VOTE YA
Kemarin Geby sudah membuat janji untuk bertemu dengan seseorang siang ini, karena itu dia harus menciptakan kebohongan pada Jeremy. "Aku akan pergi ke makam sebelum salju mulai turun." Kebetulan cuaca di luar sedang lumayan cerah dalam arti tidak sedang turun rintik hujan. "Apa kau mau kuantar?" Jemy menawarkan diri. "Tidak perlu, selesaikan saja pekerjaanmu, aku tahu kau sibuk." Geby memeluk bahu Jeremy dari belakang punggung sandaran kursi utuk dia cium ketika pria itu berpaling. "Suruh sopir untuk mengantarmu." "Ya," Geby berbohong. Geby beralasan pergi ke makam James, padahal siang itu dia sedang menyetir sendiri sampai melewati jembatan River Wood. Kota kecil terdekat dengan tanah keluarga mereka itu dulunya juga merupakan tanah milik keluarga Loghan yang telah diberikan untuk warga lokal setelah puluhan dekade bermukim di sana. Untuk ukuran kota yang tergolong tidak terlalu padat trotoarnya terlihat cukup ramai di jam makan siang. Geby membuat janji dengan seseorang di sal
Brandon memang tidak pernah tahu malu untuk meminta kemauannya dengan terus terang dan berapakalipun Lily sudah pernah melihat lelaki itu telanjang nyatanya tetap saja mengerikan untuk dihadapi seperti ini. Lily menatap otot keras lelakinya yang sudah membusung tepat di hadapan mata, lengkap dengan kaki kokoh pria terbalut otot liat meregang. Brandon Lington bukan cuma besar serta keras dengan segala kemauannya, dia juga merupakan struktur sempurna dari hormon maskulin pria yang penuh arogansi, sangat percaya diri tanpa pernah mau terkalahkan."Kau cuma mengantar sup, bukan sebuah jasa besar, kurasa imbalannya belum sebesar ini!""Kau mau memerasku!" tuduh brandon yang juga selalu langsung tepat sasaran jika Lily hendak berkelit."Ya, jika ada kesempatan!" Lily malah mengangkat dagu pada pria tinggi besar di hadapannya."Kau ini istri macam apa?""Istri yang kau nikahi dengan paksa dan tega kau siksa agar mencintaimu sampai tidak bisa menghirup udara karena tergila-gila padamu Barandon
Norman Bizil terus menggenggam erat telapak tangan Anelies meski gadis itu sudah nampak kesakitan."Lepaskan ketakutanmu dan biarkan aku bantu mengatasinya," bujuk Norman dalam suara rendah.Akhir-akhir ini Norman merasa kesulitan untuk menjangkau pikiran Anelies yang tumbuh semakin kuat dan sering tidak terduga."Kau cukup percaya saja padaku dan ketakutanmu akan ikut lenyap." Norman terus membujuk.Anelies pura-pura mematuhinya meski sebenarnya Anelies tidak suka pikirannya dimasuki oleh orang lain. Sekarang Anelies sudah mulai bisa melawan jika memang tidak ingin, bahkan beberapa kali Anelies juga berhasil balik menangkap kilasan dari isi kepala Norman Bizil tanpa pria itu sadari. Karena itu Anelies harus berusaha keras menyembunyikanya, Anelies tidak mau siapapun tahu dengan apa yang ingin dia sembunyikan meski hasilnya akan sangat sakit luar biasa seperti ini. Anelies yakin suatu saat dia akan bisa balik menyalurkan isi pikiran yang dia inginkan kepada orang lain, Anelies hanya ha
"Apa kau sudah menemukan petunjuk?" tanya Geby pada sambungan teleponnya dengan Nathan."Aku hanya menemukan beberapa jejak penelusuran di situs penerjemah sandi. Sepertinya ada orang lain yang juga sedang mencari tahu mengenai jenis tulisan serupa.""Sekitar tiga tahun yang lalu, Jeremy pernah meminta beberapa ahli kriptografi untuk coba membaca sandi dalam buku-buku tua kakeknya.""Aku curiga ini dilakukan oleh orang lain karena jejaknya sudah jauh lebih lama, belasan bahkan puluhan tahun lalu.""Oh!" Geby terkejut. "Apa mungkin James juga pernah berusaha untuk mencari tahu?" Geby coba untuk menebak."Sepertinya bukan dia, karena ada halaman yang sama baru di upload sekitar lima tahun belakangan ini.""George Loghan!" tebak Geby berikutnya dan sepertinya juga langsung di sepakati oleh Nathan."Aku menduga dia juga masih sedang mencari tahu.""Jadi George Loghan juga belum tahu?" Geby semakin yakin jika semua yang ditulis Sir. William Loghan bukan main-main. "George Loghan juga sedan
"Jangan pernah menghubungiku sampai aku memperbolehkanmu!" perintah George pada Margaret Lington. "Baiklah." Margaret memang akan selalu setia pada pria yang dia cintai. "Jangan pergi kemanapun sampai aku menemukan siapa yang telah coba meretas komunikasi kita." Margaret Juga akan selalu patuh dengan apapun yang diperintahkan oleh George Loghan. George curiga musuhnya kali ini juga sudah mulai melangkah lebih berani. Tapi entah atas perintah siapa, yang jelas bukan Brandon Lington atau Jared Landon karena kerjanya sangat rapi dan hanya manusia berkemampuan khusus yang seharusnya bisa berbuat seperti itu. George terus berpikir dan kembali memperhatikan hasil rekaman kamera tersembunyi yang waktu itu dia tinggalkan di kamar hotel. Pria tinggi besar dengan masker dan kacamata hitam itu ikut keluar dari pintu balkon bersama Jared. Mustahil manusia normal bisa melompat dari atas gedung puluhan lantai, kecuali pemuda itu juga merupakan salah satu dari jenis mereka. "Apa kau belum selesa
Dominic Rodriguez adalah pemimpin dari organisasi kejahatan terorganisir yang bukan main-main. Jaringannya bisa berada di mana-mana dan jumlah kaki tangannya bisa sangat tidak terduga. Dom bukan cuma tega merenggutnyawa sebagai imbalan, dia juga telah melakukan banyak pembunuhan dengan tangannya sendiri tanpa rasa iba. Jelas Dom berbeda dengan Jared Landon atau Jeremy Loghan. Meskipun memiliki kekuasaan tapi Jeremy bukan pelaku kejahatan apalagi hingga sengaja tega melenyapkan nyawa manusia. Tapi apapun bentuk kejahatan yang pernah di lakukan oleh Dominic Rodriguez, dan misalkan seluruh tubuh manusia yang pernah dia bantai dalam seumur hidupnya ditumpuk jadi satu, semua itu tetap tidak akan sebanding dengan banyaknya nyawa yang bakal direnggut oleh George Loghan dalam satu hari jika sampai rencana jahatnya berhasil."Aku sendiri yang akan membunuhnya!" tegas Brandon karena menurutnya cuma satu cara itu untuk menghentikan semua langkah George Loghan serta seluruh rencana kejahatan besar
"Bagaimana kau bisa tega melakukannya!" marah Tobias yang baru tahu jika ayahnya masih bersekongkol dengan George Loghan."Aku terpaksa melakukanya.""Hanya manusia tidak punya harga diri yang bisa dipaksa untuk berbuat keji seperti itu!" Tobias akan tetap bertindak tegas meski kali ini harus berhadapan dengan ayahnya sendiri."George Loghan yang memberi perintah, jika bukan aku yang melakukanya dia tetap akan menemukan orang lain untuk pekerjaan itu." Mr. Harlot balas menatap putranya. "Dia menyuruhku membunuh James serta istrinya, tapi sungguh aku tidak pernah berniat mencelakai James. Aku yakin kau juga tahu jika aku ingin James bisa menikahi Geby dan berharap kelak James bisa mengalahkan ayahnya. Aku benar-benar tidak menyangka jika James akan ikut mengendarai boat, itu semua di luar rencana. Aku juga tidak menyangka jika George Loghan bisa mencium pengkhianatanku."Mr. Harlot tetap menatap putranya yang masih tidak bergeming untuk perduli dengan pembelaan apapun."Kau juga yang be
Jared pilih berlari dari arah perbukitan untuk lebih cepat sampai di area makam keluarga Loghan, karena jika mengunakan mobil, ia justru harus memalui jalan memutar yang membuang waktu. Jared tidak boleh terlambat, Geby dalam bahaya. Berbagai pikiran mengerikan juga sedang mencengkram otaknya.Jared berlari hingga jantungnya seperti ikut terlontar lepas, dia melesat seperti peluru. Kaki Jared adalah struktur jaringan otot padat yang dapat melompat seperti pegas pelontar dan mendarat lagi dengan suara derap bertenaga.Jared terus berlari, melompat dan melesat seperti mutan ketika terpelanting dan mendarat di atas batu, tanah, atau ketika dia melompati dahan pohon serta anak sungai di lereng perbukitan. Manusia normal tidak akan bisa seperti itu. Jared telah mengalami perkembangan fisik sempurna dari mesin pembunuh berwujud manusia, bisa sangat berbahaya jika dikuasai oleh orang yang salah. Tapi jiwa liar Jared yang sulit untuk dikendalikan membuat pemuda itu mustahil untuk bisa George m
Anelies semakin menggigil dengan pakaian basah yang menempel di tubuhnya. Suhu ruangan di kamar itu semakin turun. Sepertinya Anelies juga sedang dibawa ke arah utara, entah akan diapakan lagi setelah ini, dia benar-benar tidak tahu nasibnya akan berujung seperti apa. Anelies pikir, jika Omar mengatakan dia akan diadili, seharusnya ia tidak dibawa ke utara tapi ke timur. Rasanya sangat aneh namun Anelies belum sempat memikirkannya, sekarang dia harus segera mengeringkan pakaian jika tidak mau benar-benar membeku. Anelies segera membuka pakain longgar basahnya untuk dia peras. Sama seperti kemarin, Anelies diberi pakaian wanita berpotongan longgar dengan warna serba hitam. Anelies baru akan memeras pakaian basah tersebut ketika tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan Anelies menjerit. "Oh Tuhan!" Kaget laki-laki itu tidak kalah syok melihat Anelies telanjang. "Apa yang kau lakukan!" Anelies segera melempar pakaian basahnya ke lantai dan menyambar seprai untuk menggulung tubuhnya yang s
Tuan Husain diberitakan meninggal akibat serangan jantung di rumah istri seniornya. Tidak ada yang tahu jika sebenarnya pemimpin besar itu ditemukan sedang dalam kondisi telanjang dan tertelungkup di kamar istri muda yang baru beberapa saat dia nikahi. Pangeran Serkan sengaja menyembunyikan fakta tersebut untuk melindungi reputasi keluarganya. Serkan adalah putra kedua dari istri senior Tuan Husain. Kakak laki-laki Serkan mengalami koma selama hampir dua puluh tahun dan cuma hidup karena berbagai alat penopang kehidupan yang terpasang di tubuhnya. Tuan Husain juga sudah memiliki dua istri muda, dia punya tiga putra dari istri keduanya dan dua putri dari istri ketiga. Setelah Tuan Husain meninggal otomatis Serkan yang mengantikan posisi ayahnya. Posisi yang sempat ditentang oleh paman-pamannya karena menganggap Serkan masih terlalu muda dan masih lajang di usianya yang ke dua puluh delapan tahun. Diam-diam Pangeran Serka terus menyelidiki kasus kematian ayahnya yang dia anggap tidak w
Setelah kembali disekap untuk dipindahkan dalam kondisi tangan serta mata terikat, kali ini Anelies mendapat kamar yang lebih layak. Anelies dimasukkan ke dalam kamar berukuran tiga kali tiga meter degan bilik toilet kecil dan ranjang seukuran tubuhnya. Paling tidak Anelies sudah tidak tidur di lantai dan ruangannya terang benderang. Ada jendela kaca bulat di dinding, satu-satunya akses dia bisa melihat keluar dan tahu pergantian hari.Anelies sedang dibawa dalam perjalanan mengunakan kapal pesiar besar, dia masih belum tahu akan dibawa ke mana. Seharusnya ini sudah hari ketiga jika Anelies tidak salah hitung sejak dia dipindahkan. Anelies belum pernah berada dalam pelayaran, dan sekarang dia agak mual, bahkan dia tidak berani mengintip ke luar karena takut melihat gelombang permukaan air."Jangan menyisakan makanan atau kami tidak akan memberimu makanan lagi!" seorang pengawal memasukkan makanan untuk Anelies dari lobang pintu.Anelies cuma memandangi makanan dalam piring logam bersek
PRANKKK!!!Terdengar suara pecahan gelas kaca yang jatuh ke lantai, Mara segera berlari menengok Jared."Ada apa?" kaget Mara melihat Jared telah menjatuhkan cangkir kopi yang baru dia buatkan."Aku hanya tidak sengaja menjatuhkannya," Jared Berbohong.Jared tidak mau Mara sampai tahu mengenai kilasan penglihatan yang baru muncul di kepalanya. Baru saja Jared melihat penglihatan Anelies yang gelap, benar-benar gelap tanpa cahaya hingga yang bisa Jared dengarkan cuma hembusan lemah dari napas anak gadisnya yang terkulai lemas. Anelies sedang dalam bahaya dan jared tidak mampu berbuat apa-apa untuk menjangkaunya."Biar kubuatkan lagi." Mara menyentuh bahu Jared agar tenang.Sebenarnya Mara juga tidak bodoh, Jared tidak akan setegang itu jika bukan karena baru melihat sesuatu. Yang membuat Mara semakin cemas adalah Jared yang tidak mau bercerita jujur, karena artinya bisa jauh lebih menakutkan bila Jared sampai pilih merahasiakannya sendiri."Istirahatlah jika kau capek." Mara mengelus ba
Anelies mendekat pelan-pelan untuk memastikan jika pria besar itu benar-benar sudah tidak bernapas dan Anelies kembali menyingkir ketakutan. Anelies baru saja membunuh, gadis muda itu sangat panik hingga yang bisa dia pikirkan cuma satu yaitu 'cara untuk kabur!' Anelies harus kabur sebelum ada yang tahu Tuan Husain sudah meninggal di kamarnya dengan posisi tertelungkup di atas ranjang dan sedang telanjang. Anelies menarik tirai jendela kemudian mengikatnya sambung menyambung untuk dia pakai turun dari lantai tiga. Kamar itu cukup tinggi, sangat mengerikan jika Anelies sampai terjatuh. Tapi Anelies sedang tidak punya pilihan, kematian pria kaya seperti Tuan Husain pasti akan segera membuat dunia ikut heboh. Yang harus Anelies lakukan sekarang adalah mencari tiang yang kuat untuk mengikat talinya. Anelies mengikat talinya ke kaki ranjan dan memastikan semua ikatannya sekali lagi. Anelies juga mengikat ujung talinya ke pinggang untuk berjaga-jaga jika dia terpeleset saat berpijak di d
Mara serta Jared masih berada di Hampton, jarak yang sebenarnya juga tidak terlalu jauh dari putri mereka. Tapi meskipun cuma berjarak sejengkal dan mungkin mereka saling berpapasan, bisa saja Jared atau Mara tidak mengenali Anelies dengan penampilan barunya. Apalagi sampai sejauh ini Anelies juga masih belum tahu jika dia punya keluarga kaya raya, punya ayah, punya ibu dan mereka semua sedang mencarinya."Apa kau masih belum mendapat informasi lagi mengenai putri kita?" Mara menghampiri Jared."Kita pasti menemukanya segera."Dari tadi Jared cuma terlihat duduk di dermaga memandang ke arah gulungan ombak yang berakhir landai ketika meraih pantai. Seperti itu pula perasaan mereka kali ini. Bergejolak seperti gelombang tapi berulang kali harus melandai hilang lagi seolah tanpa harapan."Kita harus tetap berhati-hati karena tidak boleh ada yang tahu jika putri kita selamat dari ledakan. Siapapun bisa ikut memburunya jika tahu Anelies masih hidup. Masih ada beberapa organisasi yang teta
"Aku tidak akan bisa mengeluarkan Antonio tanpa uang itu!" mohon Anelies pada kedua pria kulit hitam yang mengambil semua uangnya."Mereka pasti akan memberimu lagi. Pergi dan minta lagi pada Madam Lexsis!"Anelies dilepaskan dengan didorong kasar sampai terjungkal di lantai dan lututnya perih. Anelies benar-benar ingin membasmi manusia-manusia seperti mereka."Cepat pergi sebelum kami berubah pikiran!"Anelies juga sangat takut karena kedua pria kulit hitam itu jelas bisa berbuat keji padanya. Anelies benar-benar sedang tidak bisa menolong dirinya sendiri apa lagi Antonio. Anelies cuma bisa buru-buru kabur selagi ada kesempatan. Anelies berlari di lorong sepi dengan setengah terpincang-pincang dan berurai air mata karena semua kebodohannya. Sekarang Anelies tidak tahu kemana lagi harus mendapatkan uang lima puluh ribu dolar. Akhirnya Anelies kembali ke klub dan langsung melihat Pablo yang menyeringai ke arahnya. Anelies tidak ingin menemui pria jelek itu lagi, tapi dia tidak punya
"Lepaskan!" Anelies memukul-mukul lengan Pablo yang kaku seperti besi agar melepaskan cengkeraman di lehernya. "Aku tidak bisa bernapas!"Napas Anelies mulai tersendat dengan tangan besar Pablo Morez yang justru makin mencengkeramnya."Apa sekarang kau takut!" Desis Pablo tepat di depan wajah Anelies. Pria itu benar-benar jelek, bukan sekedar fisiknya tapi juga perangainya."Kau harus tahu diri di tempat ini!""Lepaskan aku, pengecut!"Banyak yang melihat Anelies ditekan ke atas meja tapi tidak ada satupun yang berani menolongnya jika sudah berurusan dengan Pablo Morez. Sebelum bekerja sebagai pengawal kepercayaan Madam Lexsis, Pablo sudah pernah beberapa kali keluar masuk penjara karena kasus pembunuhan dan pemerkosaan. Dia juga pernah menjadi pegulat liar, dan masih bisa dilihat berbagai bekas sayatan di bagian wajah serta lengannya yang di penuhi tato seram."Pemuda sialan itu tidak akan bisa menolongmu lagi!"Anelies semakin yakin jika Pablo yang telah bermain kotor di belakang Mad
Setelah George Loghan musnah Jeremy dan Brandon ingin melacak semua organisasi yang tersisa agar tidak kembali tumbuh dengan ideologi yang sama. Mereka adalah orang-orang yang ingin kembali membangkitkan kejayaan monarki, dan sangat mengimani George Loghan hingga seperti dewa mereka. Setelah George tidak ada tentu kiblat mereka akan mengarah pada putra yang telah dipersiapkan oleh George sebagai pemimpin mereka. Jared Landon adalah target yang sempurna, dia mutan yang kuat dan bisa sangat tidak terkendali. "Selama putri dari Jared belum ditemukan, kita semua harus waspada karena siapapun bisa memanfaatkan gadis itu untuk mengendalikan adik laki-lakiku!" Mereka semua sedang melacak keberadaan gadis berambut merah, mungkin anak buah George telah mengira jika gadis itu sudah ikut tewas bersama Georgen dalam ledakan yang menjadikannya debu, tapi Jared jelas tahu jika putrinya masih selamat dan mereka harus segera menemukannya sebelum yang lain tahu jika Anelies masih hidup dan akan ikut