Setelah selesai bercinta dengan dua wanita, dan memastikan kalau dua wanita tersebut sudah terlelap, Jasuke bergerak pelan, turun dari ranjangnya lalu dia meraih celana yang dia pakai. Sesekali Jasuke melayangkan lirikan matanya kepada dua wanita tanpa busana tersebut. Senyum pun terkembang saat pikiran Jasuke kembali mengingat percintaan yang baru saja dia lakukan."Apa setiap manusia, akan langsung terlelap, begitu selesai berhubungan badan?" gumam Jasuke sembari mengenakan celananya. Dewa berwujud manusia tersebut tentu saja sangat heran karena setiap habis bercinta, tak lama kemudian lawan mainnya pasti akan terlelap. Maka itu, dia merasa aneh karena dia sendiri juga tidak pernah merasakan lelah yang luar biasa."Mungkin karena mereka manusia, jadi tubuhnya lebih cepat merasa lelah. Makanya mereka langsung tertidur untuk melepas lelah itu," Jasuke menyimpulkan sendiri sebagai bentuk jawaban atas pertanyaan yang dia gumamkan. Cukup hanya dengan mengenakan celana, pria itu melangkah
Sebagai kelompok yang bergerak dalam dunia kejahatan, sudah pasti kelompok Naga hitam juga memiliki musuh dalam dunianya. Tidak sedikit kelompok yang mengatas namakan mereka adalah musuh dari kelompok Naga merah. Bahkan, musuh juga bisa datang dari kelompok lain yang mengaku berhubungan baik dengan kelompok Naga merah.Kelompok Naga merah sendiri sebenarnya sudah berdiri sejak lama. Naga merah berdiri atas deklarasi lima pria, dimana salah satu pria tersebut adalah ayah dari orang yang sekarang menjabat sebagai pimpinan Naga merah. Proses berdirinya Naga merah juga sangat tidak mudah. Banyak sekali rintangan yang harus mereka lalui agar kelompok Naga merah bisa bertahan berdiri dan diakuiaBerbagai masalah juga silih berganti menerpa kelompok berlambang naga yang sedang mengeluarkan api tersebut. Masalah yang datang, bukan hanya dari luar kelompok saja, tapi juga dari dalam kelompok itu sendiri. bahkan akibat dari masalah tersebut, kelima pendirinya saling melepas diri dan membentuk
Setelah pembicaraan dengan bosnya berakhir, Dick pun lebih memilih beristirahat di dalam kamar yang telah disediakan untuknya daripada bergabung dan berbaur dengan anak buah Naga hitam yang lain. Karena sang bos sudah mengetahui kalau Dick memiliki kekuatan yang tidak terduga, ketua Naga hitam memperlakukan dewa berwujud manusia itu sedikit lebih berbeda daripada anak buah yang lainnya. Maka itu, Dick bisa memiliki kamar sendiri, tidak seperti anak buah lainnya.Para anak buah pun mengerti Alasan bos mereka memperlakukan Dick secara berbeda. Mereka tidak memiliki keberanian untuk protes kepada sang bos. Selain takut dengan akibat yang bisa mereka dapat jika protes, para anak buah juga enggan kehilangan sumber uang mereka. Biar bagaimanapun, bisnis gelap yang dijalani kelompok Naga merah, sangat menguntungkan bagi seluruh anggotanya.Maka itu, Naga merah merupakan salah kelompok besar yang sangat diperhitungkan keberadaannya. Kekuatannya sangat besar dan ketuanya juga memiliki banyak k
Jasuke tertegun begitu mendapatkan pertanyaan dari wanita cantik di sebelahnya. Matanya menatap lekat wanita yang sedang tersenyum dan menatap balik dirinya. Tak lama setelah itu Jasuke juga ikutan tersenyum lalu dia melempar pandangan matanya ke arah lain. Entah, jawaban seperti apa yang akan meluncur dari mulut Jasuke saat ini, yang pasti dia terlhat jelas sedang berpikir."Kenapa anda malah diam? Apa anda marah dengan pertanyaan yang saja ajukan?" wanita bernama Zanda itu kembali mengeluarkan suaranya. Diamnya Jasuke tentu saja membuat wanita itu berpikiran lain. Apa lagi sikap Jasuke juga terkesan sedikit lebih dingin daripada sebelumnya, menjadikan wanita itu diliputi beberapa pertanyaan dalam benaknya serta perasaan yang tidak enak."Siapa yang marah?" bantah Jasuke disela-sela senyum tipis yang dia kembangkan. "Saya hanya cukup terkejut saja dengan pertanyaan yang baru saja anda lontarkan. terus terang, saya memang tidak memiliki wanita yang dekat dengan saya dan kemungkinan sa
Masih di malam yang sama, tepatnya di taman belakang rumah yang dihuni oleh para dewa yang menyamar sebagai manusia."Apa tidak sebaiknya kita bercinta di dalam kamar saja?" tanya Jasuke yang sudah melepas kembali semua kain yang dia pakai. Dia menjeda sejenak permainannya saat wanita yang duduk pangkuannya bersiap diri untuk memasukan milik Jasuke ke dalam lubangnya. Wanita bernama Zanda lantas tersenyum. Tangannya menggenggam erat milik Jasuke yang ukurannya besar. Tangan tersebut juga bergerak naik turun seperti sedang mengocok sebuah botol. "Kita bercinta di sini saja, Sayang. Bosen di kamar terus. Sekali-kali, kita juga perlu merasakan sensasi yang berbeda dengan bercinta di ruang terbuka seperti ini."Untuk sejenak, Jasuke hanya mampu mengerutkan keningnya, namun tak lama kemudian sosok dewa berwujud manusia itu mendesah dan dia memilih pasrah, menuruti keinginan wanita di hadapannya. Tidak membuang waktu lama, Zanda langsung bersiap diri memasukan batang Jasuke dengan posisi w
Hari kini kembali berganti. Di sana, di dalam satu kamar, terlihat sosok pria yang sedang memperhatikan sebuah benda. Dia sendiri tidak tahu benda apa yang saat ini berada dalam genggaman tangannya. Dia menemukan benda tersebut, semalam setelah dia bercinta dengan dua wanita di dalam kamar itu. Kedatangan dua wanita ke dalam kamarnya memang cukup mengejutkan, dan salah satu dari dua wanita itu, secara diam-diam mengeluarkan benda berjarum tersebut.Meski heran, pria itu awalnya terlihat biasa saja. Dia sama sekali tidak mencurigai benda berjarum runcing yang di dalamnya berisi sebuah cairan tersebut. Namun pria itu terkejut saat tangan wanita yang memegang benda tersebut bergerak menuju ke arah pinggangnya. Dengan gerakan tangan yang terbilang sangat cepat, pria itu langsung mengambil kain untuk mengamankan pinggangnya dari jarum tersebut.Beruntung kamar yang digunakan pria itu memiliki pencahayaan yang tidak terlalu terang. Bahkan karena terlalu remang-remang, kamar yang dihuni soso
"Tuan, apa itu kamera pengawasnya masih berfungsi dengan baik?" pria berjaket biru melempar pertanyaan, di saat rasa terkejut yang dia rasakan masih tercetak jelas dari kerutan di keningnya. Sekian detik pria itu terdiam dengan mata yang hampir tidak berkedip, menatap layar televisi di hadapannya. "Tentu saja masih berfungsi. Bahkan kamera pengawas yang berada di depan rumah, baru saja terpasang empat minggu yang lalu. Kenapa? Apa ada masalah?" Tuan rumah membalas dengan tenang, tanpa menaruh curiga sedikitpun kalau beberapa orang tamunya sedang merasa heran dengan hasil rekaman tersebut. Si Tuan rumah juga ikut menelisik hasil remakan dengan teliti dan dia tidak menemukan keanehan apapun dengan hasil rekaman itu."Kok aneh ya? Bukankah kemarin kita melawan tiga orang?" salah satu rekan pria berjaket biru ikut bersuara. Pria berkepala plontos itu masih menyaksikan rekaman kejadian yang mereka alami kemarin dengan benak yang penuh dengan pertanyaaan. "Tiga orang?" si pemilik rumah te
Ketika rombongan yang diikuti Jasuke memasuki pintu gerbang, sosok Dewa yang s tubuhnya sedang tidak terlihat itu sempat tertegun begitu melihat bangunan yang ada di balik gerbang. Jasuke segera turun dari motor yang dia tumpangi, dengan mata mengedar ke segala penjuru tempat tersebut. Di saat itu juga cincin yang melingkar di jari tengah tangan kirinya mengeluarkan cahaya remang, membuat Jasuke langsung memperhatikan setiap wajah yang ada di sana.Saat ini Jasuke sedikit bingung. melihat banyaknya orang yang ada di gedung itu, membuat Jasuke terdiam dengan otak yang sedang berpikir. Keberadaannya yang memang tidak terlihat oleh mata manusia membuat dia lebih fokus untuk mengambil tindakan yang lebih akurat. Jasuke tidak ingin membiarkan kesempatan untuk menemukan Dick pergi begitu saja.Setelah merenung beberapa saat, Jasuke mengambil keputusan untuk tetap mengikuti orang-orang yang sama, yang tadi dia ikuti. Jasuke berpikir, lebih baik memantau keadaan terlebih dahulu sampai cincin
Setelah terjadi percakapan yang cukup panjang dengan kedua rekan dewanya, saat ini Jasuke memilih duduk menyendiri, merenungi semua nasehat yang menghampiri dirinya. Saran dan nasehat dari dua dewa berwajah kembar, cukup membantunya untuk merenung agar Jasuke bisa mengambil pilihan yang tepat.Jasuke duduk termenung sembari menatap langit. Pikirannya menerawang pada semua hal yang telah dia lalui. Jasuke membandingkan dirinya sendiri, kala dirinya masih bertugas menjadi dewa dengan saat dia menjalani kehidupan layaknya manusia.Cukup lama sosok dewa itu merenung di halaman rumahnya. Bahkan dia merasa bosan kala jalan pikirannya terasa buntu karena sama sekali tidak menemukan solusi yang tepat menurutnya. Jasuke pun kembali berpikir untuk mengalihkan dilema yang bergelayut dalam benaknya."Apa sebaiknya aku pergi ke rumah Lavena saja ya?" gumamnya kala teringat satu nama wanita yang akan menjadi tempat terakhir Jasuke untuk menanam benih. "Benar, sebaiknya aku ke sana. Mungkin saja
Dick terduduk dengan perasaan yang sangat kacau. Matanya menatap nanar ke arah cahaya merah yang mengandung kekuatan besar, yang baru saja dia miliki. Dick tidak menyangka, kekuatan yang sangat dia harapkan, hanya sekejap bersarang pada tubuhnya. Marah dan menyesal kini berbaur dalam benak sosok dewa itu. Dick menyesal bukan karena kesalahannya yang telah berbuat curang kepada rekan sesama dewa, tapi Dick menyesal, karena dia memilih terlebih dahulu datang ke markas naga merah demi menguasai kelompok tersebut.Dick berandai-andai, jika dia memilih untuk langsung menyerang dunia para dewa, mungkin nasibnya tidak seburuk ini. Dick masih memiliki kesempatan besar untuk membalaskan dendamnya. Bahkan, bisa saja dia berhasil mewujudkan keinginannya itu berkat kekuatan besar yang dia miliki.Namun sayang, harapan tinggal harapan. Dick sudah tidak bisa berkutik lagi karena saat ini dia sudah tidak berdaya sama sekali. Dick bahkan merasa kekuatan lain yang dia miliki juga ikutan lenyap bersam
"Apa yang terjadi? Kenapa ruangan menjadi gelap begini?" tanya Nano disela-sela dirinya sedang mencari keberadaan Mato. Sosok dewa itu nampak terkejut dengan perubahan keadaan yang berlangsung mendadak di depan matanya. Ruangan yang tadinya nampak cerah karena cahaya matahari yang menembus dari atap kaca, tiba-tiba menjadi gelap dengan keadaan langit yang sangat mendung. Perubahan cuaca secara signifikan tersebut tentu saja membuat dua dewa yang ada dalam satu ruangan merasa heran."Apa mungkin, ini pengaruah dari kekuatan jahat yang ada dalam tubuh Dick?" tanya Zano menyimpulkan segala yang dia pikirkan sejak perubahan susana itu terjadi."Wah, bisa jadi itu! Jangan-jangan saat ini, Dick sedang mengeluarkan kekuatannya?" Nano mendadak panik kala mengungkapkan dugaannya yang tidak sengaja terbesit dalam pikirannya. "Bagaimana ini? Kita lanjutkan mencari Mato apa membantu Jasuke terlebih dahulu?"Zano menggeleng. "Aku tidak tahu. Saat ini keduanya sangat penting," jawabnya. Nano pun
Jasuke menyeringai. Sosok dewa itu sama sekali tidak merasa gentar kala matanya menangkap sosok Dick, yang penampilannya jelas sangat berbeda. Bahkan dalam benak Jasuke, dia sudah tidak sabar untuk menaklukan dewa yang dia buru, sejak beberapa waktu yang lalu.Sebenarnya Jasuke bukan baru datang ke tempat itu. Dia sudah sejak beberapa waktu yang lalu, sampai di markas Naga merah. Jasuke dan dua dewa berwajah kembar memilih fokus mencari keberadaan Mato, yang kemungkinan berada di salah satu ruangan, setelah tadi mereka mendapat surat ancaman.Namun, kala mereka memasuki ruang utama markas tersebut, Jasuke dikejutkan dengan suara perdebatan. Jasuke pun penasaran dengan apa yang terjadi di sana. Dia dan dewa berwajah kembar, memilih mendekat ke ruang yang nampak ramai dengan persebut. Namun Betapa terkejutnya Jasuke kala dia mengetahui, siapa yang sedang berdebat di sana.Jasuke sempat terperangah melihat keadaan Dick yang jauh berbeda. Bahkan, dari penampilannya saja, Jasuke sudah me
Empat sosok dewa masih berbincang sampai detik ini. Mereka membahas sesuatu yang menurut mereka penting sangat penting.Mereka berbagi pendapat dalam persiapan menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi jika sosok dewa yang menjadi buruan mereka, datang dan mengusik ketenangan dunia dewa.Pyar!Tiba-tiba sebuah suara keras, terdengar dari arah halaman depan rumah. Keempat dewa tentu saja kaget mendengar suara tersebut. Tanpa pikir panjang salah satu dari mereka, bangkit dan beranjak keluar untuk mengecek keadaan."Apa ini?" gumam salah satu sosok dewa sembari memungut sesuatu yang tergeletak di atas rumput. Di sana, sosok dewa itu juga menyaksikan salah satu tempat tanaman hias yang terbuat dari tanah liat, nampak pecah dan tanahnya berserakan.Setelah memungut sesuatu yang dia temukan, Sosok dewa itu kembali beranjak masuk untuk menunjukan benda yang dia bawa. "Apa yang pecah, Zano?" tanya Nano begitu melihat Zano menghambiri ketiga dewa lainnya."Tempat tanaman yang ada di at
"Orang rumah pada kemana? Kok sepi?" Jasuke nampak terkejut begitu dirinya sudah sampai di kediamannya dan rumah terlihat sepi.Mata Jasuke mengedar ke segala penjuru ruangan, tapi hanya hening yang dia dapatkan. Jasuke pun berteriak memanggil dua nama dewa. Sekian detik dia berteriak, sama sekali tidak ada sahutan."Apa mereka sedang pergi?" gumam Jasuke sembari mendaratkan pantatnya di atas sofa. Dia merogoh kantung jubah yang dia kenakan dan mengeluarkan ponsel miliknya. "Astaga! Ponselnya mati," keluhnya baru sadar. Entah ponsel miliknya mati sejak kapan, Jasuke sama sekali tidak mengetahuinya. Namun bukannya segera menambah daya, Jasuke malah meletakan ponsel tersebut di atas meja dan dia merebahkan tubuhnya."Mungkin mereka sedang pergi, biarin aja lah," Jasuke kembali bergumam dan dia memilih bengong di sana. Namun, tak lama setelah itu, Jasuke malah dkejutkan dengan kedatangan sosok yang dia kenal secara tiba-tiba dan sudah berdiri di hadapannya."Mahedewa!" pekiknya. Jasuke
Jasuke terdiam sembari mendaratkan pantatnya di tepi ranjang. Sesekali dia memperhatikan wajah wanita yang terlelap di atas ranjang tersebut. Dia begitu Cantik dan kelihatan masih muda. Saat itu juga Jasuke kembali teringat akan sikap wanita itu yang mendadak marah hanya karena candaannya.Jasuke masih diselimuti rasa heran dengan banyak pertanyaan dalam benaknya. Bagaimana mungkin ada seorang wanita yang dengan mudah merelakan tubuhnya untuk dinikmati seorang pria, hanya karena wajah pria yang tampan. Apa semua wanita seperti itu.Namun kala Jasuke kembali mengingat semua kejadian yang telah dia lalui, terutama yang terhubungan dengan wanita, Jasuke malah jadi senyum-senyum sendiri kala menyimpulkan sebuah fakta, memang beberapa wanita selalu ingin kembali bercinta dengannya dengan alasan yang sama, yaitu, wajah Jasuke yang sangat tampan."Tuan Jas, Nikmatilah tubuh saya, Tuan, Ayok, Aku siap," tiba-tiba Lucia mengigau dan tentunya Jasuke kaget mendengarnya. Sosok dewa yang tadi se
Pada akhirnya Jasuke dibuat bimbang karena isengnya. Wanita yang telah dia tolong, justru terlihat agresif dalam menanggapi ucapan Jasuke yang berawal dari candaan. Jasuke bahkan sampai terdiam untuk beberapa saat, mencari cara untuk mengatasi masalah yang menurutnya cukup rumit dan membuat Jasuke berpikir keras."Kenapa anda malah diam? Apa anda sedang berpikir untuk mencari alasan agar bisa pergi dari sini dan menghindari saya?" tuduhan Lucia membuat Jasuke seketika tersentak. "Baiklah. Mungkin memang anda ingin menghindar dari keadaan seperti ini, sebaiknya aku masuk kamar."Belum sempat Jasuke mengeluarkan suaranya, Lucia terlebih dahulu beranjak meninggalkan Jasuke di ruang tamu. Jasuke pun semakin merasa tidak enak hati karena telah mengecewakan si pemilik rumah.Setelah lama terdiam dengan merenungi apa yang baru saja terjadi, begitu Lucia masuk kamar, Jasuke pun memilih beranjak menuju kamar yang sudah disediakan Lucia untuk dirinya beristirahat serta menjalankan misinya.Se
Pada akhirnya malam ini Jasuke harus menginap di rumah Lucia. Demi sebuah misi yang sebentar lagi akan berakhir, sosok dewa itu tidak ada pilihan lain lagi, yang bisa dia gunakan selain bermalam di rumah wanita yang dia tolong. Setelah banyak hal yang dia bicarakan dengan sepasang suami istri yang hendak dia tolong, Saat ini Jasuke sudah kembali berada di rumah Lucia."Kamu kenapa dari tadi senyum-senyum sendiri? Apa ada sesuatu yang sangat menyenangkan, sampai kamu tersenyum sendiri seperti itu?" tanya Jasuke kala matanya menangkap raut wajah Lucia yang nampak bahagia. Sedari tadi diam-diam, Jasuke memang memperhatikan tingkah wanita muda yang bersamanya saat ini.Lucia nampak kaget mendengar ucapan tamunya. Tapi itu hanya sebentar saja, karena selebihnya dia kembali tersenyum dan kali ini senyuman wanita itu cukup lebar. "Tentu saja saya tersenyum karena saya sedang merasa senang. Hari ini banyak kejadian yang membuat saya senang dan tentunya saya merasa sangat bahagia tanpa beba