Lucas menjelaskan rencananya pada Veronika untuk memanipulasi paman mereka sendiri.
"Aku yakin kau tahu apa yang harus kau lakukan. Karena kau juga sudah dididik dengan baik untuk itu." Lucas memperhatikan Veronika yang sedang memikirkan sarannya yang memang terdengar agak gila.
"Aku harus bisa mengambil alih hak perwalianmu dan cuma ini satu-satunya cara paling cepat untuk menyingkirkan paman Markus."
"Bagaimana jika kita tidak berhasil?" tanya Veronika yang sepertinya masih takut.
"Kita harus berhasil karena dia juga akan segera sadar jika kita sudah mengetahui rencananya." Lucas mencondongkan tubuhnya lebih dekat pada Veronika kemudian membelai pipinya. "Cukup hanya kita berdua dan aku bersumpah akan menjagamu!"
Veronika mengangguk.
Saat umur belasan tahun Veronika pernah dinyatakan menderita kecemasan mental sehingga dirinya harus berada dalam perwalian sang paman dan sampai sekarang perwalian itu ternyata masih berlaku. Veronika s
YUK VOTE YA
Menurut Tobias, Geby dan Jeremy akan berada di Hampton akhir pekan ini, mereka juga akan menghadiri pertandingan polo akhir minggu depan. Tobias akan ikut dalam bertanding dan membutuhkan pengurus kuda khusus jika Jared mau. Jared hanya harus membujuk Mara dan dia pikir Mara tidak akan menolak jika tahu di sana juga akan ada Geby. Jared memang tidak bisa meninggalkan Mara karena itu dia tetap harus membawanya kemanapun. Satu hal yang harus tetap Jared Jaga, Mara harus stabil, dia tidak boleh cemas atau memikirkan apapun demi kehamilannya karena itu Jared tidak bisa memberi tahukan kepada Mara sekarang. Sepertinya alasan yang disarankan Tobias juga cukup meyakinkan untuk sekalian mengajak Mara berlibur seperti janjinya kemarin. Jared mendekati Mara yang sedang duduk di sofa, dari kemarin mara sibuk membaca berbagai artikel seputar keha
Setelah beberapa jam tidak sadarkandiri tiba-tiba Veronika mendapati dirinya sudah berbaring di ranjang rumah sakit, sebuah selang infus terpasang di lengan kirinya dan Markus Hill duduk di samping ranjangnya. Veronika sangat ketakutan dan langsung terkesiap bangun. "Apa kau juga akan membunuhku!" desis Veronika yang masih ingin mengutuk perbuatan pamannya. "Hanya aku sekarang satu-satunya keluargamu," ucap Markus dengan tenang. "Mustahil!" tolak Veronika. "Kau yang telah membunuh Lucas!" "Dia jatuh dari balkon." Markus masih mempertahankan ketenangannya. "Kau monster!" Veronika beringsud ke kepala ranjang sambil berdengis hingga giginya berdesis-desis.
Hari sedang cerah angin bertiup lebih kencang dengan suara camar, Jared mendongak melihat dua ekor burung camar yang baru terbang di atas kepalanya. Semua orang sedang berkumpul di halaman belakang bahkan kelima putri kembar Geby juga terlihat bermain saling berkejaran di antara mereka. Jeremy Loghan baru menurunkan putranya dari atas punggung, kaki telanjangnya juga baru menginjak pasir untuk naik ke dermaga saat benda tajam yang hanya berdesing itu tiba-tiba menembus dadanya. Hanya Jared yang menatapnya sementara yang lain belum ada yang sadar. Jared melihat bagaimana cairan merah kental itu mulai merembas dari celah jari-jari Jeremy yang membekap dada sebelum kemudian tubuh besarnya roboh dan jatuh di lantai dermaga. Geby langsung menjerit histeris dan semuanya kacau, Jared tersentak bangun dari mimpi mengerikan itu lagi dengan jantung berdentam-dentam. Makin hari mimpinya semakin jelas, orang-orang yang sama dengan pakaian yang sama t
"Apa kau masih mual?" tanya Lizie yang baru ikut duduk di ayunan bersama Mara. Mereka berdua duduk di beranda tepi kolam renang setelah makan siang bersama. "Hanya di pagi hari." "Biasanya nanti akan mereda jika sudah memasuki bulan ke empat." "Bagaiman, dia laki-laki atau perempuan?" tanya Mara sambil memegang puncak perut Lizie yang sudah bulat sempurna. "Sepertinya laki-laki." Lizie tersenyum. "Pasti anak laki-laki yang tampan." "Aku sudah pernah kehilangan calon putriku, dan sekarang aku tegang untuk menghadapi persalinan." "Oh, Tuhan ... " Mara kembali membelai pe
Terdengar suara pelayan yang menjerit, menjatuhkan nampan logam ditangannya hingga berdentang nyaring di lantai. Matanya terbelalak pucat menyaksikan pria tinggi besar yang terjatuh di dekat jendela. Terjatuh dengan posisi aneh, lehernya agak terpelintir dan kepalanya berlobang merembaskan darah yang masih segar berkedut-kedut. Matanya masih terbuka lebar menatap kosong tanpa kehidupan. Jared tersentak bangun dengan jantung seperti habis dihantam tinju hebat. Matahari sudah cukup tinggi Mara masih tertidur di sampingnya setelah semalam dia membopongnya dari pantai. Jared turun perlahan dari ranjang karena tidak mau mengusik tidur Mara. Jared berjalan mendekati jendela melihat gagak hitam bermata merah yang sedang hinggap di pagar balkon. Gagak itu juga balas menatapnya dengan tidak bergeming. "Pergilah aku sudah tahu!"
Sejak kecil Jared hanya tahu jika dirinya cuma anak haram yang tidak pernah diinginkan, menjalani hidup dengan tidak mudah walaupun mengalir darah seorang Loghan di nadinya. Jared menjadi anak muda yang hanya berkeliaran tanpa arah, ingin selalu pergi ke tempat antah berantah tanpa pernah tahu apa yang sebenarnya sedang dia cari. Jared pernah membayangkan berbagai hal tentang akhir hidupnya, tapi dia tidak menyangka jika akhirnya kan jadi seperti ini. Meninggalkan seorang wanita dalam kepedihan adalah pilihan tersulit untuknya. Mara terduduk seperti orang linglung memandangi tubuh Jared yang dibaringkan di atas meja metal dingin untuk di lakukan autopsi. Jared masih sangat muda, gagah ,dan tampan, dia tidak layak untuk pergi apa lagi dengan meninggalkan seorang istri yang baru hamil muda. "Mencintaimu sama seperti berdiri sendirian di
Jared melihat pemuda itu lagi, pemuda yang pernah dia lihat melompat dari jendela apartemen Tobias Harlot. Dia bergerak dengan sangat cepat dan cekatan, menempelkan ujung senjatanya tepat di tengku pria misterius yang berdiri di dekat jendela. Pemuda yang datang untuk mereka tapi dia datang terlambat seper sekian detik setelah pelurunya terlanjur meluncur ke arah Jeremy. Karena itu Jared tahu mereka akan tetap kalah di seper sekian detik tersebut. Jared juga melihat jika tubuhnya sendiri yang terjatuh di lantai dermaga. Jadi saat itu Jared sudah tahu jika dirinya memang akan pilih menyelamatkan Jeremy. Tidak berapa lama terdengar suara pelayan yang menjerit, menjatuhkan nampan logam ditangannya hingga berdentang nyaring di lantai. Matanya terbelalak pucat menyaksikan pria tinggi besar yang terjatuh di dekat jendela. Terjatuh dengan posisi aneh, lehernya agak terpelintir dan kepalanya be
Setelah beberapa kelebat bayangan dalam gelap, perlahan bayangan-bayangan tersebut menjadi lebih jelas seperti berbagai cuplikan dari begitu banyak kejadian yang diputar ulang dalam rol film usang. Bukan hanya dari berbagai tempat asing tapi juga dari berbagai era, seperti cuplikan film yang terus diputar cepat, tentang banyak kehidupan, cinta, tangis , kebahagian, bahkan berbagai kejahatan yang tersembunyi dari orang-orang yang sama sekali tidak dia kenal. Entah bagaimana otak bisa merekam kejadian sebanyak itu, terus meluap hingga rasanya seperti ledakan. Sepasang netra birunya terbuka dalam sengatan hebat dan seketika benderang. Jantungnya berdenyut kuat, konstan dan lebih kencang memompa ke tiap penjuru nadinya. Seluruh sel syaraf di tubuhnya berdenyut hidup, meregang sigap dan siaga. Napas yang berangsur kemudian adalah panas, sangat panas membakar hingga membuat rongga dada bergem
Anelies semakin menggigil dengan pakaian basah yang menempel di tubuhnya. Suhu ruangan di kamar itu semakin turun. Sepertinya Anelies juga sedang dibawa ke arah utara, entah akan diapakan lagi setelah ini, dia benar-benar tidak tahu nasibnya akan berujung seperti apa. Anelies pikir, jika Omar mengatakan dia akan diadili, seharusnya ia tidak dibawa ke utara tapi ke timur. Rasanya sangat aneh namun Anelies belum sempat memikirkannya, sekarang dia harus segera mengeringkan pakaian jika tidak mau benar-benar membeku. Anelies segera membuka pakain longgar basahnya untuk dia peras. Sama seperti kemarin, Anelies diberi pakaian wanita berpotongan longgar dengan warna serba hitam. Anelies baru akan memeras pakaian basah tersebut ketika tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan Anelies menjerit. "Oh Tuhan!" Kaget laki-laki itu tidak kalah syok melihat Anelies telanjang. "Apa yang kau lakukan!" Anelies segera melempar pakaian basahnya ke lantai dan menyambar seprai untuk menggulung tubuhnya yang s
Tuan Husain diberitakan meninggal akibat serangan jantung di rumah istri seniornya. Tidak ada yang tahu jika sebenarnya pemimpin besar itu ditemukan sedang dalam kondisi telanjang dan tertelungkup di kamar istri muda yang baru beberapa saat dia nikahi. Pangeran Serkan sengaja menyembunyikan fakta tersebut untuk melindungi reputasi keluarganya. Serkan adalah putra kedua dari istri senior Tuan Husain. Kakak laki-laki Serkan mengalami koma selama hampir dua puluh tahun dan cuma hidup karena berbagai alat penopang kehidupan yang terpasang di tubuhnya. Tuan Husain juga sudah memiliki dua istri muda, dia punya tiga putra dari istri keduanya dan dua putri dari istri ketiga. Setelah Tuan Husain meninggal otomatis Serkan yang mengantikan posisi ayahnya. Posisi yang sempat ditentang oleh paman-pamannya karena menganggap Serkan masih terlalu muda dan masih lajang di usianya yang ke dua puluh delapan tahun. Diam-diam Pangeran Serka terus menyelidiki kasus kematian ayahnya yang dia anggap tidak w
Setelah kembali disekap untuk dipindahkan dalam kondisi tangan serta mata terikat, kali ini Anelies mendapat kamar yang lebih layak. Anelies dimasukkan ke dalam kamar berukuran tiga kali tiga meter degan bilik toilet kecil dan ranjang seukuran tubuhnya. Paling tidak Anelies sudah tidak tidur di lantai dan ruangannya terang benderang. Ada jendela kaca bulat di dinding, satu-satunya akses dia bisa melihat keluar dan tahu pergantian hari.Anelies sedang dibawa dalam perjalanan mengunakan kapal pesiar besar, dia masih belum tahu akan dibawa ke mana. Seharusnya ini sudah hari ketiga jika Anelies tidak salah hitung sejak dia dipindahkan. Anelies belum pernah berada dalam pelayaran, dan sekarang dia agak mual, bahkan dia tidak berani mengintip ke luar karena takut melihat gelombang permukaan air."Jangan menyisakan makanan atau kami tidak akan memberimu makanan lagi!" seorang pengawal memasukkan makanan untuk Anelies dari lobang pintu.Anelies cuma memandangi makanan dalam piring logam bersek
PRANKKK!!!Terdengar suara pecahan gelas kaca yang jatuh ke lantai, Mara segera berlari menengok Jared."Ada apa?" kaget Mara melihat Jared telah menjatuhkan cangkir kopi yang baru dia buatkan."Aku hanya tidak sengaja menjatuhkannya," Jared Berbohong.Jared tidak mau Mara sampai tahu mengenai kilasan penglihatan yang baru muncul di kepalanya. Baru saja Jared melihat penglihatan Anelies yang gelap, benar-benar gelap tanpa cahaya hingga yang bisa Jared dengarkan cuma hembusan lemah dari napas anak gadisnya yang terkulai lemas. Anelies sedang dalam bahaya dan jared tidak mampu berbuat apa-apa untuk menjangkaunya."Biar kubuatkan lagi." Mara menyentuh bahu Jared agar tenang.Sebenarnya Mara juga tidak bodoh, Jared tidak akan setegang itu jika bukan karena baru melihat sesuatu. Yang membuat Mara semakin cemas adalah Jared yang tidak mau bercerita jujur, karena artinya bisa jauh lebih menakutkan bila Jared sampai pilih merahasiakannya sendiri."Istirahatlah jika kau capek." Mara mengelus ba
Anelies mendekat pelan-pelan untuk memastikan jika pria besar itu benar-benar sudah tidak bernapas dan Anelies kembali menyingkir ketakutan. Anelies baru saja membunuh, gadis muda itu sangat panik hingga yang bisa dia pikirkan cuma satu yaitu 'cara untuk kabur!' Anelies harus kabur sebelum ada yang tahu Tuan Husain sudah meninggal di kamarnya dengan posisi tertelungkup di atas ranjang dan sedang telanjang. Anelies menarik tirai jendela kemudian mengikatnya sambung menyambung untuk dia pakai turun dari lantai tiga. Kamar itu cukup tinggi, sangat mengerikan jika Anelies sampai terjatuh. Tapi Anelies sedang tidak punya pilihan, kematian pria kaya seperti Tuan Husain pasti akan segera membuat dunia ikut heboh. Yang harus Anelies lakukan sekarang adalah mencari tiang yang kuat untuk mengikat talinya. Anelies mengikat talinya ke kaki ranjan dan memastikan semua ikatannya sekali lagi. Anelies juga mengikat ujung talinya ke pinggang untuk berjaga-jaga jika dia terpeleset saat berpijak di d
Mara serta Jared masih berada di Hampton, jarak yang sebenarnya juga tidak terlalu jauh dari putri mereka. Tapi meskipun cuma berjarak sejengkal dan mungkin mereka saling berpapasan, bisa saja Jared atau Mara tidak mengenali Anelies dengan penampilan barunya. Apalagi sampai sejauh ini Anelies juga masih belum tahu jika dia punya keluarga kaya raya, punya ayah, punya ibu dan mereka semua sedang mencarinya."Apa kau masih belum mendapat informasi lagi mengenai putri kita?" Mara menghampiri Jared."Kita pasti menemukanya segera."Dari tadi Jared cuma terlihat duduk di dermaga memandang ke arah gulungan ombak yang berakhir landai ketika meraih pantai. Seperti itu pula perasaan mereka kali ini. Bergejolak seperti gelombang tapi berulang kali harus melandai hilang lagi seolah tanpa harapan."Kita harus tetap berhati-hati karena tidak boleh ada yang tahu jika putri kita selamat dari ledakan. Siapapun bisa ikut memburunya jika tahu Anelies masih hidup. Masih ada beberapa organisasi yang teta
"Aku tidak akan bisa mengeluarkan Antonio tanpa uang itu!" mohon Anelies pada kedua pria kulit hitam yang mengambil semua uangnya."Mereka pasti akan memberimu lagi. Pergi dan minta lagi pada Madam Lexsis!"Anelies dilepaskan dengan didorong kasar sampai terjungkal di lantai dan lututnya perih. Anelies benar-benar ingin membasmi manusia-manusia seperti mereka."Cepat pergi sebelum kami berubah pikiran!"Anelies juga sangat takut karena kedua pria kulit hitam itu jelas bisa berbuat keji padanya. Anelies benar-benar sedang tidak bisa menolong dirinya sendiri apa lagi Antonio. Anelies cuma bisa buru-buru kabur selagi ada kesempatan. Anelies berlari di lorong sepi dengan setengah terpincang-pincang dan berurai air mata karena semua kebodohannya. Sekarang Anelies tidak tahu kemana lagi harus mendapatkan uang lima puluh ribu dolar. Akhirnya Anelies kembali ke klub dan langsung melihat Pablo yang menyeringai ke arahnya. Anelies tidak ingin menemui pria jelek itu lagi, tapi dia tidak punya
"Lepaskan!" Anelies memukul-mukul lengan Pablo yang kaku seperti besi agar melepaskan cengkeraman di lehernya. "Aku tidak bisa bernapas!"Napas Anelies mulai tersendat dengan tangan besar Pablo Morez yang justru makin mencengkeramnya."Apa sekarang kau takut!" Desis Pablo tepat di depan wajah Anelies. Pria itu benar-benar jelek, bukan sekedar fisiknya tapi juga perangainya."Kau harus tahu diri di tempat ini!""Lepaskan aku, pengecut!"Banyak yang melihat Anelies ditekan ke atas meja tapi tidak ada satupun yang berani menolongnya jika sudah berurusan dengan Pablo Morez. Sebelum bekerja sebagai pengawal kepercayaan Madam Lexsis, Pablo sudah pernah beberapa kali keluar masuk penjara karena kasus pembunuhan dan pemerkosaan. Dia juga pernah menjadi pegulat liar, dan masih bisa dilihat berbagai bekas sayatan di bagian wajah serta lengannya yang di penuhi tato seram."Pemuda sialan itu tidak akan bisa menolongmu lagi!"Anelies semakin yakin jika Pablo yang telah bermain kotor di belakang Mad
Setelah George Loghan musnah Jeremy dan Brandon ingin melacak semua organisasi yang tersisa agar tidak kembali tumbuh dengan ideologi yang sama. Mereka adalah orang-orang yang ingin kembali membangkitkan kejayaan monarki, dan sangat mengimani George Loghan hingga seperti dewa mereka. Setelah George tidak ada tentu kiblat mereka akan mengarah pada putra yang telah dipersiapkan oleh George sebagai pemimpin mereka. Jared Landon adalah target yang sempurna, dia mutan yang kuat dan bisa sangat tidak terkendali. "Selama putri dari Jared belum ditemukan, kita semua harus waspada karena siapapun bisa memanfaatkan gadis itu untuk mengendalikan adik laki-lakiku!" Mereka semua sedang melacak keberadaan gadis berambut merah, mungkin anak buah George telah mengira jika gadis itu sudah ikut tewas bersama Georgen dalam ledakan yang menjadikannya debu, tapi Jared jelas tahu jika putrinya masih selamat dan mereka harus segera menemukannya sebelum yang lain tahu jika Anelies masih hidup dan akan ikut