Share

Empat Puluh Sembilan

Author: Nannys0903
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Suara ponselku berdering di tas kecil dalam mobil. Menerima panggilan dari mama.

"Halo, ada apa Ma?" tanyaku.

"Bayu ... Bayu ...," ucapnya dengan suara terputus-putus.

"Bayu kenapa Ma?" tanyaku panik.

"Hilang!"

"Astaga, Bayu! Cheri, Bayu hilang," ucapku dengan mimik khawatir.

"Tenang saja. Kita cari dia."

Cheri memutar balikkan mobil dengan lincah." Apa Bayu pakai jam yang aku berikan waktu itu?"

"Entahlah aku tak tahu. Tapi, Bayu selalu pakai kalung yang kau berikan lagi waktu itu," jelasnya. Aku sengaja meminta dua macam jenis. Bisa saja Bayu melepaskan salah satunya.

"Bagus. Sekarang lacak keberadaannya. Adel, kamu cari sekarang." Cheri memandang jalan ke depan.

"Oke!"

Adel mulai mengotak-atik ipad milik Cheri.

"Dapat, Bayu berada di Ancol. Tepatnya adalah Dufan."

"Dufan! Dengan siapa dia ke sana. Kenapa mama tak tahu."

"Bisa saja penculik mengecoh Bayu. Penculik zaman sekarang pintar dan licik. Permen sudah diberikan o
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Hadiah Terindah Di Pernikahan Kedua Suami   Lima Puluh

    Pov Om David"Kurang ajar! Siapa yang telah melakukan ini. Aku gagal menikah karena kotoran itu meledak. Kurang ajar!"Aku terus berteriak dan memaki mereka yang telah melakukan semua ini. Anak buahku tak tahu siapa mereka.Mereka hanya bilang kalau semuanya perempuan dan satu laki-laki. Tak satupun mereka mengenalinya.Wajah mereka teras asing. Aku tak percaya dengan ucapan anak buahku yang bodoh.Geram sekali rasanya. Biaya pernikahan yang berlangsung sangat mahal belum lagi mahar untuk calon istriku.Perusahaan sedang kacau balau malah ada kejadian seperti ini. Kulempar semua barang-barang di rumah. Menghajar semua anak buahku yang tak becus. Mereka semua berdiri di depanku."Hari ini juga kalian saya pecat!" teriakku memaki mereka. Aku tak butuh mereka. Percuma hanya buang-buang uang saja. Lebih baik aku hadapi sendiri mereka."Cepat kalian semua pergi!" usirku mendorong tubuh mereka keluar ruangan kerjaku."Tuan, bagaimana dengan gaji ka

  • Hadiah Terindah Di Pernikahan Kedua Suami   Lima Puluh Satu

    POV DAVID Seperti biasa aku akan ke kantor, kali ini rumah sangat sepi tak ada yang melayani. Suara Adel yang manja kepadaku telah sirna. Istri yang penurut ternyata membohongiku selama ini.Bertahun-tahun hidup dengannya aku bahagia. Tapi, hatiku sakit telah dibodohi oleh kepolosan istriku.Wanita itu tak pernah memberontak atau melawanku. Sikapnya lembut dan selalu patuh ternyata hanya kedok.Kalau bukan Rita yang memberitahukan hal itu. Aku tak akan pernah tahu. Ternyata, Adel bukan anakku.Hati ini kecewa namun juga merindukan kebersamaan mereka. Memilih menikahi gadis tersegel agar rasa dendam ini terbalas.Suara notifikasi masuk melalui aplikasi hijau. Segera kubuka tiga video yang terkirim dari salah satu rekan kerjaku.Aku membulatkan mata tak percaya. Semua kebusukanku di perusahaan, rumah tangga dan pernikahanku yang gagal terekam begitu rapi.Apa-apaan ini mengapa mereka melakukan ini. Siapa yang telah mengedit videoku. Di salah satu

  • Hadiah Terindah Di Pernikahan Kedua Suami   lima Puluh Dua

    POV DAVID Hari ini sial sekali, aku harus menghadapi mereka semua. Mentang-mentang memiliki kekuasaan seenaknya menginjak harga diri. Kalau saja aku tak seperti ini sudah aku habisi mereka hingga sampai titik terendah.Apa yang harus aku lakukan agar tuduhan itu bisa berbalik arah. Aku tak memiliki korban sebagai kambing hitam. Argh! Sungguh sial kepala rasanya pening.Ponselku terus berdering membuat kepala semakin pening. Lebih baik mematikannya saja agar tak menganggu.Menyadarkan punggung di kursi kebanggaanku. Kursi yang membuat orang tunduk akan kekuasaan seseorang. Jabatan tinggi, harta berlimpah, perusaahan ternama semua orang pasti tak berani berkutik. Itu dulu, kini mereka balik menyerangku dengan kelemahan dan kesalahan yang telah aku perbuat. Mereka menyerangku dari segala arah agar aku hancur dan bangkrut. Mungkin Vivi atau Rita bisa membantuku. Mereka yang memberi ide agar aku menikah lagi. Segera melajukan mobilku menuju rumah mereka.

  • Hadiah Terindah Di Pernikahan Kedua Suami   Lima Puluh Tiga

    Suara ketukan pintu terdengar di luar. Aku sedang berada di depan televisi menikmati film action kesukaanku.Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam. Siapa tamu datang menganggu istirahat orang.Melangkahkan kaki menuju pintu. Bel rumah memang sedang rusak. Belum sempat memperbaikinya."Mas Ilham!"Wajah suamiku tepatnya calon mantan suamiku kusut dan memelas. Kulitnya lebih hitam dan tak terawat. Pakaiannya kusut seperti tak pernah diseterika. Malang sekali nasibmu Mas.Wajahnya menunduk ragu mengatakan sesuatu. Kupersilahkan duduk di teras rumah."Ada apa, Mas? Bayu sudah tertidur sejak tadi. Aku gak mungkin membangunkannya."Mas Ilham mendongakkan kepala dan tatapannya berkaca-kaca."A-aku ke sini bukan mau bertemu Bayu melainkan kamu.""Ada apa? Jangan bilang kamu rindu dan ingin rujuk padamu. Itu tak mungkin. Hubungan kita sudah berakhir.""Aku tahu aku tak layak menjadi suamimu. Aku sadar kalau kesalahanku padamu membuat dirimu sakit

  • Hadiah Terindah Di Pernikahan Kedua Suami   Lima Puluh Empat

    Bayi perempuan dalam dekapan tertidur dalam timanganku. Wajahnya begitu sejuk dan mendamaikan jiwa. Hidungnya mancung kulitnya putih bersih. Cantik sekali bayi ini. Aku memang membenci Rita yang telah menghancurkan rumah tanggaku tapi bukan berarti bayi tanpa dosa menjadi pelampiasan kebencian dalam hati. Aku tak seburuk itu."Hasil DNA itu sudah keluar," cetus mas Ilham beberapa saat kemudian. Aku meletakkan bayi mungil yang bernama Nisa di box bayi perawatan setelah memastikan terlelap. Mengecup pipi gembulnya dua kali, gemas sekali. "Hasilnya sudah keluar. Cepat sekali." Aku menoleh kepadanya. Mengulangi perkataan calon mantan suami. Tangannya mengenggam sebuah amplop apa itu hasil DNA. "Iya dan hasilnya kalau bayi ini ...." Mas Ilham menarik napas dalam dan menghembuskannya. Terasa berat seperti ada batu yang menimpa. "Nisa adalah anakku," ungkapnya dengan lirih. "Maafkan aku Intan." Suaranya bergetar tersirat penyesalan menatap penuh gundah. "Untuk

  • Hadiah Terindah Di Pernikahan Kedua Suami   Lima Puluh Lima

    Mataku terbelalak ternyata itu Om David. Mendengarkan mereka berbicara. Aku tak menyangka kejadian ini. Ternyata, mereka tidak di rampok. Melainkan, om David memukuli mereka. Tapi kenapa melakukan hal senekad itu. Penampilan, lelaki itu juga berbeda. Seperti maling terlihat dari mata penuh ketakutan."Itu kesalahan masa lalu. Seharusnya, aku tak tergoda dengan wanita ular sepertimu." Meludah kearah wajah Vivi. "Dulu kamu memujaku, merayuku. Sekarang kamu menghinaku. Dasar laki-laki bajingan!" Memukul dada om David.."Kalau kamu gak memasang tubuhmu kehadapanku. Aku tak tergoda. Elsy lebih cantik dari kamu." "Hei! Kamu bilang Elsy lebih cantik dari aku. Tapi, kamu menghamiliku. Dasar buaya! Baik dan romantis di depan Elsy. Nyatanya, dia sudah hamil sebelum kalian malam pertama. Bodoh!" Suara gelak tawa tante Vivi meledek."Kamu!" Mengangkat tangan ke udara hendak memukulnya."Kamu ingin memukul? Pukul saja! Ayo pukul! Biar kamu masuk penjara. Ha ..

  • Hadiah Terindah Di Pernikahan Kedua Suami   Lima Puluh Enam

    POV DavidAku melihat Yudi keluar dari salah satu restauran. Sengaja mengikuti dia untuk membalas perbuatan masa lalu kepadaku. Kalau saja dia tak menghamili Elsy tak akan seperti ini. Lelaki itu telah memberikan sisa kepadaku. Mengingat hal itu rasanya darah mendidih. Lelaki berjas coklat awal mula dari semua ini. Aku mencintai Elsy, tapi kenapa tak bisa setia. Berusaha mencoba beberapa waktu, nyatanya tak bisa. Sulit sekali melakukan hal itu. Sejak aku berada di luar kota entah sudah berapa wanita yang aku tiduri. Mereka semua milik orang lain bukan, single atau gadis. Elsy tak mengetahui hal tersebut. Mereka yang mengejar-ngejarku begitu juga Vivi. Dia yang lebih dulu mengodaku, kucing mana yang tidak menolak diberi ikan gratis. Kepada wanita lain aku mengunakan pengaman kecuali Vivi. Ia berkata rasanya tak nikmat maka dari itu tak memakai pengaman.Pernah aku bujuk untuk mengunakan alat KB atau Implan, seperti biasa akan menolaknya.“Aku tak mau KB nanti tubuhku melar. Menguna

  • Hadiah Terindah Di Pernikahan Kedua Suami   Lima Puluh Tujuh

    Pov DavidYudi dan beberapa anak buahnya memasuki sebuah klub mewah. Klub yang dulu sering aku kunjungi dengannya. Yudi adalah sahabat dekatku sewaktu kuliah. Entah ada dendam apa hingga melakukan hal tersebut. Tak pernah memperlihatkan rasa suka di hadapanku. Lihat saja Yudi. Aku akan membuat perhitungan kepadamu tak akan memberi ampun. Tak peduli berapa banyak anak buah yang berada di sampingmu.Melangkahkan kaki masuk ke klub mencari bajingan itu dan akan kuhajar sampai sisa nyawa. Aku tahu posisi pintu klub bagian belakang. Tak ada penjaga di sana, biasanya para karyawan masuk melalui pintu tersebut. Memastikan keadaan sepi, bergegas masuk ke dalam. Lampu berkelap-kelip mengikuti irama musik Dj. Banyak para wanita berpakaian sexy dan terbuka. Memperlihatkan lekuk tubuhnya tanpa merasa risih. Hal ini sudah biasa aku lihat, aku tak akan tergoda mereka. Lebih menyukai wanita milik orang lain daripada penjaja cinta.“Hai Om, booking kita dong,” rayu salah satu dari mereka. Tak pedu

Latest chapter

  • Hadiah Terindah Di Pernikahan Kedua Suami   Ektra Part

    Aku menatap langit begitu cerah, begitu juga suasana pagi ini. Wanita berkebaya putih dengan hijab senada duduk di samping pria yang akan menghalalkannya. Suara bayi menangis berada di sampingku. Bayi itu milik Lisa. Lisa telah melahirkan seorang anak perempuan. Bayi mungil berwajah mirip dengan ibunya. "Mungkin dia haus," ucapku mengusap kepala mungil bayi berusia dua bulan..Wanita yang dipercaya menjaga anak Lisa segera mengambil susu dalam botol. Susu itu bukan susu kaleng atau susu sapi. Tetapi, susu asli dari ibunya langsung yang diambil dan disimpan dalam lemari pendingin. Bayi mungil itu langsung menyedot ASI dalam botol dot dengan cepat. "Kasihan, haus ya." Gemas sekali melihat anak itu. Kuusap perut yang semakin membesar. Sebentar lagi anak ini juga lahir. Tinggal menunggu waktu yang tepat. Ijab kabul mulai di lontarkan. Mas Bro telah memenuhi keinginan Lisa. Ia telah belajar salat dan mengaji. Di hadapan Lisa melantunkan ayat suci Al-Quran. Lisa menerima Mas Bro se

  • Hadiah Terindah Di Pernikahan Kedua Suami   Seratus Empat Puluh Dua

    Bab 142 "Mas ngapain di situ?" Aku menoleh ke arah belakang, Rita datang menghampiriku. Ia duduk di samping sambil ikut menikmati keindahan malam. "Bagus pemandangannya." "Tadi acaranya meriah banget, ya. Pengantinnya juga cantik dan serasi.""Iya, Intan selalu cantik," pujiku tanpa menyadari perkataan yang terlontar. "Oh, pantesan dari tadi kamu itu lihatin Intan terus ternyata belum move on!" Rita bertolak pinggang. Ia menjewer telingaku hingga hampir terlepas. "Aduh! Aduh! Sakit Rita!" "Kamu tadi bilang cantik." "Intan perempuan pasti cantik masa aku bilang ganteng. Gak lucu kan?" Rita melepaskan tarikannya dari telingaku. Aku mengusap pelan telinga yang kini terlihat memerah. "Kamu itu cemburu aja. Kamu juga cantik, kok. Gak kalah sama Intan." "Apanya cantik. Boro-boro beli skincare, serum atau pelembab. Pakai bedak sama lipstik aja sudah bersyukur." "Kamu gak pakai bedak juga masih cantik." "Gombal! Mana ada?" "Ada, buktinya kamu." Aku mencolek dagu Rita. Bagaimanap

  • Hadiah Terindah Di Pernikahan Kedua Suami   Seratus Empat Puluh Satu

    Bab 141 Setelah aku menganti pakaian. Aku menghampiri putraku di dalam kamar. Jari mungil Bayu menari di atas buku gambar. Memberikan warna yang tepat dan sesuai. "Bayu sedang apa?" tanyaku lembut dan bersahabat. "Mewarnai," ucap anakku polos. Aku menatap hasil gambar anakku. Ia pandai menggambar dan melukis. Hobi baru saat ini. "Siapa yang mengajari kamu?" "Papa." Kuusap lembut surai anakku. Aroma shampo sejak dulu masih sama dan tak berubah. "Bayu, tadi dipanggil Om Rey kok begitu?" Aku mulai bertanya perlahan mungkin ada hubungannya dengan mimpi Bayu kala itu. Ia mengatakan kalau aku tak boleh menikah. "Om Rey akan ambil mama dari Bayu," ucap anakku polos. Tangannya tak berhenti mewarnai. Aku mengernyit heran, apakah ada orang yang berbicara hal tidak-tidak dengannya."Gak mungkin. Kamu anak Mama. Gak ada yang bisa memisahkan kita." Bayu duduk dan menyilangkan kaki. Tatapan polosnya membuatku semakin gemas. "Dulu Papa nikah lagi dan pergi meninggalkan Bayu. Ia memilih T

  • Hadiah Terindah Di Pernikahan Kedua Suami   Seratus Empat Puluh

    Bab 140 Kami mengikuti Om Leo bersama gadis muda. Ia tampak seperti anak kuliahan. Usianya sekitar dua puluh tahun. Om Leo tampak mengusap paha gadis yang mengenakan rok mini itu. Suara manja terdengar di bibirnya. Aku pastikan kalau hasrat Om Leo sedang naik. Mata yang pernah aku lihat ketika ia melihat bagian sensitifku. "Bagaimana aku makan makanan ini kalau pakai masker?" keluh Rey yang sejak tadi menatap makanannya. "Pindah duduk di sini. Mereka tak akan bisa melihat wajahmu." Rey mengikuti apa yang aku sarankan, pria itu makan dengan lahap. Aku mencegah kepalanya agar tak menoleh ke arah Om Leo. "Makan saja jangan tengok-tengok." "Calon istriku luar biasa," pujinya menatapku. Kami memilih duduk di dekat pot besar jadi tubuh Rey tertutup tanaman itu. Om Leo juga tak menyadari kehadiran kami di sini. Rey sudah selesai dengan makanannya. Aku meminta pelayan untuk membungkusnya saja. Segera membayar tagihan restauran dan bangkit dari duduk. "Papa masih di dalam kenapa kita

  • Hadiah Terindah Di Pernikahan Kedua Suami   Seratus Tiga Puluh Sembilan

    Bab 139Kaki Rey sudah lebih baik, aku selalu menemaninya ke mana saja. Serly sudah pulang ke Indonesia. Sedangkan Tante Aura masih ada urusan di negara ini.Adel sudah kembali ke rumahnya. Aku bahagia melihat keadaan Bundanya Adel. Ia masih mengingatku tak seperti dulu. Ganggu jiwanya sudah sembuh. Adel dan Om Arga saling bekerja sama untuk merawatnya. Mereka Keluarga yang kompak apalagi On Arga mampu menjadi sosok ayah untuk Adel. "Kalau kita sudah menikah kamu mau anak berapa?" tanya Rey ketika kami berjalan-jalan ke taman. Suasana dan cuaca hari ini sangat mendukung kami untuk menikmati keindahan negara Singapura. Rey, masih mengunakan kursi roda. "Nikah aja belum sudah tanya mau anak berapa?" "Ya, namanya rencana masa depan. Jadi harus di perkirakan." "Memangnya kamu sanggup berapa?" Kehentikan langkah di depan air mancur. Aku berdiri tepat di hadapan Rey, kuangkat dagu ke arah pemuda itu. "Kamu mau ronde berapa?" godanya mengerlingkan mata. "Nakal!" Kujewer telinganya p

  • Hadiah Terindah Di Pernikahan Kedua Suami   Seratus Tiga Puluh Delapan

    Bab 138 Aku dan Serly telah berada di bandara Singapura. Reyhan dan teamnya berada di sini. Kami berjalan menuju hotel Reyhan. Sengaja aku tak menghubungi pria itu untuk memberikan sedikit surprise. Langkahku lebih cepat sebelumnya, Serly tampak kelelahan. "Haduh, pelan-pelan bisa gak si Bu Bos?" "Eh, ini udah pelan. Kamu aja pakai sepatu tinggi begitu. Apa gak lelah?" "Ini sepatu pemberian pacarku jadi aku pakai biar ia senang." "Dasar bucin. Kita ini jalan-jalan jauh bukan ke mall atau ke cafe." "Lebih bucin lagi terbang ke luar negeri demi sang kekasih." Aku hanya tertawa pelan, kita berdua memang sama-sama bucin. Kulangkahkan kaki memasuki sebuah hotel mewah. Hotel bintang lima memiliki keindahan yang tak bisa ditandingi. Pemandangan luar biasa bagi para wisatawan. Singapura memiliki ciri khas keindahan sendiri. "Kita akan ke mana?" tanya Serly mengandeng tanganku. "Kita ke kamar hotelnya.""Memang kamu tahu tempatnya?" "Ya ampun, tentu saja tahu. Ayo kita tanya resep

  • Hadiah Terindah Di Pernikahan Kedua Suami   Seratus Tiga Puluh Tujuh

    Bab 137 Aku dan Serly menghampiri pria pengkhianat di perusahaanku. Sebelum pria itu kabur aku telah memberikan jebakan untuknya. Kubuat dana di perusahaan berkembang pesat. Ia pasti tahu akan hal itu karena pegawai yang mengkhianatiku berada di bagian keuangan. Lagi-lagi ia melakukan pengeluaran tak terduga. Bukti ini nyata dan bisa menjadi barang bukti. "Apa yang tejadi dengan keuangan perusahaan ini? Bagaimana bisa menurun drastis begini. Padahal pemasukan berjalan seperti biasa." Kuletakkan berkas yang dibuat oleh pria itu. Pria yang sejak tadi tampak gelisah. "Memang seperti itu keadaan perusahaan kita." "Gak mungkin." Kulipat tangan di dada menatap pengkhianatan perusahaan. Wajah pria berusia empat lima tahun duduk di depanku. Ia tak sanggup menatapku. "Mengapa ada pengeluaran yang tak aku mengerti di sini!" Kutunjuk berkas keuangan bulan ini. "Oh, itu untuk keperluan perusahaan ini." "Gak mungkin kepentingan perusahaan sebanyak tiga puluh juta. Coba katakan padaku un

  • Hadiah Terindah Di Pernikahan Kedua Suami   Seratus Tiga Puluh Enam

    Bab 136 Ku injak rem dengan cepat. Seorang wanita merentangkan tangan di depan kendaraan roda empat milikku. Untung saja kakiku segera menginjak rem dengan capat. Seorang gadis berdiri menatap manik aku. Aku kenal wajah itu. Ia adalah Lisa, adik Rita. "Tolong aku! Tolong!" Aku melihat pria yang berada di club. Ia mengejar Lisa dengan tatapan marah. Kubuka pintu mobil dan Lisa segera masuk ke dalam. Wajah Lisa tampak pucat. Aku menginjak gas dengan cepat hingga mobilku melanju meninggalkan pria yng masih mengejar Lisa. "Cepat Mba! Cepat!" Suara teriakkan Lisa membuatku terkejut. Pria itu masih mengejar kami. Kulihat dia dari kaca spion kembali ke mobilnya. "Mba Intan, cepatan! Tolong aku!" "Tenang Lisa. Kasih aku ketenangan." Lisa diam dan hanya terisak. Aku tahu ia memiliki masalah yang tak rumit. Wajah Lisa menoleh ke arah belakang. Mobil yang dikendarai pria itu berada di belakangku. Ku injak lagi gas lebih kencang agar pria itu tak dapat mengejar mobilku. Semua mobil y

  • Hadiah Terindah Di Pernikahan Kedua Suami   Seratus Tiga Puluh Lima

    Bab 135 Senyum menyeringai terlihat jelas. Mba Nita tersenyum sinis menatapku penuh arti. "Tanda tangan saja!" "Aku gak bisa, Mba. Aku gak bisa."Sebagai seorang ibu aku tak bisa melakukan hal itu. Aku tak ingin hidupku jauh dari anak. Pikiran mereka licik dan tak berbobot. Aku akui klo diri ini juga pernah melakukan hal licik dan jahat. "Lalu kamu ingin menjadi istri suamiku selama begitu. Jangan mimpi. Mas Bromo hanya memiliki istri satu yaitu aku. Hanya aku." Aku menundukkan kepala dan menatap Mas Bro sejenak. Kenapa pria tua itu berubah ketika berada di samping istri pertamanya. "Mas, aku ini seorang Ibu. Tak ingin jauh dari anakku." Aku memang jahat dan licik tapi aku juga akan menjadi seorang ibu. "Lebih baik tanda tangan saja. Kamu masih muda. Kamu masih memiliki jalan panjang. Kami akan merawatnya." Ucapan Mas Bro terdengar bijak. Apakah ia bisa dipercaya atau hanya berpura-pura saja. Sedangkan di belakang mba Nita ucapannya begitu manis. Pria itu begitu sayang kepad

DMCA.com Protection Status