#Hamil_Anak_Ular
Bab 16 : Ancaman Tetangga
Anjani membuka mata, lalu mengedarkan pandangan ke segala penjuru ruangan. Kemudian melirik ke samping kanan, Chiko terlihat masih melengkor. Ia tertegun, tangan kiri mengusap perutnya.
“Astaga!” Anjani langsung bangun dan terkejut melihat perutnya yang sudah kembali rata.
Ia mencoba mengingat-ingat, tadi malam itu ia mimpi atau benaran sudah melahirkan. Akan tetapi, tak ada apa-apa di tempat tidur. Ke mana janin aneh yang sudah ia kandung berbulan-bulan itu? Apakah cerita dia hamil hanya sekedar mimpi saja? Masa iya ada mimpi yang durasinya amat panjang begitu.
Anjani bangkit dari tempat tidur lalu melangkah menuju meja rias, menatap dirinya di depan cermin. Perut buncitnya memang benar sudah mengempes. Seharusnya ia senang, tapi ia merasa seperti ada yang hilang dari dirinya. Entah apakah itu, ia juga tak tahu.
Kalau ia bermimpi, tapi luka di dahi juga tangannya yang patah ini nyata da
#Hamil_Anak_UlarBab 17 : Kehamilan EndahLucky langsung menggendong Endah ke kamar, Anjani mengikutinya dari belakang. Setelah membaringkannya di atas tempat tidur, Lucky segera mencari minyak kayu putih untuk digosok ke dahi juga hidung sang istri.“Bik, segera telepon dokter!” ujar Anjani saat Bik Siti muncul di kamar sang mama.“Ah, nggak perlu deh! Entar juga sadar kok mamamu,” ujar Lucky sambil menggosok minyak kayu putih ke hidung Endah.“Telepon aja, Bik, Dokter! Benalu ini mah gak usah didengarin, palingan aja dia senang kalau mama sampai kenapa-kenapa,” ujar Anjani.“Heh, emaknya ular, bisa gak sih nggak ngajakin berantem setiap saat?” Lucky meraih guling dan melemparnya ke wajah Anjani.‘Brug’Guling yang dilempar Lucky tepat mengenai wajah Anjani, ia mengepalkan tangan kirinya dengan geram dengan tatapan bengis.“Awas kamu, ya!” gumam Anj
#Hamil_Anak_UlarBab 18 : Radji VS RullyAnjani duduk di ruang tengah sambil menyambar remot televisi, ia merasa puas sudah berhasil mengatai anak Lucky, walau sedikit kasihan dengan mamanya. Akan tetapi, sejak pagi hatinya terasa riang saja karena janin-janin aneh di perutnya sudah tak ada lagi. Sore nanti ia anak ke klinik dokter kandungan untuk memastikan kalau rahimnya telah bersih dari kehamilan aneh itu.Walau keperawanannya sudah terbobol dan tak tahu siapa pelakunya, itu tak mengapa asalkan kehamilan anehnya sudah berakhir. Kalau tak ada pria yang mau menikah dengannya hanya karena ia sudah tak perawan lagi, mungkin ia akan terpaksa memilih antara dua temannya, Rully atau Radji. Mungkin, kalau ia menikah dengan salah satu temannya itu akan lebih asyik dan tak perlu pendekatan lagi, hoby mereka juga sama. Sama-sama menggemari mengoleksi hewan melata.Endah dan Lucky keluar dari dapur dengan bergandeng mesra seperti biasanya. Endah menyuruh Lu
#Hamil_Anak_UlarBab 19 : ASI“Masih waras kalian berdua?” Anjani memegang dahi dua temannya itu secara bergantian.Rully melengos, lalu menjawab, “Masih waras wal’afiat dan sadar sesadar-sadarnya.”“Jangan percaya ama Rully, Jan, dia Cuma gombal.” Radji melirik Rully dengan sinis.“Hom-pim-pah deh kalian berdua! Kalau kalian benaran serius, aku mau deh. Biar gak perlu capek-capek ikutan kontak jodoh. Kebetulan ... biar bisa bantuin menghajar si benalu keluar dari rumah warisan papa,” ujar Anjani sambil kembali berbaring di atas tubuh Chiko, hewan kesayangannya itu.Rully dan Radji saling pandang dan tak jadi hom-pim-pah. Keduanya terlihat terdiam sejenak, sibuk dengan pikiran masing-masing.“Kenapa pada gak mau hom-pim-pah? Ya udah, aku pilih nikah ama Chiko aja. Kayaknya Cuma dia yang bisa diandalkan buat menelan hidup-hidup si benalu. Iya gak, Chik?” Anjani mengusap
#Hamil_Anak_UlarBab 20 : Mimpi yang Terasa NyataAnjani masih terbaring tak berdaya dan membiarkan tiga bayi ular kobra terus menghisap ASInya hingga pintu kamar terbuka. Lalu masuklah seekor ular kobra raksasa, yang besarnya lebih dari Chiko. Ia merasa seperti sedang berada di film animasi, sebab ular kobra tak ada yang sebesar ini.Anjani meringis ngeri melihat si ular kobra raksasa semakin mendekat ke arahnya. Walau ia pecinta hewan melata itu, tapi takkan berani jika di hadapkan dengan si kobra raksasa yang tentunya memiliki bisa mematikan.Kini si ular kobra raksasa telah naik ke atas tempat tidur dan melengkor di samping Anjani lalu menciumi 3 bayi ular itu dan kini malah mendekatkan kepala ke arah gadis tomboy itu seakan siap menelannya hidup-hidup.Napas Anjani memburu, ia ingin menjerit kencang. Sekuat tenaga, ia berusaha menggerakkan tubah.“Aggghhh!!!” Suaranya keluar juga, ia langsung terbangun dan celingukan ke kana
#Hamil_Anak_UlarBab 21 : Mulut LuckyLucky kembali ke kamar dengan tampang masam, ia kesal sekali dengan ucapan lancang Anjani, sang putri tiri yang tak pernah mau bersikap baik padanya sejak dari awal ia menikahi Endah. Padahal, ia ingin dihormati. Walau usia mereka hanya selisih delapan tahun, tapi ia tetap ayah sebutannya.“Kenapa, Mas, kok masam gitu wajahnya?” sapa Endah ketika baru saja keluar dari kamar mandi.“Biasa, anakmu kata-katanya selalu menusuk hati, gak ada sopan-sopannya sekali sama aku ... ayahnya, walau hanya ayah tiri.” Lucky mengerucutkan bibir.“Ah, kamu, Mas, kayak baru kenal sama Anjani aja. Jangan diambil hati kata-katanya!” jawab Endah sambil berpakaian.“Masa dia bilang kamu hamil anak ular melulu, perkataan adalah doa. Jahat benar doanya pada keturunan kita, benar-benar gak habis pikir aku.” Lucky mengembuskan napas kesal.Endah terdiam, sambil mengusap perut
#Hamil_Anak_UlarBab 22 : Hutan LaranganSambil menunggu kedatangan Anjani, Radji memejamkan mata sejenak. Matanya sangat mengantuk, apalagi ia terjaga sejak subuh. Biasanya ia belum bangun jam segini dan masih melengkor di tempat tidur. Itulah yang menyebabkan ia masuk ke kantor sesuka hatinya saja, mentang-mentang kantor itu milik sang papa. Bawaan emang anak orang kaya, kesehariannya hanya mengurusi ular-ularnya saja, tak jauh beda dengan Anjani.Satu jam kemudian, Anjani sudah kembali ke mobil Radji dan mengejutkan temannya yang sedang bermimpi dikejar gerombolan ular itu.“Agghhh!!!” jerit Radji sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling, keringat membanjiri wajahnya.“Kenapa, Ji, mimpi seram juga kamu?”Anjani menepuk pundak Radji seraya menyodorkan sebotol air mineral.Radji segera menenggak sebotol air mineral itu hingga tingga bersisa separuhnya saja, lalu membuka jaketnya karena kegerahan.“Mimpi
#Hamil_Anak_UlarBab 23 : Kerajaan UlarTanpa menjawab pertanyaan Anjani, dua pengawal itu sudah menggiringnya masuk ke dalam istana serba kuning itu. Sepertinya setiap tembok bangunan tinggi itu terbuat dari emas, hingga ke perabotannya pun juga sama.Anjani mengerutkan dahi sambil menatap heran istana yang ia masuki, semua ini di luar batas nalar manusia. Di jaman sekarang tak ada istana yang terbuat dari batangan emas seperti ini, kecuali hanya di film-film. Kembali Anjani mencubit pergelangan tangannya, dan rasanya tetap saja sakit, jadi ia tak sedang bermimpi.Kini Anjani sudah berada di dalam ruang tamu kerajaan, ada banyak pilar berwarna emas begitu juga dengan tirainya. Disetiap pojok ruangan terdapat patung ular besar yang terbuat dari emas pula. Semua pengawal di ruangan itu langsung membungkuk hormat saat bertemu dengan gadis tomboy berambut panjang itu.“Silakan jalan lagi, Ratu Anjani, Raja ada di ruang singgasananya. Ayo!”
#Hamil_Anak_UlarBab 24 : MenghilangDengan tergesa-gesa, Rully memacu mobilnya menuju hutan larangan. Hatinya sangat tidak tenang mengetahui dua temannya itu ada di hutan yang terkenal angker itu. Konon, menurut cerita para orang tua jaman dulu, ada sebuah kerjaan ular yang berdiri di sana namun tak kasat mata. Tak jarang jika ada warga yang nekat menjelajah hutan itu akan berujung maut.Satu jam kemudian, mobil Rully telah tiba di dekat mobil Radji. Ia segera mengeluarkan ponsel dan melakukan panggilan video.“Ji, aku udah di depan. Kamu di mana?” tanya Rully sambil keluar dari mobil.“Aku ada di tengah hutan, Anjani hilang, Rul,” jawab Radji lemas dengan keringat yang membanjiri dahinya.“Apa. Anjani hilang?! Gimana bisa?” Rully segera berlari masuk ke hutan.“Kamu ke sini saja, aku tunggu di pohon besar bekas kemah kita dulu,” jawab Radji sambil duduk di bawah pohon, napasnya ngos-ng
#Melahirkan_Anak_UlarBab 53 (Tamat)“Ayo!” Pangeran Rambo muncul tiba-tiba, ia langsung menarik tangan Anjani untuk menuju hutan.“Aku hanya bisa mengantar kalian ke hutan saja, sebab aku takkan bisa meninggalkan istana terlalu lama karena keselamatan Ibuku terancam ... jika Raja tahu siapa pengantinnya sekarang,” ujar Pangeran Rambo.“Baiklah, Rambo, tak masalah ... yang penting kamu bisa membawa kami keluar dari istana,” jawab Anjani.Dengan menggunakan ilmu menghilangnya, Pangeran Rambo sudah membawa Anjani dan Manu ke hutan larangan.“Segera cari pintu gaib itu! Berlarilah ke arah Timur, cari batu besar dan pohon kembar, di sanalah pintu ke alam nyata itu berada,” ujar Pangeran Rambo saat mereka telah tiba di hutan.“Baiklah, terima kasih, Rambo,” jawab Anjani.Pangeran Rambo hanya menganggukkan kepala dan kemudian kembali ke istana. Sedangkan Anjani dan Manu mula
#Melahirkan_Anak_UlarBab 51“Baiklah.” Anjani menariknya napas panjang, ia terpaksa menyetujui tapi takkan mau menikah dengan raja kobra. Ia kembali menyusun rencana di kepalanya.Raja Kobra menyunggingkan senyum kemenangan mendengar jawaban Anjani.“Baiklah kalau begitu, besok kita akan menikah lalu besoknya lagi Pangeran Aries akan menemanimu ke alam nyata. Oh iya, adikku juga akan turut serta.” Raja Kobra bangkit dari kursinya. “Perdana menteri, segera siapkan semuanya!” sambungnya kepada pria yang selalu mengekor di dekatnya itu.“Raja, mamaku sakit parah, jadi ... aku mohon kita tak menunda waktu. Pagi kita menikah, dan siangnya ... aku harus pulang ke alam nyata.” Anjani berusaha menawar.“Hmm .... “ Raja Kobra menautkan alisnya, padahal ia sudah membayangkan indahnya malam pertama mereka dan ia sudah berencana untuk segera membuat Anjani hamil anak-anak mereka lagi.&
#Melahirkan_Anak_UlarBab 50“Ibunda, Paman, Artha pamit mau berburu dulu, ya.” Artha menatap Ibu dan pamannya.“Iya, Nak, hati-hati!” jawab Anjani.“Permisi, Ratu Anjani, kami membawakan makanan,” ujar Dayang-dayang saat tiba di kamar Manu.“Hmm ... letakkan saja dulu di atas meja,” jawab Anjani.Saat Putri Artha hendak melangkah ke depan, ia malah bertabrakan dengan para Dayang yang hendak menyimpan makanan untuk Manu ke atas meja.“Aduh ... kok jalannya nggak lihat-lihat sih, Dayang .... “ Putri Artha mengomel kesal.“Ma—maaf ... Putri.” Para Dayang itu segera memunguti makanan yang berjatuhan.Anjani tak berkomentar apa pun. Sedangkan Pangeran Aries dan Putri Aruka yang memang sudah tahu sifat ceroboh saudara kembarnya itu, tak heran lagi karena Putri Artha memang sering menabrak siapa pun saat ia sudah memikirkan tentang rencana berburunya
Melahirkan Anak UlarPart 49Ustaz Bumi membuka matanya, lalu mengusap wajahnya sambil mengucapkan istighfar.Taklama berselang, istrinya Ustaz Bumi datang ke ruang tamu dengan membawakan minuman untuk suami dan tamu mereka."Ayo minum dulu, Ji," ujar Ustaz Bumi sambil meraih gelas minuman miliknya.Radji mengangguk dan meraih minuman itu, lalu menenggaknya separuh."Dugaanmu benar, Ji, istri dan adik iparmu memang ada di Kerajaan ular," ujar Ustaz Bumi setelah menghabiskan minuman di gelasnya."Astaghfirullahal'adzim ... Anjani ... Manu ... Saya harus bagaimana, Ustaz?" Radji mengusap wajah dan memegangi kepalanya bingung."Kita berdoa saja ... Agar Anjani dan adiknya segera kembali," jawab Ustaz Bumi.“Ustaz, bantu saya untuk bisa ke Kerajaan Ular ... saya tak bisa hanya berdiam diri saja ... saya ... ingin menjemput Anjani dan Manu .... “ ujar Radji dengan menatap Sang Ustaz.“Ini berat, Ji, k
#Melahirkan_Anak_UlarBab 48“Tinggallah di sini, Ratu Anjani, anak-anak butuh kamu. Mereka sangat senang dengan kedatanganmu,” ujar Raja Kobra setelah keduanya diam untuk beberapa saat.Anjani terdiam.“Putri Aruka yang selama ini selalu sakit-sakitan dan hanya menghabiskan waktunya hanya dengan berbaring saja di kamar, kini terlihat sehat dan tak pernah mengeluh sakit lagi ... dan itu karena kehadiran kamu. Tinggallah di sini, bersama anak-anak!” ujar Raja Kobra lagi dengan nada memohon dan tak arrogant seperti dulu lagi, tatapannya lembut.Anjani menelan ludah sembari membuang pandangan dari Raja ular yang pernah membuatnya hamil anak ular juga telah menghabisi nyawa Chiko, sahabatnya. Ia tetap membenci Raja bermata sipit itu, jelas saja ia takkan mau menghabiskan sisa hidupnya di negeri ular ini.“Bagaimana, Ratu Anjani?” desak Sang Raja, ia ingin mendengar jawaban d
#Melahirkan_Anak_UlarBab 47Raja Kobra segera keluar dari kamarnya saat mendengar keributan dari arah taman belakang yang tak jauh dari kamarnya. Ia melangkah mendatangi dua pengawal yang berjaga di ruang tengah.“Ada apa? Mana penyusupnya?” tanya Raja Kobra sambil menyentak pedangnya.“Sudah dimasukkan panglima ke penjara bawah tanah, Raja.” Salah satu pengawal menjawab sambil membungkukkan badan.“Siapa penyusupnya?” tanya Raja Kobra dengan nada berang, mengetahui adanya penyusup yang berani masuk ke Kerajaannya.“Dia bangsa manusia, Raja,” jawab Sang Pengawal itu lagi.“Kurang ajar, beraninya!” Raja Kobra mengepalkan tangannya. “Bagaimana bisa kalian lengah, hah?!” sambungnya sambil mendorong dua orang pengawal itu.“Ampun, Raja .... “ Dua pengawal itu menyimpuhkan tangannya di atas kepala.Raja Kobra membalikkan badan lalu menuju hal
#Melahirkan_Anak_UlarBab 46Manu telah menyisir seisi istana hingga ia bisa menemukan juga kolam yang ternyata berada di dekat taman belakang, tak jauh dari kamar Raja Kobra. Dengan mata yang berbinar-binar dengan harapan bisa segera berubah menjadi manusia seutuhny, ia hendak berlari ke sana. Akan tetapi, sebuah tangan malam menarik bahunya."Hey, mau ke mana kamu? Cepat kembali ke depan, berjaga-jagalah di sana!" Kepala Pengawal menarik Manu untuk kembali ke halaman, posisi jaga mereka."Eh .... " Manu membuang napas kasar dan terpaksa menghentikan misinya, sebab ia harus bersikap baik agar tak ada yang curiga kepadanya yang sedang dalam penyamaran.Manu kembali menatap ke aula istana saat mereka melewati ruangan itu untuk kembali ke halaman."Tetaplah berjaga-jaga di sini, jangan ke mana-mana! Teman-teman yang lainnya sedang menikmati pesta," ujar sang kepala Pengawal sambil melangkah meninggalkan Manu beserta anak buahnya yang lai
#Melahirkan_Anak_UlarBab 45Malam pun tiba, semua anggota keluarga kerajaan sudah tiba di meja makan. Ada Ratu Asa, Pangeran Rambo beserta anak dan istrinya, lalu tiga anak kembar Raja Kobra. Anjani terlihat meringis saat melihat hidangan di atas meja, ia tak mau memakannya.“Selamat datang, Ratu Anjani, Ibundanya dari Pangeran Aries, Putri Artha dan Putri Aruka. Sebelum kita menyaksikan acara musik dan tarian di aula istana, marilah kita nikmati hidangan istimewa ini,” ujar Perdana Menteri yang bertugas menjadi pembawa acara, ia berdiri di samping Raja Kobra.Pangeran Rambo menatap tajam ke arah Anjani yang duduk di antara Putri Aruka dan Putri Artha, ia tak senang akan kedatangan mantan majikannya itu, sebab Ibunya murung sejak tadi. Ia bisa melihat raut tak senang Ratu Asa kepada Anjani dan ia tahu akan hal itu, sebab itu juga tahu ayahnya memang menyukai Anjani.Acara makan bersama pun dimulai. Anjani hanya mengambil buah ape
#Melahirkan_Anak_UlarBab 44“Ibunda akan tinggal di sini ‘kan? Sama Aruka, Kak Artha dan Kak Aries?” tanya Putri Aruka sambil bergelayut manja di bahu Anjani.“Aku ... eh ... Ibu ... masih terkejut saat ini ... Ibu tidak menyangka ... kalau kalian sudah dewasa .... “ jawab Anjani terbata-bata.“Ibunda pasti capek, istirahat di kamar Aruka saja, ya,” ujar Putri Aruka.Anjani hanya tersenyum melihat tiga anak-anaknya itu mengelilingi dirinya. Taklama kemudian, Raja Kobra yang sedari tadi hanya mengamati saja dari depan pintu, melangkah masuk juga.“Selamat datang, Ratu Anjani,” sapa Raja Kobra dengan tatapan penuh rindu.Anjani gelagapan dan mengerutkan dahi saat menatap Ayah dari anak-anaknya itu, orang yang ia benci karena telah melenyapkan Chiko, ular pyton kesayangannya.“Ayahanda Raja, Ibunda sudah datang .... “ ujar Putri Artha.“Iya, lanj