JANGAN LUPA VOTE UNTUK MENDUKUNG CERITA INI AGAR BISA KEMBALI NAIK DAN DITEMUKAN OLEH BANYAK PEMBACA, BUAT PEMBACA YANG MAU BANTU PROMOIN JUGA BOLEH BANGET. POKOKNYA LUV U ^.^
Malam harinya setelah mereka makan malam, Lily masih berharap Carla mau bercerita tapi ternyata dia tetap tidak mau membahas apapun. Carla langsung tidur meringkuk memeluk guling seperti orang yang sedang kedinginan padahal kamar Lily cukup hangat.Lily tidak bisa memaksa karena masalah Carla sepertinya memang cukup sensitif. Lily cuma semakin cemas karena dia yakin Carla tidak hanya sedang tertekan tapi mungkin dia juga sedang diperas sama seperti dirinya. Meski itu baru dugaan tapi Lily jelas bisa melihat ada ketakutan yang coba disembunyikan Carla.Carla menginap dua malam di tempat tinggal lily dan mengabaikan telepon dari ayahnya sejak kemarin."Mungkin dia mengkhawatirkanmu." Lily menyarankan Carla agar mengangkat telepon orang tuanya."Aku akan pulang." Carla bangkit berdiri.Lily bisa mengerti dengan berbagai masalah rumit yang sedang dihadapi Carla meskipun dia menolak untuk berbagi bercerita. Tadi malam Carla hanya bercerita sekilas mengenai hubungannya yang semakin buruk den
Tangan Lily serasa bergetar ketika harus mencoret nama Carla dari list yang pernah dia buat. Tidak ada yang seratus persen baik dan tidak ada yang seratus persen buruk, demikian juga dengan sebuah hubungan yang wajar. Air mata Lily kembali mengalir tiap kali teringat malam kemarin ketika mereka masih tidur bersama. Berita kematian Carla yang Lily dengar hari ini rasanya masih seperti mimpi dan sulit untuk dipercaya. Kematian memang tidak dapat dihentikan, tapi bencana yang terus beruntun rasanya tetap tidak wajar untuk disebut kebetulan.*****Brandon Lington kembali dipersilahkan duduk di hadapan Inspektur Conrald yang sudah menunggunya. Setelah memperlihatkan hasil rekaman kamera CCTV dari rumah korban Inspektur Conrald juga langsung memberikan pertanyaan untuk pemuda itu"Berdasarkan hasil rekaman kamera CCTV dan keterangan pihak keluarga kau datang mengunjungi korban tadi malam?""Ya." Brandon masih cukup tenang. "Tapi bukankah jelas dalam video itu jika Carla masih hidup ketika a
Ayah Carla adalah seorang politikus berpengaruh, dia tidak terima dengan kematian putrinya dan menuntut kasusnya diusut sampai tuntas meskipun Carla ditemukan meninggal karena overdosis. Kedua orang tua Carla tidak percaya jika putri mereka menjadi pecandu obat-obatan terlarang karena yang mereka tahu Carla sangat sehat bahkan dia tidak minum alkohol."Aku sangat takut." Telapak tangan Lily terus menggigil, menggenggam kencang ponsel yang masih menempel di telinganya."Aku akan segera ke sana dan ingat jangan memberi keterangan apapun sebelum aku tiba!" Tobias mengigatkan Lily dengan tegas.Tobias juga menambahkan beberapa peringatan agar Lily patuhi. Lily hanya terus mengangguk sambil memperhatikan beberapa petugas kepolisian yang masih berkeliaran di rumahnya."Sekarang tutup teleponnya dan lakukan apa yang tadi kuperintahkan."Lily menutup panggilan teleponnya kemudian menghampiri Inspektur Conrald."Aku tidak akan memberi keterangan apapun sampai pengacara dan keluargaku tiba." Lil
Carla dimakamkan dalam suasana duka yang luar biasa, diiringi rintik hujan dan mendung gelap yang masih bergelayut suram sejak badai tadi malam. Ibu Carla terlihat terus meremas gumpalan tisu di tangannya yang sudah lembab, ayah Carla sedang berbisik untuk menenangkan karena bagaimanapun mereka berdua sedang sama-sama kehilangan seorang putri. Sementara istri baru ayah Carla juga duduk di sisinya yang lain, duduk tegak dan tegang karena sedang ikut menjadi pusat perhatian canggung oleh semua keluarga Lington. Seluruh keluarga Lington ikut hadir termasuk David Lington beserta istrinya. Lily datang ke pemakaman bersama Tobias yang baru tiba satu jam lalu, mereka duduk di barisan kursi paling belakang karena datang terlambat. Salah seorang perwakilan dari keluarga Lington sedang menyampaikan pidatonya, menceritakan bertapa manis dan menyenangkan sosok Carla di tengah keluarga mereka. Gadis yang masih sangat muda dan ikut menjadi penyesalan mereka semua karena harus pergi begitu cepat.
Brandon baru keluar dari kamar mandi hanya degan memakai handuk putih selutut yang dia lilitkan di pinggang, dia sangat terkejut melihat Lily berdiri di depan pintu. Lily sudah berpakaian rapi dan terlihat siap untuk pergi. Brandon tidak tahu jika gadis itu bisa sangat berbahaya karena sedang menyelipkan pistol di belakang pinggangnya.Brandon langsung berjalan menghampiri gadisnya yang sedang terlihat sangat manis. Lily juga membiarkan pemuda itu mendekat untuk kembali menciumnya. Bibir brandon terasa dingin dan berasa mint segar. Lily menyambut ciumannya sambil menyisir rambut lembap Brandon yang sebagian jatuh berayun di dahi. Lily tidak pernah tahu apa yang ada di kepala seorang Brandon Lington sama halnya Brandon yang juga tidak akan pernah menduga dengan hal mengerikan apa yang sedang direncanakan Lily karena gadis itu sedang terasa sangat manis.Lily menyambut belaian lidah yang didesakkan Brandon dengan mulut terbuka untuk mempersilahkan dan balas menghisapnya dalam gelungan l
Orang yang sedang syok biasanya belum sepenuhnya sadar dengan apa yang terjadi. Termasuk juga dengan Lily kali ini ketika melihat pemuda yang dia kenal meregang nyawa di hadapannya.Lily belum pernah melihat orang meninggal bahkan ketika dulu ayahnya James meninggal Geby tidak mengijinkannya untuk menemani. Tubuh Lily masih bergetar menatap mata Brandon yang terbuka lebar menatapnya tapi sudah tidak bergerak dan bibirnya mulai membiru. Rasanya benar-benar seperti dejavu atas tragedi yang pernah menimpa Mikey. Brandon dibunuh dengan cara yang sama persis.Lily juga segera sadar jika daftar namanya telah berkurang satu lagi. Sepertinya Brandon juga dijebak untuk datang ke motel dan pembunuhnya masih berkeliaran. Otak Lily langsung disergap oleh berbagai hal mengerikan. Kematian Brandon Lington pasti akan segera menggemparkan seluruh Glasgow. Keluarga Lington tidak akan tinggal diam dan Lily yakin siapa yang bakal langsung dicurigai oleh Inspektur Conrald jika Brandon Lington yang menj
Tobias yang jenius memang sudah merencanakan semuanya dengan sangat rapi serta hati-hati. Dia tahu jika yang dia hadapi kali ini adalah seorang pemuda yang bisa sangat licik dan tidak mudah dijerat. Tobias memasukkan racun ke dalam kaleng bir yang belum dibuka mengunakan jarum suntik kemudian menutup bekas lobangnya mengunakan selotip transparan sehingga korban tidak sadar ketika mengambil kaleng minuman yang tergeletak di atas dashboard mobilnya. Tobias juga memilih bir karena dia tahu Lily tidak akan mungkin mau ikut meminumnya.Tobias sudah meretas ponsel Lily, mengetahui dengan siapa saja gadis itu berkomunikasi. Tobias juga akan tahu semua data transaksi keuangan yang dilakukan Lily karena Tobias yang memberikan kartu untuk gadis itu. Tobias sudah mempersiapkan semuanya, jadi setelah mengantarkan Lily ke sekolah sebenarnya dia juga langsung menjalankan aksinya.Tobias memasang kamera di kamar motel agar bisa memantau korbannya. Lily yang nanti akan datang lebih dulu. Tobias ting
"Sebentar lagi petugas medis akan memeriksamu hanya sekedar memastikan jika kau baik-baik saja." Seorang polisi wanita memberi Lily selimut untuk menghangatkan tubuhnya yang menggigil kedinginan. Lily memang terlihat sangat buruk, pucat, syok, dan berantakan. Lily juga diberi satu gelas minuman hangat serta diajak masuk ke sebuah ruangan yang lumayan nyaman. Meskipun sudah mulai memasuki awal musim semi tapi suhu udara di luar masih sangat dingin disertai hujan yang juga tidak kunjung reda. Secara keseluruhan Lily diperlakukan dengan sangat baik. Padahal sebelumnya ia mengira akan dibawa ke sebuah sel berdinding dingin dan dicerca oleh berbagai pertanyaan sampai dia mau mengakui semua kejahatan yang sebenarnya tidak dia lakukan. "Ini ada di mana?" tanya Lily setelah merasa lebih fokus. "Kau masih berada di kantor kepolisian Distrik Selatan Glasgow." Lily sudah tahu jika dirinya sedang berada di kantor polisi, dia hanya masih linglung dengan apa yang terjadi. "Keluargamu melaporka
Anelies semakin menggigil dengan pakaian basah yang menempel di tubuhnya. Suhu ruangan di kamar itu semakin turun. Sepertinya Anelies juga sedang dibawa ke arah utara, entah akan diapakan lagi setelah ini, dia benar-benar tidak tahu nasibnya akan berujung seperti apa. Anelies pikir, jika Omar mengatakan dia akan diadili, seharusnya ia tidak dibawa ke utara tapi ke timur. Rasanya sangat aneh namun Anelies belum sempat memikirkannya, sekarang dia harus segera mengeringkan pakaian jika tidak mau benar-benar membeku. Anelies segera membuka pakain longgar basahnya untuk dia peras. Sama seperti kemarin, Anelies diberi pakaian wanita berpotongan longgar dengan warna serba hitam. Anelies baru akan memeras pakaian basah tersebut ketika tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan Anelies menjerit. "Oh Tuhan!" Kaget laki-laki itu tidak kalah syok melihat Anelies telanjang. "Apa yang kau lakukan!" Anelies segera melempar pakaian basahnya ke lantai dan menyambar seprai untuk menggulung tubuhnya yang s
Tuan Husain diberitakan meninggal akibat serangan jantung di rumah istri seniornya. Tidak ada yang tahu jika sebenarnya pemimpin besar itu ditemukan sedang dalam kondisi telanjang dan tertelungkup di kamar istri muda yang baru beberapa saat dia nikahi. Pangeran Serkan sengaja menyembunyikan fakta tersebut untuk melindungi reputasi keluarganya. Serkan adalah putra kedua dari istri senior Tuan Husain. Kakak laki-laki Serkan mengalami koma selama hampir dua puluh tahun dan cuma hidup karena berbagai alat penopang kehidupan yang terpasang di tubuhnya. Tuan Husain juga sudah memiliki dua istri muda, dia punya tiga putra dari istri keduanya dan dua putri dari istri ketiga. Setelah Tuan Husain meninggal otomatis Serkan yang mengantikan posisi ayahnya. Posisi yang sempat ditentang oleh paman-pamannya karena menganggap Serkan masih terlalu muda dan masih lajang di usianya yang ke dua puluh delapan tahun. Diam-diam Pangeran Serka terus menyelidiki kasus kematian ayahnya yang dia anggap tidak w
Setelah kembali disekap untuk dipindahkan dalam kondisi tangan serta mata terikat, kali ini Anelies mendapat kamar yang lebih layak. Anelies dimasukkan ke dalam kamar berukuran tiga kali tiga meter degan bilik toilet kecil dan ranjang seukuran tubuhnya. Paling tidak Anelies sudah tidak tidur di lantai dan ruangannya terang benderang. Ada jendela kaca bulat di dinding, satu-satunya akses dia bisa melihat keluar dan tahu pergantian hari.Anelies sedang dibawa dalam perjalanan mengunakan kapal pesiar besar, dia masih belum tahu akan dibawa ke mana. Seharusnya ini sudah hari ketiga jika Anelies tidak salah hitung sejak dia dipindahkan. Anelies belum pernah berada dalam pelayaran, dan sekarang dia agak mual, bahkan dia tidak berani mengintip ke luar karena takut melihat gelombang permukaan air."Jangan menyisakan makanan atau kami tidak akan memberimu makanan lagi!" seorang pengawal memasukkan makanan untuk Anelies dari lobang pintu.Anelies cuma memandangi makanan dalam piring logam bersek
PRANKKK!!!Terdengar suara pecahan gelas kaca yang jatuh ke lantai, Mara segera berlari menengok Jared."Ada apa?" kaget Mara melihat Jared telah menjatuhkan cangkir kopi yang baru dia buatkan."Aku hanya tidak sengaja menjatuhkannya," Jared Berbohong.Jared tidak mau Mara sampai tahu mengenai kilasan penglihatan yang baru muncul di kepalanya. Baru saja Jared melihat penglihatan Anelies yang gelap, benar-benar gelap tanpa cahaya hingga yang bisa Jared dengarkan cuma hembusan lemah dari napas anak gadisnya yang terkulai lemas. Anelies sedang dalam bahaya dan jared tidak mampu berbuat apa-apa untuk menjangkaunya."Biar kubuatkan lagi." Mara menyentuh bahu Jared agar tenang.Sebenarnya Mara juga tidak bodoh, Jared tidak akan setegang itu jika bukan karena baru melihat sesuatu. Yang membuat Mara semakin cemas adalah Jared yang tidak mau bercerita jujur, karena artinya bisa jauh lebih menakutkan bila Jared sampai pilih merahasiakannya sendiri."Istirahatlah jika kau capek." Mara mengelus ba
Anelies mendekat pelan-pelan untuk memastikan jika pria besar itu benar-benar sudah tidak bernapas dan Anelies kembali menyingkir ketakutan. Anelies baru saja membunuh, gadis muda itu sangat panik hingga yang bisa dia pikirkan cuma satu yaitu 'cara untuk kabur!' Anelies harus kabur sebelum ada yang tahu Tuan Husain sudah meninggal di kamarnya dengan posisi tertelungkup di atas ranjang dan sedang telanjang. Anelies menarik tirai jendela kemudian mengikatnya sambung menyambung untuk dia pakai turun dari lantai tiga. Kamar itu cukup tinggi, sangat mengerikan jika Anelies sampai terjatuh. Tapi Anelies sedang tidak punya pilihan, kematian pria kaya seperti Tuan Husain pasti akan segera membuat dunia ikut heboh. Yang harus Anelies lakukan sekarang adalah mencari tiang yang kuat untuk mengikat talinya. Anelies mengikat talinya ke kaki ranjan dan memastikan semua ikatannya sekali lagi. Anelies juga mengikat ujung talinya ke pinggang untuk berjaga-jaga jika dia terpeleset saat berpijak di d
Mara serta Jared masih berada di Hampton, jarak yang sebenarnya juga tidak terlalu jauh dari putri mereka. Tapi meskipun cuma berjarak sejengkal dan mungkin mereka saling berpapasan, bisa saja Jared atau Mara tidak mengenali Anelies dengan penampilan barunya. Apalagi sampai sejauh ini Anelies juga masih belum tahu jika dia punya keluarga kaya raya, punya ayah, punya ibu dan mereka semua sedang mencarinya."Apa kau masih belum mendapat informasi lagi mengenai putri kita?" Mara menghampiri Jared."Kita pasti menemukanya segera."Dari tadi Jared cuma terlihat duduk di dermaga memandang ke arah gulungan ombak yang berakhir landai ketika meraih pantai. Seperti itu pula perasaan mereka kali ini. Bergejolak seperti gelombang tapi berulang kali harus melandai hilang lagi seolah tanpa harapan."Kita harus tetap berhati-hati karena tidak boleh ada yang tahu jika putri kita selamat dari ledakan. Siapapun bisa ikut memburunya jika tahu Anelies masih hidup. Masih ada beberapa organisasi yang teta
"Aku tidak akan bisa mengeluarkan Antonio tanpa uang itu!" mohon Anelies pada kedua pria kulit hitam yang mengambil semua uangnya."Mereka pasti akan memberimu lagi. Pergi dan minta lagi pada Madam Lexsis!"Anelies dilepaskan dengan didorong kasar sampai terjungkal di lantai dan lututnya perih. Anelies benar-benar ingin membasmi manusia-manusia seperti mereka."Cepat pergi sebelum kami berubah pikiran!"Anelies juga sangat takut karena kedua pria kulit hitam itu jelas bisa berbuat keji padanya. Anelies benar-benar sedang tidak bisa menolong dirinya sendiri apa lagi Antonio. Anelies cuma bisa buru-buru kabur selagi ada kesempatan. Anelies berlari di lorong sepi dengan setengah terpincang-pincang dan berurai air mata karena semua kebodohannya. Sekarang Anelies tidak tahu kemana lagi harus mendapatkan uang lima puluh ribu dolar. Akhirnya Anelies kembali ke klub dan langsung melihat Pablo yang menyeringai ke arahnya. Anelies tidak ingin menemui pria jelek itu lagi, tapi dia tidak punya
"Lepaskan!" Anelies memukul-mukul lengan Pablo yang kaku seperti besi agar melepaskan cengkeraman di lehernya. "Aku tidak bisa bernapas!"Napas Anelies mulai tersendat dengan tangan besar Pablo Morez yang justru makin mencengkeramnya."Apa sekarang kau takut!" Desis Pablo tepat di depan wajah Anelies. Pria itu benar-benar jelek, bukan sekedar fisiknya tapi juga perangainya."Kau harus tahu diri di tempat ini!""Lepaskan aku, pengecut!"Banyak yang melihat Anelies ditekan ke atas meja tapi tidak ada satupun yang berani menolongnya jika sudah berurusan dengan Pablo Morez. Sebelum bekerja sebagai pengawal kepercayaan Madam Lexsis, Pablo sudah pernah beberapa kali keluar masuk penjara karena kasus pembunuhan dan pemerkosaan. Dia juga pernah menjadi pegulat liar, dan masih bisa dilihat berbagai bekas sayatan di bagian wajah serta lengannya yang di penuhi tato seram."Pemuda sialan itu tidak akan bisa menolongmu lagi!"Anelies semakin yakin jika Pablo yang telah bermain kotor di belakang Mad
Setelah George Loghan musnah Jeremy dan Brandon ingin melacak semua organisasi yang tersisa agar tidak kembali tumbuh dengan ideologi yang sama. Mereka adalah orang-orang yang ingin kembali membangkitkan kejayaan monarki, dan sangat mengimani George Loghan hingga seperti dewa mereka. Setelah George tidak ada tentu kiblat mereka akan mengarah pada putra yang telah dipersiapkan oleh George sebagai pemimpin mereka. Jared Landon adalah target yang sempurna, dia mutan yang kuat dan bisa sangat tidak terkendali. "Selama putri dari Jared belum ditemukan, kita semua harus waspada karena siapapun bisa memanfaatkan gadis itu untuk mengendalikan adik laki-lakiku!" Mereka semua sedang melacak keberadaan gadis berambut merah, mungkin anak buah George telah mengira jika gadis itu sudah ikut tewas bersama Georgen dalam ledakan yang menjadikannya debu, tapi Jared jelas tahu jika putrinya masih selamat dan mereka harus segera menemukannya sebelum yang lain tahu jika Anelies masih hidup dan akan ikut