ujar sang kepala Pengawal sambil melangkah meninggalkan Manu beserta anak buahnya yang lai
#Melahirkan_Anak_UlarBab 45Malam pun tiba, semua anggota keluarga kerajaan sudah tiba di meja makan. Ada Ratu Asa, Pangeran Rambo beserta anak dan istrinya, lalu tiga anak kembar Raja Kobra. Anjani terlihat meringis saat melihat hidangan di atas meja, ia tak mau memakannya.“Selamat datang, Ratu Anjani, Ibundanya dari Pangeran Aries, Putri Artha dan Putri Aruka. Sebelum kita menyaksikan acara musik dan tarian di aula istana, marilah kita nikmati hidangan istimewa ini,” ujar Perdana Menteri yang bertugas menjadi pembawa acara, ia berdiri di samping Raja Kobra.Pangeran Rambo menatap tajam ke arah Anjani yang duduk di antara Putri Aruka dan Putri Artha, ia tak senang akan kedatangan mantan majikannya itu, sebab Ibunya murung sejak tadi. Ia bisa melihat raut tak senang Ratu Asa kepada Anjani dan ia tahu akan hal itu, sebab itu juga tahu ayahnya memang menyukai Anjani.Acara makan bersama pun dimulai. Anjani hanya mengambil buah ape
#Melahirkan_Anak_UlarBab 44“Ibunda akan tinggal di sini ‘kan? Sama Aruka, Kak Artha dan Kak Aries?” tanya Putri Aruka sambil bergelayut manja di bahu Anjani.“Aku ... eh ... Ibu ... masih terkejut saat ini ... Ibu tidak menyangka ... kalau kalian sudah dewasa .... “ jawab Anjani terbata-bata.“Ibunda pasti capek, istirahat di kamar Aruka saja, ya,” ujar Putri Aruka.Anjani hanya tersenyum melihat tiga anak-anaknya itu mengelilingi dirinya. Taklama kemudian, Raja Kobra yang sedari tadi hanya mengamati saja dari depan pintu, melangkah masuk juga.“Selamat datang, Ratu Anjani,” sapa Raja Kobra dengan tatapan penuh rindu.Anjani gelagapan dan mengerutkan dahi saat menatap Ayah dari anak-anaknya itu, orang yang ia benci karena telah melenyapkan Chiko, ular pyton kesayangannya.“Ayahanda Raja, Ibunda sudah datang .... “ ujar Putri Artha.“Iya, lanj