Beranda / Lain / HYANG YUDA / 24. DEWA PERANG MENEMUKAN CARA MENDAPATKAN INGATANNYA

Share

24. DEWA PERANG MENEMUKAN CARA MENDAPATKAN INGATANNYA

Penulis: mahesvara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hyang Amarabhawana mengetukkan jarinya beberapa kali ke meja kerjanya dan memikirkan ucapan dan permintaan yang diajukan oleh Hyang Yuda. Matanya menatap ke arah Hyang Tarangga yang sedang berdiri di samping Hyang Yuda yang saat ini juga terkejut mendengar permintaan Hyang Yuda kepadanya. Setelah beberapa saat, jari Hyang Amarabhawana berhenti mengetuk ke meja kerjanya. 

“Bagaimana menurutmu, Hyang Tarangga?” Hyang Amarabhawana meminta pendapat Hyang Tarangga yang dikenal selalu bijak dalam berpikir dan mengambil keputusan. 

Hyang Tarangga yang terkejut dengan pertanyaan yang diajukan oleh Hyang Amarabhawana berbalik menatap Hyang Amarabhawana yang saat ini sedang menatap dirinya, tidak lama kemudian Hyang Tarangga mengalihkan pandangannya menatap Hyang Yuda yang berdiri di samping dan juga sedang menatap dirinya. Hyang Tarangga kemudian menghela napas panjang karena mendapat tatapan dari dua Hyang di saat yang bersamaan. Setelah menghela napas panjang, Hya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • HYANG YUDA   25. DEWA PERANG MENCURI

    Hyang Yuda memberikan tepuk tangan kecil untuk ucapan Mahamara yang baru saja diucapkannya dan kemudian memberikan pujian kepada Mahamara dengan raut penuh amarah. “Kamu bisa tahu ruang kerja Hyang Tarangga, itu artinya ada pengkhianat di Amaraloka. . .” Hyang Yuda menghentikan tepuk tangannya dan memandang sengit ke arah Mahamara. “Kamu benar – benar hebat, Mahamara. Semakin kamu memaksaku untuk menemukan ingatanku yang hilang, semakin aku tidak ingin mengingatnya. Benar yang dikatakan oleh Hyang Tarangga padaku, ingatanku yang hilang mungkin adalah untuk kebaikanku sendiri.” Senyuman di wajah Mahamara menghilang seketika ketika mendengar ucapan Hyang Yuda. “Aku sudah mengatakan apa yang ingin kukatakan padamu, Hyang Yuda. Aku menyandera gadis itu bersamaku, kamu bisa melihatnya ketika perang terjadi nantinya dan gadis itu pasti akan mati di tanganku nanti. . . Kita bertemu lagi saat perang terjadi, Hyang Yuda.” Tanpa disadari oleh Hyang Yu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • HYANG YUDA   26. DEWA PERANG MEMIMPIN PERANG MELAWAN MAHAMARA

    Hari yang dijanjikan. . . Hyang Yuda bersama dengan para Hyang dari Amaraloka turun bersama – sama ke Janaloka. Di lokasi yang tidak jauh dari rumah Sasarada, pasukan Mahamara dan sekutu Amaraloka sudah berdiri di sisi yang berlawanan menunggu kedatangan Hyang Yuda bersama dengan para Hyang dari Amaraloka. Mahamara berjalanmaju dari bagian belakang pasukan miliknya ke depan pasukannya ketika melihat Hyang Yuda bersama dengan para Hyang dari Amaraloka tiba di Janaloka. “Selamat datang, Hyang Yuda. . .” Mahamara menyambut kedatangan Hyang Yuda dengan senyumannya. “Di mana Sasarada??” Tanpa membalas sapaan Mahamara, Hyang Yuda segera mengajukan pertanyaan pada Mahamara mengenai Sasarada. Sementara itu, Hyang Marana yang berdiri tidak jauh dari Hyang Yuda mendengus mendengar sapaan yang diberikan Mahamara kepada Hyang Yuda, “Kenapa kamu hanya menyapa Hyang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • HYANG YUDA   27. DEWA PERANG DAN PECAHNYA PERANG TIGA ALAM

    Hyang Yuda memaki dirinya sendiri yang tidak membuat antisipasi untuk serangan yang saat ini dilakukan Mahamara pada tiga alam di saat yang bersamaan. Tanpa di sadarinya, Hyang Yuda mempercayai ucapan Mahamara pada dirinya mengenai serangan yang akan dilancarkannya di Janaloka. Karena serangan yang sebelumnya terjadi hanya di Janaloka, Hyang Yuda sama sekali tidak memikirkan sifat Mahamara yang licik yang tidak hanya menyerang Janaloka melainkan juga berani menyerang Amaraloka dan Nirayaloka.[Dengarkan aku, Para Hyang. . .}Hyang Yuda berbicara di dalam saluran komunikasi yang terhubung ke Amaraloka dan seluruh Hyang sembari menggunakan wulung caksu miliknya untuk melihat ke seluruh lokasi peperangan di Janaloka.[Karena aku yang tidak berguna ini tidak mengantisipasi serangan Mahamara yang akan datang ke Amaraloka dan Nirayaloka, aku akan mengubah rencana untuk menyelamatkan tiga alam. Bisakah sekali lagi para Hyang mempercayaiku?]

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • HYANG YUDA   28. DEWA PERANG MENENTUKAN PILIHANNYA

    Teriakan Hyang Yudadan suara aneh dari Hyang Tarangga terdengar dalam saluran komunikasi yang terhubung ke seluruh Hyang membuat seluruh Hyang yang mendengarnya terkejut dan bertanya – tanya di saat yang bersamaan. [Hyang Yuda, ada apa?] Hyang Marana yang berada di Nirayaloka berteriak terkejut mendengar teriakan Hyang Yuda. [Hyang Yuda. . . apa yang terjadi?] Hyang Byomantharayang terkejut mendengar teriakan Hyang Yuda segera bertanya melalui saluran komunikasi yang menghubungkan seluruh Hyang. [Apa yang kamu lakukan, Hyang Yuda? Kamu meninggalkan posmu dan pasukanmu.] Kali ini. . . Hyang Amarabhawana yang mengajukan pertanyaannya ketika menyadari Hyang Yuda pergi meninggalkan posnya dan membuat pasukannya terus didorong mundur. [Apa maksudnya meninggalkan pos? Hyang Yuda apa yang terjadi? Kenapa Hyang Yuda meninggalkan posmu?] Hyang Warsa pun juga tidak ketin

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • HYANG YUDA   29. DEWA PERANG DAN KEHIDUPANNYA SEBAGAI MANUSIA BERNAMA SENA

    Melihat dirinya yang tidak bisa menghentikan Hyang Yuda, Hyang Tarangga segera menghubungi Hyang Amarabhawana menggunakan saluran komunikasi yang dibukanya khusus untuk menghubungi Hyang Amarabhawana. “Hyang Amarabhawana. . .” panggil Hyang Tarangga dalam kondisi terikat. [Ada apa, Hyang Tarangga? Apa yang terjadi? Baru saja tiba – tiba api hitam muncul dan membunuh hampir semua pasukanku, kenapa sekarang tiba – tiba menghilang? Bagaimana dengan keadaan Hyang Tarangga? Apakah Hyang Tarangga baik – baik saja?] Hyang Amarabhawana mengajukan banyak pertanyaan sembarimenatap heran ke lokasi peperangan di sekitarnya. “Sudah tidak ada waktu lagi, cepat pergi ke Sasarada dan lindungi gadis itu, Hyang Amarabhawana. Hyang Yuda menemukan cincin itu dan sekarang hendak memakainya.” Mendengar ucapan Hyang Tarangga dari saluran komunikasi milik Amaraloka, Hyang Amarabhawana tanpa berpikir panjang meninggalkan pos miliknya dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • HYANG YUDA   30. DEWA PERANG PERGI BERPERANG SEBAGAI MANUSIA

    Setelah membersihkan pakaian perang miliknya, Hyang Yuda yang mulai terbiasa menggunakan mendengar dirinya dengan panggilan Sena karena selama seharian ini, orang – orang di dekat rumahnya dan pelayannya memanggilnya dengan nama Sena sama seperti yang gurunya lakukan pagi tadi. Meski beberapa kali merasakan ada sesuatu yang janggal dan terlupakan, Hyang Yuda mulai menikmati kehidupannya sebagai Sena. Sempat terpikirkan dalam benak Hyang Yuda, beberapa kemungkinan yang sedang dialaminya saat ini. Hyang Yuda memikirkan banyak hal, mulai dari hukuman yang diberikan Amaraloka, atma miliknya yang terperangkap dalam tubuh manusia bernama Sena, kehilangan kekuatannya karena kesalahan yang tidak diingatnya dan banyak hal lainnya. Yang jelas bagi Hyang Yuda saat ini adalah dirinya sama seperti manusia biasa. Tidak memiliki kemampuan Dewa dan hidup dengan nama Sena.“Sena. . .”Seseorang datang dari arah pintu gerbang rumahnya dan memanggil nama yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • HYANG YUDA   31. DEWA PERANG DAN PEMBERONTAKAN PERTAMA MAJAPAHIT

    Belum lama berjalan keluar dari pusat Majapahit, pasukan Majapaht yang dipimpin oleh Mahapatih Nambi, Mahisa Anabrang dan Ken Sora sudah dihadang oleh Pasukan Ranggalawe. Di sekitar Sungai Tambak Beras di kota Jombang, pasukan Majapahit telah dihadang oleh pasukanyang dipimpin oleh Ranggalawe yang merupakan keponakan dari Ken Sora. Perang yang tidak terduga pecah sebelum perkiraan membuat dua pasukan dari dua kubu terpaksa berperang.Suara gemerincing ketika dua pedang saling bertumbukan, suara busur yang melepaskan panahnya dan suara teriakan pasukan yang siap mati untuk kemenangan menghiasi sekitar Sungai Tambak Beras di kota Jombang. Tidak berselang lama. . . darah merah mulai mengalir dari tubuh pasukan yang terluka dan beberapa pasukan jatuh tersungkur berada di ambang kematiannya, Hyang Yuda yang melihat pemandangan ini setelah ratusan dan ribuan kali merasakan sensasi yang berbeda.Selama ini dirinya yang menjabat sebagai Dewa Perang hanya meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • HYANG YUDA   32. DEWA PERANG MENJADI PENGAWAL PRIBADI MANOHARA

    TAHUN 1297 Selama dua tahun kemudian dihabiskan oleh Hyang Yuda untuk bekerja sebagai Bayangkara di Antapura dan sudah tidak terhitung jumlah perang yang diikuti oleh Hyang Yuda dalam rangka memperluas wilayah Majapahit. Dalam dua tahun juga, Hyang Yuda juga jarang pulang ke rumah dan bertemu dengan Gurunya. Sejak insiden pemberontakan Ranggalawe, Gurunya Ken Sora mengurangi jumlah kunjungannya ke Antapura dan lebih banyak menghabiskan waktunya tenggelam dalam pekerjaannya sebagai Rakryan Patih ri Daha(1) di Kediri. (1)Rakryan Patih ri Daha berarti Patih bawahan di Kadiri dalam kerajaan Majapahit. Kadiri sekarang dikenal dengan Kediri. Dalam dua tahun juga, Hyang Yuda berhasil mendapat kepercayaan dari Rakryan Tumenggung(2) dan menjadi tangan kanan serta ahli strategi dari Rakryan Tumenggung.Namun setelah keberhasilannya untuk menjadi kepercayaan dari Rakryan Tumenggung, Hya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • HYANG YUDA   EXTRA CHAPTER

    “Begitulah kisah cinta dan kisah perjuangan dari Rakryan Tumenggung Sena dan Pawestri Manohara. Setelah terpisah oleh kematian, setelah melewati tiga kehidupan penuh ujian dan penantian yang panjang, Rakryan Tumenggung Sena dan Pawestri Manohara akhirnya bersatu kembali di Amaraloka.” “Benarkah begitu Paman?” tanya anak laki – laki dari lima anak laki – laki yang mendengarkan kisah dari pendongeng bernama Rangga. “Benar.” “Lalu apakah kerajaan dan Maharaja melupakan Rakryan Tumenggung Sena dan Pawestri Manohara?” tanya satu dari empat anak perempuan yang juga ikut mendengar kisah dari pendongeng bernama Rangga. “Maharaja tidak melupakan adik kesayangannya, Manohara. Hanya saja kisah cinta mereka kemudian terkubur bersama dengan kematian seluruh saksi dari kejadian yang membunuh RakryanTumenggung Sena dan Pawestri Manohara. Semua saksi dalam kejadian itu menyimpan rahasia itu sebagai bentuk sumpah setia kepada Maharaja dan

  • HYANG YUDA   74. EPILOG

    Hyang Yuda berdiri di depan gerbang Sadyapara menunggu pratiwimba milik Hyang Marana datang membawa atma dari Isvara yang merupakan reinkarnasi keempat dari Manohara. Dengan gugup, Hyang yuda berdiri menunggu sementara Hyang Tarangga yang berdiri menemani di sampingnya tampak begitu tenang seperti biasanya. “Tenanglah, Hyang Yuda.” Hyang Tarangga berusaha menenangkan Hyang Yuda yang begitu gugup bahkan lebih gugup ketika harus memimpin perang. “Kenapa pratiwimba milik Hyang Marana lama sekali, Hyang Tarangga?” Hyang Yuda berkata dengan raut wajah yang sudah tidak lagi bisa menahan rasa sabarnya. “Manusia yang mati hari ini berjumlah ratusan dan belum lagi yang mati di sisi lainnya di Janaloka. Tugas Hyang Marana begitu banyak, jadi tunggulah dengan sabar,Hyang Yuda. Atma dari Isvara tidak akan menghilang.” Tidak lama kemudian dari gerbang masuk Sadyapara, Hyang Yuda melihat kedata

  • HYANG YUDA   73. DEWA PERANG DAN KEMATIAN ISVARA

    Sepuluh tahun kemudian. Tahun 1945. Isvara kini telah tumbuh menjadi gadis yang cantik dengan karakter dan kepribadian yang baik. Dengan keluarganya yang merupakan keluarga bangsawan, tidak sulit bagi Isvara untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi untuk masa depannya kelak. Isvara yang sudah memiliki kecerdasan yang cukup tinggi sejak masih kecil mengenyam pendidikan di Sakolah Raden Dewi(1) dan lulus di usianya yang masih muda. (1)Sakolah Raden Dewi adalah sekolah yang didirikan oleh Dewi Sartika pada tahun 1904 dengan nama sekolah istri atau sekolah untuk perempuan di Bandung. Sekolah ini mengalami perubahan nama beberapa kali sebelum akhirnya pada tahun 1929 berubah nama menjadi Sakolah Raden Dewi. Hyang Yuda yang melihat pertumbuhan Isvara merasa begitu senang karena Isvara memiliki kehidupan yang benar – benar membuatnya bahagia. Hyang Yuda

  • HYANG YUDA   72. DEWA PERANG DAN PENANTIAN YANG BERAKHIR

    Tahun 1925 Hyang Yuda menghela napas panjang ketika mendapati dirinya harus bertugas hanya berdua dengan Hyang Marana. Mendengar helaan napas panjang dari Hyang Yuda, Hyang Marana melirik dengan tajam ke arah Hyang Yuda dan berkata, “Aku mendengar helaan napas panjang itu, Hyang Yuda. Apakah begitu membosankannya bagi Hyang Yuda untuk bekerja bersama denganku?” Hyang Yuda dengan cepat berusaha tersenyum mendengar omelan dari Hyang Marana yang mendengar helaan napas panjangnya dan menjawab pertanyaan dari Hyang Marana, “Tidak, Hyang Marana.” “Kalau begitu berhentilah menghela napas panjang karena bukan hanya Hyang Yuda saja yang merasa sebal. Aku pun juga merasakan hal yang sama. . . Akan lebih baik jika Hyang Tarangga ada di sini menjadi penengah di antara kita berdua. . .” Hyang Yuda menganggukkan kepalanya mendengar ucapan Hyang Marana. Untuk pertama kalinya dalam 600 tahun keh

  • HYANG YUDA   71. DEWA PERANG DAN SERATUS TAHUN PENANTIANNYA

    Seratus tahun kemudian. . . Selama seratus tahun, Hyang Yuda melakukan semua pekerjaan yang dimilikinya dengan giat. Dari pergi melihat jalannya perang bersama dengan Hyang Marana dan Hyang Tarangga, kemudian pergi bersama dengan Hyang Marana dalam menjemput banyak atma manusia yang tewas karena serangan wabah dan sesekali membantu pekerjaan para Hyang lainnya ketika Hyang Yuda sebagai Hyang Ruksa melepas panah Sanghara Gandhewa dan membuat kiamat kecil datang ke Janaloka. Pada tahun 1815, Sanghara Gandhewa yang dilepaskan oleh Hyang Yuda membuat Tambora Giri(1) meletus dan mengakibatkan banyak manusia yang tewas. Hyang Marana dan Hyang Tarangga benar – benardibuat bekerja keras ketika Sanghara Gandhewa milik Hyang Ruksa dilepas ke Janaloka. Tidak hanya itu saja akibat dari letusan Tambora Giri yang sangat dahsyat, tsunami datang di beberapa titik di Janaloka dan mengakibatkan ribuan manusia kehilangan nyawanya. Akibat l

  • HYANG YUDA   70. DEWA PERANG DAN PENYESALAN SASARADA

    Mendengar ucapanku, sosok hitam dengan wujud wanita itu kemudian memasang wajah murka kepadaku. Tangannya mengepal berusaha merusak selubung pelindung yang dibuat Hyang Yuda sebelum hilang kesadarannya. Tatapan matanya menyala seakan berusaha membakarku dengan amarahnya. Beruntungnya aku,berkat selubung itu aku berhasil menyelamatkan diri dan berjalan menjauh dari sosokhitam dengan wujud wanita itu. Menyadari aku yang perlahan berusaha pergi, sosokhitam dengan wujud wanita itu kemudian memanggil senjata miliknya yakni sabit besar berwarna hitam yang pernah aku lihat ketika sosok itu menyerang Hyang Yuda dan berusaha menghancurkan selubung yang melindungiku. Entah itu beruntung atau mungkin kekuatan Hyang Yuda lebih kuat darinya, selubung itu masih melindungiku dan membuat usaha sosok itu berakhir dengan kegagalan. “Sial. . .” Sosok itu mengumpat kesal ke arahku sembari melempar tatapan tajam penuh amarah kepad

  • HYANG YUDA   69. DEWA PERANG DAN KEHIDUPAN REINKARNASI KETIGA MANOHARA 3

    Pertemuanku dengan Hyang Yuda benar – benar berjalan mulus sesuai dengan rencana yang dibuat oleh sosok itu. Dengan jantung yang berdetak kencang, aku berusaha keras menyembunyikan rona merah di wajahku dan suara detak jantungku yang bahagia melihat kedatangan Hyang Yuda tepat di hadapanku. Aku tahu hanya diriku seorang yang dapat mengingat kehidupan lama Hyang Yuda sebagai Sena. Tapi dengan hanya itu saja, akuyang hidup berteman dengan kesepian dan kehilangan semua harapanku sejak kematian bibiku akhirnya memiliki sebuah harapan lagi. Meski Hyang Yuda melupakan jati diri dan identitasku di masa lalu, meski Hyang Yuda tidak mengingat janji dan cinta di antaraSena dan Pawestri Manohara, aku akan membuat Hyang Yuda kembali menyukaiku seperti yang pernah terjadi antara Sena dan Pawestri Manohara di masa lalu. Itulah yang aku harapkan. Hyang Yuda membantuku dengan menggendongku di punggungnya yang hangat, membawaku kembali ke rumah s

  • HYANG YUDA   68. DEWA PERANG DAN KEHIDUPAN REINKARNASI KETIGA MANOHARA 2

    Adegan demi adegan dengan cepat berputar di dalam benakku. Adegan yang memutar segala kenangan milik Pawestri Manohara bersama dengan Rakryan Tumenggung Sena dari pertemuan pertama, waktu – waktu yang dihabiskan oleh Pawestri Manohara bersama dengan Sena sewaktu menjadi pengawal pribadinya, permintaan Pawestri Manohara kepada Maharajamengenai pernikahannya, kemudian pesta pernikahan antara Pawestri Manohara, kehamilan Pawestri Manohara hingga terakhir kematian mengenaskan yang dialami oleh Manohara dan Rakryan Tumenggung Sena sebagai suaminya. Semua adegan berputar dengan cepat dalam waktu singkat seakan tumpah di dalam benakku. Begitu pemutaran adegan itu berakhir, air mataku tanpa kusadari jatuh dan membasahi wajahku. Sementara aku menghapus air mata di wajahku, sosok gelap di hadapanku kemudian mengangkat telapak tangannya dari keningku, menghentikan pemutaran adegan di dalam benakku. “Apa yang baru saja aku lihat ini?” tanyaku masih dengan mengh

  • HYANG YUDA   67. DEWA PERANG DAN KEHIDUPAN REINKARNASI KETIGA MANOHARA 1

    Hyang Yuda akhirnya mengerti. Hyang Yuda akhirnya memahami alasan dari Sasarada yang memiliki kemampuan untuk melihat sosoknya sebagai Dewa. Kemampuan itu seakan menjadi jawaban dari keinginan dua reinkarnasi Manohara sebelumnya yakni Anindya dan Samanta. Harapan itu didengar oleh berkah milik Hyang Yuda yang sejak awal juga ingin kembali pada Tuannya. Berkah itu membuat dua reinkarnasi dari Manohara menyimpan perasaan yang dalam dari Manohara untuk suaminya, Sena yang tidak lain adalah Hyang Yuda. Berkah itu jugamembuat Samanta dapat melihat beberapa kenangan miliknya di kehidupannya sebagai Manohara dalam bentuk mimpi. Seperti ucapan Hyang Tarangga pada Hyang Yuda, reinkarnasi Manohara terlindungi dari makhluk – makhluk tak kasat mata yang berniat mengganggunya. Namun dalam ucapan Hyang Tarangga pada Hyang Yuda itu ada sebuah kesalahan kecil yang harusnya menjadi peringatan untuk Hyang Yuda. Hyang Yuda juga termasuk ke dalam makhluk

DMCA.com Protection Status